-------------------------------------------------------
Created by : ArthuZeus Nalakarta
-------------------------------------------------------343Please respect copyright.PENANATlZpgcRySj
Genre : School, Action, Fantasy, Comedy, Romance, Ecchi, Adventure, Slice Of Life, Isekai, Thriller
-------------------------------------------------------
12 Juni 1578, Kuburan Kota Crosstina, Ibukota Kekaisaran Leonaproxa343Please respect copyright.PENANASqeKK7ZbIe
Keesokan harinya, suasana di kuburan penuh haru dan sedih. Duka yang sangat mendalam dan tidak berarti. Seorang sahabat telah kehilangan sahabat terbaiknya, Tachibana Arina, dibunuh oleh temannya sendiri, Kitamura Tomoya. Dia dibunuh oleh Tomoya dikarenakan dia ingin menghentikan Tomoya, namun naas dia tertusuk tombak milik Tomoya itu sendiri.
“hiks, hiks.... Arina-chan!!” Ucap Homura sambil menangis.
“Arina!! Hiks, hiks.. Kenapa... Kenapa kau harus pergi begitu cepat??” kata Kotori sambil menangisi nisannya.
“Maafkan aku Kotori, tiba-tiba Arina langsung menghampiri kami ditengah-tengah. Aku tidak sempat menarik dia.” Ucap Akira.
“D-Dimana Tomoya?? A-aku pengen sekali menghajarnya.” Kata Kotori sambil menahan air matanya.
Mereka hanya diam dan mereka tidak mau menjawabnya dikarenakan Tomoya sudah jatuh ke sisi Kegelapan. Kotori pun berdiri dan berkata kepada Akira.
“A-akira, jangan b-bilang dia itu telah berpaling ke sisi kegelapan?” tanya Kotori ke Akira.
“Sekali lagi maafkan aku, kami tidak tahu kalau tiba-tiba sifat dia berubah pas kami di Guild Kota kmarin.” Kata Akira.
“Kotori, maafinlah si Akira. Memang kami awalnya tidak tahu kalau sifatnya Tomoya berubah seperti itu. Dia juga marah-marah ke Akira karena dia itu Ketua Tim grup kita, padahal si Akira ketua tim yang sebenarnya.” Ucap Fuyukari.
“hiks, hiks.. Arina merelakan hidupnya demi kami untuk mencapai dungeon paling berbahaya di bawah Kota Crosstina ini.” Kata Saito sambil menangis.
Kotori pun mengerti apa yang dikatakan mereka, kemudian itu Kotori mulai membenci dan ingin membalaskan dendam Arina ke Tomoya.
“(mengusap mata) Baiklah aku akan memaafin Akira. Terima kasih telah berbicara padaku panjang apa yang terjadi pada Arina dan Tomoya.” Kata Kotori sambil berhenti menangis.
“iya Kotori sayang, dan maaf jika aku ada banyak salah ke kamu.” Kata Akira.
Tap...Tap.... Tap...Tap.... terdengar suara orang berlari menuju ke mereka, yaitu Prajurit Elite Raja Jormaxus.
“Hey para manusia, Raja membutuhkan kalian segera..” ucap si Prajurit tersebut.
“hmm... ada apa lagi?” kata Saito.
“udah ikut sajalah, ntar kalian tahu sendiri..” kata si Prajurit tersebut.
Akira dan kawan-kawannya pun mengikuti prajurit tersebut ke kerajaan Raja Jormaxus bercampur rasa kebingungan dan rasa penasaran, dimana ada hal penting yang ingin disampaikan oleh mereka. Mereka pun menaiki Kereta kerajaan dan menuju ke Istana Crosstina.
“ada apa pihak kerajaan memanggil kami secara mendadak? Kita lagi sedang berduka atas meninggalnya teman kami.” Kata Saito bertanya ke prajurit itu.
“Saya pun tidak tahu, nak.. saya hanya disuruh raja untuk mencari kalian dan membawa kalian ke Istana Crosstina.” Ucap prajurit itu.
“haaah... kalian sama aja, bikin pusing aja.” Kata Saito
“ya maaf nak, kami hanya menjalankan sebuah tugas saja dari baginda kami.” Ucap Prajurit itu.
“sudah-sudah, Saito.. jangan bikin beban dalam kepala mu itu... hihihi.” Ucap Kotori sambil ketawa kecil
“hedeh... dahlah..” kata Saito sambil mengakhiri omongannya
Setelah berbincang-bincang sangat lama sekali, akhirnya mereka sampai di Istana Crosstina. Seketika suasana didalam istana bercampur aduk rasa panik dan rasa khawatir, Raja Jormaxus mondar-mandir kesana-kemari dikarenakan ada sesuatu yang menimpanya.
“duuh, parah sih ini.. apa yang harus aku lakukan.” Kata Raja Jormaxus sambil khawatir
“salam Baginda, apa yang terjadi sampai-sampai anda mondar-mandir gitu?” ucap Akira
“ahhh anak-anakku, kalian datang juga akhirnya.... yahh jadi begini... situasi di Kota Crosstina sekarang lagi memanas sekali.” Kata Raja Jormaxus
“memanas bagaimana, tuan Jormaxus?” kata Homura.
“Jadi gini, Kota Crosstina akan diserang oleh Pasukan Kerajaan Alpharoxa dan Republik Kerajaan Raja Iblis. Mereka berencana akan menyerang kota kita kira-kira 1 bulan kedepan”
Kotori bertanya ke Raja Jormaxus, “Kok gitu ya? Memangnya mau mereka apa baginda?”
“Mereka ingin wilayah Leonaproxa pusat atau Kota Crosstina ini jatuh ke tangan Kerajaan Iblis, kalau kami tidak ingin menyerahkan wilayah ini. Maka, kota ini akan diserang oleh pasukan kerajaan Alpharoxa dan Kerajaan Iblis dalam 1 Bulan kedepan” ungkap Raja Jormaxus.
“Ya elah segitunya mereka ya, padahal sudah ada wilayah sendiri. Memangnya apa yang mereka mau dalam kota ini? Tanya Saito.
Akira menjawab ke mereka, “Mereka menginginkan sumber daya alam yang tersimpan dalam kota ini,”
“Ya kalau sumber daya alam kan, tinggal cari di daerah masing-masing. Selesai sudah masalah.” Ungkap Saito.
Akira menjawab lagi, “heeeh, bukan sumber daya alam juga yang mereka incar, hasil panen, pasukan, warga yang ada dalam kota dan alat perang yang mereka incar dalam kota ini. Itu sebabnya mereka ingin menyerang kota ini”
“Makin gila aja ya dua negara itu, udah nolak mata uang negara, malah minta wilayah ini direbut. Ya gak adil dong namanya, Pengen banget kuhancurin tuh dua negara.” Kata Saito
Akira pun menepuk bahu sang Raja.
“Baginda, kira-kira musuhnya ada berapa? Jika banyak, kami akan membasmi mereka sekuat tenaga kami.” Kata Akira
“hiks hiks, rencana mereka akan membawa pasukan lebih dari 3.000 orang.” Kata Raja Jormaxus
“3.000 orang ya.. hmm, baiklah kami akan menghancurkan mereka semua demi menjaga kota ini dan membayar semua usahanya Arina.” Ucap Akira
“kami tidak mau mengecewakan teman kami yang sudah meninggal ini.” Kata Saito
“baiklah, silakan kalian basmi mereka semua. Selamatkan lah kami yang sangat lemah ini.” Kata Raja Jormaxus.
Mereka pun keluar dan memulai menyusun rencana, dimana mereka akan bertarung dengan 3.000 musuh yang akan datang 1 bulan kedepan.
“Kau yakin, Akira? 3.000 musuh itu banyak loh” kata Kotori.
“sebenarnya aku kurang yakin, karena kita ini kurang personel dan tenaga. Apalagi, Pasukan Alpharoxa sendiri sangat kuat dibanding musuh dari negara lain” ucap Akira.
“Lagian aneh banget dua negara itu, Kekayaan di wilayahnya kan banyak, wilayah luas, kurang apa lagi coba?” pungkas Saito sambil kesal.
“Tenang kak Saito, yang jelas kita harus memikirkan strategi buat kedepannya untuk melawan 3.000 musuh itu semua.” Ucap Homura.
Akira menjawab didepan mereka, “beri aku waktu dulu sebentar untuk berpikir terlebih dahulu, kalian pulang lah ke penginapan”
Teman-temannya pun jadi bingung mengapa harus meninggalkan Akira sendirian, setelah itu mereka pun pulang ke penginapan, sedangkan Akira sendiri ingin mampir ke suatu tempat yang ada di sekitar Kota Crosstina sekaligus ingin menghilangkan rasa beban pikiran di kepalanya akibat terlalu banyak memikirkan tentang tawaran perang dari Raja maupun Kematian Arina sendiri.
Akira berhenti di sebuah kedai kopi yang sedikit rame, disitu dia langsung duduk dan memesan sebuah kopi sekaligus mencoba rasa kopi tersebut.
“permisi, saya mau pesan kopi hitam satu” kata Akira langsung duduk ke kursi.
“pake gula gak, tuan?” ucap pelayan berkuping itu.
“gulanya setengah sendok saja ya” kata Akira.
Pelayan berkuping menanggapi perkataan Akira, “Baiklah tuan, tunggu sebentar ya”
Akira menunggu kopi pesanannya sambil memikirkan strategi untuk mengalahkan 3.000 musuh yang akan datang ke kota sebelum tanggal 11 Juli 1578. Akira pusing dengan apa yang dia pikirkan sekarang apalagi dia susah melepaskan kematian Arina di benak hatinya.
“(Hmmm... bagaimana ya, pikiranku makin berat gara-gara mikir yang beginian, belum lagi kematiannya Arina yang susah kulepaskan dari kepala ini)” Akira berkata dalam hatinya.
“(Arina sendiri sangat suka di dunia ini, bertemu banyak orang, suka memakan jenis makanan yang ia temui, dan dia juga pernah berjanji bahwa dia tidak akan mati sebelum Raja Iblis dikalah, namun dia sendiri mati juga.... ah pusing sumpah)” Akira melanjutkan perkataannya dalam hatinya.
“Ini tuan kopinya, maaf agak lama bikinnya” kata Pelayan berkuping itu.
Akira terdiam termenung sebari membayangin temannya itu ketika dia masih hidup di dunia ini, Pelayan itupun langsung menyadarkan dia.
“Tuan, hallo tuan... kopimu dah datang” kata Pelayan berkuping itu
Akira pun langsung sadar, “Oh maaf mbak, makasih banget ya”
“ada apa tuan, ada masalah sesuatu kah di dalam pikiran tuan?” ungkap Pelayan berkuping itu dengan nada kebingungan.
“Oh maaf, saya hanya mengingat teman saya yang masih hidup, dia meninggalkan kami semua di dunia ini” tutur Akira sambil sedih.
“aduh, maaf jika saya menggangu anda dengan teman anda” kata Pelayan berkuping itu.
Akira menjawab, “tidak apa-apa, saya hanya ingin melepaskan pikiran saya saja disini”
Setelah itu, tiba-tiba datanglah Tuan Forza dan Nona Allene yang secara kebetulan mampir ke kedai dan ingin minum bersama.
“Eh ada nak Akira rupanya disini” ucap Allene.
Forza sontak kaget dan bertanya, “Wah, ini anak muridmu yang terkemuka itu ya, Allene?”
“Iya pak, ini anak murid saya yang waktu itu pernah saya bicarakan pas latihan beberapa bulan hari itu” kata Allene.
“Nona Allene, iya lagi hilangin penat dan ehmm... anda itu Guru pelatihnya Kotori ya?” Akira bertanya ke Tuan Forza
Tuan Forza memperkenalkan diri Di hadapan Akira , “ohhh, perkenalkan nama saya Arthureus Forza, saya Elf Archer Master dari Holy Elfraim, Divisi ke 4 regu pemanah di kota sekaligus ketua regu dalam divisi tersebut, senang berkenalan denganmu, nak Akira”
“Tumben kamu kesini ke tempat kami minum kopi, biasanya kamu jalanin quest sama anak-anak yang sama kamu itu?” tanya Allene.
“Sebenarnya, saya datang kesini ingin melepaskan pikiran saya sekaligus penat, pikiran saya kacau balau akibat permintaan besar dari Raja” kata Akira.
“Hmm ada masalah apa dengan raja sampai-sampai meminta bantuan ke kalian?” ucap Allene.
Forza langsung memesan kopi, “Mbak, kopi hitam 2 ya, yang satu pake gula dan yang satu gak pake gula”
“Baik tuan!” kata Pelayan berkuping itu.
“Jadi gini.. Sebenarnya” kata Akira
Akira menjelaskan kepada mereka berdua tentang permintaan Raja saat mereka didalam istana, Raja meminta mereka agar menumpaskan 3.000 prajurit Alpharoxa dan Raja Iblis yang akan datang ke Kota sekitar 1 bulan yang mendatang, hanya saja Akira pusing dengan personelnya yang hanya sisa 5 orang dan itupun kekuatan mereka tidak cukup untuk mengatasi musuh-musuh yang jumlahnya sangat banyak itu tersebut.
Ditambah lagi Akira pusing dengan kematian Arina yang telah dibunuh oleh Kitamura Tomoya.
Forza menanggapi penjelasan Akira, “Wah wah wah, makin gila aja 2 negara ini.. masa mau rebut Kota Crosstina sebelum 1 bulan kedepan, mana bisa gitu lah, gak adil namanya itu”
“Aku setuju, Tuan Forza, mereka sudah keterlaluan sekali, mereka boleh serang daerah lain, tapi kalau sampe merebut ataupun mengambil wilayah yang telah ditentukan, mau gak mau Kekaisaran harus mempertahankan Wilayahnya” tutur Allene menyetujui kata Forza.
Akira langsung bingung dan berkata, “makanya saya bingung, mau cari personel kemana lagi? Gak ada kenalan juga di sekitar di kota ini”
Dan kebetulan lagi, Tuan Roberto dan Nona Carolina bertemu dengan mereka bertiga yang sedang membahas sesuatu.
“ada apa ini? Tumben pada minum kopi di kedai ini, Hai nak Akira” ungkap Tuan Roberto
“ehhh ada Nona Allene dan Tuan Forza juga disini” kata Nona Carolina.
Forza pun menjelaskan ke Roberto dan Carolina. “Bagus, semua sudah berkumpul semua.. Jadi begini, Akira telah menjelaskan kepada kami bahwa dia tadi habis bertemu dengan raja. Katanya baginda raja, Kota Crosstina akan diserang Pasukan Alpharoxa dan Raja Iblis Aetherias yang akan diserang 1 bulan kedepan, hanya saja Akira kekurangan personel untuk menyerang 3.000 pasukan musuh itu, 2 negara itu dah keterlaluan banget, masa mau rebut Kota Crosstina dalam kurun waktu 1 bulan, gak adil kan?
“Mana bisa gitulah, gak adil namanya itu... gila kali” ucap Nona Caroline
“Keterlaluan, memang gak ada abis-abisnya mereka” kata Tuan Roberto
“Akira, kami siap membantumu, asal bisa menumpaskan seluruh 3.000 pasukan tersebut. Tentukan saja apa maumu” kata Tuan Forza
“Baiklah, aku 2 punya permintaan, yang pertama Tuan dan Nyonya ada bawa peta Kota Crosstina?”
“Ini aku bawa, kebetulan habis patroli di Gerbang Timur” kata Tuan Roberto
“Oke, permintaan ku yang kedua, Nona Allene bikinlah sebuah dimensi yang tidak ketahuan oleh semua orang”
“Baiklah, kuciptakan segera mungkin” kata Nona Allene.
Nona Allene pun menciptakan dimensi yang tidak ada batasnya, disinilah mereka akan membahas strategi tersebut.
“Baiklah kulangsung saja bicaranya, Kota Crosstina memiliki 4 wilayah di dalam kota. Wilayah paling barat sangat ketat dan akan banyak Pasukan yang bawa pedang dan tameng, disini bisa jadi ada pemanah lain dari pihak musuh, Tuan Forza aku minta kau taklukan Gerbang Barat menggunakan regu pemanah anda, bisa kan? Ini titik vital pertama, ada desa dan pangkalan militer juga disitu.” ucap Akira.
“Akan kuatasi, regu kami sebagian ada yang bisa pakai pedang jadi tenang saja” kata Forza.
“oke selanjutnya, wilayah paling timur itu musuh bakal banyak main dengan serangan jarak jauh, bahkan mereka mempunyai senjata paling berat, yaitu Trebuchet. Senjata ini bakal dijaga ketat oleh pasukan pedang dan tombak, Tuan Roberto apakah kau bisa taklukan Gerbang Timur menggunakan anak buah anda? Ini titik vital ke dua setelah gerbang barat, pangkalan militer loh ini” kata Akira.
“Aku mah bisa, jangan anggap remeh pasukan ksatria Cahaya Leonaproxa ini” ucap Tuan Roberto.
“Selanjutnya, wilayah selatan kota itu bagian penting, soalnya banyak warga tak berdosa di daerah itu, apalagi ada ternak warga yang mendiami daerah itu, Nona Allene, aku minta anda taklukan daerah itu nanti bareng adik saya. Disini banyak musuh yang suka main kekacauan dan rusuh” kata Akira.
“Baiklah Akira, saya akan membantu anda sebisa saya” kata Nona Allene.
“Terakhir, wilayah utara kota itu bagian penting yang kedua, soalnya banyak penganut agama terkemuka, kalau mereka terbunuh, kadipatin kepausan akan menganggap kita sebagai manusia tidak ada moral yang tidak bisa melindungi warganya. Selain itu, disini ada guild kota yang harus dijaga, Nona Carolina bisa atasi wilayah Utara ini?” kata Akira.
“Bisalah Nak Akira, tongkat saktiku ini akan menumpaskan siapa saja” ucap Nona Carolina
“Oke sip, sekarang kita keluar dari dimensi ini” ucap Akira.
Nona Allene pun mengembalikan mereka ke dunia asal, setelah kembali mereka sudah paham apa yang harus dilakukan, mereka langsung pulang ke rumah dan berlatih penuh untuk mengalahkan seluruh musuh tersebut. Akira juga langsung beranjak pulang ke penginapan.
“Aku pulang, semuanya” kata Akira.
“Akhirnya, bagaimana kak? Udah mendingan saja kah apa yang kakak pikirkan?” kata Homura sambil peluk dia.
Akira membelai kepala Homura dan mencium kepalanya, “sudah, akhirnya tenang pikiran ini”
“jadi bagaimana tentang 3.000 musuh itu?” tanya Saito ke Akira.
Akira merespon, “sudah kupikir matang-matang, dan yang kupegang ini bakal jadi poin penentu kita dalam menjaga Kota Crosstina”
“Baguslah, jadi tenang pikiran kita untuk saat ini” kata Kotori
“Aku ingin kita berlatih keras agar kita bisa mengalahkan Musuh-musuh yang ada di depan kita.” Kata Akira
“Bagus itu, besok kita langsung latihan saja, gimana teman-teman?” ucap Kotori mengajukan ide.
“Setuju!!” ucap mereka berlima.
Mereka pun pergi makan terlebih dahulu, habis itu mandi dan pergi beranjak tidur agar bisa berlatih keras besok hari demi menjaga Kota mereka.
343Please respect copyright.PENANAI7mhM3Se10
BERLANJUT