x
Hari ini Pak Aziz menghubungiku untuk membicarakan tentang janjian kita yang kemarin. Pak Aziz bilang, supaya aku menginap di rumahnya gak lagi di Masjid. Aku terkejut mendengarnya, sekaligus senang. Meski Pak Aziz sudah lama, sekitar belasan tahun tinggal di Jogja, Pak Aziz gak memiliki rumah sendiri. Pak Aziz selalu kontrak dari satu rumah ke rumah lain. Sampai Pak Aziz ditawari oleh Takmir Masjid untuk tinggal di Masjid sekalian untuk bersih-bersih disana.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHihKfM38qe
Pak Aziz terlihat senang sekali saat video call sama aku, dia menceritakan kebahagiaannya yang gak bisa dia bendung. Sejak dulu, dia memimpikan memiliki rumah sendiri dan baru beberapa hari terakhir Pak Aziz bisa mewujudkan mimpinya itu. Itu semua gak luput karena kerja keras, kesabaran dan kebaikan dari orang tua Rohman.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡemXX3ovZF6
Pak Aziz pernah bilang kalau Pak Aziz sebatangkara di Jawa, tetapi kenyataannya gak demikian. Sejak Pak Aziz menapakkan kakinya di Jogja, Pak Aziz gak sendirian. Dan baru aku ketahui, ayah Rohman adalah kakak sepupu dari Pak Aziz. Jadi jelas kenapa Pak Aziz mengganggapnya keponakan.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ967RyTtEsj
Setelah Pak Aziz menceritakan banyak hal tentang dirinya, Pak Aziz bercerita tentang Ilham. Kata Pak Aziz, Ilham adalah yatim piatu. Dia tinggal bersama neneknya yang sudah tua di rumah sederhana.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQTHVxXEzI
Mendengar pengakuan Pak Aziz aku sempat gak percaya, karena Ilham adalah peranakan China. Yang tentu saja, stereotype di masyarakat, Chindo itu pasti kaya. Ternyata aku salah, setelah aku mendengar cerita Pak Aziz tentang Ilham.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAbpP2gmrP9
Meski Ilham tergolong hidup dengan neneknya dengan kehidupan yang sederhana, tetapi nenek Ilham memiliki toko sembako di depan rumahnya. Dalam pikiranku, mungkin itu yang membedakan pribumi dengan peranakan China.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg5sFJPvrZ3
Kata Pak Aziz, sekarang yang menjaga Masjid gak hanya Pak Aziz saja. Ilham ikut menemani Pak Aziz disana. Aku sedikit sedih sebenarnya mendengar cerita Pak Aziz tentang Ilham, karena nasibku dengan Ilham serupa.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDDc1LdiHa5
Sejak kecil aku hidup bersama kekek buyutku. Aku gak tau gimana wajah ayahku, gimana wajah ibuku. Bahkan wajah kakek dan nenekku saja aku gak tau. Gak sadar aku meneteskan air mata. Ntah kenapa semakin memikirkan orang tuaku, aku semakin terisak. Dadaku menjadi sesak, bahkan rasanya begitu menyakitkan. Sebenarnya kakekku sengaja menyembunyikan identitas orang tuaku, dengan tujuan agar aku gak bersedih. Bahkan apa yang dialami orang tuaku, aku mengetahuinya setelah aku sudah cukup umur saat aku sudah memasuki usia SMA. Sejak kecil, aku menempuh pendidikanku di Pesantren. Itu menyebabkan aku bercadar sampai saat ini.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN8C5h7LeUy
Setelah aku mendengar kenyataan pahit yang dialami orang tuaku, pandanganku berubah. Aku gak lagi konservatif seperti sebelumnya, seperti saat aku di Pesantren. Aku tau konsekuensi dari apa yang dilakukan orang tuaku. Gak hanya sekedar memahami, aku sangat-sangat memahami hudud di dalam hukum fiqh.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcL4X1H0hCS
Tetapi saat hukum tersebut, menimpa orang yang aku sayang. Pandanganku semakin gelap. Lalu aku bandingkan dengan hukum positif yang aku pelajari dari buku-buku yang aku baca secara otodidak. Apa yang dialami orang tuaku sangat-sangat gak adil. Bagaimana engga, hukum yang seharusnya gak lagi relevan di abad modern, tetapi masih diterapkan di Aceh. Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Perasaanku begitu sesak membayangkan penderitaan orang tuaku. Apalagi mereka masih di bawah umur, yang harus menanggung beban mental yang gak mudah.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ6zCUCieuq
"Mbak nangis?", Tanya Pak Aziz yang saat ini sedang video call dengan aku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXPQ6wMHAu6
"Engga Pak", kataku berbohong sambil mengusap air mataku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJzwMT2npu1
"Jangan bohong Mbak, saya tau itu!!", Kata Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM2oA7gS8Qa
Ntah kenapa tangisku semakin meledak, "Pertemukan saya sama Ilham Pak!!", Kataku dengan terisak.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBSa1QTvcep
Kulihat Pak Aziz mengernyitkan dahinya, "Saya tau, apa yang Mbak rasakan. Pasti saya akan pertemukan Mbak sama Ilham nanti", kata Pak Aziz..
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNnuTZE2Nmu
Kuusap air mataku yang masih menetes di pipiku, "Terima kasih Pak."
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGoijUq6cej
"Sama-sama Mbak", kata Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6y6Vc853pd
Hari ini aku menjalankan aktivitas seperti biasa, menjaga gerai es tehku di depan rumah. Aku bersyukur usahaku lumayan ramai, ya meski sekedar usaha kecil-kecilan. Tetapi seenggaknya aku bisa sedikit membantu kakekku. Di usianya yang sudah gak muda lagi, kakekku masih memiliki semangat untuk bekerja.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmHUb3LvgvK
Kakek memiliki usaha di pasar tradisional, seperti menjual pakaian batik. Kadang saat aku gak lagi menjaga gerai es tehku, aku pergi kesana untuk sekedar membantu.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ri8eyY3F0
"Mbak ngelamun aja?."
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9CuM9w2h6G
Aku tersentak kaget karena tiba-tiba ada orang di dekatku. "Ya ampun Lik, ngagetin aku aja", kataku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQulQ3yo24t
"Hehe maaf Na, mikir apa sih?", Tanya Malik sambil duduk di sampingku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBDYHNbSEDP
"Eits jangan duduk deket-deket nanti ada yang lihat!!", Kataku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOuERT305YI
"Eh iya lupa. Ngomong-ngomong kenapa kamu sedih?", Tanya Malik sambil cengengesan.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ilwiDOC9V
"Gak ada apa-apa Malik", kataku berbohong dengan wajah masih murung.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMRsW9UUOTA
"Bohong", kata Malik dengan menatapku tajam.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡezCiYAfess
"Beneran kok. Kok ngelihatnya kayak gitu Lik? Serem tau", kataku dengan memanyunkan bibirku di balik cadarku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEeBwEsdamL
"Emang aku dedemit apa, serem? Haha", kata Malik bercanda.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRpvS3fiXxU
"Hehe iya kamu demit", kataku dengan tersenyum kecil sambil berantakin rambut Malik.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTOg9Ig4rD
Rambutnya aku berantakin, Malik hanya senyum-senyum sendiri.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIbNeM2ZCsh
"Ntah kenapa aku deket sama kamu, ngerasa kayak deket sama kakakku sendiri, Na", Kata Malik nyeletuk.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa1GApMebtL
"Mungkin karena kamu anak tunggal sih Lik. Kalau pengen anggap aku kakak kamu, gapapa lho", kataku dengan tersenyum.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5H5GvCc9Nm
"Beneran?", Tanya Malik dengan tersenyum ceria.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpkDWFvY5j
"Beneran dong", kataku dengan tersenyum pula.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡggrmS3Yagu
"Makasih ya Mbak", kata Malik sambil memelukku dari samping sambil ndusel-ndusel.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI8KoU6sp7l
"Ye ni anak manja banget. Lepasin gih, gak enak kalau dilihat orang!! Udah gede juga", Kataku dengan tersenyum.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡopBUJYykfn
"Hehe maaf Mbak. Es teh dong Mbak!!", Kata Malik.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLSebtWe97U
"Sebentar ya!!", Kataku sambil berdiri untuk membuatkan es teh.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiy1MuEYX66
Kita ngobrol apa saja siang ini, seperti Malik yang sengaja bolos hanya karena ingin bertemu denganku. Kumarahin dia, aku bilang kalau pendidikan itu penting. Aku gak mau hanya karena aku, masa depan Malik hancur. Melihat aku memarahinya, Malik hanya menunduk dengan wajah kusut. Melihatnya aku ingin tertawa saja. Bagaimana engga, Malik yang mendominasiku saat Malik menjamah tubuhku seketika hilang karena aku memarahinya.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPon3Somkq6
"Jangan ditekuk gitu dong mukanya!", Kataku sambil merangkul Malik dari samping.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBlk5dk9GYM
Malik menatapku dengan tatapan polosnya, ", Jangan pegang-pegang Mbak, nanti ada yang lihat!!", kata Malik.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm8Sjnas3Xy
Tawaku meledak, disusul dengan tawa Malik meledak pula. Sekarang aku kembali ngobrol dengan Malik ngalor ngidul, bahkan saat kakekku pulang. Kakekku menemaniku menjaga gerai sambil bercengkerama dengan Malik.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcA7S9aqLP6
Kakekku gak marah atau kesel, Malik dan lainnya datang ke geraiku. Justru kakekku sering mengajak mereka bermain catur. Dari ketiganya, Yusuf, Malik dan Rohman. Yang paling dekat dengan kakekku, Malik. Mungkin karena hobby mereka sama, sama-sama suka bermain catur.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ85OuQ8EOyS
Kata Kakek, Kakek suka dengan pembawaan Malik yang sopan. Malik bisa menempatkan diri, dengan siapa dia bicara.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7zz2jIFIbo
Gak sadar hari mulai petang, Malik minta izin untuk pamit.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1g3zpfr6mj
"Kek, Malik mau pulang nih!!", Kataku sedikit berteriak pada kakekku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxwyD6ECB7r
Dengan tergopoh-gopoh kakekku sedikit berlari, "Oh iya. Buru-buru banget Nak? Gak nginep disini? Nanti main catur lagi sama Kakek sambil ngopi."
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsBQSKUqMkG
"Hehe, maaf Kek. Saya besok harus sekolah", kata Malik tersenyum malu-malu.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZmB9VlGyep
Kakekku menepuk pundak Malik, "Bagus, belajar yang giat ya Nak!!", kata kakekku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl55jpRECgm
"Iya Kek. Saya pamit dulu ya, assalamualaikum."
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOGlKI5b0k
"Wa'alaikum salam", kataku bersamaan dengan Kakek.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ84DKmJM2ko
Setelah Malik pulang, kututup gerai es tehku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoA3X6zSQ0q
"Jadi nginep di rumah temenmu Na?", Tanya kakekku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXIC9YPyyap
"Jadi Kek", kataku dengan tersenyum.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxSYYY0JlCT
Lalu aku melangkah ke dalam kamar, ntah kenapa jantungku berdetak kencang. Lagi-lagi perasaan aneh muncul di dalam hatiku, perasaan gak menentuku karena membayangkan Pak Aziz sebagai ayahku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxoVHLkZBYb
Meski sekarang masih petang, aku sudah mempersiapkan diriku. Mematut diriku di depan cermin. Aku berpikir gak cukup kulitku yang kusam kembali cerah hanya dengan air wudhu. Rasanya aku ingin maskeran sebentar saja nanti.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSV34LYzsER
"Mandi dulu ah", kataku dalam hati.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYSdk05PlsH
Di dalam kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan air dingin. Tubuhku yang lengket oleh keringatku kembali segar. Kusabuni seluruh tubuhku, lalu aku kembali mengguyur tubuhku dengan air.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOhyXVWwj6l
Air gak hanya mengguyur tubuhku, tetapi air juga turun membasahi rambutku. Kubasuh rambutku yang panjang oleh air. Setiap air yang mengguyur tubuhku kuresapi, dengan aku memejamkan mataku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjKjpbfkI3M
Kubuka mataku, kutatap tubuhku di depan cermin kamar mandiku. Kupegang payudaraku yang membulat, membusung yang basah oleh air.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9chQ3lM79Z
Aku gak tau berapa menit aku di dalam kamar mandi, sampai-sampai kakekku berteriak memanggilku karena waktu sholat maghrib hampir berakhir.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIREwDnfzZh
"Udah selesei kok Kek", kataku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡriDv0yg3hS
Dengan buru-buru aku berlari ke dalam kamar, karena tinggal beberapa menit lagi waktu sholat maghrib berakhir. Kupakai BHku yang berwarna putih berenda, lalu celana dalamku yang berwarna putih juga.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAwcR86A5VK
Kupilih dress panjang berwarna hitam, kupatut diriku di depan cermin. "Cantik", kataku memuji diriku sendiri.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdFw82WR4Ur
Lalu aku pergi berwudhu dan kulanjutkan untuk sholat.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG41gDIy267
Selesei sholat aku bersiap untuk berangkat ke rumah Pak Aziz. Pak Aziz sudah menceritakan semuanya tentang letak rumahnya yang jauh dari pemukiman. Kata Pak Aziz, Pak Aziz akan menjemputku. Ya meski aku bawa motor sendiri, Pak Aziz menemaniku agar aku aman.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnO6AqBjssD
Karena kata Pak Aziz, di jalanan itu sering terjadi klitih. Mendengar cerita dari Pak Aziz aku sempat takut, tetapi Pak Aziz menenangkanku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoRWybMfZrL
Sekarang aku sudah berada di jalan yang sering terjadi klitih, dengan siaga Pak Aziz berkendara mengiringiku. Untung saja, gak ada kejadian apa-apa. Aku selamat sampai ke rumah Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjJq3LS8nfE
Kuseka keringat di keningku, "Gerah banget Pak", kataku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLfog4L91wu
Pak Aziz membawa sapu tangan putih untuk menyeka keringatku. Tanpa malu-malu kubuka cadarku, "Panas Pak, gapapa kan aku buka cadarku?", Tanyaku pada Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJGl87Q2wR8
"Gapapa Mbak", kata Pak Aziz tersenyum.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzrkLt5AF5X
Yang aku bayangkan dari rumah tentang apa yang bakal terjadi, gak sesuai apa yang aku bayangkan. Pak Aziz hanya duduk kikuk di dekatku, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu juga aku, Pak Aziz hanya menawarkan minum lalu membawakan minum untukku segelas teh manis hangat untukku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcmDVaxUWkX
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum tipis.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfcz14XBi92
"Sama-sama Mbak", kata Pak Aziz tersenyum pula.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6OyOsrIgeP
Karena Pak Aziz gak berinisiatif untuk mendekatiku, aku berdiri dan duduk di samping Pak Aziz. Ntah kenapa Pak Aziz menjadi pemalu saat ketemu aku sendirian. Padahal awal-awal saat Pak Aziz mencabuliku, Pak Aziz berani banget.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGkQpm2HkvB
Aku ingat sih, apa yang dilakukan Pak Aziz padaku. Memang itu pelecehan seksual, tetapi ntah kenapa amarahku cepat sekali luntur. Mungkin karena aku sadar yang memulainya itu aku. Dari aku mulai memamerkan auratku di warung bakso, sampai aku pamer vaginaku saat aku kencing menghadap ke arah Pak Aziz yang mengawasiku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuqodTRXZg2
Jadi memang aku yang menginginkannya, apalagi saat aku memandang Pak Aziz seakan-akan ayahku. Pikiran nakalku semakin menggila. Bahkan saat ini, aku ingin memberikan apa yang sebelumnya aku jaga pada Pak Aziz. Apalagi kalau bukan keperawananku. Tetapi apakah Pak Aziz mau bertindak lebih padaku. Dan mau aku beri keperawananku, aku gak tau.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfpQz2VmrbY
Kucoba mulai membuka obrolan, "Peluk aku Pak!!", Kataku pada Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw4bvFDrLTe
Dengan gemetar Pak Aziz memelukku dari samping, lalu kusandarkan wajahku pada pundak Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0jGj2jnU00
Kulirik Pak Aziz dengan sudut mataku lalu aku tersenyum, "Pak Aziz kok gemeteran?", Tanyaku dengan tersenyum.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN3bSGbFn9g
"Saya grogi", kata Pak Aziz jujur.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh3xtyt3tVk
"Kok grogi Pak? Hihi", tanyaku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiePrOso6TF
"Gak tau Mbak. Saya kepikiran itu", kata Pak Aziz malu-malu.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZ3sUwm6gR
"Kepikiran kejutan dari aku ya?", Tanyaku genit.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIXqbTKtT1x
Lalu aku menegakkan badanku, kuletakan tanganku di pundak Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnAxD1U2r9M
"Hari ini, aku milik Pak Aziz seutuhnya", kataku dengan tatapan genit.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ViIbbE52n
Kulingkarkan tanganku ke leher Pak Aziz, lalu aku majukan wajahku untuk mengecup bibir Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUIXaG3D6te
"Muah".
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUx9qtAZCof
Pak Aziz merespon kecupanku dengan pasif, kecupanku pada bibir Pak Aziz berubah menjadi lumatan. Kuresapi bibir Pak Aziz di dalam lumatan bibirku dengan memejamkan mataku. Kupegang tangan Pak Aziz lalu keletakkan di atas payudaraku yang tertutup oleh dress panjang dan hijabku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6BykhOI0iz
Pak Aziz mulai merespon lumatan bibirku, dengan membalas melumat bibirku pula. Tangannya yang meremas payudaraku, kini masuk ke dalam celah hijabku masuk untuk meremas payudara yang masih terbalut dress panjang dan BHku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoaFRaoQAWa
"Elm srup srup."
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNZOj4exPt8
Bunyi kecapan, lumatan, hisapan dari bibirku dan Pak Aziz memenuhi ruangan. Lalu aku mencoba melepas pagutan bibir Pak Aziz pada bibirku, "Sebentar Pak!!", Kataku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSCgqNBqoex
Pak Aziz melepas pelukannya pada tubuhku, dengan senyum nakal kulepas hijabku. Dengan rambut terurai, aku kembali melingkarkan tanganku pada leher Pak Aziz, kita kembali saling melumat.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWuRR1P8fLV
Sekarang aku duduk di atas pangkuan Pak Aziz, dengan tangan melingkar di lehernya. Kurasakan tangan Pak Aziz sekarang berada di pantatku, meremasnya secara perlahan. Karena aku mengetahui Pak Aziz mulai aktif, aku tersenyum menatapnya. Kembali aku melumat bibir Pak Aziz, tanpa perasaan jijik aku bertukar ludah dengan Pak Aziz. Bunyi kecapan demi kecapan membuat syahwatku semakin meninggi.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSMLuQ4NlCt
Dengan buas Pak Aziz menjilati wajahku, telingaku bahkan leherku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzPwPEmos26
"Ahhh Pak, ssssh ahhh." Aku mendesah dengan mencengkeram erat pundak Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2tt8IQLsVh
Kupegang wajah Pak Aziz untuk kembali menatapku, kita saling pandang dengan saling menebar senyum. Mata Pak Aziz seperti memberi isyarat padaku untuk kembali saling berpagut. Tanpa kata yang terucap dari bibir Pak Aziz, aku tersenyum sambil mengangguk. Senyuman Pak Aziz pun semakin melebar. Pak Aziz memegang pipi kanan dan kiriku. Manarik wajahku agar maju ke pertemuan dua bibir yang menginginkan penyatuan.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeY2jaWvESR
Deru nafasku semakin memburu, kecupan, kecapan, lumatan dan hisapan mengisi ruang syahwat yang terpendam. Meletup, merangsang setiap syaraf-syaraf tubuhku yang mengejang. Dengan bulir-bulir keringat membasahi dress panjangku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRcdg3Ia0Ye
Aku menginginkan lebih dari ini, lalu aku beranjak berdiri dari pangkuan Pak Aziz. Dengan tersenyum nakal, kulenggak lenggokkan tubuhku meski tanpa iringan musik.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡokzLd7j0Co
Kulepas satu persatu kain yang menutupi tubuhku, dari dress panjangku yang menjuntai sampai ke bawah seperti gaun. Kutarik resleting di punggungku, perlahan dress panjangku aku lepas mulai dari pundakku. Perlahan saat dua pundakku semakin terpampang jelas, dress panjangku turun sampai terjatuh ke lantai.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYO0rj50afE
Sekarang aku hampir sepenuhnya telanjang. Dengan genit, tangan Pak Aziz kutarik agar berdiri memelukku. Pak Aziz menerkamku, melumat habis kulitku yang kini gak lagi tertutup sehelai benang.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ39N6snIK8E
"Ssshh Pak."
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuwSZC2CnHM
Tangan Pak Aziz mulai melepas pakaiannya tanpa sisa, sekarang aku melihat tubuh Pak Aziz yang tambun dengan penis gemuk, panjang sedang tegang sempurna. Melihat penampakan penis Pak Aziz, vaginaku mulai gatal.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOp4yl2rlg2
Karena aku gak kuat, kutarik tubuh Pak Aziz untuk kembali memelukku. Pak Aziz gak tinggal diam, dengan merengkuhku dengan pagutan lagi di bibirku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYudUHp3g8W
"Ssshh ahhh" aku mendesah gak karuan.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHal55Rmpp3
Bukan hanya karena Pak Aziz kembali mencumbuku, tetapi karena penis ereksi Pak Aziz bergesekan dengan vaginaku yang masih tertutup dengan celana dalamku yang berwarna putih.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKusXTimwMk
"Aku lepas ya Mbak?", Tanya Pak Aziz meminta izin untuk melepas kaitan BHku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcDs3rYXlgF
Aku tau karena tangan Pak Aziz sudah bersiap-siap untuk melepas kaitan BHku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFuvcfcoLhB
"Hu'um", kataku mengangguk.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvgf2W7c49v
Setelah aku memberi izin Pak Aziz, wajah Pak Aziz begitu ceria. BHku mulai terlepas kaitannya, dengan perlahan Pak Aziz menyingkirkan cup BHku yang masih tersangkut di payudaraku. Perlahan BHku mulai tersingkap, lalu BHku jatuh ke lantai.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDTIjwPX0uG
Lalu Pak Aziz menggendongku, merebahkanku di atas sofa. Tubuh Pak Aziz menindihku, yang membuat penisnya yang ereksi bergesekan dengan vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Aku melenguh hebat saat penis Pak Aziz yang gemuk bergesekan dengan vaginaku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA6O3UcpNEf
"Ssssh Pak."
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf0Me0CxUKI
Rasa nikmat yang aku rasakan dan pertamakali dalam hidupku membuatku melayang. Lalu Pak Aziz kembali mencumbu bibirku, gak begitu lama berpindah ke leherku untuk menjilat dan menghisapnya. Rangsangan demi rangsangan dari Pak Aziz membuatku hanyut lebih dalam ke dalam pusaran nafsu yang gak bisa aku cegah.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM6wERtph33
Jilatan Pak Aziz turun, ke bawah ke pangkal payudaraku. Tangan Pak Aziz gak tinggal diam untuk meremas kedua payudaraku. Rasanya begitu nikmat, ini yang pertamakali kulit payudaraku diremas oleh lawan jenisku tanpa terhalang oleh sehelai benang pun.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMOv4KDnwPP
Merasakan nikmat yang gak tertahankan, aku melenguh sejadi-jadinya. Lalu wajah Pak Aziz turun ke bawah, mengecup putingku. Dengan lidahnya Pak Aziz merangsang putingku. Gak hanya sentuhan ujung lidah Pak Aziz pada payudaraku, tangan Pak Aziz juga meremas payudaraku. Saat Pak Aziz hendak menjilat ujung putingku, payudaraku menggembung karena remasan tangan Pak Aziz pada payudaraku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNakJT9wmwg
"Sssh aaah Pak" aku mendesah dengan mendongakkan wajahku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYaOTCaufew
"Enak Mbak?", Tanya Pak Aziz dengan tersenyum.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡETUEUPbeNr
"Hu'um" kataku mengangguk.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnwgWP5xiBj
Pak Aziz kembali menundukkan wajahnya, sekarang menghisap puting payudaraku. Mengulumnya, sampai aku menggelinjang keenakan. Dengan wajah tersenyum Pak Aziz meminta izin padaku untuk melepas celana dalamku. Aku hanya mengangguk saja sebagai isyarat bahwa aku memberi izin Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeCbP9fU1uI
Kubantu Pak Aziz untuk melepas celana dalamku, kuangkat pinggulku. Dengan perlahan celana dalamku ditarik ke bawah sampai lututku. Meski aku menginginkan ini, aku sangat malu saat Pak Aziz melihat penampakan vaginaku. Kucoba menutupi vaginaku dengan bulu yang tercukur rapi dengan tanganku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGh7nqIhwDJ
"Jangan Pak, aku malu!!", Kataku dengan masih menutupi vaginaku dengan telapak tanganku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ51yeOTLOuD
"Gak usah malu Mbak!! Vagina Mbak cantik kok kayak orangnya", kata Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFJc4PlTbQE
Mendengar pujian Pak Aziz, pipiku memanas. Tanganku gak lagi menutupi vaginaku, dengan nafas memburu aku menahan perasaan malu yang sangat.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy7uByVVd2f
Belum sempat aku mengatur nafasku, pahaku dibuka lebar oleh Pak Aziz. Aku mengernyitkan dahiku saat wajah Pak Aziz berada di selangkanganku untuk menjilati permukaan vaginaku yang masih rapat. Lidah Pak Aziz menjilati garis vaginaku dengan lembut.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ4Si2UlgsB
Aku benar-benar melayang dibuatnya, jilatan Pak Aziz menyusuri garis vertikal vaginaku. Dengan perlahan Pak Aziz membuka garis lurus vertikal vaginaku, lalu menjilati bagian dalamnya dengan lidahnya. Melihat Pak Aziz mulai mengeksplorasi vaginaku, aku sangat senang sekali. Karena memang itu tujuanku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPhNok0AhxK
Rangsangan Pak Aziz pada vaginaku membuat tubuhku mengejang, ntah cairan apa itu aku gak tau. Mengalir deras keluar dari vaginaku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ248DONilMN
Perlahan Pak Aziz mulai menindihku, penisnya yang mulai ereksi digesek-gesekkan ke bibir vaginaku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ69pNNWQHbz
"Ssssh Pak ".
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiZRwoh2Y9s
Tangannya mengangkat kakiku ke atas, mengangkang. Aku kira Pak Aziz akan penetrasi ke dalam vaginaku. Saat aku rasakan, seperti ada yang salah.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡluuXJnRSl0
Rasa perih menjalar ke seluruh tubuhku, penis Pak Aziz menerobos liang duburku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrIjMrB7VFD
"Pak Aziz!! Kok kesitu sih? Sakit Pak", Kataku dengan cemberut.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfIqQLL0hYg
Pak Aziz merapikan rambutku, "Maaf ya Mbak. Saya pantang mengambil perawan Mbak", kata Pak Aziz.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsJQZdbqpp6
Lalu Pak Aziz memberiku sapu tangan agar aku menggigitnya, agar aku bisa menahan rasa sakit saat penis Pak Aziz mulai penetrasi ke lubang anusku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMwfFiU6cLJ
Padahal di dalam hati, aku ingin memberikan keperawananku pada Pak Aziz. Tetapi Pak Aziz tetap keukeuh gak mau mengambil keperawananku, lebih memilih untuk mengambil keperawanan anusku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHoHufbogS9
Kurasakan penis Pak Aziz sudah berhasil masuk ke dalam lubang sempit anusku. Perlahan Pak Aziz memaju mundurkan penisnya. Rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhku membuat air mataku menetes.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ3Qb2VHnqc
"Tahan Mbak!!", Kata Pak Aziz sambil mengecup keningku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcRRlGIXsBD
Kutahan rasa sakit yang aku rasakan, dengan mencengkeram pundak Pak Aziz dengan erat. Pak Aziz menyingkirkan sapu tangan dari mulutku. Sekarang Pak Aziz berganti memagut bibirku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡImeQOT4en9
Pagutan Pak Aziz pada bibirku, seakan mengalihkan perhatianku dari rasa sakit yang aku rasakan pada anusku. Tetapi gak sepenuhnya aku bisa mengalihkan perhatianku, sampai aku merasakan sakit di anusku bercampur dengan nikmat.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRz3Tu3rRCQ
Tanpa bisa aku cegah, vaginaku kembali memuntahkan cairan yang aku gak tau apa itu. Setelah aku mengejang hebat, anusku gak lagi merasakan perih yang menyiksa.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUQeZlzNEUS
Kini tinggal kenikmatan tiada tara yang gak pernah aku rasakan sebelumnya. Kutatap mata Pak Aziz dalam, lalu aku tersenyum ke arahnya.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3lIgEU0xuU
"Gimana Ayah puas?", Tanyaku.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMUEecE9ou7
"Puas, Sayang", kata Pak Aziz dengan tersenyum.
2765Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH9GNbKO15B
