“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
174Please respect copyright.PENANAG0WIdSVUqU
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
174Please respect copyright.PENANAl8dRSY8eGA
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
174Please respect copyright.PENANAJqaNhzw3ue
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
174Please respect copyright.PENANA65MGy9AvAN
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
174Please respect copyright.PENANAGIR9gtQkGi
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
174Please respect copyright.PENANAY5vvVvPKHo
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
174Please respect copyright.PENANA9tVCicHjbE
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
174Please respect copyright.PENANALrYrE8bmKz
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
174Please respect copyright.PENANANWSUxmzlNI
"Ya.."
174Please respect copyright.PENANAsptjoLGDES
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
174Please respect copyright.PENANAyGqpTLBFgZ
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
174Please respect copyright.PENANAqfX2fpgpX4
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
174Please respect copyright.PENANAF9dN4Wa8Bx
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
174Please respect copyright.PENANACm66b9ZgbT
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
174Please respect copyright.PENANA7jmcA9UDaU
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
174Please respect copyright.PENANA3gR1ncPkrc
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
174Please respect copyright.PENANAhFQ2fzBUHE
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
174Please respect copyright.PENANAwO7QYk0iF1
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
174Please respect copyright.PENANAUzAcf6NvXq
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
174Please respect copyright.PENANAO6DBXXeZOB
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
174Please respect copyright.PENANAmrqVpmNlJI
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
174Please respect copyright.PENANAj1mrNb8Q8S
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
174Please respect copyright.PENANANzq9lcF2sG
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
174Please respect copyright.PENANAvPNfZeca6p
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
174Please respect copyright.PENANA87bCBH5lu2
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
174Please respect copyright.PENANAkfqfhqDv0x
"Pintar!!"
174Please respect copyright.PENANAsdNVSC0ga6
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
174Please respect copyright.PENANAmlSWkEPlpe
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
174Please respect copyright.PENANAe9ByrhRoWs
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
174Please respect copyright.PENANALjmt6pcEXb
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
174Please respect copyright.PENANAKgKrPv6y7s
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
174Please respect copyright.PENANAxVOP3V1RGN
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
174Please respect copyright.PENANA1tq4MEdylO
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
174Please respect copyright.PENANAWCJgx8JSCU
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
174Please respect copyright.PENANAkOONSO2MYy
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
174Please respect copyright.PENANAgZzmG6gT4y
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
174Please respect copyright.PENANAe4RmaRJRDj
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
174Please respect copyright.PENANAANL85yjl1n
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
174Please respect copyright.PENANAJDc8zH1IMJ
174Please respect copyright.PENANA2srhIoaXiO
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
174Please respect copyright.PENANAXncEnn1EJ3
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
174Please respect copyright.PENANA2sVZqnnxmm
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
174Please respect copyright.PENANAPp8uTNMxVi
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
174Please respect copyright.PENANAG01pp6JUzJ
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
174Please respect copyright.PENANAGyA9KkWyJu
"Gila!! Bedebah sialan!!"
174Please respect copyright.PENANAEOCXRcD9xP
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
174Please respect copyright.PENANA9cLc8VlCeT
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
174Please respect copyright.PENANAd0sF9NeG6U
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
174Please respect copyright.PENANAzV7t1s34VI
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
174Please respect copyright.PENANA4bSEVbpqlJ
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
174Please respect copyright.PENANAaPAWz5cy6p
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
174Please respect copyright.PENANApVcz7eSdZ4
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
174Please respect copyright.PENANAzU1VydJvWx
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
174Please respect copyright.PENANAReEfTg9fDq
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
174Please respect copyright.PENANA4Q70Lt4XxB
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
174Please respect copyright.PENANAL3x3hleRID
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
174Please respect copyright.PENANAaP3Wmrgg1n
-----
174Please respect copyright.PENANAWyFfseMByY
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
174Please respect copyright.PENANAyIodM3UOil
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
174Please respect copyright.PENANAhNy8apn78z
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
174Please respect copyright.PENANAQUAToqzgiu
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
174Please respect copyright.PENANAuLF2JdxCiW
Gali.. Gali.. Gali..
174Please respect copyright.PENANAOlukwmqlX1
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
174Please respect copyright.PENANAdnzJgjGynQ
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
174Please respect copyright.PENANAuN5YKctax2
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
174Please respect copyright.PENANAFw3iJKpQow
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
174Please respect copyright.PENANACiKPW66Dr6
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
174Please respect copyright.PENANAq4Csbc893k
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
174Please respect copyright.PENANAyhJsE02XSC
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
174Please respect copyright.PENANABmE1KIzVoe
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
174Please respect copyright.PENANAJDlofrejYH
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
174Please respect copyright.PENANAf4qHBzJ5kJ
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
174Please respect copyright.PENANAbRIkPuIbIp
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
174Please respect copyright.PENANAEDzDmyAxgc
“Mulutku?”
174Please respect copyright.PENANAvmRTsju1fW
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
174Please respect copyright.PENANAgXCzZbVJDi
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
174Please respect copyright.PENANAEKVdbit4EP
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
174Please respect copyright.PENANAIrc5A9U4pr
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
174Please respect copyright.PENANALESiUdWlE6
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
174Please respect copyright.PENANANoCnuzXVFU
"Bersiaplah kau nyonya!!"
174Please respect copyright.PENANA0ohtDA3quR
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
174Please respect copyright.PENANAYX8IRbM7cg
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
174Please respect copyright.PENANAS5uE1r1IOd
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns 15.158.61.48da2