Hari ini Pak Aziz menghubungiku untuk membicarakan tentang janjian kita yang kemarin. Pak Aziz bilang, supaya aku menginap di rumahnya gak lagi di Masjid. Aku terkejut mendengarnya, sekaligus senang. Meski Pak Aziz sudah lama, sekitar belasan tahun tinggal di Jogja, Pak Aziz gak memiliki rumah sendiri. Pak Aziz selalu kontrak dari satu rumah ke rumah lain. Sampai Pak Aziz ditawari oleh Takmir Masjid untuk tinggal di Masjid sekalian untuk bersih-bersih disana.
930Please respect copyright.PENANAIJU8ikvj0M
Pak Aziz terlihat senang sekali saat video call sama aku, dia menceritakan kebahagiaannya yang gak bisa dia bendung. Sejak dulu, dia memimpikan memiliki rumah sendiri dan baru beberapa hari terakhir Pak Aziz bisa mewujudkan mimpinya itu. Itu semua gak luput karena kerja keras, kesabaran dan kebaikan dari orang tua Rohman.
930Please respect copyright.PENANAW5AIXIW73g
Pak Aziz pernah bilang kalau Pak Aziz sebatangkara di Jawa, tetapi kenyataannya gak demikian. Sejak Pak Aziz menapakkan kakinya di Jogja, Pak Aziz gak sendirian. Dan baru aku ketahui, ayah Rohman adalah kakak sepupu dari Pak Aziz. Jadi jelas kenapa Pak Aziz mengganggapnya keponakan.
930Please respect copyright.PENANAbrMYhYAwY5
Setelah Pak Aziz menceritakan banyak hal tentang dirinya, Pak Aziz bercerita tentang Ilham. Kata Pak Aziz, Ilham adalah yatim piatu. Dia tinggal bersama neneknya yang sudah tua di rumah sederhana.
930Please respect copyright.PENANAk7PSqqxu5F
Mendengar pengakuan Pak Aziz aku sempat gak percaya, karena Ilham adalah peranakan China. Yang tentu saja, stereotype di masyarakat, Chindo itu pasti kaya. Ternyata aku salah, setelah aku mendengar cerita Pak Aziz tentang Ilham.
930Please respect copyright.PENANAmhw7hKu0Lq
Meski Ilham tergolong hidup dengan neneknya dengan kehidupan yang sederhana, tetapi nenek Ilham memiliki toko sembako di depan rumahnya. Dalam pikiranku, mungkin itu yang membedakan pribumi dengan peranakan China.
930Please respect copyright.PENANAoPmHTREDN9
Kata Pak Aziz, sekarang yang menjaga Masjid gak hanya Pak Aziz saja. Ilham ikut menemani Pak Aziz disana. Aku sedikit sedih sebenarnya mendengar cerita Pak Aziz tentang Ilham, karena nasibku dengan Ilham serupa.
930Please respect copyright.PENANAMsIsjGxw5z
Sejak kecil aku hidup bersama kekek buyutku. Aku gak tau gimana wajah ayahku, gimana wajah ibuku. Bahkan wajah kakek dan nenekku saja aku gak tau. Gak sadar aku meneteskan air mata. Ntah kenapa semakin memikirkan orang tuaku, aku semakin terisak. Dadaku menjadi sesak, bahkan rasanya begitu menyakitkan. Sebenarnya kakekku sengaja menyembunyikan identitas orang tuaku, dengan tujuan agar aku gak bersedih. Bahkan apa yang dialami orang tuaku, aku mengetahuinya setelah aku sudah cukup umur saat aku sudah memasuki usia SMA. Sejak kecil, aku menempuh pendidikanku di Pesantren. Itu menyebabkan aku bercadar sampai saat ini.
930Please respect copyright.PENANAaxP0HVrvSN
Setelah aku mendengar kenyataan pahit yang dialami orang tuaku, pandanganku berubah. Aku gak lagi konservatif seperti sebelumnya, seperti saat aku di Pesantren. Aku tau konsekuensi dari apa yang dilakukan orang tuaku. Gak hanya sekedar memahami, aku sangat-sangat memahami hudud di dalam hukum fiqh.
930Please respect copyright.PENANAbBqkctWczW
Tetapi saat hukum tersebut, menimpa orang yang aku sayang. Pandanganku semakin gelap. Lalu aku bandingkan dengan hukum positif yang aku pelajari dari buku-buku yang aku baca secara otodidak. Apa yang dialami orang tuaku sangat-sangat gak adil. Bagaimana engga, hukum yang seharusnya gak lagi relevan di abad modern, tetapi masih diterapkan di Aceh. Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Perasaanku begitu sesak membayangkan penderitaan orang tuaku. Apalagi mereka masih di bawah umur, yang harus menanggung beban mental yang gak mudah.
930Please respect copyright.PENANAl5pz7Rz1ER
"Mbak nangis?", Tanya Pak Aziz yang saat ini sedang video call dengan aku.
930Please respect copyright.PENANAW1JM9mgDQW
"Engga Pak", kataku berbohong sambil mengusap air mataku.
930Please respect copyright.PENANAKq34U7rfJM
"Jangan bohong Mbak, saya tau itu!!", Kata Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANAwmbofEB7A0
Ntah kenapa tangisku semakin meledak, "Pertemukan saya sama Ilham Pak!!", Kataku dengan terisak.
930Please respect copyright.PENANAqnyRch5Geq
Kulihat Pak Aziz mengernyitkan dahinya, "Saya tau, apa yang Mbak rasakan. Pasti saya akan pertemukan Mbak sama Ilham nanti", kata Pak Aziz..
930Please respect copyright.PENANAQ2AE68lUrk
Kuusap air mataku yang masih menetes di pipiku, "Terima kasih Pak."
930Please respect copyright.PENANAvTlkpRCkik
"Sama-sama Mbak", kata Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANAtVdwgvVGCU
Hari ini aku menjalankan aktivitas seperti biasa, menjaga gerai es tehku di depan rumah. Aku bersyukur usahaku lumayan ramai, ya meski sekedar usaha kecil-kecilan. Tetapi seenggaknya aku bisa sedikit membantu kakekku. Di usianya yang sudah gak muda lagi, kakekku masih memiliki semangat untuk bekerja.
930Please respect copyright.PENANARHb6ASyv8H
Kakek memiliki usaha di pasar tradisional, seperti menjual pakaian batik. Kadang saat aku gak lagi menjaga gerai es tehku, aku pergi kesana untuk sekedar membantu.
930Please respect copyright.PENANAf1k8mWS2zK
"Mbak ngelamun aja?."
930Please respect copyright.PENANArdwxZfTdZN
Aku tersentak kaget karena tiba-tiba ada orang di dekatku. "Ya ampun Lik, ngagetin aku aja", kataku.
930Please respect copyright.PENANAy4eZ8DYTaC
"Hehe maaf Na, mikir apa sih?", Tanya Malik sambil duduk di sampingku.
930Please respect copyright.PENANAvizVuDdHuE
"Eits jangan duduk deket-deket nanti ada yang lihat!!", Kataku.
930Please respect copyright.PENANApNt6d6Jz35
"Eh iya lupa. Ngomong-ngomong kenapa kamu sedih?", Tanya Malik sambil cengengesan.
930Please respect copyright.PENANAkCc4JNByiO
"Gak ada apa-apa Malik", kataku berbohong dengan wajah masih murung.
930Please respect copyright.PENANAFwKeVnDTJ4
"Bohong", kata Malik dengan menatapku tajam.
930Please respect copyright.PENANAMvfQhPljJd
"Beneran kok. Kok ngelihatnya kayak gitu Lik? Serem tau", kataku dengan memanyunkan bibirku di balik cadarku.
930Please respect copyright.PENANAGn6Lb0WHjw
"Emang aku dedemit apa, serem? Haha", kata Malik bercanda.
930Please respect copyright.PENANAGPQLeP92Ar
"Hehe iya kamu demit", kataku dengan tersenyum kecil sambil berantakin rambut Malik.
930Please respect copyright.PENANA8g5L7eO0JM
Rambutnya aku berantakin, Malik hanya senyum-senyum sendiri.
930Please respect copyright.PENANA6wcjI8UNMC
"Ntah kenapa aku deket sama kamu, ngerasa kayak deket sama kakakku sendiri, Na", Kata Malik nyeletuk.
930Please respect copyright.PENANAUmNpkpfSyW
"Mungkin karena kamu anak tunggal sih Lik. Kalau pengen anggap aku kakak kamu, gapapa lho", kataku dengan tersenyum.
930Please respect copyright.PENANAiJCQ9MGlIr
"Beneran?", Tanya Malik dengan tersenyum ceria.
930Please respect copyright.PENANAH7KzMpsKqU
"Beneran dong", kataku dengan tersenyum pula.
930Please respect copyright.PENANAUWbfy9BvQ0
"Makasih ya Mbak", kata Malik sambil memelukku dari samping sambil ndusel-ndusel.
930Please respect copyright.PENANAnmJrD5LMbh
"Ye ni anak manja banget. Lepasin gih, gak enak kalau dilihat orang!! Udah gede juga", Kataku dengan tersenyum.
930Please respect copyright.PENANAckUpZGFGv2
"Hehe maaf Mbak. Es teh dong Mbak!!", Kata Malik.
930Please respect copyright.PENANA7mTBs9DYBd
"Sebentar ya!!", Kataku sambil berdiri untuk membuatkan es teh.
930Please respect copyright.PENANAMxLTOQlCbc
Kita ngobrol apa saja siang ini, seperti Malik yang sengaja bolos hanya karena ingin bertemu denganku. Kumarahin dia, aku bilang kalau pendidikan itu penting. Aku gak mau hanya karena aku, masa depan Malik hancur. Melihat aku memarahinya, Malik hanya menunduk dengan wajah kusut. Melihatnya aku ingin tertawa saja. Bagaimana engga, Malik yang mendominasiku saat Malik menjamah tubuhku seketika hilang karena aku memarahinya.
930Please respect copyright.PENANA1UN2MbzFAz
"Jangan ditekuk gitu dong mukanya!", Kataku sambil merangkul Malik dari samping.
930Please respect copyright.PENANAL0uZxNTdFL
Malik menatapku dengan tatapan polosnya, ", Jangan pegang-pegang Mbak, nanti ada yang lihat!!", kata Malik.
930Please respect copyright.PENANAXoty6Fr1SM
Tawaku meledak, disusul dengan tawa Malik meledak pula. Sekarang aku kembali ngobrol dengan Malik ngalor ngidul, bahkan saat kakekku pulang. Kakekku menemaniku menjaga gerai sambil bercengkerama dengan Malik.
930Please respect copyright.PENANAKAWyaRgvyO
Kakekku gak marah atau kesel, Malik dan lainnya datang ke geraiku. Justru kakekku sering mengajak mereka bermain catur. Dari ketiganya, Yusuf, Malik dan Rohman. Yang paling dekat dengan kakekku, Malik. Mungkin karena hobby mereka sama, sama-sama suka bermain catur.
930Please respect copyright.PENANAfqtI4xCEKu
Kata Kakek, Kakek suka dengan pembawaan Malik yang sopan. Malik bisa menempatkan diri, dengan siapa dia bicara.
930Please respect copyright.PENANAAhrjLC1SEO
Gak sadar hari mulai petang, Malik minta izin untuk pamit.
930Please respect copyright.PENANArPpAtxMoBw
"Kek, Malik mau pulang nih!!", Kataku sedikit berteriak pada kakekku.
930Please respect copyright.PENANA7juck1s6pM
Dengan tergopoh-gopoh kakekku sedikit berlari, "Oh iya. Buru-buru banget Nak? Gak nginep disini? Nanti main catur lagi sama Kakek sambil ngopi."
930Please respect copyright.PENANAUSV6EhnyPD
"Hehe, maaf Kek. Saya besok harus sekolah", kata Malik tersenyum malu-malu.
930Please respect copyright.PENANASrYwf3dIbA
Kakekku menepuk pundak Malik, "Bagus, belajar yang giat ya Nak!!", kata kakekku.
930Please respect copyright.PENANAN6lTOUsXJe
"Iya Kek. Saya pamit dulu ya, assalamualaikum."
930Please respect copyright.PENANAbiKCJxCigK
"Wa'alaikum salam", kataku bersamaan dengan Kakek.
930Please respect copyright.PENANAlP1BMMBwMm
Setelah Malik pulang, kututup gerai es tehku.
930Please respect copyright.PENANAY7b0nRBmyk
"Jadi nginep di rumah temenmu Na?", Tanya kakekku.
930Please respect copyright.PENANAxB2IBxix8t
"Jadi Kek", kataku dengan tersenyum.
930Please respect copyright.PENANAE7tzm7AAj9
Lalu aku melangkah ke dalam kamar, ntah kenapa jantungku berdetak kencang. Lagi-lagi perasaan aneh muncul di dalam hatiku, perasaan gak menentuku karena membayangkan Pak Aziz sebagai ayahku.
930Please respect copyright.PENANARfQ7ef7vhm
Meski sekarang masih petang, aku sudah mempersiapkan diriku. Mematut diriku di depan cermin. Aku berpikir gak cukup kulitku yang kusam kembali cerah hanya dengan air wudhu. Rasanya aku ingin maskeran sebentar saja nanti.
930Please respect copyright.PENANAnwS4LPn3mj
"Mandi dulu ah", kataku dalam hati.
930Please respect copyright.PENANAJ8vsv7Q4CJ
Di dalam kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan air dingin. Tubuhku yang lengket oleh keringatku kembali segar. Kusabuni seluruh tubuhku, lalu aku kembali mengguyur tubuhku dengan air.
930Please respect copyright.PENANAJfpk6OZXDQ
Air gak hanya mengguyur tubuhku, tetapi air juga turun membasahi rambutku. Kubasuh rambutku yang panjang oleh air. Setiap air yang mengguyur tubuhku kuresapi, dengan aku memejamkan mataku.
930Please respect copyright.PENANAwgMlGZqQci
Kubuka mataku, kutatap tubuhku di depan cermin kamar mandiku. Kupegang payudaraku yang membulat, membusung yang basah oleh air.
930Please respect copyright.PENANA0m6t3SO28A
Aku gak tau berapa menit aku di dalam kamar mandi, sampai-sampai kakekku berteriak memanggilku karena waktu sholat maghrib hampir berakhir.
930Please respect copyright.PENANAAjRQGLfZrv
"Udah selesei kok Kek", kataku.
930Please respect copyright.PENANAFPnDyyrwFF
Dengan buru-buru aku berlari ke dalam kamar, karena tinggal beberapa menit lagi waktu sholat maghrib berakhir. Kupakai BHku yang berwarna putih berenda, lalu celana dalamku yang berwarna putih juga.
930Please respect copyright.PENANAgXNSiIdjw2
Kupilih dress panjang berwarna hitam, kupatut diriku di depan cermin. "Cantik", kataku memuji diriku sendiri.
930Please respect copyright.PENANAm3eAiehwDq
Lalu aku pergi berwudhu dan kulanjutkan untuk sholat.
930Please respect copyright.PENANAFuEHxvDpbL
Selesei sholat aku bersiap untuk berangkat ke rumah Pak Aziz. Pak Aziz sudah menceritakan semuanya tentang letak rumahnya yang jauh dari pemukiman. Kata Pak Aziz, Pak Aziz akan menjemputku. Ya meski aku bawa motor sendiri, Pak Aziz menemaniku agar aku aman.
930Please respect copyright.PENANAHY66dIXyrd
Karena kata Pak Aziz, di jalanan itu sering terjadi klitih. Mendengar cerita dari Pak Aziz aku sempat takut, tetapi Pak Aziz menenangkanku.
930Please respect copyright.PENANAoWiG5rgruC
Sekarang aku sudah berada di jalan yang sering terjadi klitih, dengan siaga Pak Aziz berkendara mengiringiku. Untung saja, gak ada kejadian apa-apa. Aku selamat sampai ke rumah Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANAS1lbrrbXE3
Kuseka keringat di keningku, "Gerah banget Pak", kataku.
930Please respect copyright.PENANAYoXcnQZJ9z
Pak Aziz membawa sapu tangan putih untuk menyeka keringatku. Tanpa malu-malu kubuka cadarku, "Panas Pak, gapapa kan aku buka cadarku?", Tanyaku pada Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANAUpcEWcnZ00
"Gapapa Mbak", kata Pak Aziz tersenyum.
930Please respect copyright.PENANAzH9JFjI8Oz
Yang aku bayangkan dari rumah tentang apa yang bakal terjadi, gak sesuai apa yang aku bayangkan. Pak Aziz hanya duduk kikuk di dekatku, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu juga aku, Pak Aziz hanya menawarkan minum lalu membawakan minum untukku segelas teh manis hangat untukku.
930Please respect copyright.PENANAXokqfE5cbX
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum tipis.
930Please respect copyright.PENANA5DmBzoFMPM
"Sama-sama Mbak", kata Pak Aziz tersenyum pula.
930Please respect copyright.PENANAFKRrWs6cOH
Karena Pak Aziz gak berinisiatif untuk mendekatiku, aku berdiri dan duduk di samping Pak Aziz. Ntah kenapa Pak Aziz menjadi pemalu saat ketemu aku sendirian. Padahal awal-awal saat Pak Aziz mencabuliku, Pak Aziz berani banget.
930Please respect copyright.PENANAozZrpVCipq
Aku ingat sih, apa yang dilakukan Pak Aziz padaku. Memang itu pelecehan seksual, tetapi ntah kenapa amarahku cepat sekali luntur. Mungkin karena aku sadar yang memulainya itu aku. Dari aku mulai memamerkan auratku di warung bakso, sampai aku pamer vaginaku saat aku kencing menghadap ke arah Pak Aziz yang mengawasiku.
930Please respect copyright.PENANAbRNfOwqaro
Jadi memang aku yang menginginkannya, apalagi saat aku memandang Pak Aziz seakan-akan ayahku. Pikiran nakalku semakin menggila. Bahkan saat ini, aku ingin memberikan apa yang sebelumnya aku jaga pada Pak Aziz. Apalagi kalau bukan keperawananku. Tetapi apakah Pak Aziz mau bertindak lebih padaku. Dan mau aku beri keperawananku, aku gak tau.
930Please respect copyright.PENANA67rDRd8KDJ
Kucoba mulai membuka obrolan, "Peluk aku Pak!!", Kataku pada Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANAe5Vi0o17m7
Dengan gemetar Pak Aziz memelukku dari samping, lalu kusandarkan wajahku pada pundak Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANAiN5jGOjejD
Kulirik Pak Aziz dengan sudut mataku lalu aku tersenyum, "Pak Aziz kok gemeteran?", Tanyaku dengan tersenyum.
930Please respect copyright.PENANABbaLHswRm3
"Saya grogi", kata Pak Aziz jujur.
930Please respect copyright.PENANAhrDRaHS4y7
"Kok grogi Pak? Hihi", tanyaku.
930Please respect copyright.PENANAKgZoaDw1lF
"Gak tau Mbak. Saya kepikiran itu", kata Pak Aziz malu-malu.
930Please respect copyright.PENANAGTgudrdDQZ
"Kepikiran kejutan dari aku ya?", Tanyaku genit.
930Please respect copyright.PENANAFb0ZErheB6
Lalu aku menegakkan badanku, kuletakan tanganku di pundak Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANAEGh1W66ugR
"Hari ini, aku milik Pak Aziz seutuhnya", kataku dengan tatapan genit.
930Please respect copyright.PENANAP82UT0L1g9
Kulingkarkan tanganku ke leher Pak Aziz, lalu aku majukan wajahku untuk mengecup bibir Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANA0qDaaMJ3Ao
"Muah".
930Please respect copyright.PENANAGWkUXapCM7
Pak Aziz merespon kecupanku dengan pasif, kecupanku pada bibir Pak Aziz berubah menjadi lumatan. Kuresapi bibir Pak Aziz di dalam lumatan bibirku dengan memejamkan mataku. Kupegang tangan Pak Aziz lalu keletakkan di atas payudaraku yang tertutup oleh dress panjang dan hijabku.
930Please respect copyright.PENANAswTnjuQzSJ
Pak Aziz mulai merespon lumatan bibirku, dengan membalas melumat bibirku pula. Tangannya yang meremas payudaraku, kini masuk ke dalam celah hijabku masuk untuk meremas payudara yang masih terbalut dress panjang dan BHku.
930Please respect copyright.PENANAOdN1BH1Oh7
"Elm srup srup."
930Please respect copyright.PENANAn9u9spGkOW
Bunyi kecapan, lumatan, hisapan dari bibirku dan Pak Aziz memenuhi ruangan. Lalu aku mencoba melepas pagutan bibir Pak Aziz pada bibirku, "Sebentar Pak!!", Kataku.
930Please respect copyright.PENANAgsrY96rF0X
Pak Aziz melepas pelukannya pada tubuhku, dengan senyum nakal kulepas hijabku. Dengan rambut terurai, aku kembali melingkarkan tanganku pada leher Pak Aziz, kita kembali saling melumat.
930Please respect copyright.PENANA8W5ykXmeNS
Sekarang aku duduk di atas pangkuan Pak Aziz, dengan tangan melingkar di lehernya. Kurasakan tangan Pak Aziz sekarang berada di pantatku, meremasnya secara perlahan. Karena aku mengetahui Pak Aziz mulai aktif, aku tersenyum menatapnya. Kembali aku melumat bibir Pak Aziz, tanpa perasaan jijik aku bertukar ludah dengan Pak Aziz. Bunyi kecapan demi kecapan membuat syahwatku semakin meninggi.
930Please respect copyright.PENANAwdmiOatzty
Dengan buas Pak Aziz menjilati wajahku, telingaku bahkan leherku.
930Please respect copyright.PENANAE8xTwg19VB
"Ahhh Pak, ssssh ahhh." Aku mendesah dengan mencengkeram erat pundak Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANA81Gqs62axD
Kupegang wajah Pak Aziz untuk kembali menatapku, kita saling pandang dengan saling menebar senyum. Mata Pak Aziz seperti memberi isyarat padaku untuk kembali saling berpagut. Tanpa kata yang terucap dari bibir Pak Aziz, aku tersenyum sambil mengangguk. Senyuman Pak Aziz pun semakin melebar. Pak Aziz memegang pipi kanan dan kiriku. Manarik wajahku agar maju ke pertemuan dua bibir yang menginginkan penyatuan.
930Please respect copyright.PENANAiwByXECCKF
Deru nafasku semakin memburu, kecupan, kecapan, lumatan dan hisapan mengisi ruang syahwat yang terpendam. Meletup, merangsang setiap syaraf-syaraf tubuhku yang mengejang. Dengan bulir-bulir keringat membasahi dress panjangku.
930Please respect copyright.PENANAgAEThU423u
Aku menginginkan lebih dari ini, lalu aku beranjak berdiri dari pangkuan Pak Aziz. Dengan tersenyum nakal, kulenggak lenggokkan tubuhku meski tanpa iringan musik.
930Please respect copyright.PENANA4cTcmQQevd
Kulepas satu persatu kain yang menutupi tubuhku, dari dress panjangku yang menjuntai sampai ke bawah seperti gaun. Kutarik resleting di punggungku, perlahan dress panjangku aku lepas mulai dari pundakku. Perlahan saat dua pundakku semakin terpampang jelas, dress panjangku turun sampai terjatuh ke lantai.
930Please respect copyright.PENANA5lUxiQMBPO
Sekarang aku hampir sepenuhnya telanjang. Dengan genit, tangan Pak Aziz kutarik agar berdiri memelukku. Pak Aziz menerkamku, melumat habis kulitku yang kini gak lagi tertutup sehelai benang.
930Please respect copyright.PENANADhhAYJN8xA
"Ssshh Pak."
930Please respect copyright.PENANAlBDImh1dS3
Tangan Pak Aziz mulai melepas pakaiannya tanpa sisa, sekarang aku melihat tubuh Pak Aziz yang tambun dengan penis gemuk, panjang sedang tegang sempurna. Melihat penampakan penis Pak Aziz, vaginaku mulai gatal.
930Please respect copyright.PENANAi19P464kZy
Karena aku gak kuat, kutarik tubuh Pak Aziz untuk kembali memelukku. Pak Aziz gak tinggal diam, dengan merengkuhku dengan pagutan lagi di bibirku.
930Please respect copyright.PENANAtXRNTIotNX
"Ssshh ahhh" aku mendesah gak karuan.
930Please respect copyright.PENANAMeDgVg5F9a
Bukan hanya karena Pak Aziz kembali mencumbuku, tetapi karena penis ereksi Pak Aziz bergesekan dengan vaginaku yang masih tertutup dengan celana dalamku yang berwarna putih.
930Please respect copyright.PENANAE3NIuiPztg
"Aku lepas ya Mbak?", Tanya Pak Aziz meminta izin untuk melepas kaitan BHku.
930Please respect copyright.PENANAMlYbn82eTS
Aku tau karena tangan Pak Aziz sudah bersiap-siap untuk melepas kaitan BHku.
930Please respect copyright.PENANA1172HBuaon
"Hu'um", kataku mengangguk.
930Please respect copyright.PENANAbSmRhxVzGG
Setelah aku memberi izin Pak Aziz, wajah Pak Aziz begitu ceria. BHku mulai terlepas kaitannya, dengan perlahan Pak Aziz menyingkirkan cup BHku yang masih tersangkut di payudaraku. Perlahan BHku mulai tersingkap, lalu BHku jatuh ke lantai.
930Please respect copyright.PENANAe28kE8vQWx
Lalu Pak Aziz menggendongku, merebahkanku di atas sofa. Tubuh Pak Aziz menindihku, yang membuat penisnya yang ereksi bergesekan dengan vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Aku melenguh hebat saat penis Pak Aziz yang gemuk bergesekan dengan vaginaku.
930Please respect copyright.PENANAeUkdU5dpap
"Ssssh Pak."
930Please respect copyright.PENANAy6wUMZSkmR
Rasa nikmat yang aku rasakan dan pertamakali dalam hidupku membuatku melayang. Lalu Pak Aziz kembali mencumbu bibirku, gak begitu lama berpindah ke leherku untuk menjilat dan menghisapnya. Rangsangan demi rangsangan dari Pak Aziz membuatku hanyut lebih dalam ke dalam pusaran nafsu yang gak bisa aku cegah.
930Please respect copyright.PENANAQPc5EjJaZ1
Jilatan Pak Aziz turun, ke bawah ke pangkal payudaraku. Tangan Pak Aziz gak tinggal diam untuk meremas kedua payudaraku. Rasanya begitu nikmat, ini yang pertamakali kulit payudaraku diremas oleh lawan jenisku tanpa terhalang oleh sehelai benang pun.
930Please respect copyright.PENANAlm0U5rpbo1
Merasakan nikmat yang gak tertahankan, aku melenguh sejadi-jadinya. Lalu wajah Pak Aziz turun ke bawah, mengecup putingku. Dengan lidahnya Pak Aziz merangsang putingku. Gak hanya sentuhan ujung lidah Pak Aziz pada payudaraku, tangan Pak Aziz juga meremas payudaraku. Saat Pak Aziz hendak menjilat ujung putingku, payudaraku menggembung karena remasan tangan Pak Aziz pada payudaraku.
930Please respect copyright.PENANAl6bsyz86qR
"Sssh aaah Pak" aku mendesah dengan mendongakkan wajahku.
930Please respect copyright.PENANAzLRK9HovC1
"Enak Mbak?", Tanya Pak Aziz dengan tersenyum.
930Please respect copyright.PENANApj9t5GiPN6
"Hu'um" kataku mengangguk.
930Please respect copyright.PENANAvDWlFZ6eSZ
Pak Aziz kembali menundukkan wajahnya, sekarang menghisap puting payudaraku. Mengulumnya, sampai aku menggelinjang keenakan. Dengan wajah tersenyum Pak Aziz meminta izin padaku untuk melepas celana dalamku. Aku hanya mengangguk saja sebagai isyarat bahwa aku memberi izin Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANAni2lmDO9ei
Kubantu Pak Aziz untuk melepas celana dalamku, kuangkat pinggulku. Dengan perlahan celana dalamku ditarik ke bawah sampai lututku. Meski aku menginginkan ini, aku sangat malu saat Pak Aziz melihat penampakan vaginaku. Kucoba menutupi vaginaku dengan bulu yang tercukur rapi dengan tanganku.
930Please respect copyright.PENANAC52wBG6LAq
"Jangan Pak, aku malu!!", Kataku dengan masih menutupi vaginaku dengan telapak tanganku.
930Please respect copyright.PENANAIDertbGEOY
"Gak usah malu Mbak!! Vagina Mbak cantik kok kayak orangnya", kata Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANA7heCaIKCyX
Mendengar pujian Pak Aziz, pipiku memanas. Tanganku gak lagi menutupi vaginaku, dengan nafas memburu aku menahan perasaan malu yang sangat.
930Please respect copyright.PENANA8Eeg0o3NYe
Belum sempat aku mengatur nafasku, pahaku dibuka lebar oleh Pak Aziz. Aku mengernyitkan dahiku saat wajah Pak Aziz berada di selangkanganku untuk menjilati permukaan vaginaku yang masih rapat. Lidah Pak Aziz menjilati garis vaginaku dengan lembut.
930Please respect copyright.PENANAKXFtBpy8KS
Aku benar-benar melayang dibuatnya, jilatan Pak Aziz menyusuri garis vertikal vaginaku. Dengan perlahan Pak Aziz membuka garis lurus vertikal vaginaku, lalu menjilati bagian dalamnya dengan lidahnya. Melihat Pak Aziz mulai mengeksplorasi vaginaku, aku sangat senang sekali. Karena memang itu tujuanku.
930Please respect copyright.PENANACncPaZAa3Z
Rangsangan Pak Aziz pada vaginaku membuat tubuhku mengejang, ntah cairan apa itu aku gak tau. Mengalir deras keluar dari vaginaku.
930Please respect copyright.PENANALblAdzfot3
Perlahan Pak Aziz mulai menindihku, penisnya yang mulai ereksi digesek-gesekkan ke bibir vaginaku.
930Please respect copyright.PENANAMbI5M0Drdz
"Ssssh Pak ".
930Please respect copyright.PENANAgXen8bEgHA
Tangannya mengangkat kakiku ke atas, mengangkang. Aku kira Pak Aziz akan penetrasi ke dalam vaginaku. Saat aku rasakan, seperti ada yang salah.
930Please respect copyright.PENANADF1mIXEMbl
Rasa perih menjalar ke seluruh tubuhku, penis Pak Aziz menerobos liang duburku.
930Please respect copyright.PENANAWpm1Umcbko
"Pak Aziz!! Kok kesitu sih? Sakit Pak", Kataku dengan cemberut.
930Please respect copyright.PENANADBO8C0b0Ep
Pak Aziz merapikan rambutku, "Maaf ya Mbak. Saya pantang mengambil perawan Mbak", kata Pak Aziz.
930Please respect copyright.PENANAgCYeS1bZ7v
Lalu Pak Aziz memberiku sapu tangan agar aku menggigitnya, agar aku bisa menahan rasa sakit saat penis Pak Aziz mulai penetrasi ke lubang anusku.
930Please respect copyright.PENANAXdjN86NvbT
Padahal di dalam hati, aku ingin memberikan keperawananku pada Pak Aziz. Tetapi Pak Aziz tetap keukeuh gak mau mengambil keperawananku, lebih memilih untuk mengambil keperawanan anusku.
930Please respect copyright.PENANATdhlL1pGGc
Kurasakan penis Pak Aziz sudah berhasil masuk ke dalam lubang sempit anusku. Perlahan Pak Aziz memaju mundurkan penisnya. Rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhku membuat air mataku menetes.
930Please respect copyright.PENANAj8oMscqwOk
"Tahan Mbak!!", Kata Pak Aziz sambil mengecup keningku.
930Please respect copyright.PENANAJsiWvcrRXT
Kutahan rasa sakit yang aku rasakan, dengan mencengkeram pundak Pak Aziz dengan erat. Pak Aziz menyingkirkan sapu tangan dari mulutku. Sekarang Pak Aziz berganti memagut bibirku.
930Please respect copyright.PENANAeAjPyZ8v3w
Pagutan Pak Aziz pada bibirku, seakan mengalihkan perhatianku dari rasa sakit yang aku rasakan pada anusku. Tetapi gak sepenuhnya aku bisa mengalihkan perhatianku, sampai aku merasakan sakit di anusku bercampur dengan nikmat.
930Please respect copyright.PENANA6P3ilMiv1M
Tanpa bisa aku cegah, vaginaku kembali memuntahkan cairan yang aku gak tau apa itu. Setelah aku mengejang hebat, anusku gak lagi merasakan perih yang menyiksa.
930Please respect copyright.PENANAHTrr1d84xt
Kini tinggal kenikmatan tiada tara yang gak pernah aku rasakan sebelumnya. Kutatap mata Pak Aziz dalam, lalu aku tersenyum ke arahnya.
930Please respect copyright.PENANAZYrBJDkx7s
"Gimana Ayah puas?", Tanyaku.
930Please respect copyright.PENANAksH6LoxgiZ
"Puas, Sayang", kata Pak Aziz dengan tersenyum.
930Please respect copyright.PENANAsci7zQXUgi