x
"Permisi maaf tuan, saya ingin melaporkan sesuatu mengenai nyonya Nurma." kata Rendi yang akan memberikan kabar pada tuan Arjun.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5F63mC8Z63
"Nurma, istri saya, ada apa dengan Nurma, cepat katakan Rendi?" tanya tuan Arjun.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxDXnTlnmsX
"Kata salah satu pelayan nyonya Nurma, nyonya Nurma sudah dari semalam tidak ada di paviliunnya." jawab Rendi.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2xDVLPokn
"Apa..!!" tuan Arjun terkejut saat mendengar jawaban dari ajudan setianya itu.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHYUtIUqSR6
"Mbak Nurma hilang.." Dinda juga ikut terkejut.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZz147Im78k
"Nurma hilang.., bagaimana bisa kan kemarin masih duduk untuk berkumpul bersama dengan kita tuan." Nike dan Nurul juga ikut terkejut setelah menghentikan memakan sarapan paginya.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvQdupMKQOH
"Sayang."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbiX8MAD9oK
"Iya om."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ3tLMMcNSW
"Kamu tunggu di sini ya, Rendi ikut saya ke paviliun Nurma sekarang." pinta tuan Arjun.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0m0brjPkOq
"Laksanakan tuan Arjun." kata Rendi patuh.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡarizCOZKvE
Tuan Arjun Saputra bersama dengan ajudan setianya pergi ke paviliun Nurma setelah berpamitan dengan Dinda.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWrUWjCJlOU
Ketika sampai di paviliun Nurma, Rendi melihat salah satu pelayan Nurma sudah tewas gantung diri, Dinda yang mendengar berita itu dari pelayan pribadinya, membuat Dinda ketakutan. Karena dia adalah salah satu orang yang mengetahui rahasia hubungan terlarang antara Nurma dan salah satu pengawal di kediaman tuan Arjun selain pelayan yang tewas gantung diri.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqK2K02nBJT
Tok.. Tok.. Tok.. Suara pintu paviliun Nurma di ketuk oleh Rendi.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡihRC0OV7CO
"Kenapa belum di buka juga pintunya, Rendi coba dobrak pintunya." pinta tuan Arjun.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG2fhWRYkrE
"Laksanakan tuan." kata Rendi patuh.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN214uRcT6x
Brakkk.. Pintu kamar Nurma di dobrak oleh Rendi.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxoVGD2jqlQ
"Astagfirullah, tuan lihat.." Rendi terkejut melihat salah satu pelayan Nurma gantung diri.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLxgKrtHFHL
"Dia tewas, kenapa dia bunuh diri, apakah ada sesuatu yang dia sembunyikan dari ku?" tanya tuan Arjun heran.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkM4u4vY5qw
"Maaf tuan, sepertinya bukan karena bunuh diri tuan, sepertinya pelayan nyonya Nurma di bunuh oleh seseorang, tuan." jawab Rendi.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡujEWoQJp9c
"Dibunuh, mengapa dia di bunuh dan apa ada motif dari pembunuhan pelayan ini?, Rendi kamu selidiki kasus ini dan minta anak buahmu turunkan dia."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbRsqR8SEsU
"Baik laksanakan tuan."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXhl1kbmcjp
"Apa..!! Yang benar kamu Daniar, pelayan mbak Nurma dibunuh dengan cara di gantung?" tanya Dinda memastikan.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡesAtGQfsqi
"Iya benar Dinda." jawab Daniar.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoVSxsSi8O6
"Apakah habis ini aku yang akan bernasib sama dengan pelayan mbak Nurma." kata Dinda di dalam hati panik dan juga ketakutan.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZOZwLhy3U8
"Kamu kenapa Dinda?" tanya Daniar.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqKJ6vvmeLk
"Aku mau tanya sesuatu boleh?" tanya Dinda juga.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYdnoZif1iU
"Tentu saja boleh Dinda." jawab Daniar lagi.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvCV39Ujf2g
"Oke, kamu itu kan sudah lama ya Daniar kerja di sini, apakah kamu mengetahui nama pengawal dengan nama panggilan win?"
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHwvve5BPQF
"Nama panggilan itu win di sini banyak Dinda, ada Erwin, Edwin dan Darwin, memangnya kenapa Dinda?"
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5sY3S00CXS
"Tidak aku hanya bertanya saja Daniar."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLUm3HpirCd
Tanpa Daniar dan Dinda sadar bahwa dari tadi ada yang memata-matai mereka berdua di paviliun Dinda.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvo4CoQfYF
Ya siapa lagi seseorang yang di maksud oleh Dinda, kemudian dia pun pergi dari paviliun Dinda dan mentargetkan Dinda lah yang akan jadi korban selanjutnya.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8oFGM3szMJ
"Kita tunggu tanggal mainnya nyonya." kata seseorang yang baru saja memata-matai Dinda di paviliunnya.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjCF6MDkppf
"Siapa di sana?" tanya Daniar ketika melihat ke arah jendela kamar Dinda.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo8VN0PNFd5
"Siapa, siapa Daniar?" tanya Dinda panik.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQWq6Hs9NUp
"Tidak tau Din, tadi aku melihat ada seseorang di balik jendela kamarmu." jawab Daniar.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ921Y0MGUmn
"Apakah yang di maksud Daniar adalah dia?" tanya Dinda di dalam hati.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnqE8dNJWEP
"Ya sudah ini Din baju yang kamu minta tadi, Din.. Din.. Dinda.." kata Daniar mencoba menyadarkan Dinda dari lamunannya.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSdS4UZfRpX
"Ha.. Iya, apa Daniar, tadi kamu bilang apa?" tanya Dinda yang tersadar dari lamunannya.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRUGxMyI0ca
"Ini bajunya Dinda." jawab Daniar.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkn2lYaz8B6
"Oh okay, aku mandi ya bye.."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi29uJ7NXAn
Sementara di tempat yang berbeda seorang laki-laki yang dimaksud oleh Dinda sedang mengatur rencana untuk mengancam Dinda agar tidak buka mulut membocorkan rahasianya.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkN4I5OQUAO
"Aku harus membuat rencana agar bisa mengancamnya, ya saya tau caranya." kata seseorang di kamarnya.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3BTuavlch4
Tuan Arjun pun mendapatkan kabar dari Rendi, Nurma meninggal dunia karena meminum obat penggugur kandungan yang ternyata di berikan oleh kekasih gelapnya itu.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi3cWnXyWEr
Mengetahui hal tersebut membuat tuan Arjun marah besar sekaligus kecewa dengan Nurma. Dinda pun telah siap untuk menemui suaminya (tuan Arjun). Namun Daniar menghalanginya untuk menganggu suaminya, Daniar juga menjelaskan semua yang terjadi pada Dinda apa yang sebenarnya terjadi.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocxmToeJ7b
Dinda pun mengurungkan niatnya itu untuk menemui suaminya dan dia juga berniat untuk berjalan-jalan saja di kediaman.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5MujdIRH0
Pada malam harinya tiba-tiba saja mati lampu di kediaman yang sebenarnya itu adalah ulah dari seseorang yang menyabotase listrik di kediaman itu. Tuan Arjun sebenarnya mengetahui bahwa kediamannya ada yang menyabotase nya, tapi dia lebih memilih untuk menyelidikinya terlebih dahulu sebelum bertindak.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQAo7B1nU4n
Sampai pada akhirnya Dinda benar-benar diancam oleh seseorang itu.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw8XAn5uVIj
"Ha.. Kok, loh kok mati lampu kan padahal di sini itu tidak sedang turun hujan ya, atau ada perbaikan listrik yang konslet di kediaman ini, eh atau jangan-jangan si om lupa bayar listrik lagi makannya listriknya mati, ah tapi mana mungkin kan om kaya raya buktinya bisa membangun kediaman ini juga mempunyai istri empat, sudah lah saya pergi tidur lagi." keluh Dinda saat di kediaman tuan Arjun mati lampu.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXrdZKczoD9
"Ya sudah ku duga kau datang dan menyabotase listrik di kediaman ini, siapa lagi yang kali ini kau incar?" tanya tuan Arjun.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fwPZC2GFM
Drap.. Drap.. Drap.. Suara kaki melangkah masuk ke dalam kamar Dinda.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiaBMxY2NkU
"Sepertinya ada yang masuk ke kamar ini, Daniar kau kah itu?" tanya Dinda.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgqmwkerZBk
"Bukan.." jawab seseorang yang tidak di kenal oleh Dinda.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcOUXPAt8m
"S-siapa kau?"
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR9vcffOmXc
"Aku malaikat pencabut nyawa."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3bS8Ze9WbU
"Apa..!!" Dinda terkejut saat mendengar jawaban dari seseorang itu.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKj1vL1UMFN
"Stttss.. Pelan kan suaramu atau.." seseorang itu mulai mengancam Dinda.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPNRHn8h4tL
"Atau apa?"
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHeOwpU3J4R
"Pisau ini akan menancap di tubuh mengerti?"
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPa5hNYMMDa
Dinda mulai ketakutan saat pisau itu menyentuh wajahnya. Ya dia adalah Darwin, seorang pengawal yang menjadi kekasih gelap Nurma.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5SxRvNBINj
"Jauhkan benda itu dariku."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLWM41VOoE7
"Boleh saja, asal.."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ravhyTEHB
"Asal apa.. Apa yang kau inginkan dariku?"
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJIlW7dfMm
"Aku ingin agar kau tidak mengatakan apa-apa pada siapa pun termasuk suamimu itu.."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEwNJSSvdWL
“Berkata apa-apa, maksudmu?”
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBLrq3gOqUQ
"Alah kau ini jangan sok polos deh.."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡngI7Qc5DUF
"Ya memang aku tidak mengerti apa yang kau katakan."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzjwCDctqJ2
“Kau ingat Nurma dan pelayannya?”
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGMM1SKuAV4
"Iya, jangan-jangan kau.."
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBHCrqANBnE
Darwin pun akhirnya membekap mulut Dinda dan membawanya pergi dari ruangan. Sementara itu di paviliun tuan Arjun mengingat kalau Dinda sangat takut dengan kegelapan, akhirnya tuan Arjun keluar dari paviliunnya untuk memeriksa Dinda di paviliunnya.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxQ0mvMZUAn
Dan rencana Darwin pun gagal membawa Dinda. Karena tuan Arjun yang tiba-tiba datang ke paviliunnya.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnBW6sX2ecW
"Sialan orang itu datang segala lagi ke sini, eh dengar ya nyonya tutup mulutmu itu, jangan pernah membuka atau mengungkap rahasia itu atau jika tidak kau akan bernasib sama seperti madu mu itu juga dengan pelayan madu mu itu." seseorang itu pergi meninggalkan Dinda di depan paviliunnya dengan keadaan masih terikat dan mulut di lakban.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpzwn9XUSCy
"Em.. Hem.." Dinda mencoba meminta bantuan.
231Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyFZTanTaM3
Tuan Arjun tiba di paviliun Dinda saat lampu di kediamannya sudah menyala, melihat Dinda dalam keadaan terikat dan mulut di lakban segera berhamburan dan mendekati istri kecilnya itu.
ns 15.158.61.18da2
