"Berapa umurmu?"
334Please respect copyright.PENANAtLSlXo4Ve7
"20 tahun nyonya."
334Please respect copyright.PENANA9ezGHTe4Tv
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
334Please respect copyright.PENANArASEv5YDUc
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
334Please respect copyright.PENANAxFLHKBlsiB
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
334Please respect copyright.PENANAI7BtIT15Ez
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
334Please respect copyright.PENANAbyPA5KUVVu
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
334Please respect copyright.PENANAyiQHFohW2m
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
334Please respect copyright.PENANATcBETOij63
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
334Please respect copyright.PENANA48tKH0Taz6
"Kenapa begitu?"
334Please respect copyright.PENANAFslUC8KsT1
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
334Please respect copyright.PENANA3rfooNs8kz
"benarkah?"
334Please respect copyright.PENANAQaTbefT0Ya
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
334Please respect copyright.PENANAzih8C6zeLY
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
334Please respect copyright.PENANAgVUtSpcPbj
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
334Please respect copyright.PENANA1OoR7LNDzu
"Aku tidak sejahat itu."
334Please respect copyright.PENANAezaixTyy2b
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
334Please respect copyright.PENANA409ck4dntG
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
334Please respect copyright.PENANAnQAJoi6Ij6
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
334Please respect copyright.PENANAKyAaTmZcVl
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
334Please respect copyright.PENANAiYYJFYROKD
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
334Please respect copyright.PENANAjSHRhLBcfZ
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
334Please respect copyright.PENANA1YuwNJc9Zd
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
334Please respect copyright.PENANAe1sjH3Qf5x
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
334Please respect copyright.PENANAXAQVERNlUO
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
334Please respect copyright.PENANAju1BK2lvj3
"Baiklah."
334Please respect copyright.PENANAp1m9OMRCuX
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
334Please respect copyright.PENANAS7ooBkIgGZ
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
334Please respect copyright.PENANAQA6brO2qp0
"Baiklah." kata Dinda patuh.
334Please respect copyright.PENANAkf9TjQTPh1
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
334Please respect copyright.PENANAkpKAwlBAlk
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
334Please respect copyright.PENANA16hoZi1kQS
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
334Please respect copyright.PENANAA95G2mnCPq
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
334Please respect copyright.PENANAGDy43xbCb4
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
334Please respect copyright.PENANAc06edeUSiV
Klotak..Klotak..Klotak..
334Please respect copyright.PENANAiTzHisSgxj
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
334Please respect copyright.PENANAwPIngimN4Q
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
334Please respect copyright.PENANALLzAXIsMjG
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
334Please respect copyright.PENANAiUEDQMEE3M
"Duduklah." kata Arjun.
334Please respect copyright.PENANALnZYVAMP3d
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
334Please respect copyright.PENANAoDeV4O7VJu
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
334Please respect copyright.PENANA0906ytxXwV
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
334Please respect copyright.PENANAUaWZhmzQow
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
334Please respect copyright.PENANAewQWBo38JX
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
334Please respect copyright.PENANAuXMRHDkbx5
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
334Please respect copyright.PENANAbj899NF7vP
“Nyonya mau rambutan itu?”
334Please respect copyright.PENANAkw6pDmVqNK
"Boleh?"
334Please respect copyright.PENANAKC4GZJGhkh
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
334Please respect copyright.PENANATeywNPKF4y
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
334Please respect copyright.PENANAxXng7RAErl
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
334Please respect copyright.PENANAyAKn1qYByM
"Sedang apa kamu?"
334Please respect copyright.PENANAh6YaMa3R8u
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
334Please respect copyright.PENANAQRIxoeTsy9
"Apa perlu aku carikan tangga?"
334Please respect copyright.PENANACkrXcXsyOW
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
334Please respect copyright.PENANAwLK2XdrzLd
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
334Please respect copyright.PENANALRwc1fC88p
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
334Please respect copyright.PENANAtbLRwIBUjx
"Tuan.." kata Dinda lirih.
334Please respect copyright.PENANATsuXzqwAWo
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
334Please respect copyright.PENANAbyPqncOELf
"Baik tuan."
334Please respect copyright.PENANAZb8CGGZPvX
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
334Please respect copyright.PENANA6K06d8BNUt
"Argh.. Aaaa.."
334Please respect copyright.PENANAsMH4fsETea
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
334Please respect copyright.PENANAm0FEFzixSr
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
334Please respect copyright.PENANAD40peniW8t
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
334Please respect copyright.PENANAgxi9wFkS7I
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
334Please respect copyright.PENANANEJ1p9QG48
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
334Please respect copyright.PENANANVpjZs5dl0
"Jadi kamu menungguku di sini?"
334Please respect copyright.PENANAdx3GeHkXfX
"Iya nyonya."
334Please respect copyright.PENANAWuqXkdtm15
“Kemarilah?”
334Please respect copyright.PENANAfu4tOulgz5
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
334Please respect copyright.PENANAYWCD21d5wl
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
334Please respect copyright.PENANADsG27iYfR2
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
334Please respect copyright.PENANAdlxAWOHoAK
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
334Please respect copyright.PENANA38as4ro5v9
"Atau apa nyonya?"
334Please respect copyright.PENANAA4DH3H7z75
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
334Please respect copyright.PENANAI2BegewLZO
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
334Please respect copyright.PENANA5oWsts28YW
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
334Please respect copyright.PENANAwlYxvUHIgv
"Baik nyo.."
334Please respect copyright.PENANAHUyqbws4rp
"Apa yang kamu katakan!!"
334Please respect copyright.PENANA60ngQyrHEv
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
334Please respect copyright.PENANAi15UZvKrIX
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
334Please respect copyright.PENANAo2cSFux9HV
“Kamu mau kemana Dinda?”
334Please respect copyright.PENANAKgPq6hqb8K
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
334Please respect copyright.PENANABgL8zW3F7S
"Tunggu biar aku antar."
334Please respect copyright.PENANAkM57gZQgfB
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
334Please respect copyright.PENANAvKwLy2qTjA
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
334Please respect copyright.PENANApBXRCbqvTW
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
334Please respect copyright.PENANAyFU41cuuKX
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
334Please respect copyright.PENANA1e4CbgoFZH
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
334Please respect copyright.PENANAF3AaBc8LNT
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
334Please respect copyright.PENANATlKbtQEMKl
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
334Please respect copyright.PENANAzVqOcUZOXp
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns 15.158.61.20da2