-------------------------------------------------------
Created by : ArthuZeus Nalakarta
-------------------------------------------------------
Genre : School, Action, Fantasy, Comedy, Romance, Ecchi, Adventure, Slice Of Life, Isekai, Thriller
-------------------------------------------------------
Di 3 pintu tersebut, mereka istirahat sejenak buat menenangkan diri sekaligus mengisi mana mereka.
“kalian tidak apa-apa sama sekali kan?” ucap Arina sambil menyembuhkan mereka
“kami tidak apa-apa, hanya saja mana kami menguras lebih banyak.” Kata Saito sambil kelelahan
“kuharap kita bisa sampai ke kristal tersebut.” Ucap Akira
“sudah-sudah, disini kita harus memilih pintu yang kiri sesuai arah peta.” Kata Tomoya
“sebentar Tomoya, kau tidak kasihan kah sama kami. Kami pengen istirahat sebentar.” Ucap Homura
“iya dah, kita istirahat dulu dah.” Ucap Tomoya sambil kesal
Mereka lanjut beristirahat sampai waktu yang menentukan. Setelah itu, barulah mereka melanjutkan perjalanan mereka. Perjalanan mereka pun akhirnya terbayarkan, mereka telah mencapai Jembatan Bawah Tanah yang panjangnya kurang lebih 1 Km. Dimana dibawah jembatan itu ada sungai yang sangat deras.
“Jembatan ini sangatlah berbahaya, salah injak maka nyawamu menghilang di muka bumi ini. Kawan-kawan, kita harus berhati-hati karena ada perangkap yang mematikan” Ucap Homura
“Baiklah, ayo ikutin aku.” Kata Tomoya sambil memimpin
Akira merasakan ada firasat yang tidak beres di jembatan ini, dia berpikir mungkin inilah tempat dimana orang-orang tidak bisa memakai skillnya, hanya pengguna khusus yang bisa mengaktifkan kembali skill mereka.
“kawan-kawan, aku punya firasat buruk di jembatan ini.” Ucap Akira
“Maksudmu apa, Akira? Disini tidak ada apa-apa. Hanya sekumpulan Kristal yang terbentang diseluruh gua ini.” Tomoya menjawab perkataan Akira
“Iya bener emang banyak kristal-kristal yang terbentang luas di gua ini. Tapi aku khawatir banget” kata Akira dengan nada khawatir
“udahlah, mungkin angin lewat.” Ucap tomoya dengan nada sombong
“(ada apa dengan tomoya, kenapa nada omongannya begitu.. lupakan saja deh)” Akira berbicara dalam hati
Sesampainya di ujung jembatan, mereka pun akhirnya bisa tiba di jalur yang mengarah kristal Eletro.
“baiklah, kita harus memilih jalur kiri ya kawan-kawan, sesuai arah petunjuk peta.”
Akira semakin tidak yakin, dia telah merasain bahwa inilah tempatnya. Tiba-tiba sebuah monster pun muncul di hadapan mereka
(Nama : Kura-Kura Tanah, Hit Points : 31000, kekuatan serang : 600 Dmg, Armor : Medium, asal : Tanah berbatuan bercampur air sungai, ketebalan tanah : 3 meter, senjata : menembakkan batu runcing ke hadapan lawan dari mulut maupun duri)
“Awas kawan-kawan, dia adalah kura-kura tanah yang berbahaya. Gunakan skill kalian semuanya!!” ucap tomoya memerintahkan mereka
Saat mereka mau menggunakan skill mereka, tiba-tiba skill mereka tidak keluar sama sekali
“Loh kok, skill penambah atk ku gak keluar?” ucap Saito
“iya sama, skill pengurang Armor aku gak keluar juga?” ucap Tomoya
“Ternyata benar dah firasat aku selama ini. Kita ada di jalur tanpa menggunakan skill.” Kata Akira
“Jadi gimana, Akira?” jawab Kotori
“Hanya ada satu cara, yaitu pengguna khusus yang bisa nyalakan skill di area tertentu.” Ucap Akira
“Siapa kah orang itu, Akira?” ucap Arina
Monster itupun menembak duri batu dan mengenai teman-teman mereka. Seketika, mereka pun terlempar dikarenakan mengenai hempasan duri tersebut
“wuaaahhhh, *duaakk* aduh anjir.” Ucap Tomoya dan Saito
“Aduh sakitnya.” Ucap Arina, Fuyu dan Kotori
“aduuhh, Homura kau tidak apa-apa?” kata Akira
“ahhh, gak papa kak.” Ucap Homura
Saito pun berpikir keras
“hmm... hmmm... ahhhmm... aha.. aku tahu siapa yang punya skill khusus ini.” Ucap Saito
“Siapa saito??” ucap Tomoya
“kalian berdua, Homura, Akira.” Ucap Saito
“Kami??” ucap mereka berdua kakak beradik itu
“iya, gunakan medan waktu kalian untuk membuat area ini untuk bisa menyalakan kembali skill kita disini. Aku tahu tempat ini, dikarenakan dulu beberapa orang sempat bergulat dengan monster-monster yang ada disini.” Ucap Saito
“Hanya kalian, Pengelana waktu bisa merubah, menonaktif dan mengaktifkan kembali area yang telah disilence skillnya.” Ucap Saito
“darimana kau tah- ahhhh uggghhhh arrggghhhhhhhh” ucap Akira menggeram kesakitan
Akira pun berubah menjadi Mode yang beringas, dimana dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Matanya berubah menjadi merah gelap.
“kakak?” ucap Homura
Akira tidak mengeluarkan kata-katanya sama sekalipun, dia mengeluarkan suara hanya pas dia ngomong skillnya saja
“Go, do not close from me.” Ucap Akira dalam mode beringas
“Tapi Akira.” Ucap mereka
“GOOOOOO.” Ucap Akira dalam mode beringas
Mereka pun pergi menjauhi Akira.
“fck this sh*t, Behold, The God of time, Antares-sama. I want you Desilenced this Place.... NOW!!” ucap Akira dalam mode beringas
Area itupun terbebas dari sihir Silenced, dan mereka pun bisa menggunakan skill tersebut.
“Akhirnya, yayyy... saatnya me-“ ucap saito
Seketika itu waktu pun berhenti sejenak. Semuanya tidak bisa bergerak, Hanya Akira yang waktunya tidak berhenti. Dia berjalan dan memanggil senjata untuk membunuh Kura-kura tersebut.
“Maafkan aku kawan-kawan, harusnya aku tidak menunjukkan ini.” Ucap Akira sambil meratapi mereka
“saatnya membunuh kura-kura gila ini. Calling Spears of Destiny.” Ucap Akira dengan skill pemanggilannya
Akira pun loncat sana-sini, mengepas-in semua tombak supaya bisa membunuh kura-kura tersebut.
“Calling C4 Bomb, Time go” ucap Akira
Akira pun menjalankan waktu kembali, seketika itu hujan Tombak mengenai kura-kura tersebut dan Akira meledak kura-kura tersebut.
“wahh, kura-kura tersebut mati dengan seketika. Kerja bag-“ ucap Kotori
Akira pun pingsan dikarenakan mananya terkuras habis
“AKIRAAAAA!!!!!!!” ucap mereka semua
“kakak, kakak.. bangun kakak.” Ucap Homura sambil menangis dibadan Akira
“......” “Saito, Arina, dan Tomoya. Kalian ambil kristal tersebut. Fuyu-chan, kau sembuhkan si Akira.” Ucap Kotori
“Baik.” Ucap mereka bertiga
“baiklah, Kotori” ucap Fuyukari
Mereka pun pergi mengambil kristal tersebut dan kembali lagi ke Akira.
“gimana keadaan Akira?” ucap Tomoya
“keadaannya memburuk, kita harus membawa dia ke klinik segera” ucap Kotori
“Baiklah, ayo kita pergi dari sini. Aku sudah mengambil permata tersebut.” Ucap Tomoya
“Bagus, jadi ayo...” ucap Kotori
Mereka pun pergi dari situ sebari Tomoya menggendong si Akira, dikarenakan dia pingsan karena terlalu banyak mengomsumsi mana yang berlebihan.311Please respect copyright.PENANAV7eSLrRm0H
311Please respect copyright.PENANANLxuqRm9qN
BERLANJUT