Chapter 7: Hello Party and All this Relation-poop
‘Yong-gi Honey, Kakak yakin kamu telah dihubungi Nyonya Park. Jadi kamu harus menuruti apapun keinginannya. Kamu tahu kan kalau menolak, Nenek akan mengirimmu kemana?’
Itulah sederet kalimat yang ia dapat dari sms bibinya itu dan ini menjelaskan bahwa mau tidak mau, Yong-gi kali ini tidak bisa kabur ataupun menolak. Nenek Renta itu pasti mengetahuinya.
Sara menatap Yong-gi dengan wajah juteknya. Gadis itu menghampiri Yong-gi dengan bibir mengerucut. “Yong-gi jelaskan padaku apa hubunganmu dengan Chanyeol.”
Yong-gi mendongakkan kepalanya lalu menyatukan alisnya dengan raut aneh. “Apa? Jangan bilang kau juga suka sama si Idiot itu.”
Entah kenapa mendengar kalimat suka dari Yong-gi membuat Sara blushing. “Emm.. Ye-yeah, Chanyeol memang tampan dan sexy sih.... tapi aku tidak suka seperti yang kamu maksud itu kok!”
Yong-gi menatap datar Sara lalu mengendikkan bahunya tidak peduli. “Oh.”
Sara memukul pundak Yong-gi pelan dan dihadiahi tatapan membunuh olehnya sehingga nyali Sara pun menciut. “Pokoknya bukan itu!!! Aku hanya penasaran banget kenapa Chanyeol berani aja deket-deket bahkan mengecupmu di arena balapan...”
“Dia kan gila,” jawab Yong-gi tidak acuh dan tidak mau tau dimana Sara mengetahui Chanyeol mengecupnya saat di arena balapan. “Dan apa lagi?”
Sara yang dihadiahi tatapan ‘bertanya-lagi-akan-aku-lempar-kau-keluar-gedung’ milik Yong-gi membuat Sara pasrah dan membiarkan Yong-gi melangkah keluar kelas.
Kali ini Yong-gi membawa mobil Maserati Gibli yang seketika di hadiahi tatapan kaget oleh orang sekitar hotel. Ya, karena yang membawanya adalah anak gadis berseragam SMA dengan tampang datar. Ia melepaskan kacamatanya dan langsung mendapati Nyonya Park menemuinya dengan pakaian anggun nan mewah. Nyonya Park itu walaupun sudah berkepala tiga tetap saja seperti wanita berusia 25-an.
“Yong-gi sayang!” ucap Nyonya Park sambil mengecup kedua pipi Yong-gi. Mata wanita itu berbinar terang sehingga Yong-gi bertanya-tanya apakah calon mertuanya ini baik-baik saja. “Ayo! Kita ke butik pilihan Mom!”
Yong-gi melongo kaget saat Nyonya Park seenaknya membuka pintu mobil seolah yakin itu adalah mobil Yong-gi. Yong-gi memijat pelipisnya.
**
Yong-gi sekali lagi memijat pelipisnya saat mendapati dirinya seperti ini. “Aunty.....”
Nyonya Park menatap Yong-gi dengan pandangan berbinar menjawab dengan wajah polos. “Ya, Sayang?”
Yong-gi mengernyit jijik saat menatap dirinya di pantulan cermin. “Kenapa. Sekarang. Aku. Memakai. Gaun. Laknat. Ini?”
Nyonya Park tiba-tiba merasakan suasana berubah seram. “Oh ya? Kenapa? Kamu cantik sekali sayang..... Lihat aja dirimu sendiri.”
Rambutnya yang biasa gadis itu ikat kini menjuntai bergelombang. Ada eyeliner dan bibirnya dipolesi lipstick sewarna cerry dan sekarang ia memakai gaun darkblue yang mengkelip membuat Yong-gi pusing dan ingin muntah.
“Aku tidak mau pakai ini.”
Entah kenapa Nyonya Park menatap Yong-gi dengan pandangan sedih. “Padahal Mom mau mengajakmu menemui teman Mom yang sudah lama tidak Mom temui. Mom tidak tahan sendirian jadi Mom ngajak kamu. Mom ngebebani kamu ya, Sayang?”
Yong-gi mengumpat pelan mendapati Nyonya Park terlihat sedih. Ia ingat pesan Bibinya yang gila itu untuk menuruti apapun perintah Nyonya Park. Sehingga, akhirnya ia berdecak. “Baiklah, ayo Aunty.”
Nyonya Park terkikik geli mendapati wajah jutek nan manis milik menantunya itu. “Nah sekarang tinggal satu sentuhan terakhir,” ucap Nyonya Park antusias lalu menepuk tangannya anggun.
Oh, ingatkan sekali bahwa Yong-gi mengumpat karena sekarang gadis itu memelototi pelayan butik dengan ganas saat pelayan itu membawa high-heels setinggi 5 cm itu. Ingatkan Yong-gi untuk membalas kekesalannya kepada Park Chanyeol nanti.
Yong-gi menghela nafasnya gusar saat mengunjungi tempat yang katanya rumah teman lama Nyonya Park itu. “Aunty... katanya kita mau mengunjungi rumah temen Aunty.”
Nyonya Park yang melangkah masuk dengan girang itu menatap Yong-gi dengan pandangan polos. “Memang Mom mengajakmu ke rumah temen Mom.”
“Tapi. Ini. Sebuah. Pesta. Aunty,” ucap Yong-gi jengkel sambil melanjutkan dalam hati ‘dan aku memakai gaun sialan ini’. Lalu pasrah saat Nyonya Park menyeretnya.
Chanyeol melongo kaget saat mendapati ibunya menelpon dengan suara girang sambil menyuruh Chanyeol datang ke tempat yang disebut ibunya itu. Tidak lupa mengancam Chanyeol harus memakai pakaian formal pesta sebagai kalimat penutup percakapan mereka. Chanyeol mengerang sambil menjatuhkan tubuhnya di sebuah sofa. Hari ini ia bermain-main di sebuah club dan mereka sedang di ruangan VIP.
“Ada apa, Bro?”
Chanyeol tidak menjawab dan memilih keluar dari ruangan itu.
Sekarang ia terpaksa mencari ibunya di tengah kerumunan gadis-gadis yang memandangnya dengan tatapan lapar. Oh ayolah, di si Cassanova tentu saja ia menjadi seorang Attention-point.
Tetapi sekarang ia tidak lagi menjadi seorang Attention-point saat di tengah ruangan seorang gadis seketika menjadi Attention-point. Pakaiannya lumayan sederhana tetapi cocok sama dirinya yang mempunyai karakter seperti itu. Chanyeol menyeringai senang karena disini ia mendapat hiburan. Hahaha.
“Sayang, kamu nikmatin aja minumannya, Mom mau bincang-bincang dulu sambil nunggu seseorang.”
Yong-gi terdiam sambil memainkan ponsel dan bergumam menuju meja beverage and food di sebelah kiri. Ia tidak mendengar kata terakhir. Yong-gi menatap tempat pesta itu dengan wajah bosan tetapi langsung bingung saat sebagian remaja atau di atasnya menatap Yong-gi dengan pandangan penasaran dan kagum. Emang ada yang salah?
Tapi seperti biasa, Yong-gi memilih menghiraukan tatapan orang itu dengan bibir mencebik. Ia merasa bosan setingkat dewa dan merutuki siapapun yang membuat pesta ini dan repot-repot mengundang Nyonya Park sehingga menjadikan alasan setingkat ulat bulu untuk berhasil memaksa Yong-gi datang ke tempat aneh seperti ini. Untuk kaum Borjouis seperti Yong-gi, menyebut acara pesta sebagai tempat yang aneh membuat gadis itu kelihatan aneh. Tentu saja.
“Yong-gi sayang!!!!” teriakan dari kejauhan mau tak mau membuat Yong-gi menghela nafas gusar membuat orang di sebelahnya memandang Yong-gi dengan tatapan penasaran. Yong-gi mengabaikan orang itu tentu saja. “Kesini sebentar!”
Di sana, Nyonya Park melambaikan tangan penuh semangat dimana sedang berdiri bersama sepasang suami istri yang Yong-gi yakini 100% adalah dalang dari semua kemalangan yang Yong-gi terima.
“Iya, Aunty...” kata Yong-gi setengah hati setelah sampai di tempat Nyonya Park lalu menundukkan kepalanya sopan kepada teman Nyonya Park yang dilakukannya semata-mata hanya untuk menyelamatkan kepalanya sendiri nantinya. Tahu kan?
Nyonya Park tersenyum geli lalu mengandeng lengan Yong-gi seenaknya. Ia hendak membuka suara tetapi langsung dihalangi oleh suara husky yang menggema di ruangan ini. Oh tidak, Yong-gi sangat yakin suara itu hanya mendatangkan mala petaka bagi Yong-gi. Dan lagi pula, kenapa di ruangan yang penuh sesak ini, suara lelaki gila itu bisa memenuhi ruangan ini?
Chanyeol, berjalan perlahan tapi pasti sambil sesekali membalas sapaan para perempuan dengan senyuman menawan tapi badboy miliknya. Tatapan memuja dan erangan penuh suka cita memenuhi indra pendengar Chanyeol. Dan faktanya ia sangat suka reaksi tersebut. Bagaimana lagi, ia si Cassanova, rite?
Saat lelaki itu sampai, ia mengecup pipi ibunya dan beralih menatap Yong-gi dari tas ke bawah dengan senyuman meremehkan seakan berkata ‘bisa-juga-kau-memakai-baju-kayak-gitu’ tetapi sekali lagi Yong-gi mengendikkan bahunya tidak peduli.
Nyonya Park tersenyum senang lalu memperkenalkan temannya kepada Chanyeol dan Yong-gi. “Chanyeol, Yong-gi, perkenalkan ini teman Mom, Tuan dan Nyonya Kwon.”
Chanyeol seperti yang diharapkan dari seorang Attention-point mencium tangan Nyonya Kwon dengan gentle dan beralih menundukkan kepalanya kepada Tuan Kwon memberi salam. Nyonya Kwon kelihatan senang sekali sehingga ia menatap Chanyeol dengan tatapan berbinar yang Yong-gi yakin melebihi tatapan Nyonya Kwon kepada suaminya.
“Chanyeol! Ya ampun, Aunty sudah lama sekali ga lihat kamu sejak-“
“Eomma?” panggil seseorang ke Nyonya Kwon.
Kelima orang itu langsung menolehkan kepala mereka ke sumber suara yang langsung dihadiahi decakan yang untungnya hanya di dengar oleh Yong-gi.
Orang itu –tepatnya gadis itu- melangkah dengan anggun dimana rambutnya tergerai indah menatap dengan tatapan terkejut ke arah Chanyeol dan seketika itu juga ia menumbukkan dirinya ke Chanyeol dan terjadilah acara loveydovey tak jelas itu.
Jangan lupakan Yong-gi yang sekarang mengepalkan tangannya kuat dan kepingan memori itu langsung menyerobok pikirannya tanpa ampun.
Dan Jung Yong-gi sangat benci itu.
ns 15.158.61.48da2