“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
189Please respect copyright.PENANA8wYoC3KhED
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
189Please respect copyright.PENANAIXFYmUdRtx
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
189Please respect copyright.PENANAefbmAUBFrj
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
189Please respect copyright.PENANAHqmljhgkPv
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
189Please respect copyright.PENANAU6LYWgrIJ5
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
189Please respect copyright.PENANA4146iqQ5jB
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
189Please respect copyright.PENANAkVEA2ijhxl
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
189Please respect copyright.PENANAEmQMREln4J
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
189Please respect copyright.PENANAyHaiv8J8w4
"Ya.."
189Please respect copyright.PENANAR4UFau52P3
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
189Please respect copyright.PENANAfSlv5hpUuz
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
189Please respect copyright.PENANAaNepXijoVZ
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
189Please respect copyright.PENANA8VYFAwXYUb
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
189Please respect copyright.PENANALpFWkfhMN7
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
189Please respect copyright.PENANAQZGwmjtJVa
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
189Please respect copyright.PENANAo5Y2Jb53QZ
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
189Please respect copyright.PENANAiRoNTZl1Jq
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
189Please respect copyright.PENANAqf3mXtiUu8
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
189Please respect copyright.PENANAhfdqtN4iXf
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
189Please respect copyright.PENANAhTA46YETql
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
189Please respect copyright.PENANAZSclhAMvf5
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
189Please respect copyright.PENANAgw0TSwgwsx
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
189Please respect copyright.PENANAP9JCNLK4Ch
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
189Please respect copyright.PENANAmnhLN4QVfU
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
189Please respect copyright.PENANAyy2r7RIrEt
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
189Please respect copyright.PENANAgNu3cEP6up
"Pintar!!"
189Please respect copyright.PENANAet2kCt4MFS
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
189Please respect copyright.PENANAKgh7WlcMf0
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
189Please respect copyright.PENANAqnMsQdufZa
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
189Please respect copyright.PENANAy2ZqUGvFhU
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
189Please respect copyright.PENANA7CURdRcMHK
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
189Please respect copyright.PENANAnYxEm5zAX1
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
189Please respect copyright.PENANAghjXzeoF0h
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
189Please respect copyright.PENANAumHurRCN70
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
189Please respect copyright.PENANAE6wmAGfECq
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
189Please respect copyright.PENANAhKH6OwgOLg
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
189Please respect copyright.PENANA7CBv9eSB3b
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
189Please respect copyright.PENANAremzdfX4rG
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
189Please respect copyright.PENANAzAvGh9gkbo
189Please respect copyright.PENANAVvlsO29MDq
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
189Please respect copyright.PENANAziwouPF8dO
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
189Please respect copyright.PENANAwp9Em1d8Fb
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
189Please respect copyright.PENANA7XWogoUcdg
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
189Please respect copyright.PENANAnuPoAn0AQy
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
189Please respect copyright.PENANAw1FuKAJhKq
"Gila!! Bedebah sialan!!"
189Please respect copyright.PENANAJzgzB38uhd
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
189Please respect copyright.PENANADhdNE5Wd86
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
189Please respect copyright.PENANAWayZGA65EF
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
189Please respect copyright.PENANAj5Wocz8AXG
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
189Please respect copyright.PENANAdAl8CAmoat
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
189Please respect copyright.PENANAHOqbBtIXbM
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
189Please respect copyright.PENANAIuedhNlgFT
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
189Please respect copyright.PENANAEo0KShxAHw
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
189Please respect copyright.PENANAb5wFuiwdB7
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
189Please respect copyright.PENANAtfwUnyxVnt
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
189Please respect copyright.PENANAyTbvK5s6zx
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
189Please respect copyright.PENANAHqoRhrMypT
-----
189Please respect copyright.PENANADezrp3rHnn
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
189Please respect copyright.PENANAmrP50Jmkk2
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
189Please respect copyright.PENANACy7FdxmxZz
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
189Please respect copyright.PENANAQ9xSQWsEiq
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
189Please respect copyright.PENANAjSrqETk6UW
Gali.. Gali.. Gali..
189Please respect copyright.PENANAHQWx3G03DJ
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
189Please respect copyright.PENANA8S1n88JLMf
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
189Please respect copyright.PENANAY8AXx9nx9f
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
189Please respect copyright.PENANA3JMFqvQU01
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
189Please respect copyright.PENANAmUzFTzVf3w
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
189Please respect copyright.PENANA5Bc8awZp5q
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
189Please respect copyright.PENANA3toSAcOL59
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
189Please respect copyright.PENANA0nE6fgj75k
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
189Please respect copyright.PENANAjhj0SECwHQ
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
189Please respect copyright.PENANAW6neYAS6Bt
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
189Please respect copyright.PENANAOf4Ouy6WJA
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
189Please respect copyright.PENANAXMWpwVMYdU
“Mulutku?”
189Please respect copyright.PENANA1IqPLZvxaz
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
189Please respect copyright.PENANA03z8KsOy2A
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
189Please respect copyright.PENANAjE5zTDgcio
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
189Please respect copyright.PENANAB4XkWtdJcW
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
189Please respect copyright.PENANA2aCJ1FDvGI
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
189Please respect copyright.PENANAEyqlSpjZF5
"Bersiaplah kau nyonya!!"
189Please respect copyright.PENANAliQBcy1wL6
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
189Please respect copyright.PENANASMU13eegWB
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
189Please respect copyright.PENANAKSrzx7ptth
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns 15.158.61.16da2