Sepulangnya dari rumah sakit, papa kembali melakukan aksinya lagi ketika malam hari. Sedikit informasi, kamarku dengan kamar papa dan mama itu sebelahan. Sementara kamar Kak William dan Kak Steven ada di bawah, ada di lantai 1.
Hal ini memang sengaja mamaku yang minta, untuk menghindari kedua anak papa Alex melakukan tindakan macam-macam denganku. Karena mereka berdua, sudah menunjukkan ketertarikan kepadaku semenjak pertama kali bertemu.
Sehingga kamarku dipilihkan yang berada di sebelah papa dan mama persis. Dengan tujuan agar aku lebih mudah dipantau dan diawasi. Namun ketika tidak ada mama di sini, hal ini seperti senjata makan tuan. Justru malah memberikan papa keleluasaan.
Hampir setiap hari papa melancarkan aksinya, memintaku untuk melepaskan celana dan dia menjilati vaginaku dan menghisapnya. Namun anehnya, dia hanya melakukan sampai situ saja. Dia tidak menghisap kedua payudaraku, ataupun menyetubuhi aku.
Dia terus menerus melakukan itu hampir setiap hari. Mungkin dalam 1 bulan, papa bisa melancarkan aksinya lebih dari 25 kali. Aku yang awalnya tidak mengerti apa maksud dan tujuannya, perlahan mulai merasakan dampak dari perbuatannya itu.
Aku jadi rutin orgasme bahkan sampai squirt setiap hari. Hal ini berdampak dengan terjadinya banyak sekali perubahan di dalam tubuhku. Aku mulai gak bisa mengendalikan nafsuku sebagai perempuan, padahal sebelumnya aku bahkan tidak pernah berhasrat.
Bahkan di sekolah, ketika jam pelajaran sekolah, aku sampai merasakan geli di vaginaku. Aku sering menggerak-gerakan kakiku sebagai bentuk pelampiasan kecil dari hal ini. Vaginaku jadi sering merasa geli tanpa sebab, seolah dia minta kembali dipuaskan oleh lelaki.
Yang jadi masalah, kalo papa Alex lagi pergi keluar kota. Di rumah rasanya sengsara bukan main, aku gak bisa belajar dengan benar. Gak bisa beraktivitas dengan normal, karena vaginaku seolah terus menerus meminta untuk dirangsang.
Menuntutku untuk kembali orgasme dan squirt seperti biasanya, ini benar-benar terasa aneh. Aku juga pernah berada di posisi, vaginaku becek tanpa sebab ketika di sekolah. Celana dalamku basah kuyup, padahal aku tidak dalam kondisi ingin pipis.
Pikiranku terus menerus terbayang papa Alex. Terbayang ketika dia menjilati, menghisap, dan mengocok kemaluanku. Aku bahkan baru bisa belajar dan beraktivitas normal, ketika papa sudah memberikan aku jatah orgasme dan squirt.4264Please respect copyright.PENANAgNUjKsIVVS
4264Please respect copyright.PENANAgbbfwfuo00
Yang awalnya papa yang selalu menyerangku diam-diam. Sekarang justru aku yang jadi meminta langsung kepada papa, agar dia tidak lupa menjilati dan menghisap vaginaku. Tidak jarang dalam sehari, hal ini terjadi lebih dari sekali.
Aku mulai merasa bahwa memuaskan aku saat ini merupakan kewajiban papa. Jika dia lupa atau lelah, aku bisa marah dan bete seharian. Tidak jarang aku mengancam kepada papa, aku akan meminta pria lain yang menghisap vaginaku. Jika dia tidak bisa memberikannya lagi.
Namun raut wajah papa seolah tidak rela akan hal itu, sehingga ketika aku minta dia selalu memberikannya. Papa berhasil menjebakku, serta merubahku menjadi gadis yang maniak dan aneh. Namun di sisi lain aku mulai mengalami beberapa perubahan positif.
Perasaanku terasa lebih bahagia ketimbang biasanya, pikiranku pun lebih lega dan lepas, aku jauh lebih berani berinteraksi dengan teman laki-laki. Dan yang paling penting, entah kenapa aku malah semakin merasa percaya diri dengan tubuhku.
Hingga akhirnya satu bulan berlalu, mama sudah diantarkan papa berobat ke singapura. Di sana, mama mendapatkan penanganan yang jauh lebih baik. Waktu itu aku hanya pergi bertiga saja. Yaitu hanya aku, papa, dan mama.
Sesampainya di singapura, mama kembali diopname seperti biasa, sementara aku menginap di hotel bersama papa. Kondisi mama saat itu sudah semakin memburuk, sehingga aku menagih janji papa untuk membawa mama berobat keluar negeri.
“Slrrrpp… Slrrrpp… Slrrrp…”
Suara hisapan mulutku di bibir dan lidah papa kala itu, papa duduk di atas sofa. Sementara aku dengan hanya menggunakan celana dalam saja, tanpa bra dan pakaian lain. Aku duduk di atas pangkuannya, sambil berciuman dengan papa kala itu.
“Paaah… Papa setiap hari ngemut dan hisap vaginaku terus. Kedua toket aku ini iri Paah, pengen diemut dan dihisap jugaa. Papa jangan diskriminasi anggota tubuhku yang lain dong,” keluhku sambil menunjukkan raut wajah menggoda.
Papa saat itu tersenyum lebar, sambil memandangi wajahku dia berkata, “Waduhh kerjaan Papa jadi tambah banyak dong? Biasanya cuma perlu mainin vagina kamu, sekarang Papa jadi harus mainin kedua payudara besar kamu ini ya?”
“I-Iyaa, papa harus muasin kedua payudaraku ini.” Aku langsung menyodorkan toket sebelah kananku ke mulut papa. Papa dengan sigap langsung menyambut payudaraku di mulutnya.4264Please respect copyright.PENANAyVwM95BX5q
4264Please respect copyright.PENANAuTWd09V5gc
“Aaahh… Paaah… puting toket aku gak kalah sensitif dengan vaginaku,” desahku yang merasa betapa nikmatnya papa menjilati payudara kananku. Lidahnya menari di lingkaran aerola, sambil sesekali lidahnya menyentuh putingku.
Lidahnya bermain naik turun tepat di putting dadaku, rasanya begitu geli untuk anak seusiaku. Putingku seketika langsung membesar dan mengeras, sampai aku baru menyadari. Ternyata aku memiliki ukuran puting yang cukup besar jika sedang tegang.
Papa mulai memasukkan toket kananku ke dalam mulutnya, seolah seluruh toketku ingin dia masukkan ke dalam mulutnya itu. Dihisapnya dengan begitu keras, hisapan papa memang gak ada duanya. Mau di puting ataupun di vagina, keduanya terasa sangat nikmat.
“Slurrrrp… Sluurrrp… Slurrrp…”
“Aaahhh… Paaah… Papah sayaang… hisap terus toket aku Paaah,” erangku dengan begitu keras. Dia menghisap payudara sebelah kananku, sambil lidahnya terus bermain di putingku. Aku semakin mendorong dan membenamkan toketku di mulutnya.
Aku ingin merasakan kenikmatan yang lebih lagi. Namun tiba-tiba papa melepaskan hisapannya, “Toket kamu itu ukurannya lebih besar ketimbang punya mama. Ukurannya lebih besar, tapi punya kamu lebih bulat, kenyal, dan juga masih tegang.”
Mendengar pujian papa, hatiku seketika merasa tersanjung. “Benarkah? Papa lebih puas menghisap toket aku ketimbang toket mama? Tapi nanti kalo toket aku udah kendor, papa ninggalin aku dan nyari perempuan lain lagi dong?”
“Hahaha iyaa enggaklah, kamu ini mirip banget sama mama kamu yaa. Papa sangat menyayangi kamu Felisa. Terima kasih kamu sudah mengerti Papa,” jawabnya yang berterima kasih kepadaku. Hatiku seketika semakin merasa tersanjung.
“Paaah… Felisa pengen dientot sama Papa. Papa selama ini cuma jilatin vagina aku. Tapi aku gak pernah Papa entot. Selalu ditinggal setiap kali aku udah selesai orgasme. Papa gak sayang sama aku kah?” pintaku agar malam itu papa ngentotin aku.
“Iyaudah, malam ini kamu Papa genjot yaa. Papa soalnya gak pernah mau menyetubuhi perempuan, tanpa kemauan dari perempuannya langsung. Jadi Papa yaa cuma bisa sabar sambil mancing-macing. Hahaha,” jawabnya yang tertawa kecil.
“Ihhh, aku udah kepancing dari lama Paaah… Aku udah nyangkut di kail pancingan Papa udah dua minggu lebih. Gak ada Mama, gak ada Kak William, gak ada Kak Steven. Malem ini Papa bisa puas entotin aku. Kaya di film-film bokep gitu hehehe.”4264Please respect copyright.PENANA0DjFlj4J90
4264Please respect copyright.PENANAbNQxPOvaGI