-------------------------------------------------------
Created by : ArthuZeus Nalakarta
-------------------------------------------------------
Genre : School, Action, Fantasy, Comedy, Romance, Ecchi, Adventure, Isekai, Thriller
-------------------------------------------------------
18 Juli 1578, Gua Kota Crosstina, Negara Kekaisaran Leonaproxa, Pagi Hari
Daftar Bahan dan tempat yang dituju :
- 6 biji Batu Mutiara Kehidupan | Gua Kota Crosstina ✅
- 6 biji Batu Mutiara Penyembuhan | Sungai Kota Alexsandrius
- 8 Pasang Kaki Rubah Abadi | Kabut Mistis Desa Ignatirias
- 6 Toples Lendir Smile Beracun | Danau Beracun Kota Alpharoxa
- 6 Toples Madu Alami Lebah Mematikan | Hutan Keramat Kota Daemonelix
Setelah mendapatkan 6 biji Mutiara Kehidupan, terlebih dahulu mereka membersihkan diri dan bersiap-siap untuk pergi ke Kota Alexsandrius. Kotori dan yang lain mandi barengan di tepi sungai, sedangkan akira mandi sangat jauh dari mereka.
“Kotori-chan, punyamu gede sekali ya, bagaimana caranya punya aset segede gitu?” ungkap Tomori.
Kotori menjawab, “Oh, mau punya payudara gede gini ya... hahaha, mudah saja kok”
“Ayolah beri tahu aku, Kotori-chan” sahut Tomori.
“hedeh, padahal punyanya Tomori gak kalah gede dari Kotori, punya gua apa adanya dah....” gumam Zusukane berkata dalam hati sambil iri melihat mereka berdua.
Mereka pun selesai mandi dan berpakaian, setelah berpakaian mereka langsung berangkat menuju Kota Alexsandrius.
Kota Alexsandrius, Kota Pelabuhan Negara Kekaisaran Leonaproxa, 09:00 Pagi Hari
Kota Alexsandrius merupakan Kota pelabuhan di Negara Kekaisaran Leonaproxa, Kota ini tidak jauh dari Kota utama, Crosstina. Sekitar 10 – 15 Kilometer jika menggunakan transportasi darat seperti Kuda dan Kadal Beroda. Pemandangan pantai nya sangat menyegarkan mata dan ombaknya gemerincing sana-sini, kadang turis dari kota sebelah mampir ke kota ini untuk menghilangkan rasa penat sehabis menyelesaikan quest guild. Kota ini salah satu sumber kekuatan laut yang dimiliki oleh kekaisaran, terutama menjadi Kota yang kaya akan sumber daya alam hayati berupa ikan, kerang laut, dan komoditas laut lainnya.
“Alexsandrius, kota pelabuhan yang indah dan sejuk. Dah berapa bulan ya gak kesini lagi?” ucap Akira.
Kotori menjawab perkataan Akira, “kurang lebih 3 – 4 bulan sih, Akira-kun. Arina kan baru meninggal 1 bulan yang lalu.”
“iya sih, padahal dia yang paling penting dalam tim ini.” tutur Akira sambil sedih.
Karena ada hal yang aneh terhadap mereka berdua, Tomori langsung bertanya ke mereka, “Ada apa nih, Kok sedih gitu kalian berdua?”
"ahhh gak papa, Cuma mengenang teman kami aja kok” sahut Kotori.
“oh, kalau kalian ada yang mau dibicarakan, sama kita-kita aja ya” Tomori menjawab perkataan kotori dengan sungguh-sungguh.
Mereka pun mencari penginapan agar tak perlu buat tenda lagi dikarenakan bahan yang mereka perlukan cukup mudah, hanya menelusuri Sungai yang ada di kota Alexsandrius. Namun, di saat itu juga, Keita dan Marchel yang juga sengaja mengawasi pergerakan mereka dari jauh. Tugas mereka hanya membuat onar dan kekacauan di Kota Alexsandrius.
“Gak sabar aku mau hajar mereka berempat, berkat latihan terus kau tengok nih, tuan” ucap Marchel.
"gak usah belagu dulu kau, Marchel. Belum tentu kita menang melawan mereka. Tugas kita disini Cuma memantau mereka saja, kalau pun ada waktu buat ganggu mereka bisa aja lah.. ini tugas dari Raja iblis loh.” bisik Keita.
“Iya sih, tapi asli gatal banget nih tangan pengen hajar mereka.” Kata Marchel sambil kesal.
“Kau kira kamu doang yang gregetan, aku nih yang paling gregetan apalagi dengan si Akira itu.” gumam Keita. “udahlah yang penting kita fokus mantau mereka dulu, hajar mereka itu belakangan” ucap Keita melanjutkan perkataannya.
Sekian lamanya berkeliling, mereka pun menemukan penginapan yang layak buat mereka nginap untuk mengumpulkan bahan obat penyembuh yang kedua.
“Berapa Crosstiney perak kalau mau menginap di tempat ini? 2 setengah hari sih, 10.000 Crosstiney perak ya.. baiklah ini dia,” ucap Akira sambil bicara ke pemilik penginapan.
“Mahal banget ya harga penginapan di sini” ujar Zusukane.
“5.000 crosstiney perak buat 1 kamar, emang segitu harga di setiap penginapan” sahut Akira.
“ya sudahlah, Zu-chan. Daripada kita bikin tenda lagi, mending nginap aja kita” jawab Tomori mengiyakan.
13:00, Siang Hari di kamar penginapan
“Oke, bahan kedua yang kita perlukan ada di sekitaran sungai yang ada di kota, terdapat 4 sungai yang mengalir mengarah ke kota ini, 1 di antara nya adalah sungai yang bisa menghasilkan mutiara yang kita cari, yaitu Mutiara Penyembuhan. Ada pertanyaan?” Ucap Kotori memberikan penjelasan sekaligus pertanyaan.
“Bagaimana keadaan di daerah tersebut, apakah daerah tersebut aman-aman saja atau masih ada monster-monster berkeliaran disitu?” sahut Zusukane memberikan sebuah pertanyaan.
Kotori menjawab, “kemungkinan bakal aman, hanya saja masih ada monster yang berkeliaran di satu titik daerah sungai itu.” Kotori bertanya lagi, “Ada lagi yang ingin ditanyakan?”
“Tidak ada Kotori, mungkin cukup jelas ya, Akira kau mau nambahin?” Tomori menatap Akira.
Akira merespon baik perkataan Tomori, “Dari ku ya sih cukup aja, soalnya monster-monster nya kali ini cukup mudah untuk dibunuh.”
“Kalau begitu, kita langsung meluncur ke Sungai, semuanya!” ucap Zusukane dengan nada girang.
13:25, Tepi Sungai Silvianas, Kota Alexsandrius, Siang Hari
Di kota Alexsandrius, terdapat 4 sungai yang mengalir langsung menuju ke kota dan 1 diantaranya sungai yang menghasilkan banyak sumber daya alam Mineral tambang, yakni Sungai Silvianas, Sungai Aachen Utara, Sungai Aachen Selatan dan Sungai Hydrouleus.
- Yang pertama, Sungai Silvianas, sungai yang mengalir mengarah langsung ke kota dan langsung terhubung dengan air laut. Sungai ini sangat kaya akan ikan dan spesies kerang laut. Sungai ini juga digunakan sebagai sarana transportasi maupun penjualan diatas sampan.
- Yang kedua, Sungai Aachen Utara, sungai yang mengalir mengarah utara kota, sungai ini cocok untuk pertanian yang subur dan konon katanya sungai ini bisa menghasilkan puluhan serpihan emas setiap tahunnya karena seringnya pasang surut air sungai.
- Yang ketiga, Sungai Aachen Selatan, sungai yang mengalir mengarah selatan kota, sungai ini cocok untuk pertanian yang media tanamnya sangat basah, seperti padi beras, gandum, lada dan jagung. jika sungai utara menghasilkan emas, maka sungai ini bisa menghasilkan puluhan tembaga setiap tahunnya.
- Yang terakhir, Sungai Hydrouleus, Sungai yang kaya akan Mineral tambang dan Mutiara.
“Wow, pantesan saja Negara ini makin lama makin kaya, Sumber daya alamnya aja melimpah apalagi hasil panennya, Kota pelabuhan menang banyak.” Kata Zusukane sambil membacanya di papan pengumuman.
“yahh setidaknya, Pajak Negara harus tetap jalan terus, Kekaisaran udah banyak hasil panen, tapi yang mereka butuhkan hasil mineral tambang dan komoditas laut.” sahut Akira.
Tomori bertanya, “Kekaisaran lebih butuh Mineral tambang ya, buat perlengkapan persenjataan dan alat tempur agar Kekaisaran aman dari serangan musuh gitu ya?”
“Lebih tepatnya gitu, karena makin hari makin banyak musuh yang nerobos masuk ke kekaisaran” ucap Akira.
Kotori menegur mereka bertiga, “ehem, tolong perhatikan sini, incaran kita adalah Sungai Hydrouleus, disitu kita bisa mengumpulkan banyak mutiara penyembuhan yang kita mau”
“Sungai Hydrouleus itu jauh apa gak sih?” pungkas Tomori.
“Tidak terlalu jauh kok, hanya menelusuri hutan komersial sekitar 12 kilometer, maka sampai lah kita di sungai itu.” ucap Kotori.
“Astaga, sama aja jauh... Percuma juga kalau kita jalan kaki ke daerah situ” gumam Tomori.
Akira menjawab, “Ya elah.... yang nyuruh jalan kaki ke sana siapa juga dah? Yang ada pegal-pegal”
“Lalu kita gunakan apa?” tanya Zusukane.
Akira mengeluarkan kapal kecil berjenis Speedboat, kapal yang tahan dengan proyektil-proyektil ringan dan sedang, hanya saja kapal ini tidak akan mampu bertahan dengan semburan api yang sangat panas.
Zusukane berkata sambil kaget, “aku gak tahu lagi sudah, Akira.. tapi jelaskan padaku, benda apa lagi yang kau keluarkan ini?”
“Speedboat, kan?” tutur Akira.
“Iya Speedboat, tapi kok bisa ada di dunia ini? Kau kira Jepang Modern?” sahut Zusukane.
Akira pun menjelaskan ke Zusukane, “kebetulan ini hari Sabtu, orang-orang yang ada di pelabuhan komersial tidak buka sampai Minggu sore, makanya aku keluarin kapal supaya gak perlu keluarin biaya penyebrangan sungai.”
“Ya sudahlah, yang penting kita bisa-“ pungkas Zusukane.
Anak panah melesat ke arah mereka, namun meleset. Tidak salah lagi jika bukan dari pasukan Alpharoxa yang melihat mereka berempat ingin pergi ke Sungai Hydrouleus.
“4 Prajurit Leonaproxa itu ingin pergi ke Sungai Hydrouleus, Jenderal” ucap salah satu Prajurit Alpharoxa.
Jenderal Alpharoxa memerintahkan mereka, “Serang mereka dengan hujan panah berapi!”
“Sial, kenapa harus berhadapan lagi dengan mereka?” Kotori menatap mereka.
Karena sudah gak ada waktu lagi, Akira bilang kepada mereka, “Sudah jangan banyak bicara semuanya, cepatlah masuk ke kapal Segera!”
“Lontarkan anak panah berapi kalian semuanya!!” perintah si Jenderal Alpharoxa.
Anak panah melesat ke arah kapal mereka yang tengah melaju, Akira yang sedang berusaha menghindar anak panah harus berhati-hati dengan karang batu di sekitar, Sungai Silvianas dan Hydroules sendiri merupakan sungai yang paling banyak karang batu nya, Arus sungainya yang deras dan sedikit berbahaya bisa saja membuat kapal langsung bocor seketika.
Jenderal Alpharoxa memerintahkan mereka dengan berkata, “Sebagian Pasukan yang ada, pakailah Naga laut dan kejar mereka ... sisanya ikut saya hadang mereka di tepi Sungai Hydrouleus!!”
Akira yang sambil mengemudikan kapal berkata ke Zusukane, “Zu-chan, bagaimana keadaan di belakang? Aman-aman saja kah?”
Zusukane menengok ke kebelakang dan kaget. “Akira, kita punya masalah lebih besar.”
Pasukan Naga Laut Alpharoxa mengejar mereka dengan beranggota 48 orang, yang menunggangi 24 ekor naga laut (1 ekor naga laut, maksimal 2 orang). Pilihan terakhir mereka ialah, meluluhlantahkan para pasukan tersebut dan menghindar.
“Tidak ada pilihan lain, Zusukane kau mengemudikan Kapal, Kotori dan Tomori tembaklah para pasukan itu.” Akira menunjuk mereka bertiga.
“Baiklah, kami siap!” kata Kotori dan Tomori.
“kok aku yang mengemudikan kapal? Bukannya si Tomori yang dapat job ini?” pungkas Zusukane.
Akira menatap tajam mengarah Zusukane seakan-akan dia sangat serius dan peduli dengan kesehatan Zusukane. “Aku tidak mau kalau kamu kehabisan mana lagi, jadi kamu yang harus nyetir kapal ini, jadi paham?”
“hedeh, baiklah aku paham, Akira ... kau sendiri bagaimana?” tutur Zusukane.
“Aku akan serang mereka dari bawah air, jika gagal bakal ku serang mereka dengan sihir petir” ucap Akira.
“baiklah kalau begitu, hati-hati” ungkap Zusukane.
Akira langsung nyebur ke dalam air yang deras, dan menunggu waktu yang pas agar bisa langsung bunuh semua pasukan tersebut.
*woooshhhh* suara panah melesat
“uaaarrggghhh.....” teriak salah satu prajurit Alpharoxa yang jatuh ke dalam air
“Fire blast!” kata Tomori merapalkan sihirnya.
Naga laut itupun terkena serangan fire blastnya Tomori yang membuat Naga tersebut hilang pandangan dan tak sadarkan diri ke dalam air. Bahkan, prajurit yang juga sedang menunggangi naga itu langsung terjun ke dalam air.
“makan lagi nih, Fire Blast!” kata Tomori.
Sedangkan Kotori, dia dengan santainya menembakkan anak panah ke arah penunggang naga yang mengendarai naga tersebut.
“Rasakan ini, Panah Beracun!” ucap Kotori.
*wooosshhhh* suara anak panah dilepaskan.
Panah-panah itu menancap langsung di dada setiap prajurit-prajurit itu, dan bakal tewas secara perlahan-lahan.
“Lagi nih, Panah Beracun!” ucap Kotori.
*wooosshhhh* suara anak panah dilepaskan.
“5 Kilometer lagi kita sampai ke Sungai Hydrouleus, bertahanlah semuanya!” kata Zusukane.
Seketika itu juga, Akira langsung muncul dari Air dan langsung bunuh mereka hanya menggunakan pedang. Akira dengan singgap membelah perut mereka dan menyerang secara membabi buta.
“uarrggggghhhhhhhhh......” teriak prajurit alpharoxa yang merintis kesakitan.
“3 Kilometer lagi.” Kata Zusukane.
“huuuarrgggghhhhh......” teriak prajurit alpharoxa yang merintis kesakitan.
“uarrggggghhhhhhhhh......” teriak prajurit alpharoxa yang merintis kesakitan.
“1 setengah Kilometer lagi.” Kata Zusukane.
“Triple Lightning Javelin!!” ucap Akira.
(Skill : Triple Lightning Javelin, efek skill : 3 tombak petir yang sangat mematikan mampu menyerang musuh di daerah berbentuk kipas dengan damage 300%, Mana comsuption : 35)
Para prajurit Alpharoxa pun telah tumbang tak bersisa di sungai itu, prajurit yang masih hidup langsung kabur demi menyelamatkan nyawa mereka. Akira pun kembali ke kapal speedboat dengan selamat.
“Mantap sekali, Akira.. kau menghabisi mereka dengan sekali serang” ungkap Kotori dengan nada senang.
“Hahaha, Makasih... hampir gak bisa nahan napas di dalam air, jadi langsung cepet-cepet keluar dari air.” Kata Akira.
15:15, Sungai Hydrouleus, Sore Hari
Sebagian prajurit alpharoxa telah memblokade sungai berbagai arah dan berpatroli agar tidak ada satupun orang yang mengambil hasil tambang di daerah itu. Akira dan kawan-kawan sangat kesulitan untuk memasuki daerah sungai itu.
“sial, mereka lebih dulu yang sampai ke sungai ini, bagaimana kita memasuki daerah itu dan mengambil mutiara nya?” tanya Zusukane ke mereka.
Akira menunjuk ke 4 prajurit Alpharoxa yang berseragam lengkap, “kita serang 4 prajurit tersebut dan ambil pakaiannya, itu bisa jadi alat penyamaran kita.”
“Ide bagus, Akira.. tapi, apakah bisa tanpa ketahuan oleh pihak Alpharoxa?” tutur Tomori khawatir
“percaya saja padaku, tapi yang kita butuh itu adalah umpan buat narik perhatian ke mereka berempat” kata Akira.
“hmmm...... siapa ya?” kata Zusukane.
Mereka bertiga melihat Kotori yang sedang makan kue hasil dia beli sebelum berangkat ke sungai, Kotori lah yang paling cocok buat dijadiin umpan untuk mereka.
“Hmm, ada apa kalian lihat ke aku?” kata Kotori sambil melahap kue.
“Kotori, sebenarnya kita punya tugas untuk mu” ucap Akira.
Kemudian, Kotori disuruh memikat 4 prajurit itu menuju ke semak-semak yang telah diberitahu oleh mereka bertiga.
“Ehh kapan kamu nikah? Teman-teman mu yang lain loh dah pada nikah semua” ucap Prajurit itu.
“Ahahahaha padahal kamu juga belum nikah, nanya yang belum nikah kek gua.. gimana sih elu dah.. lucu banget” ucap Prajurit yang kedua.
“Kudengar Pangeran Alpharoxa mau menikah dengan anak diplomat dari Ackatoria, apakah benar?” tanya Prajurit yang ketiga.
“Katanya sih iya, karena Raja Alpharoxa ingin bekerja sama dengan Kerajaan Ackatoria supaya bisa mengalahkan Leonaproxa dengan mudah” pungkas Prajurit yang ke empat.
“wah mantap tuh, bisa runtuh dengan mudah tuh Kekaisaran.. hahaha” ucap Prajurit yang kedua.
Dengan penuh percaya diri, Kotori pun muncul didepan mereka berempat dan melaksanakan perintah dari mereka bertiga itu.
“ehmm... tuan-tuan bisa minta tolong gak?” tanya Kotori.
“wah wah wah, ada nona cantik tersesat di sungai ini pada sore hari, mau ngapain ke sini?” tanya prajurit ke tiga.
“*hiks hiks* temanin aku ke sana dong, tuan-tuan. Kalau aku sendiri, aku bakal digigit sama monster-monster disini” Kotori meneteskan air mata nya.
“waduh, tenang nona, hanya temenin nona ke sana aja kan? Baiklah mari kami antar” ucap prajurit pertama.
“makasih loh, tuan-tuan *hiks hiks*” ucap Kotori.
Mereka berempat termakan umpannya, beberapa menit saja jalan ke situ, prajurit-prajurit alpharoxa dihajar habis-habisan sama mereka berempat. Dengan singgap mereka melucutin pakaian prajurit itu dan bersiap menuju ke lokasi.
“Oke, setidaknya ini sudah aman. Tutup jasad mereka dan hilangin dengan sihir.” Kata Akira.
“Baiklah!” ucap Tomori dan Zusukane.
“Setidaknya kita harus ngumpulin sekitar 20 biji agar tidak ketahuan dengan prajurit alpharoxa itu.” Tutur Kotori.
Mereka berhasil memasuki sungai itu tanpa ketahuan oleh Prajurit Alpharoxa, dengan segera mereka mengambil Mutiara itu secepat mungkin.
“1, 2, 3, 4, 5 , 10, 20 oke, setidaknya cukup, kalian dapat berapa?” kata Akira
Kotori menjawab, “30 biji Mutiara. Kalau kamu, Zusukane?”
“35 biji, agak campur sih ini tapi okelah. Tomori gimana?” Ucap Zusukane.
“Cuma 25 biji, disana ketat bener jadi susah.” Ungkap Tomori.
“Bagus, cepet kita harus kabur dari sini” kata Akira.
Mereka bergegas pergi dari situ menuju ke kapal mereka, namun salah satu prajurit Alpharoxa melihat mereka dan memberitahu Jenderal bahwa mereka ada disini untuk mencuri Mutiara.
“Arrrrrgggghhh.... Kejar mereka atau kupenggal kepala kalian satu per satu” ucap Jenderal Alpharoxa itu.
“Baik Jenderal, Semuanya kejar mereka!!” ucap Prajurit itu.
Prajurit Alpharoxa pun mengejar mereka dari belakang, saking cepatnya mereka tidak gapai mereka berempat walau Cuma berlari saja.
Roberto berbicara ke Akira lewat telepati, “hey butuh bantuan, anak muda?”
“Tuan Roberto, tapi kok bisa?” ungkap Akira lewat telepati
“Tidak usah banyak bicara, setidaknya lari sampai ke kapal, kami hadang mereka disitu” kata Roberto lewat telepati.
“Baiklah, Bantuan segera datang semuanya!” kata Akira.
Setelah berlari sekian lamanya, mereka sampai di kapal dan disambut dengan kedatangan Tuan Roberto dan Tuan Forza sekaligus prajurit-prajurit Leonaproxa yang berjumlah 450 orang.
“Tuan Forza? Kau kah itu, bagaimana bisa?” ucap Kotori.
Tuan Forza langsung menjelaskan, “tidak usah banyak bicara, Kotori.. kami dapat kabar bahwa ada Pertempuran di tengah Sungai Silvianas, jadi kami mengikuti jejak kalian sampai di Sungai Hydrouleus ini”
“Memang gak ada abis-abisnya mereka ngacau di kota ini, pengen banget saya remuk badan mereka” kata Tuan Roberto.
“Kami akan melawan mereka disini, tak ada satupun prajurit Alpharoxa yang akan lepas dari pandangan kami, kalian langsung pulang saja” lanjut Tuan Forza.
“Baiklah kami akan pergi dari sini, semoga berhasil buat kalian para prajurit Leonaproxa, Mari Tomori, Akira, Kotori” ucap Zusukane.
“Oke!” ucap Kotori, Akira dan Tomori.
Dengan singgap, Kapal yang mereka tunggangin melaju lebih cepat meninggalkan Tuan Roberto dan Tuan Forza yang tengah melawan ratusan prajurit alpharoxa.
“MARI KITA LULUHLANTAHKAH MEREKA SEMUA!!!! Pemanah luncurkan Hujan panah ke hadapan mereka” teriak Tuan Forza memulai serangan ke arah mereka
“URAAAAAAAA!!!!!!!” ucap para Prajurit Leonaproxa.
Pertempuran itu pun berlangsung lama sampai malam hari, sementara itu juga, mereka berempat telah sampai di pelabuhan dengan selamat dan kembali menuju ke penginapan.
“Arrggghhh, akhirnya bisa pulang juga ke rumah.. kupikir bakal mati disitu” ucap Zusukane.
“setidaknya kita bisa mendapatkan banyak Mutiara penyembuhan” kata Akira.
“hedeh, gara-gara dikejar sama prajurit-prajurit itu... rasanya ingin mandi terlebih dahulu” kata Tomori.
“bener juga, mari mandi bersama-sama... Akira, kau mau ikut kah?” tanya Kotori.
“Woyy, mending jangan dah” Ucap Zusukane dan Tomori.
“aku bercanda saja kok.. hahahaha” seru Kotori sambil ketawa.
Mereka pun segera mandi dan lanjut makan malam dikarenakan habis dikejar-kejar oleh prajurit Alpharoxa, lalu beranjak tidur agar bisa lanjut mencari bahan penyembuhan yang ke tiga.
BERLANJUT
ns 15.158.61.8da2