Dina dan kedua gadis itu menunggu di sofa. Budi dan calon selir nya itu sedang di atas ranjang besar yang sudah ditutup tirai itu. Sembari menunggu Budi san ibu dari kedua selir nya itu, Dina menyuruh kedua selir nya melepaskan kedua gaun itu sampai telanjang bulat. Mereka berdua berdiri di hadapan Dina dalam keadaan telanjang bulat. Sambil tersenyum, kedua selir itu diperiksa tubuh nya oleh Dina. Dina memastikan tidak ada boleh sehelai rambut pun ada di vagina mereka. Harus bersih seperti anak kecil kecuali Dina karena dia adalah ratu nya. Dina sengaja seperti itu untuk membedakan “kasta” mereka. Ketiak mereka juga harus bersih dan tidak boleh bau pastinya tidak boleh ada rambut yang tumbuh di sana. Tubuh indah kedua selir itu diraba raba oleh Dina. “Jangan malu malu. Kita kan sama sama wanita. Duh mulusnya tubuh selir suamiku. Dada nya montok dan makin kencang. Pentil nya juga masih pink. Nah sekarang coba tangan kalian berdua diangkat ke atas tinggi tinggi.” Kata Dina dengan lembut. Mereka berdua sambil tersenyum mengangkat tangan mereka ke atas. Dina mengamati kedua ketiak mereka. Dan mereka berdua memang terbukti bisa merawat diri. Ketiak mereka mulus tak ada sehelai rambut tumbuh di sana juga sudah dipakaikan deodoran supaya tidak bau. “Wah pintar nya kalian. Nah coba kalian berdua berputar ke belakang.” Kata Dina. Kedua selir itu yang masih mengangkat Kedua tangannya ke atas berputar seperti penari balet. Pantat mereka berdua kini dipegang pegang dan diremas remas oleh Dina. Setelah dinyatakan lulus sensor dan uji, pantat mereka berdua dipukul dengan pelan oleh Dina. “Kalian pintar. Saya senang sama kalian berdua. Yuk sini duduk di pangkuan kakak.” Kata Dina dengan lembut dan penuh kasih sayang. Mereka berdua seperti anak kecil, tanpa malu duduk di pangkuan sang nyonya seperti anak anak perempuan yang baru dimandikan oleh ibunya dan minta dipangku. Dina merangkul kedua selir suami nya dan mencium mereka dengan penuh kasih sayang. 2 bidadari yang sedang telanjang bulat itu begitu senang dimanja manja oleh nyonya mereka. Sementara itu, Budi kini sedang duduk di atas ranjang bersama sang nyonya yang sudah memakai gaun malam atau lebih mirip kimono berwarna hijau muda dan transparan tanpa bra dan celana dalam. Mereka berdua duduk saling bertatapan. Yanti, tersenyum dan menundukan wajah cantiknya yang tak pernah pudar meski sudah tidak muda lagi. Budi dengan lembut membelai wajah cantik wanita itu. Yanti tidak melawan atau marah meski dia tahu yang sedang menjamahnya adalah lelaki yang tak lain adalah karyawan dia sendiri dan beda kelas. Budi bisa merasakan betapa mulus wajah calon selir nya itu. Yanti tertunduk malu. Wajah cantiknya merah merona. Dagu wanita itu diangkat oleh tangan kasar Budi. Yanti kini menatap wajah Budi dengan pandangan malu malu tapi menggoda. Budi kini mendekati wajahnya ke arah Yanti. Dagu itu kembali dinaikan oleh Budi. Alhasil? Mereka berdua langsung berciuman. Kecupan kecupan bibir mereka begitu lembut dan mesra. Yanti begitu menikmati ciuman ciuman dari bibir Budi sampai air mata nya menetes karena dia teringat suami nya waktu malam pertama. Kenangan indah dan Budi membuat kenangan indah itu menjadi nyata kembali pada malam ini. Mereka berdua memejamkan mata mereka dan lidah serta bibir mereka sudah begitu basah. Tangan Budi kini mulai meraba raba payudara istri bos nya itu. Tangan Yanti tak mau kalah. Dia kini melepas kaos Budi sampai tubuh kekar nya terlihat jelas oleh sang nyonya besar. Mereka berdua menghentikan ciuman mereka dan tangan Yanti meraba raba dada dan perut berotot Budi yang mirip Ronaldo itu. (Badannya aja. Muka mah gak.) Yanti sendiri menunjukan ekspresi sangat bergairah saat melihat otot otot itu dan tangannya tak bisa berhenti meraba raba tubuh kekar Budi. Budi, di saat yang sama, sedang meraba raba dan meremas remas payudara Yanti dengan lembut dan sesekali menarik narik puting susu nya yang agak coklat itu. Sesekali puting susu itu diputar putar oleh nya dengan pelan. Yanti mulai mendesah dan memejamkan matanya. Dia terlihat sangat menikmati dan merasa beruntung dicumbu oleh lelaki sejati seperti Budi. Lelaki itu kini membelai rambut Yanti dengan lembut dan mencium kepalanya. “Rambut mu indah dan wangi sekali, alangkah sayangnya dirimu diabaikan dan dilukai oleh suami mu. Perkenankan aku memberikan dirimu kehangatan.” Bisik Budi di telinga Yanti dan pipi nya langsung dicium oleh nya dengan lembut penuh kasih sayang dan Yanti semakin terbuai oleh pujian pujian dan kata kata cinta dari lelaki ini. Budi membuka kimono transparan itu dengan lembut dan pelan tanpa ada perlawanan sama sekali dari Yanti. Wajahnya masih tersenyum malu saat Dia tahu dirinya akan segera dinikmati oleh Budi dan sangat dihargai serta dicintai oleh lelaki sejati. Tubuh indah nyonya besar kaya raya itu sudah terlihat jelas sepenuhnya oleh Budi. Sepasang mata Budi tertuju ke vagina calon selir ini karena ditumbuhi rambut rambut yang agak lebat. Dengan pelan, tubuh indah wanita kelas tinggi itu dibaringkan di atas ranjang dan Budi kini mengecup kening wanita itu dengan lembut. Yanti tersenyum lebar an bahagia. Mereka berdua kini saling berciuman dan kedua tangan Yanti kini merangkul leher Budi seolah dia tak mau melepaskan Budi dari sisi nya. Mereka berdua berciuman dengan penuh kasih sayang dan kemesraan. Seiring berjalannya waktu, gejolak birahi dalam tubuh mereka berdua semakin meningkat. Ciuman itu kini menjadi semakin liar dan buas. Nafas mereka saling beradu. Ciuman itu berhenti. Yanti menatap Budi dengan dalam penuh penghayatan dan harapan serta memancarkan cinta tulus seorang wanita yang sudah lama tidak pernah merasakan kehangatan hakiki seperti malam ini. Budi kini menurunkan kepalanya ke kedua payudara itu. Kedua tangan Yanti kini membelai rambut Budi dengan mesra dan lembut seakan dia mempersilahkan Budi menikmati kedua payudara indah nya itu sampai puas. Sayang saja usia Yanti tidak muda seperti dulu meski masih sangat mewanan. Asi dia sudah habis. Budi menjilat dan menyedot payudara dan puting susu wanita berkelas tinggi itu dengan lembut sampai nafsu nya tak terbendung lagi. Desahan desahan wanita itu terdengar oleh Dina dan kedua selir nya yang sedang dimanja manja oleh Dina. Mereka bertiha tersenyum dan tertawa kecil serta saling menggoda. Dina kini mencium bibir Sari dan Citra. Kedua tangan Dina sekarang meraba raba dan memainkan puting susu selir selir suaminya itu. Mereka berdua sekarang ikut mendesah seperti ibunya yang sedang berada di dalam ranjang sana. Budi yang sudah puas meremas remas dan menyusu payudara wanita kaya itu kini turun ke perut Yanti yang masih rata seperti belum pernah melahirkan dan tak ada selulit sama sekali di perut indah nya itu. Lidah Budi bermain main di pusar nya Yanti yang seksi. Tak mau lama lama, Budi berhenti dan dia menatap Yanti sambil tersenyum memberi kode kalau dia akan segera mendapatkan kenikmatan. Yanti yang tahu apa yang akan terjadi, sudah mendesah meski vagina nya belum disentuh. Kedua tangannya sudah meremas remas bantal kepala nya meski dia belum merasakan kenikmatan. Budi tersenyum kecil dan dia dengan pelan membuka kedua kaki Yanti. Tanpa perlawanan sama sekali, wanita itu membuka kedua kakinya lebar lebar mempersembahkan vagina dia yang sudah basah itu ke Budi untuk segera dinikmati. Lidah Budi kini dengan lembut menjilat semua permukaan organ intim wanita cantik itu dengan pelan seperti anak kecil yang sedang menjilat es krim. ” Ahhh!!!! Budi… tuan Budi… sungguh enak…!!!! Aaahhh!! Enak. Jilat… terus. Hmmmmmmmhhhhh. Enak…” teriak Yanti yang vagina nya sudah sangat basah itu. Budi tak berhenti sampai situ. Dia sekarang menjilat klitoris wanita itu dan memainkannya dengan jari nya. Yanti semakin berteriak tidak karuan. Wanita itu bergoyang goyang tak jelas dan nafas nya menggebu gebu. Kepalanya ditutup oleh bantal karena ia sedang merasakan kenikmatan lidah Budi bahkan Dia sampai menangis seperti memohon ampun. Budi tidak peduli. Kedua kaki indah wanita itu diangkat tinggi tinggi dan bergoyang goyang oleh Yanti sendiri tanpa rasa malu sama sekali memamerkan bagian tubuhnya yang paling intim itu sampai lubang pantat nya terlihat jelas. Lidah Budi belum mau selesai dan dia sekarang menjilat pantat Yanti. Wanita itu berteriak keras. ” Jangan tuan. Jangan.. geli tuan. Geli. Ampun tuan ampun…,” teriak Yanti yang sudah menangis itu. “Haaahhhhh tuan… ampuni hamba mu, tuan!!!” Tangis wanita itu memohon belas kasihan. Budi berhenti dan dia mengarahkan kemaluan yang sempat dijadikan sengketa oleh Yanti dan kedua anak gadis nya. Yanti masih membuka lebar kaki nya mempersilahkan benda tumpul itu masuk ke vagina dia. Tak butuh banyak usaha bagi Budi untuk memasukan penis itu ke vagina nya Yanti. “Ohhh tuan… enaknya…” Kata Yanti mendesah. Budi dengan pelan memompa vagina istri majikan nya itu. Sementara itu di luar sana, Dina dan kedua selir suami nya tertawa kecil. “Wah. Si mama nanti jadi saingan kalian berdua nih. Kalian harus akur ya. Jangan berantem. Awas kalau berantem. Nanti kalian akan dihukum. Siapa yang nakal, nanti miss v nya aku gembok. Gak boleh dapat jatah. Mau gak?” Ancam Dina ke kedua selir nya yang masih dalam nada bercanda. “Tidak nyonya. Kami janji akan akur dan saling sayang.” Jawab mereka kompak. Dina tersenyum puas dan memeluk mereka berdua. Dina bosan. Dia meminta kedua selir itu menari. Mereka dengan senang hati menari ambil tersenyum meski dalam keadaan telanjang bulat memamerkan keindahan tubuh mereka di depan Dina. Gerakan mereka begitu lemah gemulai. Dina tiba tiba mendapat ide untuk kedua selir nya ini nanti, tapi tidak sekarang. Mereka mencari selama 2 menit dan Dina menyuruh mereka berhenti. Mereka kembali disuruh duduk di pangkuan sang nyonya. Kembali lagi ke Budi yang masih memompa vagina Yanti. Budi sekarang sudah mempercepat tempo permainan nya. Yanti sudah tak tahan lagi sampai tak mampu bersuara. Kedua matanya terbuka lebar sama seperti mulutnya. Setelah sekian lama, Yanti akhirnya meraih orgasme nya. Cairan cinta itu keluar dengan deras. “Ahhhhhhhhhhhhh!!!! Ohhhhhh!!” Teriak Yanti. Budi yang belum puas itu membiarkan wanita cantik tersebut beristirahat sejenak. Budi kini berbaring di samping Yanti dan dia memeluk dan membelai wanita itu dengan lembut seperti seorang ayah yang sedang mencoba menidurkan anak perempuannya yang masih balita. Setelah Yanti tenang, Budi berbisik, “tokong bersihkan dengan lidah kamu ya.” Kata Budi dengan lembut. Yanti langsung menuju ke penis Budi yang sedang terlentang itu. Lidah Yanti menjilat semua permukaan penis Budi sampai bersih. Yanti bahkan menjilat lubang pantat laki laki itu dengan senang hati tanpa paksaan. Setelah itu, Budi menyuruh Yanti untik berhenti dan memanggil mereka bertiga di luar sana. Dina, Citra dan Sari masuk. Yanti tersenyum dan memeluk kedua anak gadis nya yang sudah telanjang itu. Mereka berdua kagum dengan tubuh indah ibu nya yang tak jauh berbeda dengan mereka berdua. D: bagaimana bu? Puas kan? Ibu bisa menikmati penis suami saya kapan saja kalau ibu mau jadi selir suami saya. Bagaimana? Y: mau, nyonya. Tuan Budi. Meski saya sudah tak muda lagi, tapi saya mohon jadikan saya selir tuan. B: berlututlah dan memohon kepada saya dan istri saya Y: tuan Budi dan Nyonya Dina. Tolong izin kan hamba jadi selir tuan. B: baik. Kamu sekarang resmi jadi selir saya. Nanti istri saya yang urus kamu. Y: terima kasih Tuan dan nyonya. D: ibu. Tolong ikut saya ke kamar mandi. Kalian berdua tolong urut tuan kalian dulu. Pijat dia ya. S n C: baik nyonya. Alhasil Dina membawa ibu Yanti ke kamar mandi. Sambil bergandengan tangan, kedua wanita itu ke kamar mandi. Dina memandikan tubuh selir baru suami nya itu dengan teliti. Budi, sementara itu sedang diurut oleh kedua selir nya. Sari kini menggunakan kedua payudara nya untuk memijat punggung Budi. Setelah itu, Citra gantian memijat punggung Budi juga dengan kedua payudara nya. Mereka berdua kini membalik tubuh Budi dan Sari kini duduk bersimpuh di dekat kepala Budi menyodorkan kedua payudara nya itu untuk dimainkan dan dinikmati. Citra sementara itu memijat dada dan enis Budi dengan kedua payudara nya. Tak lama kemudian, mereka bergantian. Budi menyusu dan memainkan kedua payudara mereka. Sungguh Budi sangat adil dalam memuaskan kedua selir nya.15 menit kemudian, Yanti dan Dina keluar dari kamar mandi. Dina masih berpakaian lengkap dan Yanti hanya dibalut handuk. Keberadaan mereka otomatis membuat kedua selir itu berhenti melayani tuan nya. Mereka bertiga berdiri menyambut Yanti dan Dina mempersilahkan Dina dan Yanti naik ke atas ranjang. D: ibu Yanti, silahkan berbaring terlentang di atas ranjang. Y: baik nyonya. Yanti yang masih berbalut handuk itu kini naik ke atas ranjang dan berbaring terlentang. Dina sudah membawa sesuatu di tangannya. Sari dan Citra diminta Dina duduk bersimpuh di samping ibu nya dan mereka berdua diminta menggenggam tangan ibunya. Dia kemudian membuka handuk itu sehingga tubuh telanjang Yanti terlihat jelas oleh mereka semua. Ibu dan anak itu sekarang masih dalam keadaan telanjang bulat, begitu juga Budi. Hanya Dina saja yang berpakaian lengkap. Dina kini mengangkat pinggul Yanti ke pangkuannya. Dina mengambil pisau cukur baru dan krim untuk mencukur rambut kemaluan Yanti sampai bersih seperti kedua anak gadis nya. Dengan hati hati dan teliti, Dina mencukur rambut kemaluan wanita high class itu sampai licin dan mulus. C: ibu beruntung. Dicukur langsung sama nyonya Dina S: iya. Ibu kalau mau jadi selir seperti kami, tak boleh ada rambut di bawah sini bu. Nyonya Dina rajin memeriksa tubuh kami berdua. Nanti ibu juga diperiksa terus tubuhnya oleh nyonya Dina. Y: aduh anak anak ku. Pintar sekali ya kalian. Ibu beruntung sekali. Ini suatu kehormatan buat saya, nyonya. D: sama sama bu. Saya juga senang bisa membantu demi kebahagiaan kalian semua dan suami saya. Nah Citra, tolong ambil handuk kecil dan dibasahi dengan air hangat ya. Oh iya Bu. Nanti saya berikan krim khusus untuk ibu ya. Supaya pentil payudara ibu kembali cerah seperti saya atau anak anak ibu dan jamu khusus supaya ibu bisa memberikan asi lagi untuk tuan Budi. C: baik nyonya. Terima kasih atas perhatian nyonya yang begitu besar kepada saya. Citra kembali dengan handuk itu dan memberikan nya ke Dina. Nyonya besar itu membersihkan sisa sisa kemaluan itu sampai bersih. Dina kini menyuruh mereka semua istirahat dan minum karena pesta sesungguhnya akan dimulai sesaat lagi. Dina menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan tak lama kemudian dia keluar hanya dengan berbalut handuk kimono. Sambil menunggu, Budi dan Dina menyuruh kedua selir muda mereka kembali menari dengan tarian erotis mereka dan Yanti disuruh menyanyi. Suara ibu dari kedua selir Budi ternyata sangat bagus seperti Paramitha Rusady. “Baik semuanya. Saatnya berhenti. Kita akan bersiap siap untuk acara sesungguhnya. Saya akan memandu kalian bertiga. Mari kita naik ke atas ranjang.” Kata Dina yang langsung dituruti oleh mereka semua. “Baik nyonya.” Jawab mereka serentak dengan senyum manis di wajah cantik mereka. Mereka semua naik ke atas ranjang. Budi disuruh Dina duduk bersila. Penis Budi sudah tegak berdiri. Budi memanggil Citra dan Sari. Mereka disuruh Dina mendekat ke Budi dan mereka berdua datang dari kanan dan kiri menjilat kuping Budi dengan lidah lidah mereka. Kedua tangan Budi kini meremas remas kedua payudara selir nya itu. Yanti disuruh Dina merangkak dan harus dalam posisi itu sambil memberikan oral seks ke Budi. Setelah telinga Budi basah oleh ulah mereka, Dina menyuruh Budi berbaring terlentang. Yanti masih memberikan oral seks ke tuan nya dan kedua selir itu ikut berbaring di kedua sisi Budi. Dina tersenyum dan dia berdiri melepaskan handuk itu memamerkan keindahan tubuhnya yang tak kalah indah dengan ketiga selir suami nya. Mereka bertiga terpesona saat Dina sudah telanjang bulat berdiri mendekati Budi sampai berhenti melayani tuan mereka. “Jangan berhenti. Silahkan dilanjut.” Kata Dina dengan lembut sambil tersenyum. Dina mendekat melangkahi tubuh Budi dan Dina berjongkok sambil memegang ujung ranjang tepat di wajah Budi. Dia paham dan tahu apa yang harus dilakukan. Dilayani dan melayani. Sekarang Budi menjilat seluruh selangkangan Dina. Dari vagina, lipatan paha dan pantat istrinya sendiri. Dina bertahan sambil mendesah desah. “Ohhh sayang… enak… bagus sayang… jilat terus… ahhh” desah Dina. Di saat yang sama, kedua tangan Budi masih meraba raba kedua payudara selir nya dan sesekali meremas remas pantat mereka berdua juga kadang memainkan vagina mereka yang begitu mulus seperti bayi. Dina masih memiliki rambut kemaluan karena hanya dia dan suami nya yang tak mencukur rambut kemaluan mereka sampaì bersih dikarenakan status mereka sebagai tuan dan nyonya. Desahan 4 wanita itu saling bersahutan di kamar besar itu. Vagina Dina sudah basah sekali dan vagina kedua selir Budi juga sudah sangat basah. Yanti? Masih sibuk membasahi kemaluan tuan nya. Dina terus mempertahankan posisi itu sampai kemampuan lidah Budi membuat istrinya orgasme. Budi dengan lahap meminum semua cairan itu. Dina masih dalam posisi itu bertahan sambil memegang besi di ujung ranjang. Dina beristirahat dan menepi ke tepi ranjang untuk sesaat. “Sayang. Sekarang Kamu bebas mau berbuat apa ke mereka semua.” Kata Dina sambil mengatur nafas nya. Budi mendengar itu menjadi puas dan senang. Dia kini masih mau menikmati selir baru nya yang tak lain adalah Yanti. Wanita itu diminta Budi menghentikan oral seks nya dan mendekat ke tuan nya. Budi kini menyuruh kedua selir nya saling bercinta. Mereka berdua yang juga lesbi itu tentu saja melakukannya dengan senang hati. Mereka berciuman dan saling memainkan kedua payudara mereka masing masing. Yanti kini kembali berciuman dengan Budi. Lidah mereka saling bermain di mulut masing masing. Yanti sangat beruntung karena dia akan mendapatkan penis Budi lagi sebanyak 2x berturut turut. Untung saja ranjang itu sangat luas sehingga mereka tidak menyenggol satu sana lain. Budi sekarang berada di bawah tubuh Yanti dan Yanti yang tentu sudah terangsang itu langsung memegang penis Budi dan memastikan penis lelaki itu ke dalam vagina nya. Yanti langsung memegang kedua payudara nya yang putih mulus itu. Dia kini bergoyang goyang mengikuti irama tubuhnya sambil menutup kedua matanya dan meremas remas payudara nya sendiri. “Ahhh tuan. Enak tuan.. enak tuan.. enak…” teriak Yanti. Kedua tangan wanita itu sekarang diletakan di belakang kepalanya memamerkan ketiak nya yang putih mulus itu. Budi meraba raba kedua payudara nya yang putih dan montok itu. Meski usia sudah tak lagi muda, Yanti masih termasuk luar biasa bagi wanita seumuran nya. Budi saja masih tertarik dengan payudara wanita itu. Dina sementara itu sedang berbaring menyaksikan suaminya menikmati istri bos nya dan kedua anak gadis nya Yanti bercumbu ria. Dina sekarang memerintahkan kedua gadis itu untuk menjilat semua tubuhnya dari leher sampai kaki. Sari dan Citra langsung menuju ke arah sang nyonya dengan senang hati. Mereka berdua merangkak seperti anjing dan Sari kini berada di sisi kanan, Citra berada di sisi kiri Dina. Lidah mereka langsung bekerja. Kedua lidah itu membersihkan leher Dina termasuk kedua ketiak nya yang putih mulus itu juga harus dijilat oleh mereka berdua. Tanpa rasa geli atau jijik, kedua selir suami nya itu malah merasa sangat bangga dan beruntung bisa melakukan itu. Yanti sementara itu masih bergoyang goyang dan kedua tangan Budi masih memberikan rangsangan di kedua payudara Yanti. Puting susu itu dicubit dengan lembut. Desahan wanita itu semakin keras dan dia akhirnya mendapatkan orgasme nya. Yantì tumbang dan Dina menyuruh kedua anak gadis nya membawa ibu mereka ke Dina. Mereka berdua berhenti menjilat kedua tubuh Dina dan Yanti dibaringkan oleh kedua anak gadis nya di samping Dina. Nyonya mereka menyuruh mereka bersiap siap karena Budi akan menggarap mereka berdua. Budi yang masih terlentang itu meminta Sari berbaring di atas tubuh nya dalam posisi terlentang dan karena vagina nya sudah basah, tak sulit bagi Budi untuk memasukan penisnya. Citra disuruh Budi berbaring di atas Sari dalam keadaan terlentang yang dengan kata lain, Budi ditindih mereka berdua. Berat? Oh tidak. Tubuh lelaki yang biasa berjibaku dengan kerbau di sawah itu tidak kesulitan mengatur kedua gadis itu. Budi dengan mudahnya memompa vagina Sari dan kedua tangannya meremas remas payudara Citra. Dina dan Yanti begitu kagum. Sambil berpegangan tangan, kedua wanita itu melongo. “Sungguh nyonya sangat beruntung memiliki suami seperti tuan Budi. Betapa gagah perkasa nya dia.” Kata Yanti dengan kagum. Yanti sekarang sedang menyaksikan kedua anak gadis nya dinikmati Budi. Yanti senang sekali karena kedua anak nya begitu sangat menikmati diri mereka digagahi Budi. Baginya itu merupakan suatu berkat. Penis Budi memang sangat sakti. Mungkin dulu di kampung, Budi mengikat penis nya di kerbau sehingga penis nya begitu perkasa. Budi kini baru saja memberikan orgasme ke Sari. Diam diam, Sari ternyata malah ikut memainkan vagina Citra saat Dia sendiri sedang dipompa oleh Budi. Alhasil setelah Sari mendapatkan orgasme nya, disentuh mereka berdua turun dari tubuhnya dan sekarang Citra yang sudah sangat basah vagina nya karena dibantu Sari dan diremas remas Budi, langsung dibaringkan tuan nya di atas ranjang itu. Penis Budi langsung dimasukan tanpa ampun ke vagina Citra yang sudah basah penuh lendir itu. Budi menarik kedua tangan Citra dan gadis itu memeluk leher tuan nya dengan kedua tangannya. Mereka berdua saling berhadapan dan langsung berciuman dengan mesra dalam posisi penis Budi sudah berada di dalam vagina Citra. Tangan Budi yang berotot itu tentu saja bisa mengangkat tubuh gadis itu dengan mudah dan memompa vagina nya. Citra terus mendesah desah dan berteriak teriak. Budi yang begitu perkasa akhirnya memberikan kenikmatan yang hakiki itu ke Citra. Kedua tangannya dilepas dari leher Budi dan dia merentangkan Tubuh nya ke belakang dengan kedua tangannya seperti penari balet yang memamerkan lekukan tubuh indah nya. Dina menyuruh Yanti menolong Citra dan Dina kini akan berjuang keras melawan suaminya sendiri. Dia tak mau kalah. Budi tak mau menanggung malu di depan para selir nya itu tentu saja mau menang. Dina kemudian menyuruh ketiga selir suami nya itu duduk bersimpuh di samping mereka berdua dan diminta menyaksikan tuan dan nyonya mereka sedang bercinta. Mereka bertiga seperti anjing yang sudah menurut itu langsung duduk bersimpuh di samping tuan dan nyonya mereka. Dina kini sudah berada di atas tubuh suaminya. Mereka berdua saling mendekatkan wajah mereka dan berciuman seperti sedang menikmati malam pertamanya. Ciuman Budi dan Dina begitu romantis dan mesra membuat ketiga selir Berbagai cemburu namun terangsang. Lidah mereka saling bermain di mulut masing masing dan kemesraan begitu terasa dan terlihat jelas. Kedua tangan mereka saling raba. Dina san Budi kini berhenti berciuman dan Dina sambil tersenyum meminta Yanti kembali bernyanyi. Sambil duduk, wanita itu menurut perintah nyonya nya dan dia mulai bernyanyi. Suara merdu Yanti membuat pasutri itu semakin bergairah. Dina sekarang mulai menjilat kemaluan suaminya yang begitu besar dan keras. Lidah istrinya itu dengan pelan menjilat dari bawah sampai ke atas tepat di kepala penis Budi. Lubang tempat kencing itu dibersihkan oleh Dina. Kedua selir Budi yang masih muda itu memperhatikan Dina dengan seksama. Budi meremas bantal menahan kenikmatan dari istrinya. Dina tampaknya mau balas dendam setelah lidah suaminya membuat dia malu karena orgasme duluan. Dina mulai frustrasi karena tak bisa membuat Budi orgasme dengan permainan lidah dan mulutnya. Dia akhirnya memakai cara terakhir yang tentu saja.. dengan jepitan vagina nya. Belum pernah melahirkan, vagina Dina pastinya masih kencang dan tak kalah dengan kedua selir muda nya. Dina sekarang memasukan penis itu ke vagina dan tubuh dia mulai bergoyang goyang mengikuti irama dan naluri nya untuk mencari kenikmatan. Dengan sekuat tenaga, wanita itu terus mencoba agar Budi mencapai orgasme nya. Payudara wanita itu bergoyang goyang sesuai gerakan tubuhnya membuat Budi semakin bergairah. Kedua tangan Budi sekarang meremas kedua payudara istrinya yang indah itu meski puting susu nya tidak seindah kedua selir nya tapi itu bisa diatur nanti. Budi menarik narik puting susu istrinya. Dina kini mencoba memasang pose menggairahkan dengan mengangkat Kedua tangannya ke belakang kepalanya memamerkan ketiak nya yang putih mulus itu. Dina mempercepat gerakannya dan Budi tampaknya sudah di ujung tanduk. Alih alih membuat suaminya orgasme, malah menjadi serangan balik. Dina berteriak kencang. Dia mendapatkan orgasme nya dan Budi tetap bertahan sambil tersenyum. Dina terjatuh di atas tubuh Budi. Tubuh indah istri nya itu dipeluk dengan erat dan Budi langsung membalik tubuh istrinya. Budi sekarang berada di atas tubuh istrinya. Budi tak mau peduli dengan istrinya yang masih mengatur nafas nya. Dia tetap memompa vagina istrinya yang sudah berteriak teriak karena geli dan nikmat itu. Budi sekarang mempercepat gerakannya sampai Dina tak bersuara selain membuka mulutnya dan menutup matanya. Alhasil, sang jagoan mencabut penis nya dan menyemburkan bibit nya ke payudara istrinya. Dina terkapar begitu saja. Dia kalah dan ketiga selir nya juga kalah. Sungguh penis perkasa dan tak heran membawa perkara untuk ditentukan para wanita dan menciptakan sengketa di dalam keluarga sehingga terjadi prahara yang sudah diakhiri dengan bahagia. Budi kemudian memanggil ketiga selir nya. Yanti sudah berhenti bernyanyi saat Dina sudah orgasme. Budi menyuruh mereka menikmati sperma nya an menjilat payudara istrinya sampai bersih. Mereka bertiga seperti anjing yang akan diberi makanan oleh Tuan nya dan dengan senyum lebar, mereka bertiga menjilat sperma Budi yang tertumpah begitu banyak di payudara istri nya dengan lahap seperti sedang kehausan. Dina masih mendesah desah saat 3 lidah itu menjilat dada nya. Setelah bersih, mereka beristirahat sejenak dan mereka berempat mandi bersama di jacuzzi itu. Seperti layaknya kaisar atau sultan, tubuh Budi dibersihkan dan dimandikan oleh semua wanita itu. Mereka bercanda ria dan saling tertawa juga menggoda terutama para wanita yang seperti anak anak. Dina kadang mencubit puting susu nya Sari dan Dina. Yanti kadang menggelitik vagina Dina dan sebagainya. Budi sangat terhibur dengan pemandangan indah itu. Setelah itu, mereka bertiga memutuskan untuk tidur bersama. Budi di tengah diapit oleh Dina dan Yanti. Kedua selir muda itu berada paling tepi. Besoknya mereka pulang ke rumah masing masing. Sayang saja Budi tak tahu kalau nyawa dia sebetulnya sedang terancam karena ada yang menghendaki kematiannya …
ns 15.158.61.54da2