Ting Tong607Please respect copyright.PENANAwJZ0Je1ICC
"Ah.. Kalian.. Silahkan masuk.." -Sarra607Please respect copyright.PENANAQeRfoWwxQ3
"Terima kasih, Kak. Apa aku mengganggu?" -Jed607Please respect copyright.PENANA0tZID7WQxx
"Silahkan duduk. Hane, apa kabar?" -Sarra607Please respect copyright.PENANAuVJbL88co2
"Ah.. Baik. Aku baik. Bagaimana denganmu, Kak?" -Hane607Please respect copyright.PENANAUuRSbXdl3W
"Baik. Bagaimana dengan ayahmu? Sampai dengan baik?" -Sarra607Please respect copyright.PENANAyUtrM648k6
"Ayah? Ya. Tentu saja. Ah, bagaimana..." -Hane607Please respect copyright.PENANA8mtAXOli4I
"Hane. Aku tahu apa yang ingin kamu tanyakan. Sabarlah. Aku akan memberitahu jawabannya. Sebelum itu, aku akan membuatkan kalian sesuatu. Aku ingin kalian mencobanya.." -Sarra607Please respect copyright.PENANA8988xwjcjR
"Ba... Baik. Perasaan apa ini? Aku merasakan ada sesuatu yang tidak aku ketahui selama ini. Bagaimana dia tahu apa yang ingin aku tanyakan?" -Hane607Please respect copyright.PENANAyBGyJLCkXo
"Han, tenanglah. Ayo, ikut aku. Ini adalah rumah yang dibeli kakak saat beberapa tahun merintis karirnya disini. Aku dan kakak hanya berdua disini. Kami hidup sangat mandiri sampai saat ini. Rumah ini adalah saksi dimana kesedihan dan kegembiraan silih berganti kami berdua rasakan." -Jed607Please respect copyright.PENANAAEhAz8JuOg
"Apa? Dia hidup tanpa kedua orangtua juga?" -Hane607Please respect copyright.PENANAvLGzz81Kqs
"Aku tahu kamu pasti berpikir dimana kedua orangtuaku?" -Jed607Please respect copyright.PENANAf0EJ60Tk8q
"Ya. Tapi kalian berbeda denganku. Kalian bisa saling membantu. Tapi sampai saat ini aku tidak memiliki siapapun untuk bersandar." -Hane607Please respect copyright.PENANAQFOPkNzFDd
"Apa? Hane, maafkan aku. Aku tidak bermaksud mengingatkan ini. Apakah kamu lupa bahwa ada aku disisimu sekarang?" -Jed607Please respect copyright.PENANAlSTRZnju3C
"Jed. Aku masih takut kebahagiaan ini menghilang dariku.. Lagi..." -Hane607Please respect copyright.PENANAEOVx3DRmN6
"Lagi? Apa maksudmu?" -Jed607Please respect copyright.PENANAACf2LfGFTh
"HEY!! Kalian disini.. Ayo masuk kita menikmati hidangannya.. Ayo...." -Sarra607Please respect copyright.PENANASSpSJoSym0
"Ayo Jed, tidak baik membiarkan Kak Sarra menunggu.." -Hane607Please respect copyright.PENANABYePvoXPoS
"Baiklah.. Tapi aku masih penasaran apa maksud perkataan Hane tadi. Kakak... Kau datang tidak pada waktu yang tepat. Hah!" -Jed607Please respect copyright.PENANAgGGAS1uHwJ
"Ayo... Duduklah. Aku memasaknya untuk kalian. Cobalah.." -Sarra607Please respect copyright.PENANAxFB8mnZ0f4
"Baiklah. Oh ya, ada apa ini? Apa suasana hati Kakak baik?" -Jed607Please respect copyright.PENANAkfYQ0mw8K3
"Haha... Anggaplah begitu.. Hane, makanlah sebanyak-banyaknya setelah kita bicara aku tak yakin nafsu makanmu masih ada.. Hane, makan yang banyak.." -Sarra607Please respect copyright.PENANAIeMfBXW7xF
"Haha.. Terima kasih." -Hane607Please respect copyright.PENANAP9UsbwBNIO
"Bagaimana?" -Sarra607Please respect copyright.PENANAWEUXYDqYyW
"Em... Ini lezat, apakah Kakak pintar memasak?" -Hane607Please respect copyright.PENANAPkr4VKdNXY
"Ah..." -Jed607Please respect copyright.PENANAeEy6zBEx9j
"Haha.. Bisa saja.." -Sarra607Please respect copyright.PENANAWGbKbCq1R7
..607Please respect copyright.PENANAHFPtUJs9lM
"Hane, bagaimana keadaan ibumu?" mata Sarra menatapku teduh seakan tahu apa yang aku rasakan setelah dia mengajukan pertanyaannya.607Please respect copyright.PENANA6CatwHzOBL
"Baik. Aku belum menghubunginya lagi." aku berusaha menahan rasa yang ingin aku keluarkan segera dalam tubuhku.607Please respect copyright.PENANApr3k0SmRgg
"Hane, apakah kamu bertanya-tanya bagaimana semua ini terjadi secepat yang kamu pikirkan?" Sarra masih menatapku dengan tenang. Suaranya lembut membuat aku tidak bisa mengeluarkan jawaban banyak disetiap pertanyaannya.607Please respect copyright.PENANANGKg9ktieW
"Benar.." aku mencoba bersikap tenang seperti Sarra. Jed yang duduk disebelahku juga tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.607Please respect copyright.PENANARDYcz8ynVR
"Ck! Hah! Hane.. Aku akan langsung ke inti permasalahnya. Dengarkan aku baik-baik." suara Sarra tiba-tiba berubah dan terlihat sedikit senyum dibibirnya yang tipis.607Please respect copyright.PENANARUzsXzy3oD
"Kak....." Jed memandang raut wajah kakaknya yang berubah tiba-tiba.607Please respect copyright.PENANAr7UbC2j3SH
"Aku dan ayahmu adalah teman lama. Kami bukan sejak kecil. Aku bertemu dengannya di bangku SMA. Saat itu dia adalah kakak tingkatku. Dia baik dan berusaha menolong adik tingkat yang kesulitan dalam beberapa hal, terutama untuk pelajaran. Ayahmu salah satu siswa yang berprestasi. Saat kami sudah saling kenal, kami berteman baik. Tidak hanya aku dan ayahmu saja, ada beberapa teman lagi yang ada di kelompok kami. Setelah lulus SMA, aku melanjutkan kuliahku dan begitu juga ayahmu. Setelah terpisah kurang lebih dua tahun, kami tidak sengaja bertemu lagi. Saat itu, aku melihatnya tidak berubah sama sekali. Masih Nolen yang dulu aku kenal. Sejak saat itu aku sering bertemu dengannya. Dia kuliah sambil bekerja, sedangkan aku hanya fokus pada kuliahku saja. Kami sering meluangkan waktu bersama, sampai suatu waktu aku menyadari bahwa aku menyukainya sejak dulu. Nolen juga menyatakan perasaannya padaku. Kami menjalin hubungan layaknya kebanyakan kekasih. Tapi, setelah ayahku mengetahuinya, dia melarangku berhubungan dengan Nolen....." mata Sarra mulai berkaca-kaca menceritakan masa lalunya.607Please respect copyright.PENANAupUaY9lY6v
"Ayah? Kenapa, Kak?" Jed memotong kalimat Sarra dengan cepat.607Please respect copyright.PENANAvEtsanbPjY
"Itu karena Nolen bukanlah dari keluarga kaya. Itu artinya masa depanku tidak akan terjamin jika terus bersamanya. Kami tetap berhubungan sampai akhirnya Nolen menyerah karena Ayah. Dia tidak mau aku terluka lebih banyak. Dia merelakan hatinya terluka sangat dalam hanya demi aku. Saat itu perasaanku tidak karuan, aku ingin memberontak tapi aku tidak punya kekuatan apapun. Dengan berat hati aku melepas Nolen yang tidak lain adalah cinta pertamaku. Ibu menemuiku saat aku sudah hampir gila karena perasaanku yang sudah terlanjur untuk Nolen. Ibu memberikanku dua tiket dan menyuruhku pergi bersama Jed. Ibu sudah menyiapkan segalanya untuk kami. Dan....disinilah kami berada sampai saat ini. Aku melanjutkan kuliahku dan membantu Jed membangun impiannya. Aku yakin pasti bisa tanpa kedua orangtuaku." Sarra terlihat tidak bisa membendung air matanya lagi.607Please respect copyright.PENANAYAcvz0sH4n
"Apa? Ayah adalah cintamu..Tapi, bagaimana kalian bisa bertemu lagi disini?" aku mencoba bertanya dengan hati-hati pada Sarra yang masih berusaha menahan emosinya.607Please respect copyright.PENANA0cFiRRrCjm
"Ya, dia adalah cinta pertamaku Hane. Aku berusaha melupakannya selama ini. Aku sempat semangat mengejar impianku dan ingin kembali padanya. Tapi, setelah tahu hatinya sudah bahagia bersama ibumu, aku berusaha menjauh. Aku tidak akan mengusik kebahagiaannya dan tidak merusaknya untuk kedua kalinya. Kami tidak sengaja bertemu saat aku di bandara. Awalnya aku kira bukan dia. Kami bicara tentang Jed dan dia bicara tentang Hane. Anak tiri yang sangat disayangi. Aku benar-benar bahagia karena dia bisa bertanggung jawab atas apa yang dimilikinya." Sarra beberapa kali mengusap air matanya.607Please respect copyright.PENANAxtG2l13VZI
"Kak Sarra, aku tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Tapi, percayalah kamu akan menemukan sesuatu yang lebih berharga lagi." kataku pelan sesekali memandang wajahnya yang sedikit pucat.607Please respect copyright.PENANA3DRyqpvWfM
"Kak, kenapa kalian tiba-tiba menyatukan kami?" Jed memperkecil suaranya dan menatapku sebentar.607Please respect copyright.PENANACUp1eTWGR7
"Karena aku tidak ingin kalian sepertiku. Aku tidak akan menentang kalian. Begitu juga ayahmu. Dia ingin kamu bahagia Hane. Dia tidak mau kamu terluka lagi. Ayahmu sudah menceritakan semuanya dan aku memahami situasinya. Aku percaya Jed akan memilih seseorang yang baik dalam hidupnya. Karena dia adalah adikku yang aku besarkan." Sarra mencoba untuk tersenyum kembali walaupun masih banyak air mata yang keluar.607Please respect copyright.PENANAm0jQDXlnXw
"Kak, terima kasih untuk ini. Aku tidak tahu bagaimana membalas kebaikanmu. Aku hanya adik yang hanya bisa membuatmu khawatir." Jed mendekati Sarra dan memeluknya.607Please respect copyright.PENANAnJ9Nz1gUXR
"Jagalah Hane. Itulah caramu membalasku. Jangan membuatnya terluka. Karena jika Hane terluka, Nolen juga akan terluka. Mengerti?" Sarra menatapku dengan sedikit senyuman dibibirnya. Itu membuatku sedikit lega. Perasaanku dan Sarra mungkin berbeda tapi kami sama-sama memiliki cinta yang tulus sebagai perempuan.
..
"Jed....." -Hane
"Ya....." -Jed
"Kapan musim dingin ini akan berakhir?" -Hane
"Aku tidak ingin ini berakhir." -Jed
"Kenapa?" -Hane
"Aku ingin memelukmu setiap kali aku melihatmu kedinginan." -Jed
"Ck! Haha... Jed... Lihatlah cincin yang kita pakai, bagus bukan?" -Hane
"Aku sangat menyukainya. Ini sama seperti aku melihatmu Han.." -Jed
"Benarkah? Aku tidak ingin cincin ini lepas dari jariku." -Hane
"Diamlah!" -Jed
"Jed.." -Hane
"Biarkan hanya aku yang memilikimu." -Jed
"Jangan pernah pergi dariku Jed. Hidupku sudah sangat sulit untuk aku lalui. Aku tidak ingin menangis lagi kali ini." -Hane
"Musim dingin ini akan kita ingat selamanya. Ini akan mudah untuk kita lalui jika kita tetap bersama seperti ini." -Jed
"Hah! Hah! Jed!" -Hane
"Han, berjanjilah jangan biarkan orang lain menciummu." -Jed
"Apa?" -Hane
"Haha... Ayo pulang..." -Jed
..
Flowers Dorm
"Han, tidurlah yang nyenyak. Aku pulang sekarang.." Jed tersenyum padaku seakan tidak terjadi apa-apa.
"Bisakah kamu bermalam disini bersamaku? Cuaca diluar sangat dingin." aku menarik lengan jaket yang dikenakannya. Aku hanya sedikit memasang wajah memohon padanya.
"Han..." Jed memasang wajah seakan tidak percaya dengan apa yang batu saja aku katakan.
"Bukankah kita sudah bertunangan?" tanyaku pelan sedikit menyipitkan mata dan berharap Jed menyetujui ajakanku.
"Benar.. Tapi.." jawaban Jed masih sedikit ragu ditelingaku.
"....." aku memasang muka sedikit kesal dan meninggalkannya di depan pintu.
"....." Jed menarikku dengan cepat kepelukannya. Sedikit membuatku kaget dan jantungku berdetak kencang.
"....." aku hanya berpura-pura kesal dan masih diam dipelukannya.
"Aku hanya berpikir apakah aku bisa menginap di tempat perempuan. Aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Aku hanya takut kamu akan berpikir lain tentangku.." Jed membelai rambutku dengan lembut dan sedikit berbisik ditelingaku.
"Aku akan berpikir lain saat aku menemukanmu bersama perempuan lain." jawabku cepat melepaskan pelukannya.
"Benarkah? Bagaimana bisa aku bersama perempuan lain sekarang? Aku tidak pernah mengejar perempuan selain dirimu. Hanya saja mereka yang terlalu berani mendekatiku." Jed menatapku dengan senyuman yang membuatnya terlihat tampan lagi.
"Baiklah... Lepaskan jaketmu dulu. Aku akan membuatkan kopi hangat." kataku tersenyum padanya. Perasaanku bahagia saat berada disisinya sekarang. Aku hanya bisa sesekali memandang wajah tampannya. Dia memang memiliki visual yang sempurna untuk ditolak perempuan diluaran sana.
"Han, pemandangan malam hari dari tempat ini sangat bagus.." katanya menatap keluar jendela ruang tamu.
"Benar. Aku menghabiskan banyak waktu di ruangan ini jika perasaanku sedang tidak baik." jawabku sambil mengaduk kopi yang aku buat untuk kami berdua.
"....." Jed terdiam sesaat.
"Ada apa dengannya? Kenapa tiba-tiba dia diam seperti itu? Jed.." aku memanggilnya pelan sambil membawakan kopi. Jed tampak terdiam memandang suasana di luar. Aku berjalan mendekatinya pelan-pelan.
"Hane!" suara Jed membuatku terkejut. Dia memelukku dengan tiba-tiba. Membenamkan kepalanya dipundakku.
"Ada apa Jed?" aku memelukku pelan dan berbisik untuk menenangkannya.
"Biarkan aku seperti ini sebentar. Bisakah aku bicarakan ini sekarang padamu? Aku sudah tidak tahan lagi..." katanya pelan memelukku semakin erat. Jed tampaknya ingin memberitahuku sesuatu. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Suaranya mulai sedikit bergetar.
"Tenanglah. Apapun yang ingin kamu katakan padaku, aku akan mendengarkannya Jed." jawabku menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.
Saat itu aku terlalu banyak mengeluh tentang nasib yang aku jalani. Aku merasa banyak kehilangan. Aku tidak pernah merasakan memiliki sesuatu yang bisa aku kenang. Saat itu aku sibuk memikirkan diriku tanpa melihat bagaimana orang lain menjalani hidupnya. Aku hampir tidak pernah melihat sekelilingku. Saat bertemu dengan Jed aku merasa hidupnya sangat sempurna. Dia bisa tertawa lepas setiap saat. Dia menghiburku dengan tulus. Meminjamkan pelukannya untuk menghangatkanku. Tapi aku sadar begitulah dia menutupi nasib yang menyakitkan. Dia tidak ingin orang lain melihat lukanya dan menanyakan apa yang terjadi pada dirinya selama ini. Dia berusaha terlihat normal walaupun kadang perasaannya tidak baik.
"Tetaplah tersenyum saat kamu melihatku, Hane!"
"Jed. Apakah kamu merindukan orangtuamu? Sama sepertiku?" aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Aku memeluk Jed yang masih membenamkan wajahnya di bahuku. Jed tidak menggerakkan tubuhnya sekalipun. Aku hanya bisa merasakan tangannya berusaha tetap memelukku.
"Aku ingin bertemu sekali saja dengan mereka. Aku hanya ingin mengatakan dua hal yang sudah aku dapatkan dalam hidup ini." bisiknya pelan. Jed berusaha menahan isak tangisnya dipelukanku.
"Kamu pasti akan bertemu dengan mereka Jed. Apa yang kita yakini pasti bisa kita dapatkan. Percayalah.." aku membelai lembut tubuhnya untuk lebih menenangkannya.
Malam ini begitu sangat berbeda dari malam yang sudah aku lewati sebelumnya. Aku sadar bahwa bukan hanya aku saja yang menyimpan luka. Bukan aku saja yang memiliki kesedihan. Takdir ini mempertemukanku dengan seseorang yang membuka pikiranku. Aku melihat dunia dengan pandangan berbeda dari sebelumnya...
..
Grup Line:607Please respect copyright.PENANAlNWyqaOIIa
607Please respect copyright.PENANAMIdg0lL5ib
Trea, Noel
Trea: Hey, cuaca diluar dingin. Bagaimana kita mencari minum?
Noel: Aku setuju. Bagaimana Hane?
Hane: Maafkan aku. Tapi ada tamu di apartemen..
Noel: Hah! Aku ingin berkumpul dengan kalian berdua.
Trea: Noel, bisakah kamu menghargai privasi orang lain?
Hane: Haha.. Aku akan mengabari kalian nanti. Selamat bersenang-senang. Sampai jumpa.
Noel: Baiklah... Sampai jumpa.
..
Hane
"Hah... Mungkin pikirannya lelah, sampai tertidur begitu. Selimut ini akan menghangatkanmu sebentar. Maafkan aku sudah membuatmu menangis Jed. Aku tidak tahu kamu akan serapuh ini. Bagaimana bisa aku mengabaikan perasaanmu? Tapi, apakah yang aku lihat di toko itu adalah wajah kesedihanmu? Maafkan aku. Aku tidak tahu. Aku akan berusaha membantumu Jed. Genggamlah tanganku saat kamu membutuhkan bantuan. Kamu telah merubah jalan hidupku. Jadi, tetaplah bersamaku... Seumur hidupmu... Jangan lepaskan aku Jed!"
Jed
"Tetaplah disini. Hane. Jangan tinggalkan aku sendiri. Aku mohon. Terima kasih sudah mendengarkan aku. Tetaplah menjadi pendengar yang baik untukku. Aku hanya memilikimu dan kakak didunia ini. Jangan pergi kemana-mana. Aku mohon padamu. Aku sangat mencintaimu. Hane!"
ns 15.158.61.48da2