Hubunganku dengan Pak Aziz semakin dekat, karena aku memandang Pak Aziz seperti ayahku sendiri. Pak Aziz pun udah gak lagi canggung kepadaku. Yang awalnya memanggilku dengan panggilan Mbak sebagai penghormatan padaku, sekarang memanggilku sebatas nama saja.
1988Please respect copyright.PENANA1xGKLOuGeP
Di usianya yang sudah gak lagi muda, Pak Aziz memutuskan untuk gak menikah bukan tanpa sebab. Dia sadar dalam kondisi finansial Pak Aziz gak mapan, memutuskan untuk menikah kata Pak Aziz sangat gak bertanggungjawab.
1988Please respect copyright.PENANA6IuUUvlpgv
Aku kagum mendengar curahan hati Pak Aziz, ternyata Pak Aziz cukup rasional dalam memandang kehidupan. Dan gak mau bermain-main dengan pernikahan. Berbeda dengan generasi sekarang, hanya karena ngebet untuk menyalurkan hasrat biologisnya. Akhirnya tanpa berpikir panjang, memutuskan untuk menikah.
1988Please respect copyright.PENANAR0ru6NSW1x
Padahal dari segi mentalitas saja belum matang, ditambah belum bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Bagiku pernikahan bukan hal main-main. Ya dalam hal ini aku masih kolot, kalau aku memandang pernikahan itu gak penting lalu memutuskan hidup serumah dengan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan. Yang aku bayangkan adalah konsekuensi yang bakal diperoleh. Memikirkan itu, aku jadi teringat orang tuaku.
1988Please respect copyright.PENANAjirc8qnJ2u
Kadang realistis itu penting, meski tau norma di masyarakat sudah gak relevan. Tetapi mempertimbangkannya bahwa keputusan melawan arus justru bakal mempersulit diri sendiri dan membawa penderitaan.
1988Please respect copyright.PENANAkx2IHnvq01
Sedih memang saat aku terbayang orang tuaku, tetapi aku harus mulai berdamai dengan keadaan. Mau memaafkan mereka yang menjadi penyebab kematian ibuku. Semakin aku bisa berlapang dada, memaafkan siapa pun yang menyakiti orang tuaku. Perasaanku menjadi lega, beban yang selama ini aku tanggung hilang sudah.
1988Please respect copyright.PENANAybKDj8WGLl
Meski aku sudah berdamai dengan masa lalu, aku masih berharap bertemu dengan ayah biologisku. Pernah suatu ketika aku membolak-balik kitab klasik yang membahas tentang bolehnya ayah menikah dengan anak perempuannya dari hubungan di luar nikah karena nasabnya terputus membuatku mengernyitkan dahiku.
1988Please respect copyright.PENANAOmsVEsFMkf
Nuraniku memberontak, menyangkal pendapat imam madzhab ini yang aku pikir adalah kesalahan. Karena anak biologis tetaplah anak kandung meski dilahirkan dari hubungan yang haram. Tetapi semakin aku mencoba merasionalkan teks teks klasik yang aku baca, sedikit banyak mempengaruhi pola pikirku.
1988Please respect copyright.PENANAbJw1v3V2zn
Aku yang awalnya menolak jadi berpikir, bagaimana kalau aku menikah dengan ayahku? Mencoba aku sangkal pikiran sesat itu, tetapi justru perasaan yang awalnya sekedar merindukan ayahku yang belum pernah aku lihat rupanya berganti letupan birahi yang muncul dengan tiba-tiba.
1988Please respect copyright.PENANABCiIaLW7ro
Tetapi anehnya, letupan birahi itu seakan teralihkan pada Pak Aziz, ketika aku mulai memandang Pak Aziz sebagai ayah kandungku sendiri.
1988Please respect copyright.PENANAqML8zicE4d
Berbeda dengan apa yang aku pikirkan dan rasakan, Pak Aziz justru memiliki pandangan yang bertolak belakang denganku. Pak Aziz merasa menyesal karena sudah mengambil keperawanan anusku. Menurut pandangannya, itu kesalahan terbesar karena gak bisa menjagaku yang sudah dianggapnya anaknya sendiri. Gak hanya itu, Pak Aziz sadar berhubungan intim dengan penetrasi ke dalam anus itu haram meski sudah halal menjadi sepasang suami istri.
1988Please respect copyright.PENANAP4cqNzGOlT
Setelah kejadian itu, Pak Aziz berhenti seronok seperti dulu lagi. Dia hanya ingin menjagaku, layaknya seorang ayah pada putrinya.
1988Please respect copyright.PENANA97OIea4onW
Sampai-sampai Pak Aziz marah besar, saat tau Yusuf, Malik dan Rohman ingin sekedar mesumin aku.
1988Please respect copyright.PENANA12pTLjkUQN
Hanya saja, tanpa sepengetahuan Pak Aziz, Yusuf, Malik dan Rohman mengambil kesempatan saat Pak Aziz gak ada disisiku. Meskipun hanya sekedar mencium pipiku, memeluk tubuhku. Hanya sebatas itu saja, gak lebih.
1988Please respect copyright.PENANAfBcisvjdHg
Hari-hariku aku lewati dengan bahagia, akhir-akhir ini gak ada dari ketiga remaja itu yang mesumin aku. Semakin kesini, hubunganku dengan mereka kembali normal. Aku menganggap mereka bekas murid mengajiku yang masih di bawah umur dan mereka menghormatiku sebagai kakak, yang umurnya lebih tua dari mereka.
1988Please respect copyright.PENANAo0lcuutotD
Aku senang dengan perubahan mereka, obsesiku tentang memamerkan tubuhku juga semakin mereda. Karena obsesiku pada Yusuf, Malik dan Rohman hanya sekedar representasi dari kerinduanku pada sosok ayahku yang masih berumur 15 tahun ketika ayahku mendapat hukum cambuk di Aceh sana. Sama seperti Yusuf, Malik dan Rohman setahun lalu yang masih berumur 15 tahun juga. Sekarang mereka bertiga semakin dewasa, gak hanya sekedar usia mereka, menjadi 16 tahun. Mereka terpengaruh Pak Aziz, bagaimana memperlakukan perempuan dengan benar.
1988Please respect copyright.PENANAPpxJG2zu7p
Tetapi pandangan mereka belum berubah tentang keperawanan, aku gak memaksakan perspektifku pada mereka. Batinku, pola pikir mereka masih bisa berkembang karena usia mereka masih muda.
1988Please respect copyright.PENANAFjgaLECce4
Begitu juga denganku, di usiaku yang masih 20 tahun, aku masih bisa berubah. Hanya saja, semua pemikiranku lahir dari trauma, rasa takut yang memenuhi pikiranku. Karena jejak kepedihan yang dialami orang tuaku, membekas dalam benakku.
1988Please respect copyright.PENANAkJMXYOiEBA
Saat ini aku menjalankan aktivitas seperti biasanya, menjaga gerai es tehku. Seperti biasa, Yusuf, Malik dan Rohman main ke gerai es tehku. Biasanya mereka main gak bareng seperti sekarang, ntah kenapa mereka main bareng seperti sekarang.
1988Please respect copyright.PENANAc4VpLVzkED
"Mbak belum denger kabar ya?", Tanya Malik.
1988Please respect copyright.PENANAzc2m2VUSip
"Kabar apa, Lik?", Tanyaku penasaran.
1988Please respect copyright.PENANAiLlkgjKVPS
"Pak Aziz sakit Mbak", kata Malik.
1988Please respect copyright.PENANACLAuwfGsfv
"Innalilahi, sejak kapan?", Tanyaku.
1988Please respect copyright.PENANAI00UgnnBnq
"Sekitar semingguan mungkin Mbak", kata Yusuf.
1988Please respect copyright.PENANAGNSK69zJDq
Lalu aku berpikir, kalau sekitar semingguan berarti semenjak aku dari sana dong?
1988Please respect copyright.PENANAh3otOocnSO
"Kalian gak jenguk Pak Aziz? Trus Pak Aziz sekarang di rumah sakit atau?", Tanyaku khawatir.
1988Please respect copyright.PENANACQPKpHwmpU
"Ini mau jenguk Mbak. Di rumah Mbak, Ilham disana jagain Pak Aziz", kata Yusuf.
1988Please respect copyright.PENANARwC8PqtaP0
"Sebenarnya sama ayahku udah mau dibawa ke rumah sakit Mbak. Tapi karena Pak Aziz marah-marah gak mau dibawa ke rumah sakit, akhirnya ayahku mengurungkan niatnya", kata Rohman.
1988Please respect copyright.PENANAmokReu6fK9
"Sebenernya gejalanya apa sih?", Tanyaku.
1988Please respect copyright.PENANAR2boALsDK6
"Sesak nafas sama batuk yang parah", kata Rohman.
1988Please respect copyright.PENANAxcRFmBoELh
"Pak Rohman perokok berat sih Mbak. Padahal udah berkali-kali aku larang buat merokok, tapi Pak Rohman malah marah", kata Malik.
1988Please respect copyright.PENANAoXoSBaLZYG
Aku mendengus kesal, bandel banget Pak Aziz. Padahal Pak Aziz dilarang merokok demi kebaikan Pak Aziz sendiri, tetapi Pak Aziz malah gak mau.
1988Please respect copyright.PENANAtZCW8Hw0CI
"Diminum dulu es tehnya!!", Kataku pada ketiga remaja itu.
1988Please respect copyright.PENANA5ySD6fc0aR
"PING."
1988Please respect copyright.PENANAmPWikXsrid
"Ada chat dari Ilham, Mbak", kata Rohman.
1988Please respect copyright.PENANAUSvGaRSXVl
Aku mengernyitkan dahiku, pikiranku jadi berkecamuk. Takut terjadi apa-apa, pada Pak Aziz.
1988Please respect copyright.PENANAMNMzMhBDZj
Rohman menghembuskan nafas panjang, lalu tangannya memegang punggung tanganku.
1988Please respect copyright.PENANAR2JxAqfpDI
"Mbak jangan kaget ya!! Kuharap Mbak baik-baik aja setelah mendengar kabar ini", kata Rohman.
1988Please respect copyright.PENANAD0L3Q3eCt2
"Kabar apa Man? Cepat bilang!!", Kataku mendesaknya.
1988Please respect copyright.PENANAygxZg5em96
"Berat Mbak mau cerita", kata Rohman.
1988Please respect copyright.PENANA1GMGXItLFk
Yusuf mendekatiku, memelukku dari samping. Aku menoleh ke arah Yusuf yang memelukku, menatapnya sendu.
1988Please respect copyright.PENANA9a6BN9SBKC
"Tapi Mbak janji, Mbak jangan kaget!!", Kata Rohman.
1988Please respect copyright.PENANA96C0AYEVRN
"Iya, Mbak janji. Ayo cerita!!", Kataku mendesak.
1988Please respect copyright.PENANAJYs5ahhR0A
"Pak Aziz meninggal dunia Mbak", kata Rohman menunduk lalu terisak.
1988Please respect copyright.PENANAzdBm3IsUPJ
Mendengar kabar itu, tangisku langsung meledak. Padahal baru sebentar aku memiliki pengganti ayahku. Kini Pak Aziz sebagai pengganti ayahku telah pergi jua, meninggalkanku.
1988Please respect copyright.PENANAX8XFdJu05m
"Hiks, hiks, kenapa Pak Aziz pergi secepat ini Pak?."
1988Please respect copyright.PENANAfGwRQCf4DB
"Sudah Mbak, tegarkan dirimu!!", Kata Yusuf yang memelukku dari samping.
1988Please respect copyright.PENANAtZgtbfDDBG
Sekarang aku menyandarkan kepalaku ke dada Yusuf, dengan Yusuf yang memelukku dari samping.
1988Please respect copyright.PENANAIuSRJ1h5p3
Kakek yang gak mengenal Pak Aziz ikut bersedih, karena mendengar semua ceritaku tentang Pak Aziz.
1988Please respect copyright.PENANAEPF8Rpr0Rd
Dengan memakai pakaian serba hitam, aku, kakek, Yusuf, Malik dan Rohman melayat ke rumah Pak Aziz bersama-sama.
1988Please respect copyright.PENANApW04FfG6ow
Sesampainya di rumah duka, tangisku meledak. Tetapi Yusuf menenangkanku, supaya jangan sampai orang-orang curiga dengan kedekatanku pada Pak Aziz. Kuseka air mataku, kutahan sebisa mungkin seperti saran Yusuf padaku.
1988Please respect copyright.PENANA77e3XYgR7C
Kakek, Yusuf, Malik, Rohman, Ilham dan Sukron ikut sholat jenazah. Dalam hatiku, aku hanya bisa mengucapkan selamat tinggal pada orang yang aku sayang. Dan aku berterimakasih karena kehadirannya pernah mengisi kekosongan hatiku karena kerinduanku pada sesosok ayah.
1988Please respect copyright.PENANATXtXg2MJ9v
Di pemakaman, saat orang-orang telah pergi. Aku enggan meninggalkan makam Pak Aziz. Tangisku gak bisa aku tahan lagi, meledak sampai aku meringkuk di atas makam Pak Aziz.
1988Please respect copyright.PENANAwa8oqhDOSj
Yusuf, Malik dan Rohman menemaniku di makam. Begitu juga Ilham dan Sukron, yang ikut menemaniku juga.
1988Please respect copyright.PENANA3Uln4BCgfO
Udara menjadi dingin bersamaan dengan langit yang berubah menjadi gelap, awan gelap pun menyelimuti langit. Hujan pun turun dengan derasnya yang membuat duka meninggalkan perasaan pilu.
1988Please respect copyright.PENANAcTxtCw6jsL
Yusuf yang berdiri di dekatku, mendekatiku duduk dengan membawa payung untuk memayungiku, kulihat Yusuf yang berada di sampingku basah kuyup, mengorbankan dirinya kehujanan untuk memayungiku.
1988Please respect copyright.PENANA6v12htXsPs
"Ayok Mbak, kita pergi!! Nanti Mbak sakit", kata Yusuf.
1988Please respect copyright.PENANA0nlmUHNVLj
Berat sebenarnya meninggalkan makam Pak Aziz, karena aku gak tega melihat Yusuf yang basah kuyup. Yang berkorban untukku, agar aku gak kehujanan. Pada akhirnya aku luluh untuk bangkit, dan mengucapkan salam perpisahan pada Pak Aziz.
1988Please respect copyright.PENANA6d5LMbOVS8
Kulihat Malik, Rohman, Ilham dan Sukron gak lagi memakai payungnya. Mereka ikut basah kuyup seperti Yusuf. Melihat solidaritas mereka pada Yusuf, hatiku menghangat yang membuat aku tersenyum.
1988Please respect copyright.PENANAvEDPFB3HpK
"Terima kasih ya, Suf", kataku.
1988Please respect copyright.PENANALhIJKFC0mZ
"Sama-sama Mbak", kata Yusuf.
1988Please respect copyright.PENANAyVZwprxm0f
Hujan semakin deras, dengan angin yang kencang disertai petir yang menggelegar.
1988Please respect copyright.PENANAZe2Nuj6sys
Perjalananku belum berakhir, dengan perasaan yang membuncah ingin kutemukan ayah kandungku.
1988Please respect copyright.PENANA5Vudm5yFRD
Sepeninggal Pak Aziz, hari-hariku berubah menjadi sepi. Meskipun aku dihibur oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Tetapi perasaan sepi itu gak bisa hilang.
1988Please respect copyright.PENANAxxGnF4K45Y
Sekarang Ilham pun sering main ke gerai es tehku. Ilham bilang, dia bingung setelah Pak Aziz meninggal. Karena hanya Pak Aziz yang menjadi tempat curahan hatinya.
1988Please respect copyright.PENANASfoO9JQLIo
"Ibu mau kan menjadi pengganti Pak Aziz?", Tanya Ilham.
1988Please respect copyright.PENANAtQIL1KMoZC
"Pasti Ham, dengan senang hati", kataku dengan tersenyum.
1988Please respect copyright.PENANAavfYKQtg0t
"Boleh gak, manggil Ibu, Mbak kayak yang lain?", Tanya Ilham dengan malu-malu.
1988Please respect copyright.PENANAN73HT7CTdU
"Boleh banget Ham", kataku.
1988Please respect copyright.PENANAdrC3aTh81w
Ntah kenapa responku ke Ilham berbeda dengan yang lain, rasanya Ilham seperti adekku sendiri. Kupeluk erat Ilham, perasaanku menjadi menghangat karena aku menemukan pengganti Pak Aziz.
1988Please respect copyright.PENANAppfLsvlW0r
Setiap pulang sekolah, Ilham selalu datang ke rumah untuk menemaniku menjaga gerai es tehku. Sekarang aku sudah gak kesepian lagi, karena di sampingku ada Ilham.
1988Please respect copyright.PENANAc3h5mBOCK7
Kakek yang mengetahui itu sangat senang, karena Ilham sering juga membantu Kakek membawa dagangan ke pasar. Setelah pulang dari pasar, kadang mereka bermain catur bareng di dekat gerai es tehku.
1988Please respect copyright.PENANA8e6RdsW0gN
Semakin hari, aku dan Ilham semakin dekat. Gak ada sekat yang membatasi kita. Bahkan kita bebas saling berpelukan saat Kakek gak berada di rumah.
1988Please respect copyright.PENANAFxWjapwPSA
Ntah kenapa aku gak melarangnya, saat Ilham berusaha memelukku. Di dalam pikiranku, toh Ilham sudah aku anggap sebagai adekku sendiri.
1988Please respect copyright.PENANAUqbth6IjhG
Lagi-lagi perasaan sayangku pada Ilham yang aku anggap sebagai adekku sendiri beralih menjadi perasaan yang lebih dari itu. Aku menginginkan Ilham selalu berada disisiku, menemaniku. Sampai-sampai terbersit di pikiranku untuk memberikan lebih pada Ilham apa yang pernah aku berikan pada Pak Aziz.
1988Please respect copyright.PENANACFr3e6cZqM
Saat hujan deras mulai turun, kuajak Ilham untuk masuk ke rumah. Kita bergandengan tangan berlari ke dalam rumah. Memayungi kepala kita masing-masing dengan telapak tangan.
1988Please respect copyright.PENANAYVGjvSmoKx
Aku ajak masuk ke dalam kamarku, kudorong tubuhnya sampai terjatuh rebah di atas ranjangku.
1988Please respect copyright.PENANAHzIOzrDUni
"Mbak, mau ngapain?", Tanya Ilham dengan suara bergetar.
1988Please respect copyright.PENANAmACn39HwLz
Kudekati Ilham, dengan jari telunjukku kutempelkan pada bibirnya, "Sssstt."
1988Please respect copyright.PENANAg3D8RdaCuk
Lalu aku melepas cadarku, cadarku pun turun ke lantai. Kutindih tubuh Ilham yang pasif.
1988Please respect copyright.PENANAzU3GBU5Quq
Kubelai wajah Ilham yang tampan dengan wajah orientalnya.
1988Please respect copyright.PENANA3kWWVRLWuw
"Mbak cantik gak Ham?", Tanyaku.
1988Please respect copyright.PENANAdp6IUbsChL
"Can... Cantik Mbak", kata Ilham tergagap.
1988Please respect copyright.PENANAlmynnENTD1
Saat aku mencoba mencium bibirnya, Ilham mendorongku sampai aku terjatuh ke samping, rebah di atas ranjang. Ilham langsung berdiri, dengan kikuk Ilham bicara, "Maaf Mbak, ini salah", kata Ilham.
1988Please respect copyright.PENANA6fx2qVZrYP
"Tolong pakai cadar Mbak lagi!!", Kata Ilham dengan menutup matanya.
1988Please respect copyright.PENANApacgIQQJxF
Aku yang melihatnya tersenyum, ternyata Ilham berbeda dengan yang lain. Ilham masih polos dan sangat jahat kalau aku punya keinginan untuk merusak kepolosannya.
1988Please respect copyright.PENANAQd65vb38d4
Meski aku kecewa, seenggaknya aku mengerti. Rasa kasih sayang gak harus disertai dengan nafsu.
1988Please respect copyright.PENANAi4hoDhEGNg
Lalu aku berdiri di depan Ilham dengan cadar yang sudah menutupi wajahku lagi.
1988Please respect copyright.PENANAIcadiO4Plj
"Maafin Mbak ya Ham", kataku.
1988Please respect copyright.PENANAzpRJJzJcG2
"Iya Mbak, gapapa", kata Ilham menundukkan pandangan.
1988Please respect copyright.PENANA92D73oDVGT
Setelah kejadian itu, aku menjadi kikuk saat bertemu dengan Ilham. Kulihat Ilham juga terlihat kikuk, meski Ilham gak mengubah kebiasaannya padaku. Ikut membantu Kakek membawa dagangannya ke pasar dan menemaniku menjaga gerai es tehku.
1988Please respect copyright.PENANA9scBw1Pk5x
Kadang Ilham gak sendirian menemaniku, tetapi juga ditemani oleh Yusuf, Malik dan Rohman.
1988Please respect copyright.PENANARKKn1pF6ej
Hanya saja, Ilham cenderung pendiam dibandingkan dengan yang lainnya. Saat mereka saling melempar bercandaan, Ilham hanya diam lalu meresponnya dengan tertawa.
1988Please respect copyright.PENANAl2deGWzDs6
Meski Ilham lebih banyak diam, gak banyak ngobrol. Yusuf, Malik dan Rohman gak pernah membullynya. Yang aku suka dari remaja-remaja itu karena sifatnya yang baik. Ya meski Yusuf, Malik dan Rohman anaknya mesum banget.
1988Please respect copyright.PENANAfBQNYMAEVX
Sekarang mereka udah gak lagi mesumin aku, hanya saja gak sepenuhnya mereka berubah. Mereka sering berebutan untuk memelukku seperti anak kecil. Melihat tingkah mereka aku tertawa, gak ada keinginan untuk melarang mereka memelukku. Toh aku sendiri, merasa itu hal yang wajar.
1988Please respect copyright.PENANA5mPrK8SD0g
Kadang salah satu dari mereka tiba-tiba memelukku dari belakang, lalu mencium pipiku yang tertutup cadar.
1988Please respect copyright.PENANA5oyUmwli1x
Lalu yang lainnya karena merasa iri, berebutan untuk mencium pipiku juga.
1988Please respect copyright.PENANABccZd9NFFu
"Kalian ini ya, kayak anak kecil", kataku tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
1988Please respect copyright.PENANAV0fyM5CQ7u
"Mbak, kita liburan ke pantai yuk!!", Ajak Rohman.
1988Please respect copyright.PENANApthUDXeQ4P
"Boleh, kapan?", Tanyaku.
1988Please respect copyright.PENANACgM97L3LIq
"Nanti kalau kita sudah musim liburan", kata Malik.
1988Please respect copyright.PENANA9BmDcaDBjV
"Oh iya, Sukron ikut juga Mbak", kata Rohman.
1988Please respect copyright.PENANAGsbR08hdW7
"Boleh, Ilham ikut juga kan?", Tanyaku sambil melirik Ilham dengan tersenyum.
1988Please respect copyright.PENANAn2suJnbQz4
Aku lirik, Ilham tersenyum lalu menundukkan pandangannya. "Pasti dong Mbak", kata Yusuf.
1988Please respect copyright.PENANAto9jhyJhrv
"Kakek gak diajak juga?", Tanya Malik terkekeh.
1988Please respect copyright.PENANAY9kQqPRKAZ
"Jangan dong, nanti gak bisa.. ", kata Rohman terputus.
1988Please respect copyright.PENANANxQe4FXYhf
"Gak bisa apa hayo?", Tanyaku dengan tersenyum.
1988Please respect copyright.PENANAYVr8AkAaDe
"Gak bisa apa Suf?", Tanya Rohman ke Yusuf.
1988Please respect copyright.PENANA94Fw8IwcEJ
"Kok tanya aku? Tuh tanya Malik!!", kata Yusuf sambil terkekeh.
1988Please respect copyright.PENANABDUNL0qsFA
"Hehehe, gak tau", kata Malik sambil garuk-garuk kepalanya.
1988Please respect copyright.PENANAeLvY8iIZ7E
Tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang, lalu kepalaku dikecup.
1988Please respect copyright.PENANAF0MtiL2YZs
"Muah."
1988Please respect copyright.PENANAJJPlOfsycH
Setelah aku menoleh ke belakang, yang mengecup kepalaku Ilham. Aku terkejut, melihat Ilham yang berubah drastis. Padahal beberapa hari yang lalu Ilham menolak saat aku berusaha mencumbunya di dalam kamar. Dan menyuruhku kembali memakai cadarku. Dalam pikiranku, aku berpikir mungkin karena pengaruh dari Yusuf, Malik dan Rohman, Ilham berubah. Aku gak mempermasalahkan itu sih. Bahkan ada keinginan untuk melepas keperawananku untuk salah satu dari mereka.
1988Please respect copyright.PENANAS2JFixuIf5
Saat aku mencoba, menoleh ke belakang, Ilham mengecup bibirku yang tertutup cadar, dengan tangannya meremas payudaraku yang masih tertutup hijab dan dress panjangku.
1988Please respect copyright.PENANAhmOXLV0S7f
Lagi-lagi aku terkejut, Ilham sudah jauh, gak seperti yang aku kira. Saat tangan Ilham mulai meremas payudaraku, kuletakkan tanganku di punggung tangan Ilham untuk membantunya untuk meremas payudaraku lebih kencang..
1988Please respect copyright.PENANAT2wTeo3ZDY
"Sssh ahhh" aku mendesah dengan memejamkan mataku.
1988Please respect copyright.PENANAdfvBUjahm7
"Nah gitu dong, Ham. Itu baru cowok", kata Rohman.1988Please respect copyright.PENANAcgxXNnRyMO
1988Please respect copyright.PENANAp1O1qQpJhQ
Kutatap mereka dengan wajah cemberut, "Oh ini ya yang kalian mau?", Kataku genit.
1988Please respect copyright.PENANAwE4p6Fhfpp
"Jangan disini, di dalam rumah aja!!", Kataku.
1988Please respect copyright.PENANACCkJf64v7z
"Nanti kalau tetangga Mbak tau gimana?", Tanya Yusuf.
1988Please respect copyright.PENANAO1im2PWmth
"Aku gak peduli", kataku dengan mendesah saat Ilham kembali meremas payudaraku.
1988Please respect copyright.PENANA6ScMDR2wlh
Ilham kembali mengecup bibirku yang tertutup cadar, melumat bibirku yang tertutup cadar dengan panas sampai cadarku basah oleh ludahku dan ludah Ilham. Kupejamkan mataku, menikmati setiap kecapan demi kecapan sampai aku terhanyut.
1988Please respect copyright.PENANASHdh2PwcFP