“Aaahhh… Aaahhh… Aaahhh…”
Hari ini, adalah hari pernikahanku. Tepat 4 jam sebelum ucap janji setia itu akan aku ucapkan bersama calon suamiku. Namun sekarang, tepatnya jam 3 pagi. Kemaluanku saat ini sedang digenjot habis-habisan oleh papa tiriku.
“Pa—Papaaa Ahhh… Ahhh… Ge—genjot terus Paahh… Beri aku kenikmatan seperti biasanya. Te—Teruusss,” desahku yang tidak bisa lagi menahan rintihan nikmat. Beliau adalah pria yang setiap hari selalu menggagahiku.
“Karena kamu sebentar lagi akan menikah, boleh dong Papa keluarin cairan cinta Papa di dalam vaginamu? Selama ini kan kamu khawatir hamil di luar nikah?” ujarnya yang memang menyemburkan cairan putih itu di dalam kemaluanku, merupakan salah satu impiannya.
Malam itu, aku sedang disetubuhi olehnya dalam posisi berdiri. Tubuhku disandarkan ke tembok kamar, salah satu kakiku diangkat ke atas. Dan papa terus menerus menghujam vaginaku dengan penisnya yang sangat keras itu.
Aku adalah anak dari 3 bersaudara, dimana dua saudaraku adalah saudara tiri. Ibuku yang saat itu bercerai dengan ayah kandungku, dia menikah lagi dengan pria lain. Namanya adalah Alexander Pratama, atau bisa aku panggil Papa Alex.
Papa Alex menikah dengan ibuku sekitar 10 tahun yang lalu, ketika usiaku masih sekitar 13 tahun. Dan Papa Alex adalah orang yang merebut tahta suciku, dia berhasil merayuku kala usiaku saat itu masih 15 tahun. Dimana saat itu terjadi ketika ibuku sedang sakit keras.
Ketika menikah, Papa Alex memiliki 2 orang anak laki-laki yang usianya lebih tua dariku. Yang pertama bernama Steven Pratama, dan yang kedua adalah William Pratama. Dimana Kak Steven saat itu masih berusia 18 tahun, atau 5 tahun lebih tua dariku.
Sementara Kak William berusia 16 tahun, atau 3 tahun lebih tua dariku. Mereka berdua adalah pria yang sangat tampan. Karena papa Alex merupakan orang yang tampan juga. Beliau menikah lagi, karena istri pertamanya wafat sudah sekitar 5 tahun.
Sementara ibuku memiliki penyakit ginjal kronis, dimana dia terpaksa menikah karena tidak ada biaya berobat. Ibuku memiliki paras yang cukup cantik, dimana dia menikah dengan Papa Alex, saat usianya sekitar 36 tahun.
Namun sayangnya, pernikahan mereka hanya bertahan sekitar 2 tahun saja. Tepat pada usiaku yang ke-16 tahun, ibuku wafat di usia yang ke-38 tahun. Hidupku sangatlah hancur kala itu, dimana aku kehilangan ibuku saat aku kenaikan kelas ke kelas 11 SMA.6316Please respect copyright.PENANAGTTQllqRMi
6316Please respect copyright.PENANAFv3jAeh4TZ
Begitu juga dengan papa Alex, yang untuk kedua kalinya dia harus kehilangan istrinya karena meninggal dunia. Cintanya yang begitu mendalam kepada ibuku, juga rasa takut akan pernikahan lagi. Khawatir jika menikah lagi, dia akan mendapatkan nasib yang sama.
Semenjak saat itu, aku hidup dengan papa tiri dan saudara tiriku. Papa Alex bisa dikatakan pria yang cukup kaya, bahkan aku hidup sangat mewah setelah pernikahan beliau dengan ibuku. Bahkan setelah ibuku tiada, papa Alex tetap mengurusku dengan baik.
Namun wajahku yang sangat mirip dengan almarhum ibuku, membuat papa Alex terus menerus khilaf. Kami berdua tidak memiliki hubungan asmara, namun papa Alex selalu menganggap aku sebagai istrinya. Bahkan dia sampai tidak rela aku akan menikah.
Papaku memperbolehkan aku menikah dengan banyak sekali syarat. Syarat yang pertama, suamiku harus tinggal bersama aku dan papaku di rumah kami. Calon suamiku tidak boleh membawa aku keluar dari rumah, kecuali setelah beliau wafat.
Syarat yang kedua, calon suamiku harus bisa menggantikan sosok papa Alex setelah dia wafat. Tidak boleh sampai mengajak aku hidup susah, dan jangan pernah membawaku ke dalam kesulitan ekonomi.
Dan berbagai persyaratan lainnya yang sangat berat kepada calon suamiku. Calon suamiku yang sekarang, dia merupakan pacarku sejak kelas 12 SMA. Karena cintanya yang begitu besar, dia mengikuti semua syarat itu.
Dari pria sederhana dengan perekonomian biasa saja. Dia berjuang untuk mendirikan usaha travel, dan untungnya papa Alex adalah orang yang membantu calon suamiku yang bernama Fariz itu. Dia membantu Fariz menjalankan bisnis hingga berhasil.
Meskipun sebenarnya papaku tidak menyukai Fariz, iyaa bukan karena Fariz anak nakal atau hal yang lainnya. Tapi karena dia cemburu dengan Fariz, karena Fariz bisa memiliki aku seutuhnya dengan kehidupan yang sah suatu saat nanti.
Papa Alex yang begitu mencintai aku, cinta yang mendalam sebagai seorang kekasih. Dia sebenarnya tidak menyetujui pernikahan kami. Namun mengingat usia papa Alex yang sudah menginjak 50 tahun. Dia tidak ada pilihan lain, dia tidak bisa membiarkan aku hidup sendirian.
Hanya karena egonya sebagai orang yang ingin memiliki aku seutuhnya. Beliau sadar, bahwa sisa usianya tidaklah panjang. Sehingga demi kebahagiaanku, dia memperbolehkan aku menikah dengan Fariz. Agar ada yang menjagaku setelah beliau wafat.
Namun sebagai syaratnya, Fariz tidak boleh menjauhkan aku dengan papa Alex. Tidak boleh mengajak aku keluar dari rumahnya, sampai papa Alex tutup usia. Fariz yang sama sekali tidak merasa curiga, dia tentu saja menerima syarat yang dianggapnya mudah itu.6316Please respect copyright.PENANAH7OVAADemm
Namun sebenarnya dia tidak tau, dibalik syarat itu ada hasrat besar antara aku dan papaku. Bahwa sebenarnya, aku juga mencintai papa Alex. Dan aku ingin selalu hidup bersamanya hingga dia wafat. Dan kami menyembunyikan hubungan kami seerat mungkin.
Kecuali kedua anaknya yaitu Kak Steven dan Kak William, yang sudah mengetahui hubungan kami. Hanya saja mereka berdua memilih diam, iyaa karena mereka juga merupakan orang yang juga sering menikmati tubuhku.
Sebagai syarat tutup mulut, papa Alex dengan terpaksa memperbolehkan kedua anaknya menyetubuhi aku juga. Dengan syarat, ketika mereka berdua melakukannya. Tidak ada papa Alex di rumah, atau tidak ada papa Alex di dekat mereka.
Jam 3 pagi, tepat dimana semua orang belum terbangun. Papaku menyetubuhi aku di dalam kamarku, tepat 4 jam sebelum aku mengucapkan janji pernikahan dengan Fariz. Maafkan aku Fariz, wanita yang akan menjadi istrimu ini, sedang disetubuhi pria lain.
“I-Iyaa, papa boleh keluarin cairan cinta Papa di dalem vaginaku. Memek aku becek banget Pa… Ahhh… Ahhh… Ahhh… Papa bener-bener gagah, Papa bener-bener gagah,” rintihku keras pagi itu, papa benar-benar menggenjot vaginaku dengan sangat keras.
Papa mencium bibirku, dia memasukkan lidahnya ke dalam mulutku. Kami berdua saling beradu lidah, sambil kemaluanku terus menerus digenjot olehnya. Becek sudah vaginaku, cairan vaginaku mengalir keluar.
Papa terlihat begitu gila dan liar, aku sudah tidak mampu lagi mengimbangi ritme hantaman penisnya di vaginaku. Tubuhku sudah sangat lemas, 20 menit sudah dia menyetubuhiku seperti ini.
Meskipun usianya sudah 50 tahun, namun energinya tidak bisa dianggap remeh. Bahkan Fariz yang juga sering bersetubuh denganku, tidak mampu menyetubuhiku sampai sekuat ini. Kedua tangannya yang berurat meremas kedua toketku.
Kedua jari telunjuknya terus menerus memainkan puting payudaraku, dagu dan leherku sudah basah kuyup karena menetesnya air liur kami berdua. Genjotannya tidak pernah melemah sejak 8 tahun yang lalu, sejak pertama kali dia menyetubuhiku sebagai anak SMA.
Hobinya yang setiap hari berolahraga sampai 2 jam sehari, membuat staminanya malah bertambah kuat. Bahkan menurutku, dia jauh lebih berpengalaman ketimbang 8 tahun yang lalu. Saat pikiranku sedang melayang kemana-mana. Tiba-tiba aku mendengar papa menjerit.
“Aaaahh! Aaaahh! Felisa! Felisa! Papa keluar sayaang! Felisaa, akhirnya setelah sekian lama Papa bisa ejakulasi di dalam vagina kamu! Akhirnyaa… Akhirnyaa… Akhirnyaa…”
ns 15.158.61.8da2