Hubunganku dengan Pak Aziz semakin dekat, karena aku memandang Pak Aziz seperti ayahku sendiri. Pak Aziz pun udah gak lagi canggung kepadaku. Yang awalnya memanggilku dengan panggilan Mbak sebagai penghormatan padaku, sekarang memanggilku sebatas nama saja.
1992Please respect copyright.PENANA0aUNekLKjN
Di usianya yang sudah gak lagi muda, Pak Aziz memutuskan untuk gak menikah bukan tanpa sebab. Dia sadar dalam kondisi finansial Pak Aziz gak mapan, memutuskan untuk menikah kata Pak Aziz sangat gak bertanggungjawab.
1992Please respect copyright.PENANA2DpLAX4S9z
Aku kagum mendengar curahan hati Pak Aziz, ternyata Pak Aziz cukup rasional dalam memandang kehidupan. Dan gak mau bermain-main dengan pernikahan. Berbeda dengan generasi sekarang, hanya karena ngebet untuk menyalurkan hasrat biologisnya. Akhirnya tanpa berpikir panjang, memutuskan untuk menikah.
1992Please respect copyright.PENANAqdGUCu6uuo
Padahal dari segi mentalitas saja belum matang, ditambah belum bisa mencukupi kebutuhannya sendiri. Bagiku pernikahan bukan hal main-main. Ya dalam hal ini aku masih kolot, kalau aku memandang pernikahan itu gak penting lalu memutuskan hidup serumah dengan lawan jenis tanpa ikatan pernikahan. Yang aku bayangkan adalah konsekuensi yang bakal diperoleh. Memikirkan itu, aku jadi teringat orang tuaku.
1992Please respect copyright.PENANAfJUjCra6Rh
Kadang realistis itu penting, meski tau norma di masyarakat sudah gak relevan. Tetapi mempertimbangkannya bahwa keputusan melawan arus justru bakal mempersulit diri sendiri dan membawa penderitaan.
1992Please respect copyright.PENANAeRP3NAhnpT
Sedih memang saat aku terbayang orang tuaku, tetapi aku harus mulai berdamai dengan keadaan. Mau memaafkan mereka yang menjadi penyebab kematian ibuku. Semakin aku bisa berlapang dada, memaafkan siapa pun yang menyakiti orang tuaku. Perasaanku menjadi lega, beban yang selama ini aku tanggung hilang sudah.
1992Please respect copyright.PENANAZFeFX8Djs8
Meski aku sudah berdamai dengan masa lalu, aku masih berharap bertemu dengan ayah biologisku. Pernah suatu ketika aku membolak-balik kitab klasik yang membahas tentang bolehnya ayah menikah dengan anak perempuannya dari hubungan di luar nikah karena nasabnya terputus membuatku mengernyitkan dahiku.
1992Please respect copyright.PENANAxx2Kbwj2AM
Nuraniku memberontak, menyangkal pendapat imam madzhab ini yang aku pikir adalah kesalahan. Karena anak biologis tetaplah anak kandung meski dilahirkan dari hubungan yang haram. Tetapi semakin aku mencoba merasionalkan teks teks klasik yang aku baca, sedikit banyak mempengaruhi pola pikirku.
1992Please respect copyright.PENANAfNuoqKNQCU
Aku yang awalnya menolak jadi berpikir, bagaimana kalau aku menikah dengan ayahku? Mencoba aku sangkal pikiran sesat itu, tetapi justru perasaan yang awalnya sekedar merindukan ayahku yang belum pernah aku lihat rupanya berganti letupan birahi yang muncul dengan tiba-tiba.
1992Please respect copyright.PENANAwaH6ySMklm
Tetapi anehnya, letupan birahi itu seakan teralihkan pada Pak Aziz, ketika aku mulai memandang Pak Aziz sebagai ayah kandungku sendiri.
1992Please respect copyright.PENANAlBV5LWThl8
Berbeda dengan apa yang aku pikirkan dan rasakan, Pak Aziz justru memiliki pandangan yang bertolak belakang denganku. Pak Aziz merasa menyesal karena sudah mengambil keperawanan anusku. Menurut pandangannya, itu kesalahan terbesar karena gak bisa menjagaku yang sudah dianggapnya anaknya sendiri. Gak hanya itu, Pak Aziz sadar berhubungan intim dengan penetrasi ke dalam anus itu haram meski sudah halal menjadi sepasang suami istri.
1992Please respect copyright.PENANAxfAT0IQP5a
Setelah kejadian itu, Pak Aziz berhenti seronok seperti dulu lagi. Dia hanya ingin menjagaku, layaknya seorang ayah pada putrinya.
1992Please respect copyright.PENANAlO03hiruZN
Sampai-sampai Pak Aziz marah besar, saat tau Yusuf, Malik dan Rohman ingin sekedar mesumin aku.
1992Please respect copyright.PENANAGTDpPa7Nb8
Hanya saja, tanpa sepengetahuan Pak Aziz, Yusuf, Malik dan Rohman mengambil kesempatan saat Pak Aziz gak ada disisiku. Meskipun hanya sekedar mencium pipiku, memeluk tubuhku. Hanya sebatas itu saja, gak lebih.
1992Please respect copyright.PENANAg3cFjoyArq
Hari-hariku aku lewati dengan bahagia, akhir-akhir ini gak ada dari ketiga remaja itu yang mesumin aku. Semakin kesini, hubunganku dengan mereka kembali normal. Aku menganggap mereka bekas murid mengajiku yang masih di bawah umur dan mereka menghormatiku sebagai kakak, yang umurnya lebih tua dari mereka.
1992Please respect copyright.PENANAhzFmHAM9D6
Aku senang dengan perubahan mereka, obsesiku tentang memamerkan tubuhku juga semakin mereda. Karena obsesiku pada Yusuf, Malik dan Rohman hanya sekedar representasi dari kerinduanku pada sosok ayahku yang masih berumur 15 tahun ketika ayahku mendapat hukum cambuk di Aceh sana. Sama seperti Yusuf, Malik dan Rohman setahun lalu yang masih berumur 15 tahun juga. Sekarang mereka bertiga semakin dewasa, gak hanya sekedar usia mereka, menjadi 16 tahun. Mereka terpengaruh Pak Aziz, bagaimana memperlakukan perempuan dengan benar.
1992Please respect copyright.PENANAEzIuJx2LHH
Tetapi pandangan mereka belum berubah tentang keperawanan, aku gak memaksakan perspektifku pada mereka. Batinku, pola pikir mereka masih bisa berkembang karena usia mereka masih muda.
1992Please respect copyright.PENANAQELl3ijfEU
Begitu juga denganku, di usiaku yang masih 20 tahun, aku masih bisa berubah. Hanya saja, semua pemikiranku lahir dari trauma, rasa takut yang memenuhi pikiranku. Karena jejak kepedihan yang dialami orang tuaku, membekas dalam benakku.
1992Please respect copyright.PENANA8E5ugitMac
Saat ini aku menjalankan aktivitas seperti biasanya, menjaga gerai es tehku. Seperti biasa, Yusuf, Malik dan Rohman main ke gerai es tehku. Biasanya mereka main gak bareng seperti sekarang, ntah kenapa mereka main bareng seperti sekarang.
1992Please respect copyright.PENANA5590wfhBHI
"Mbak belum denger kabar ya?", Tanya Malik.
1992Please respect copyright.PENANAlgwHfTjTSN
"Kabar apa, Lik?", Tanyaku penasaran.
1992Please respect copyright.PENANAF4ODwN1UEL
"Pak Aziz sakit Mbak", kata Malik.
1992Please respect copyright.PENANA2Oj2FCdB6E
"Innalilahi, sejak kapan?", Tanyaku.
1992Please respect copyright.PENANADzuswiO6lZ
"Sekitar semingguan mungkin Mbak", kata Yusuf.
1992Please respect copyright.PENANAaBt25FinvC
Lalu aku berpikir, kalau sekitar semingguan berarti semenjak aku dari sana dong?
1992Please respect copyright.PENANA6SbOPvSUyG
"Kalian gak jenguk Pak Aziz? Trus Pak Aziz sekarang di rumah sakit atau?", Tanyaku khawatir.
1992Please respect copyright.PENANAyAUER7C3ex
"Ini mau jenguk Mbak. Di rumah Mbak, Ilham disana jagain Pak Aziz", kata Yusuf.
1992Please respect copyright.PENANAHNLYWKvZNH
"Sebenarnya sama ayahku udah mau dibawa ke rumah sakit Mbak. Tapi karena Pak Aziz marah-marah gak mau dibawa ke rumah sakit, akhirnya ayahku mengurungkan niatnya", kata Rohman.
1992Please respect copyright.PENANANpZY8HKft1
"Sebenernya gejalanya apa sih?", Tanyaku.
1992Please respect copyright.PENANATrxIoyJqok
"Sesak nafas sama batuk yang parah", kata Rohman.
1992Please respect copyright.PENANAzzN7o4gGKz
"Pak Rohman perokok berat sih Mbak. Padahal udah berkali-kali aku larang buat merokok, tapi Pak Rohman malah marah", kata Malik.
1992Please respect copyright.PENANA7mzKOXcYwq
Aku mendengus kesal, bandel banget Pak Aziz. Padahal Pak Aziz dilarang merokok demi kebaikan Pak Aziz sendiri, tetapi Pak Aziz malah gak mau.
1992Please respect copyright.PENANAvsRsUrO51O
"Diminum dulu es tehnya!!", Kataku pada ketiga remaja itu.
1992Please respect copyright.PENANAJWGqCBYVq0
"PING."
1992Please respect copyright.PENANA4SwcYdiacJ
"Ada chat dari Ilham, Mbak", kata Rohman.
1992Please respect copyright.PENANA17SpJZKVCt
Aku mengernyitkan dahiku, pikiranku jadi berkecamuk. Takut terjadi apa-apa, pada Pak Aziz.
1992Please respect copyright.PENANAWqZtXWIk6l
Rohman menghembuskan nafas panjang, lalu tangannya memegang punggung tanganku.
1992Please respect copyright.PENANA5TpAjOQpnI
"Mbak jangan kaget ya!! Kuharap Mbak baik-baik aja setelah mendengar kabar ini", kata Rohman.
1992Please respect copyright.PENANAK438i4yrBk
"Kabar apa Man? Cepat bilang!!", Kataku mendesaknya.
1992Please respect copyright.PENANACukRFfJSE3
"Berat Mbak mau cerita", kata Rohman.
1992Please respect copyright.PENANARL4856mmFJ
Yusuf mendekatiku, memelukku dari samping. Aku menoleh ke arah Yusuf yang memelukku, menatapnya sendu.
1992Please respect copyright.PENANAPTihpABwXa
"Tapi Mbak janji, Mbak jangan kaget!!", Kata Rohman.
1992Please respect copyright.PENANAK46YcsiUn3
"Iya, Mbak janji. Ayo cerita!!", Kataku mendesak.
1992Please respect copyright.PENANAxysPb95nHN
"Pak Aziz meninggal dunia Mbak", kata Rohman menunduk lalu terisak.
1992Please respect copyright.PENANAaExZ45jp1p
Mendengar kabar itu, tangisku langsung meledak. Padahal baru sebentar aku memiliki pengganti ayahku. Kini Pak Aziz sebagai pengganti ayahku telah pergi jua, meninggalkanku.
1992Please respect copyright.PENANACfGUWrN1jL
"Hiks, hiks, kenapa Pak Aziz pergi secepat ini Pak?."
1992Please respect copyright.PENANAKI7LPy4Bvw
"Sudah Mbak, tegarkan dirimu!!", Kata Yusuf yang memelukku dari samping.
1992Please respect copyright.PENANAEY7ftJvClG
Sekarang aku menyandarkan kepalaku ke dada Yusuf, dengan Yusuf yang memelukku dari samping.
1992Please respect copyright.PENANA4DqmxbSJif
Kakek yang gak mengenal Pak Aziz ikut bersedih, karena mendengar semua ceritaku tentang Pak Aziz.
1992Please respect copyright.PENANA1pp1r7mSqN
Dengan memakai pakaian serba hitam, aku, kakek, Yusuf, Malik dan Rohman melayat ke rumah Pak Aziz bersama-sama.
1992Please respect copyright.PENANACBREh4D1sq
Sesampainya di rumah duka, tangisku meledak. Tetapi Yusuf menenangkanku, supaya jangan sampai orang-orang curiga dengan kedekatanku pada Pak Aziz. Kuseka air mataku, kutahan sebisa mungkin seperti saran Yusuf padaku.
1992Please respect copyright.PENANA9moyYpL4Fg
Kakek, Yusuf, Malik, Rohman, Ilham dan Sukron ikut sholat jenazah. Dalam hatiku, aku hanya bisa mengucapkan selamat tinggal pada orang yang aku sayang. Dan aku berterimakasih karena kehadirannya pernah mengisi kekosongan hatiku karena kerinduanku pada sesosok ayah.
1992Please respect copyright.PENANA9dgJdpoeJB
Di pemakaman, saat orang-orang telah pergi. Aku enggan meninggalkan makam Pak Aziz. Tangisku gak bisa aku tahan lagi, meledak sampai aku meringkuk di atas makam Pak Aziz.
1992Please respect copyright.PENANAO7cTUDi7d2
Yusuf, Malik dan Rohman menemaniku di makam. Begitu juga Ilham dan Sukron, yang ikut menemaniku juga.
1992Please respect copyright.PENANARy106kPpaU
Udara menjadi dingin bersamaan dengan langit yang berubah menjadi gelap, awan gelap pun menyelimuti langit. Hujan pun turun dengan derasnya yang membuat duka meninggalkan perasaan pilu.
1992Please respect copyright.PENANAhSp05YSOKR
Yusuf yang berdiri di dekatku, mendekatiku duduk dengan membawa payung untuk memayungiku, kulihat Yusuf yang berada di sampingku basah kuyup, mengorbankan dirinya kehujanan untuk memayungiku.
1992Please respect copyright.PENANAnO566AlVx1
"Ayok Mbak, kita pergi!! Nanti Mbak sakit", kata Yusuf.
1992Please respect copyright.PENANAjuZnz6aXeO
Berat sebenarnya meninggalkan makam Pak Aziz, karena aku gak tega melihat Yusuf yang basah kuyup. Yang berkorban untukku, agar aku gak kehujanan. Pada akhirnya aku luluh untuk bangkit, dan mengucapkan salam perpisahan pada Pak Aziz.
1992Please respect copyright.PENANAwHuJ6ydMUg
Kulihat Malik, Rohman, Ilham dan Sukron gak lagi memakai payungnya. Mereka ikut basah kuyup seperti Yusuf. Melihat solidaritas mereka pada Yusuf, hatiku menghangat yang membuat aku tersenyum.
1992Please respect copyright.PENANAX0kJM7YfNd
"Terima kasih ya, Suf", kataku.
1992Please respect copyright.PENANA0KK1LAbam5
"Sama-sama Mbak", kata Yusuf.
1992Please respect copyright.PENANAfHOpXILGSd
Hujan semakin deras, dengan angin yang kencang disertai petir yang menggelegar.
1992Please respect copyright.PENANA8Q7N4JoKxK
Perjalananku belum berakhir, dengan perasaan yang membuncah ingin kutemukan ayah kandungku.
1992Please respect copyright.PENANAWta3IWiiaE
Sepeninggal Pak Aziz, hari-hariku berubah menjadi sepi. Meskipun aku dihibur oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Tetapi perasaan sepi itu gak bisa hilang.
1992Please respect copyright.PENANAxUKN5qmnJM
Sekarang Ilham pun sering main ke gerai es tehku. Ilham bilang, dia bingung setelah Pak Aziz meninggal. Karena hanya Pak Aziz yang menjadi tempat curahan hatinya.
1992Please respect copyright.PENANAqxtHa0qfvz
"Ibu mau kan menjadi pengganti Pak Aziz?", Tanya Ilham.
1992Please respect copyright.PENANAUQCI9tOFdD
"Pasti Ham, dengan senang hati", kataku dengan tersenyum.
1992Please respect copyright.PENANAmsA37elUhn
"Boleh gak, manggil Ibu, Mbak kayak yang lain?", Tanya Ilham dengan malu-malu.
1992Please respect copyright.PENANAFTYMJCkTyC
"Boleh banget Ham", kataku.
1992Please respect copyright.PENANAZBPeXzYrlT
Ntah kenapa responku ke Ilham berbeda dengan yang lain, rasanya Ilham seperti adekku sendiri. Kupeluk erat Ilham, perasaanku menjadi menghangat karena aku menemukan pengganti Pak Aziz.
1992Please respect copyright.PENANAicMP5lTpU2
Setiap pulang sekolah, Ilham selalu datang ke rumah untuk menemaniku menjaga gerai es tehku. Sekarang aku sudah gak kesepian lagi, karena di sampingku ada Ilham.
1992Please respect copyright.PENANAye3vAPAtEX
Kakek yang mengetahui itu sangat senang, karena Ilham sering juga membantu Kakek membawa dagangan ke pasar. Setelah pulang dari pasar, kadang mereka bermain catur bareng di dekat gerai es tehku.
1992Please respect copyright.PENANAiM1g4JKIMj
Semakin hari, aku dan Ilham semakin dekat. Gak ada sekat yang membatasi kita. Bahkan kita bebas saling berpelukan saat Kakek gak berada di rumah.
1992Please respect copyright.PENANAfcNyHeuAJ0
Ntah kenapa aku gak melarangnya, saat Ilham berusaha memelukku. Di dalam pikiranku, toh Ilham sudah aku anggap sebagai adekku sendiri.
1992Please respect copyright.PENANAqo5X7jaJE1
Lagi-lagi perasaan sayangku pada Ilham yang aku anggap sebagai adekku sendiri beralih menjadi perasaan yang lebih dari itu. Aku menginginkan Ilham selalu berada disisiku, menemaniku. Sampai-sampai terbersit di pikiranku untuk memberikan lebih pada Ilham apa yang pernah aku berikan pada Pak Aziz.
1992Please respect copyright.PENANAk5XeL3W4A6
Saat hujan deras mulai turun, kuajak Ilham untuk masuk ke rumah. Kita bergandengan tangan berlari ke dalam rumah. Memayungi kepala kita masing-masing dengan telapak tangan.
1992Please respect copyright.PENANAi2EOmjovZy
Aku ajak masuk ke dalam kamarku, kudorong tubuhnya sampai terjatuh rebah di atas ranjangku.
1992Please respect copyright.PENANAHITm7QbTcD
"Mbak, mau ngapain?", Tanya Ilham dengan suara bergetar.
1992Please respect copyright.PENANAcRnzPpfmGV
Kudekati Ilham, dengan jari telunjukku kutempelkan pada bibirnya, "Sssstt."
1992Please respect copyright.PENANA56uUBjSdol
Lalu aku melepas cadarku, cadarku pun turun ke lantai. Kutindih tubuh Ilham yang pasif.
1992Please respect copyright.PENANA1XnEnnLvDp
Kubelai wajah Ilham yang tampan dengan wajah orientalnya.
1992Please respect copyright.PENANA7cT2oaNu1u
"Mbak cantik gak Ham?", Tanyaku.
1992Please respect copyright.PENANA6ys4niXSiG
"Can... Cantik Mbak", kata Ilham tergagap.
1992Please respect copyright.PENANAC1vx0kubKa
Saat aku mencoba mencium bibirnya, Ilham mendorongku sampai aku terjatuh ke samping, rebah di atas ranjang. Ilham langsung berdiri, dengan kikuk Ilham bicara, "Maaf Mbak, ini salah", kata Ilham.
1992Please respect copyright.PENANAqZst87RJ5E
"Tolong pakai cadar Mbak lagi!!", Kata Ilham dengan menutup matanya.
1992Please respect copyright.PENANAemmjDkx4dv
Aku yang melihatnya tersenyum, ternyata Ilham berbeda dengan yang lain. Ilham masih polos dan sangat jahat kalau aku punya keinginan untuk merusak kepolosannya.
1992Please respect copyright.PENANA9A6QyIgWol
Meski aku kecewa, seenggaknya aku mengerti. Rasa kasih sayang gak harus disertai dengan nafsu.
1992Please respect copyright.PENANAFpbE5L0Kzh
Lalu aku berdiri di depan Ilham dengan cadar yang sudah menutupi wajahku lagi.
1992Please respect copyright.PENANAAm81qWXiXa
"Maafin Mbak ya Ham", kataku.
1992Please respect copyright.PENANAUIo1Fkv6Gw
"Iya Mbak, gapapa", kata Ilham menundukkan pandangan.
1992Please respect copyright.PENANAGJb3NqKPOT
Setelah kejadian itu, aku menjadi kikuk saat bertemu dengan Ilham. Kulihat Ilham juga terlihat kikuk, meski Ilham gak mengubah kebiasaannya padaku. Ikut membantu Kakek membawa dagangannya ke pasar dan menemaniku menjaga gerai es tehku.
1992Please respect copyright.PENANAlaRTkR23zM
Kadang Ilham gak sendirian menemaniku, tetapi juga ditemani oleh Yusuf, Malik dan Rohman.
1992Please respect copyright.PENANAThT0p0tYeN
Hanya saja, Ilham cenderung pendiam dibandingkan dengan yang lainnya. Saat mereka saling melempar bercandaan, Ilham hanya diam lalu meresponnya dengan tertawa.
1992Please respect copyright.PENANANjNFR8MDjN
Meski Ilham lebih banyak diam, gak banyak ngobrol. Yusuf, Malik dan Rohman gak pernah membullynya. Yang aku suka dari remaja-remaja itu karena sifatnya yang baik. Ya meski Yusuf, Malik dan Rohman anaknya mesum banget.
1992Please respect copyright.PENANAB03fNHxQ2i
Sekarang mereka udah gak lagi mesumin aku, hanya saja gak sepenuhnya mereka berubah. Mereka sering berebutan untuk memelukku seperti anak kecil. Melihat tingkah mereka aku tertawa, gak ada keinginan untuk melarang mereka memelukku. Toh aku sendiri, merasa itu hal yang wajar.
1992Please respect copyright.PENANAkeBt2p1Ylm
Kadang salah satu dari mereka tiba-tiba memelukku dari belakang, lalu mencium pipiku yang tertutup cadar.
1992Please respect copyright.PENANAorA7PdkL0L
Lalu yang lainnya karena merasa iri, berebutan untuk mencium pipiku juga.
1992Please respect copyright.PENANARos0VO7uBy
"Kalian ini ya, kayak anak kecil", kataku tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
1992Please respect copyright.PENANAxdRpRtuuom
"Mbak, kita liburan ke pantai yuk!!", Ajak Rohman.
1992Please respect copyright.PENANABPme9xmrx3
"Boleh, kapan?", Tanyaku.
1992Please respect copyright.PENANAMLjdgEzCYs
"Nanti kalau kita sudah musim liburan", kata Malik.
1992Please respect copyright.PENANAX06gVA1rkK
"Oh iya, Sukron ikut juga Mbak", kata Rohman.
1992Please respect copyright.PENANA6R4OJoxcEp
"Boleh, Ilham ikut juga kan?", Tanyaku sambil melirik Ilham dengan tersenyum.
1992Please respect copyright.PENANAS6jGjwVYVO
Aku lirik, Ilham tersenyum lalu menundukkan pandangannya. "Pasti dong Mbak", kata Yusuf.
1992Please respect copyright.PENANAxl5rortZzt
"Kakek gak diajak juga?", Tanya Malik terkekeh.
1992Please respect copyright.PENANAqb3UvaTFO7
"Jangan dong, nanti gak bisa.. ", kata Rohman terputus.
1992Please respect copyright.PENANAciA3UI7E6J
"Gak bisa apa hayo?", Tanyaku dengan tersenyum.
1992Please respect copyright.PENANA2e6znKOS2E
"Gak bisa apa Suf?", Tanya Rohman ke Yusuf.
1992Please respect copyright.PENANAopJbYXS7DA
"Kok tanya aku? Tuh tanya Malik!!", kata Yusuf sambil terkekeh.
1992Please respect copyright.PENANAi4bprXC5Ix
"Hehehe, gak tau", kata Malik sambil garuk-garuk kepalanya.
1992Please respect copyright.PENANAyreh86cQjn
Tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang, lalu kepalaku dikecup.
1992Please respect copyright.PENANAoIHFm4XheM
"Muah."
1992Please respect copyright.PENANAyYAAV6GI02
Setelah aku menoleh ke belakang, yang mengecup kepalaku Ilham. Aku terkejut, melihat Ilham yang berubah drastis. Padahal beberapa hari yang lalu Ilham menolak saat aku berusaha mencumbunya di dalam kamar. Dan menyuruhku kembali memakai cadarku. Dalam pikiranku, aku berpikir mungkin karena pengaruh dari Yusuf, Malik dan Rohman, Ilham berubah. Aku gak mempermasalahkan itu sih. Bahkan ada keinginan untuk melepas keperawananku untuk salah satu dari mereka.
1992Please respect copyright.PENANAWI8iahPJZR
Saat aku mencoba, menoleh ke belakang, Ilham mengecup bibirku yang tertutup cadar, dengan tangannya meremas payudaraku yang masih tertutup hijab dan dress panjangku.
1992Please respect copyright.PENANAfSJnNGqkhZ
Lagi-lagi aku terkejut, Ilham sudah jauh, gak seperti yang aku kira. Saat tangan Ilham mulai meremas payudaraku, kuletakkan tanganku di punggung tangan Ilham untuk membantunya untuk meremas payudaraku lebih kencang..
1992Please respect copyright.PENANArQ4jzNTPOH
"Sssh ahhh" aku mendesah dengan memejamkan mataku.
1992Please respect copyright.PENANA67NDwsMPKE
"Nah gitu dong, Ham. Itu baru cowok", kata Rohman.1992Please respect copyright.PENANAvx6Qix1pe4
1992Please respect copyright.PENANAmYmWZj7AIz
Kutatap mereka dengan wajah cemberut, "Oh ini ya yang kalian mau?", Kataku genit.
1992Please respect copyright.PENANAxZZep4Srn8
"Jangan disini, di dalam rumah aja!!", Kataku.
1992Please respect copyright.PENANAmD48T7V9au
"Nanti kalau tetangga Mbak tau gimana?", Tanya Yusuf.
1992Please respect copyright.PENANAudiv09rTse
"Aku gak peduli", kataku dengan mendesah saat Ilham kembali meremas payudaraku.
1992Please respect copyright.PENANAmNa56D8qD6
Ilham kembali mengecup bibirku yang tertutup cadar, melumat bibirku yang tertutup cadar dengan panas sampai cadarku basah oleh ludahku dan ludah Ilham. Kupejamkan mataku, menikmati setiap kecapan demi kecapan sampai aku terhanyut.
1992Please respect copyright.PENANAxTLwwh7wGB