x
Darah di balas dengan darah. Tuan Arjun Saputra tidak peduli dengan ruangan meminta ampunan dari salah satu kaki tangannya. Untunglah Rendi datang tepat waktu dan melerainya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBbkNFi6Rzz
"Maaf tuan, tuan tidak perlu mengotori tangan tuan sendiri. Biar saya yang memberikan orang yang tidak tau diri ini pelajaran."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbrAcYlmY3n
"Hah.. Hah.. Aku ingin kau memberikannya hukuman paling mengerikan yang belum pernah terjadi di kediaman ku ini. Setiap tetes darah istriku harus ia bayar dengan sehari hidupnya di dunia ini."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfpp8hPXlKq
Tuan Arjun berlari ke arah Dinda yang sudah sangat lemas itu. Lalu kemudian tuan Arjun Saputra meraih tubuhnya ke dalam pelukannya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY9hJyhHMUt
Dinda menatap tuan tuan Arjun "Sepertinya saya belum di takdirkan untuk mati sekarang."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeR29hVpTPs
Tuan Arjun Saputra menggendong Dinda menuju ke paviliun nya. Berteriak kepada pengawal yang berada di sana agar cepat memanggil dokter untuk Dinda.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIStEk2NJPl
Dinda terluka parah di bagian lengan, wajah dan telapak kaki. Dokter pun memeriksa Dinda yang berada di paviliun tuan Arjun.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQnvaPkdDqj
Sementara itu tuan Arjun pergi ke tempat dimana Rendi mengurung pria yang membuat istri kecilnya terluka.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9SLlZ9hnN
Dengan amarah yang menggebu tuan Arjun duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Darwin. Dengan tegas tuan Arjun akan menanyakan perihal apa yang Darwin lakukan di kediamannya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEElOG5XgrZ
"Apa kau tau siapa yang telah kau lukai itu?" tanya tuan Arjun.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaNvxiFrVYy
Dengan wajah babak belur, Darwin mendongakkan wajahnya "Dia istrimu kan?"
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ52ukGUGb69
"Bersikaplah sopan brengsek." Rendi memperingatkan.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3G1eqzKEa2
"Sudahlah, sekarang aku sedang tidak ingin marah."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3sl5m1Bjt0
Tuan Arjun berjalan menghampiri Darwin dengan menyeret kursinya. Jarak tuan Arjun dan Darwin hanya sejengkal sekarang. Darwin yang tubuhnya terikat tentu tidak bisa berbuat apapun sekarang.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVfg1T2xVFT
Tuan Arjun pun menjambak rambut Darwin "Kau harus tau, yang kau lukai, yang kau sakiti itu bukan hanya sekedar istriku. Dia adalah kesayanganku."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcKiHukztfU
Darwin sedikit terperanjat mendengar itu, dia memang salah tidak mencari tau terlebih dahulu hubungan Dinda dan tuan Arjun. Darwin mengira status Dinda sama seperti istrinya yang lain. Menjadi istri hanya untuk di jadikan pajangan saja.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcPyq4G96mQ
Giginya bergelutuk bergetar hebat, Darwin benar-benar takut sekarang. Dia telah melakukan kesalahan fatal dengan melukai Dinda.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5SH0yjt3I
Tuan Arjun menunjukkan pisau lipat yang ia bawa "Kau tau pisau ini? Tentunya kau merasa tidak asing bukan?"
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9jC3K7vuqh
Darwin menatap pisau itu dengan sayu. Tidak berani mengatakan sepatah kata pun untuk membela dirinya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Vxnwo6tRh
Sreeeetttt.. Tuan Arjun menggoreskan pisau itu di lengan Darwin.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPZ7aS6nkMV
"Aaaaargggghhhh.." Darwin kesakitan.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwyU4urhsij
"Kenapa? Bukankah Dinda juga mendapatkan hal yang sama dengan pisau mu ini. Lihat, bahkan bercak darahnya masih tertinggal di sana. Dan sepertinya aku harus memberimu penghargaan karena pandai memilih pisau yang sangat tajam ini. Jangan takut, ini tidak akan lama. Aku akan melakukannya dengan cepat." bisik tuan Arjun di telinga Darwin.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYCkh5AJRgV
"Ampun tuan."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY3irekYldQ
"Ampun kau bilang, apa kau memberi ampun saat Dinda memohon ampun padamu. Kau kira aku tidak bisa berbuat kejam padamu? Bahkan aku bisa saja memenggal kepalamu dan memajangnya di alun-alun kota. Beraninya kau menyentuh kekasihku, belahan jiwaku, wanita ku."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkWEabASSkC
Plaaaakkk.. Plaaaakkk.. Plaaaakkk..
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdepDGZv6xt
"Itu balasannya karena kau pernah sekali menampar nya, bahkan gambar tanganmu itu membuat wajah cantiknya hilang sesaat. Begini saja, kau katakan apa saja yang kau perbuat pada Dinda. Lalu aku akan melakukan hal yang sama padamu."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEjgIZeynIg
"Sa-saya.." Darwin gugup.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbPXTIQ6AoH
"Ohoo.. Tidak perlu terburu-buru. Karena aku sudah tau semuanya. Bahkan tetang kau yang main belakang dengan salah satu istrinya."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxDjyD1pso
Tuan Arjun Saputra menyeringai menampakkan wajah psikopat nya. Mimik wajah yang teramat menakutkan membuat Darwin pasrah dengan nyawanya. Kesalahannya telah terbongkar habis. Dan sudah tentu dia tidak akan bisa lepas dari jeratan pembalasan tuannya itu.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGxZn7ByKN2
"Aaaaargggghhhh.." Ruangan dan jeritan terdengar memekakan telinga yang mendengarnya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYqivOjBCy
Pintu tertutup menandakan penyiksaan tuan Arjun akan segera di mulai. Entah apa yang sedang tuan Arjun pada pengawal penghianat itu. Hanya Rendi yang tau apa yang di lakukan oleh tuannya, karena dia satu-satunya yang tetap tinggal di sana untuk menemani tuan Arjun mengeksekusinya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTAmv1VR2jq
Beberapa hari terakhir setelah kejadian mengerikan itu. Dinda ada di bawah pengawasan penuh suaminya (tuan Arjun Saputra). Dia sama sekali tidak boleh lepas dari pandangan tuan Arjun. Tuan Arjun berdalih ia bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang menimpa padanya, bahkan ia juga menyalahkan dirinya sendiri yang tidak mampu melindungi Dinda ketika ia berada dalam situasi bahaya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlm1BlOm50T
Seharian Dinda duduk di atas kasur. Dia sudah bosan terkurung di dalam kamar.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH4kZO8R9m5
Dinda pun memilih untuk pindah duduknya ke balkon kamarnya ketika Dunia datang dengan nafas terengah-engah.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaTJ4C1jg0m
"Kau kenapa? Seperti di kejar-kejar setan saja. Ini masih sore loh Daniar."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡteIczolHKD
"I-itu.. Hah aku punya berita hah."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmK1Oa9FsXJ
"Sudah minum dulu ini." Dinda memberikan segelas air pada Daniar.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsZ2CH2vpuI
"Cepat kita harus cepat." Daniar menarik lengan Dinda ketika ia selesai dengan air minumnya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQwoUK7NVzb
"Cepat kemana?"
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWwWzz4a4FL
"Ke gedung utama. Ayolah.."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0BSbGaZmdN
"Memangnya ada apa di sana? Aku malas kesana."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Ex2EAyGy5
"Dinda, ini semua demi dirimu juga."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdqQIPXpYs4
"Ha.. Demi aku? Memangnya ada apa sih?"
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSj5rrf4aZ0
"Tuan Arjun Saputra membawa istri barunya."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv7qO4kxdA5
"Apa!!"
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOKgr7SyzXq
Deg, jantung Dinda berdetak seolah berhenti ketika mendengarnya. Benar-benar berita buruk untuknya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1nouj4UI2s
"Bagaimana bisa? Dia?!" Dinda begitu kesal dengan fakta itu. Berjalan secepat mungkin ke gedung utama untuk melihat hal yang baru saja Daniar sampaikan padanya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIWpbUrv8Dc
Dinda datang terlambat, semua sudah duduk dengan elegan bersama dengan wanita asing yang baru saja ia lihat.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmiLzQL1Vll
"Dinda, kemarilah." pinta Nike.
rgl
---
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmlYaUcgWbQ
Enggan memang, tapi Dinda begitu penasaran dengan wanita asing itu.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWqIQJBaqco
Kali ini Dinda duduk di sebelah tuan Arjun dan Nurul duduk di sebelah Nike.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeWToWNkCPg
Berhadapan dengan madu barunya, Dinda merasa risi. Bahkan belum genap 40 hari Nurma meninggal. Bisa-bisanya tuan Arjun Saputra membawa wanita lain masuk? Dinda menatap sinis istri baru tuan Arjun Saputra.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxNYBlrYJ2e
"Hai Dinda, aku Bella." sapa wanita itu pada Dinda.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9DvIBTlzEB
Dinda hanya tersenyum kecil dan tidak membalas salam. Buru-buru pergi dengan dalih jika kesehatannya belum sepenuhnya pulih.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG4fPd4UPEk
"Aaaaargggghhhhtttt.." Dinda menendang pintu kamarnya dengan keras.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzw4fyMStX4
"Dinda jangan begitu." Daniar menasihati Dinda.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyExXUCUVCa
"Bisa-bisanya dia berbuat seperti ini? Apakah istri tiga saja tidak cukup?"
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbYWWf1MxBY
"Sudahlah Dinda, kau harus ingat kondisimu. Jangan terpancing emosi."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2N0IlHg65N
"Tapi kenapa? Aku tidak mengerti dengan jalan pikirannya. Siapa wanita itu?"
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY3uYhDTYYJ
Daniar bungkam dengan pertanyaan dari Dinda. Seolah mengetahui sesuatu dan enggan membaginya dengan Dinda.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhDMJInsrfL
"Kau pasti tau siapa wanita itu bukan?"
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaekVdVS2FP
"Jawab Daniar!!"
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC3qSFW1NUB
"Wanita itu.." Daniar gugup.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs8opb9y05z
"Siapa wanita itu?" tanya Dinda yang begitu penasaran.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL13I6YUKk4
"Katanya dia adalah mantan pertunangannya tuan Arjun Saputra."
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTaZ4cnVZAZ
"Apa!!" Dinda jatuh lemas tersungkur ke lantai.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4kyL3QmJcz
Dinda merasakan patah hati ketika mengetahui wanita yang baru saja di nikahi oleh suami juga wanita yang kini menjadi madu barunya ternyata adalah mantan suami suaminya atau masa lalu suaminya.
213Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvNFLaBeZF
Dinda menjadi pendiam akhir-akhir ini karena moodnya sedang buruk. Dia memilih hanya menghabiskan waktunya di atas kasur dengan bermalas-malasan seharian.
ns 15.158.61.17da2
