Budi kini berbaring di atas ranjang. Sari dan Citra duduk bersimpuh di kanan dan kiri Budi. Yanti duduk di tengah kaki Budi dan memberikan oral seks ke Budi. Sari dan Citra menjilat kedua sisi tubuh Budi dengan lidah nya. Kedua selir muda itu begitu hebat memainkan lidahnya membuat Budi menahan nikmat dan geli. Dina ke kamar mandi dan memakai kimono transparan tanpa bra dan celana dalam. Dari telinga, pipi dan leher Budi termasuk perut dan paha Budi basah oleh lidah mereka. Dina duduk diam sambil tersenyum menyaksikan sang suami sedang dilayani oleh selir selir nya. Setelah itu, Sari dan Citra menghentikan permainan lidahnya dan mengangkat Kedua kaki Budi ke atas. Yanti kini menjilat semua selangkangan Budi termasuk lubang pantat nya dan lipatan paha dalam dia. Budi tak habis pikir, ilmu apa yang Dina berikan ke ketiga selir nya ini. Lidah Yanti berputar putar di lubang pantat Budi. Lelaki itu hanya bisa diam saja dan dengan bapaknya, dia meremas remas kedua payudara Sari dan Citra. Mereka berdua tetap diam dan Dina memang melarang mereka mendesah. Kalau sampai ada keluar suara desahan, mereka akan dihukum oleh Dina. Kedua selir muda itu kini harus menahan gejolak birahi mereka saat kedua tangan Budi meraba raba vagina mereka berdua. Sari dan Citra mengigit bibir mereka menahan sensasi nikmat dari tuan nya. Vagina mereka akhirnya basah juga setelah kegilaan tangan Budi. Setelah itu, Dina memberi instruksi lagi ke mereka bertiga. Ketiga selir Budi berhenti dan kaki Budi diturunkan oleh Sari dan Citra. Yanti menarik kedua tangan Budi sehingga dia duduk dan kedua anak gadis Yanti kini memasang posisi doggy style bersebelahan. Yanti diminta Dina untuk berada di samping mereka dan harus menyaksikan anak anak gadis nya disetubuhi oleh suaminya. Yanti dengan seksama dan penuh birahi menyaksikan saat vagina Citra mulai dimasuki oleh penis Budi yang sangat besar itu. Kedua tangan Budi memainkan payudara Citra. Dina tersenyum puas. Dia kini meminta Yanti meremas remas payudara Sari dan memainkan vagina nya. Yanti beralih ke Sari. Yanti mulai meremas remas payudara Sari. Saat ini, Dina sudah mengizinkan mereka mendesah. Budi sedang memompa vagina Citra. “Ibu… ahhh enak bu… tolong Citra bu… enak bu… citra suka bu… ahhh bu… citra… bu… citra senang bu…. ahhh jadi selir nya Budi bu…. citra mau sama tuan bu. Citra cinta tuan Budi….” desah Citra yang sudah meneteskan air mata nya. Yanti tersenyum saja dan Sari sementara itu masih diremas remas payudara nya dan Yanti dengan tangan 1 nya lagi merangsang vagina anak gadisnya. “Nak. Sayang. Mama bantu ya. Enak kan nak? Untuk tuan Budi. Kita harus kompak nak. Mama sayang kalian semua. Nah…enak kan nak? Mama relakan kalian jadi selir tuan Budi ya. Jadi selir yang baik ya, anak anak ku sayang.” Kata Yanti dengan lembut ke mereka berdua yang sedang menungging itu. Budi tak ada kesulitan membuat Citra orgasme. Setelah cairan cinta Citra tertumpah keluar, Dina turun menjemput gadis itu. Dia membaringkan Citra di tubuhnya sambil dibelai belai rambutnya juga dicium dengan mesra. Yanti kini diminta Dina untuk berhenti dan Budi langsung memasukan penis nya ke vagina Sari yang sudah basah itu. Tak butuh waktu lama, Budi memompa vagina itu dengan semangat. Sari berteriak teriak. “Bu. Sari senang bu jadi selir… tuan… Budi bu…. Ibu… makasih bu… kami diizinkan jadi selir tuan Budi…” Yanti tersenyum puas. Dia tak menduga anak anak gadis nya mau dijadikan selir. Yanti sekarang disuruh menungging oleh Dina. Citra dibiarkan berbaring sambil mengatur nafas. Dina kini turun memberikan rangsangan ke Yanti. Dina meremas remas dan menjilat vagina Yanti. “Nyonya… hamba… sangat beruntung…. dijilat dan dijamah oleh nyonya sendiri. Terima kasih nyonya… ahhh.. tolong tuan dan… nyonya… ahhh ohhh…jaga kedua anak saya…. ahhh…” teriak Yanti yang sudah terangsang berat dari tadi. “Baik bu. Saya juga anak anak ibu dan dirawat oleh saya sendiri. Ibu tak usah khawatir ya.” Jawab Dina dengan lembut dan santai. Dina kembali menjilat vagina dan lubang pantat Yanti. Sari kini berteriak teriak dan Budi kini sudah memberikan orgasme ke Sari. Dina menghentikan kegiatan nya di tubuh Yanti. Dia membantu memberikan rasa nyaman untuk Sari sambil memeluk dan mencium nya. Sekarang vagina Yanti dimasuki oleh Budi. Yanti berteriak saat penis itu sudah masuk sepenuhnya. “Terima kasih Tuan… ahhh… enak… tuan.. enak… ampun tuan…ahhh… ” Budi terus memompa vagina Yanti dan memainkan puting susunya yang sudah berwarna merah muda itu karena krim dari Dina. Budi memang sengaja tak mau meremas remas payudara Yanti karena dia tak mau asi nya terbuang percuma. Dina setelah menenangkan Sari, langsung mengambil sebuah gelas besar yang sudah diisi es batu. Sambil digenjot oleh Budi, payudara Yanti diremas remas agar asi nya keluar. Tak lama kemudian setelah asi Yanti memenuhi gelas itu, Yanti meraih orgasme nya. Dina menyuruh kedua anak gadis nya memeluk dan menyusu di payudara ibu kandung mereka. Sari dan Citra terlihat seperti anak bayi perempuan kembar yang sedang menyusu ke ibu kandung nya. Dina sangat senang melihat mereka seperti itu. Budi kemudian minum asi itu sampai habis supaya stamina nya pulih kembali. Dina tiba tiba mendorong Budi sampai tidur terlentang. “Kamu kira raja bisa mengalahkan ratu?” Kata Dina sambil tersenyum dan membuka kimono nya sampai telanjang bulat memamerkan keindahan tubuhnya serta puting payudara Dina juga sudah berwarna merah muda. Mereka berdua berciuman dengan penuh nafsu. Lidah mereka saling bermain di mulut masing masing dan setelah itu, Budi membalik tubuh istrinya. Dia langsung menyusu di kedua payudara nya yang putih mulus itu. Puting susu itu diputar putar oleh nya dengan cepat. Dina mendesah tak tahan. Setelah suami nya puas dengan payudara nya, Budi menjilat vagina istrinya. Dina mendesah desah teriak teriak tak jelas saat lidah itu menjilat semua permukaan organ intim Dina. Budi sebenarnya sudah mau mendekati orgasme nya. Dia memasukan penis nya dan tujuan dia hanya 1, yaitu memberikan orgasme ke Dina. Dengan sisa sisa tenaga yang tersisa, Budi terus memompa vagina istrinya. Dina meremas remas bantal kepalanya dan ranbut indah Dina sudah sangat berantakan. Dina yang sudah tak tahan itu akhirnya meraih orgasme nya. Cairan cinta itu menyembur deras. Budi menang telak dan dia tak mau selesai begitu saja. Budi terus menerus memompa vagina istrinya yang sudah tak bersuara itu sampai sperma dia tumpah di dalam vagina sang istri. Selesai? Belum. Budi melihat ketiga selir nya sedang beristirahat. Dia meminta Sari dan Citra menjilat dan membersihkan semua sperma nya di vagina istrinya sampai bersih. Yanti sementara itu diminta Budi membersihkan penis nya sampai bersih dengan mulut dan lidahnya. Dina dan Budi berbaring bersebelahan. Alat kelamin mereka sedang dibersihkan oleh lidah lidah mereka semua. Setelah 2 3 menit kemudian, Dina meminta mereka berhenti. Dia bangun meninggalkan Budi yang masih terkapar itu. Dia memeluk Citra dan Sari dengan erat sambil menangis bahagia karena fantasi dia sudah terpenuhi. Budi meminta Yanti berbaring di atas tubuh nya. Dia memeluk dan membelai Yanti dengan mesra. Mereka semua beristirahat. Setelah 10 menit, Dina membawa mereka semua ke kamar mandi untuk mandi bersama dan kembali tidur setelah melewatkan malam panjang yang melelahkan itu. 3 hari kemudian, Budi kembali bekerja seperti biasa. Dia dari jauh melihat bos nya sedang memasuki mobil bersama sekretarisnya dan pergi entah ke mana. Budi diam saja berlagak bodoh dan dia kemudian bertemu Iskandar, seorang office boy yang juga teman baik nya Budi. “Bro. Si bos pergi?” Tanya Budi. “Yoi bro. Tau tuh ke mana. Mesra banget sama bu Ratih. Mau geli geli kayaknya. Kwkwkww. Tau dan gak ngurus bro. Biasa sih kalau bos pergi, baliknya bisa 2 jam paling cepat.” Jawab Iskandar sambil tertawa. Mereka berdua ngopi sejenak dan Budi kembali bekerja, begitu juga Iskandar teman nya. Sekitar 20 menit kemudian, Iskandar menemui Budi. “Bro. Katanya elu dipanggil sama si bos. Disuruh ke gudang. Tau tuh. Gua sih dikasih tahu sama ajudan nya. Tiba tiba aja dipanggil ama dia, gua disuruh panggil elu, nyuruh elu ke gudang. Tak tahu dah mau apa. Gua gak tanya apa apa.” Kata Iskandar. Budi merasakan filsafat buruk. Dia menyalakan rekaman suara di hp. Sebelum ke gudang, dia tidak melihat mobil bos nya. Artinya ini adalah jebakan tapi dia tak peduli. Mungkin saja perintah itu memang dari bos nya disuruh ke gudang dan menemui seseorang. Dengan santai, dia pergi ke gudang. Dia masuk ke dalam gudang kosong itu dan sudah disambut 2 ajudan bos nya. Pintu gerbang gudang ditutup dan dikunci oleh seseorang yang tiba tiba muncul. Budi dengan santai bertanya, “ada yang bisa dibantu, pak?” Mereka bertiga diam saja dan tiba tiba salah 1 dari 3 pria kekar itu menyerang Budi. Budi yang sudah biasa beradu nyawa dengan ular dan banteng bahkan arus sungai waktu di desa, tentu saja sudah tak asing dengan kekerasan fisik. Pukulan pukulan pria kekar itu tidak berarti banyak buat Budi yang sudah tahu keras nya alam seperti apa saat di desa. Otot otot kekar Budi terbentuk secara alami. Dia sendiri sudah tau hal ini memang mencurigakan. Dia tak akan menyalahkan temannya, Iskandar karena memang dia tak tahu apa apa. Budi belum memberikan perlawanan dan hanya menghindar bahkan beberapa pukulan ketiga lelaki kekar itu kena tubuh nya. Dia sama sekali tidak terluka. Kesabaran Budi akhirnya habis. Salah 1 dari mereka kembali menyerang dan dengan mudah, Budi menahan tinju itu dan meremukan tangannya sampai dia kesakitan tak bisa bangun berdiri lagi. Mereka yang tinggal berdua mengeroyok Budi tapi pukulan mereka ditepis dengan mudah olehnya. Lawan kaget dan Budi dengan mudah langsung melancarkan tinju ke perut lelaki itu sampai pingsan. 1 nya lagi mencoba melawan dan Budi dengan mudah menghindar. Lawan nya kali ini tidak besar. Budi tak melawan banyak. Frustrasi, dia ambil semua barang yang ada. Balok kayu dipukul ke Budi tapi Budi tak bereaksi karena alam telah membentuk Tubuh nya menjadi kekar. Beberapa menit kemudian, Budi yang dengan mudahnya membuat 2 pria kekar itu pingsan akhirnya berteriak dan dia langsung berlutut ketakutan. “Saya gak akan main tangan kalau kamu kasih tahu saya siapa yang suruh kamu… gampang kan? Kamu kasih tahu saya, saya anggap kejadian ini tak pernah terjadi.” Kata Budi. “B…bos. Dia yang suruh kami semua menghabisi kamu. Sekretaris nya sudah memata matai kamu” Kata lelaki yang sudah gemetar melihat kehebatan Budi membela diri dan tahan banting. Budi akhirnya menyuruh dia membuka pintu itu dan dia keluar dengan santai seperti tidak ada apa apa. Budi sendiri tidak terluka parah. Dia melihat hp nya dan menyimpan rekaman itu. Budi meskipun menang, dia tetap terluka. Tangannya dibalut dan ada beberapa memar di wajahnya. Dia berjumpa dengan Yanti. “Budi. Kenapa tangan mu?” Tanya Yanti. “Ah biasa. Lelaki kerja keras bu.” Jawab dia dengan santai. Ada-ada saja alasan Budi dan hampir saja Yanti percaya tapi tak sepandai Budi memberi alasan luka luka itu. Ya tetap luka walaupun samar tpi Budi lengah ada luka memar sedikit dekat pelipis walaupun samar tapi yanti bisa tau kalau itu luka pukul, dengan tertunduk dan sedih Yanti berkata, ” Budi, kenapa kamu bohong? Ini bukan budi yang kukenal, jujur dan terbuka, tak cukup kah tanda kalau kamu semua sayang kamu Bud, kalau kamu tak memikirkan perasaan aku dan anak2 ku tak apa, karena kami hanyalah selir, tapi setidaknya fikirkan lah Dina istrimu Bud. Tega kah kamu bikin dia khawatir?” Budi sejenak memikirkan kata2 Yanti yang benar adanya dan dia tak ingin istri yang di sayangi nya khawatir dan sedih seperti Yanti, sambil menghembuskan nafas panjang, Budi bicara , “baiklah aku akan jujur sebetulnya. Tadi ada beberapa orang yang mencoba mencelakaiku, tapi semua sudah kuatasi” sambil senyum untuk menenangkan Yanti. Yanti yang tidak bodoh itu pun mendesak Budi, “siapa yang mau membunuh mu, Bud?” Tanya Yanti cemas. “Kalau pun aku kasih tau, ibu takan percaya dengan ku.” Kata Budi. “Siapa Budi? Jangan bilang kalau suamiku yang ingin membunuh mu, Bud.” Kata Yanti mulai meneteskan air mata. “Hmm. Iya bu. Suami ibu yang merencanakan” kata Budi. Yanti yang mendengar itu pun sempat tak percaya, “Kamu ada buktinya, Bud?” tanya Yanti. “Ada tapi aku harap selesaikan lah dengan kepala dingin, dengarkan ini” kata Budi sambil menyodorkan hp nya menyalakan rekaman. Dalam rekaman ini jelas semua dari awal Budi datang ke gudang sampai akhirnya Budi menanyakan siapa yang menyuruh mereka membunuh Budi. Emosi Yanti yang mendengar isi rekaman pun campur aduk. Sejenak dia berfikir akan tidak adil kalau hanya dengar dari Budi dan dia pun ingin mendengar jawaban sang suami, berharap jika jawaban sang suami masih menyisakan sedikit perhatian untuknya. Kemudian Yanti bertanya, “Kamu tahu di mana suamiku, Bud?” “Aku tak melihatnya” jawab Budi. Lalu Yanti meraih hpnya dan menghubungi suaminya lewat video call. Satu kali tak diangkat dua kali tak di angkat juga sampai yang kelima barulah di angkat tapi aneh dalam video call itu yang entah di sengaja atau tidak ada adegan yang sungguh mengiris hati Yanti. Betapa tidak, itu adalah adegan di mana suami nya sedang bersenggama dengan seorang perempuan yang dia kenal yaitu Ratih, sekertaris suaminya walau pun hanya beberapa detik cukup buat Yanti untuk memiliki alasan cerai dengan suaminya. Kejadian itu membuat Yanti murka dan tentu saja kedua selir nya dan Istri nya geram. Tiba tiba ada telpon masuk untuk Yanti Y: halo, selamat sore X: selamat sore, dengan ibu Yanti? Y: betul. Bapak adalah? X: nama saya adalah Surya. Saya dari kepolisian dan hendak memberitahu ibu kalau suami ibu dengan sekretaris nya telah tewas karena kecelakaan lalu lintas. Supir nya selamat. Yanti langsung menutup telpon itu. Perasaan nya bercampur aduk. Dia juga memberitahukan berita ini ke kedua anaknya juga Budi beserta istrinya. Budi dan Dina tentu saja tidak peduli apalagi Budi baru saja mau dibunuh dan untung saja dia selamat. Yanti di lain pihak juga senang meski belum resmi cerai. Kedua anak nya juga sangat terpukul mengetahui ayah mereka tewas. Perusahaan diambil alih oleh Yanti selaku istri dari mendiang pemilik perusahaan. Beberapa menit lalu di mobil bos Budi sebelum kecelakaan… Di dalam sebuah mobil yang melaju di jln tol, terjadi pergumulan birahi yang dahsyat di saksikan sopir setia dan lelaki tengah asik menunggangi betinanya. Letika sedang enak enaknya, konsentrasi nya buyar karena suara hp si lelaki. Satu kali tak dihiraukan sampai empat kali, si lelaki kesal juga. Tadinya ingin mengangkat panggilan di hpnya itu tapi di cegah si wanita yang tak lain adalah Ratih dengan dalih tanggung karena lagi enak dan saat panggilan yang kelima lah hp si lelaki tak sengaja jatuh dan kepencet “terima panggilan”. Itulah awal malapetaka. Sesaat setelah itu, mereka kembali bercumbu dan setelah puas, si lelaki mendapati hpnya tergeletak dan saat dilihat ada 4 panggilan tak terjawab di bukanya lah history panggilan tapi sesaat otaknya berputar. “Tunggu sebentar. Perasaan tadi ada 5 panggilan tapi kenapa hanya 4 saja ya? ahh jangan jangan, ahh sudah lah lagi pula lagi enak juga ganggu aja”. Begitu layar history terbuka, sungguh nampak raut ketakutan di wajah lelaki itu karena benar ada 4 panggilan tak terjawab dan satu panggilan video call yang terjawab. Kemudian dia memaki sendiri. “ahhh anjiingg, bangsat!! kenapa bisa ceroboh???!” Ratih yang melihat itu semua mendekati pejantannya, “kenapa mas? Kok emosi? Tenang. Kan ada aku di sini”. Kata Ratih yang mencoba menenangkan si lelaki alias bos nya Budi, tapi apa yang di dapat Ratih di luar dugaan. Sambil membentak Ratih, lelaki itu berkata, ” Tenang apanya hah?? kau tau siapa yang menghubungiku?? itu Yanti. Istri ku!!” Jawab bos nya Budi. “Tenang dong mas”. Kata Ratih sambil memeluk bos nya Budi. “Apanya yang tenang, Ratih??” Bentak lelaki tua itu. Siapa yang menyangka akhirnya mereka berdua naik pitam dan terlibat pertengkaran sampai si lelaki yang hendak memukul Ratih tapi karena Ratih mengelak, pukulan nya telak mengenai kepala bagian belakang sopir membuat si sopir hilang keseimbangan dan berujung kecelakaan maut. Selaku ibu boss, Yanti berhak penuh atas kekuasaan dan segala keputusan. Dengan kemampuan yang dia punya dan kuasa tak ada batas, dia mengangkat Budi menjadi wakil direktur dan kedua anak gadisnya masih tetap kuliah. Budi dan ketiga selir nya sepakat untuk tidak “berhubungan” dahulu selama 6 bulan. Karir Budi melesat tajam dan dia menjadi kaya. Meski dia datang dari desa, dia tetap tekun belajar hal hal baru. Epilogue Beberapa hari kemudian, Budi dan Dina bertemu mereka bertiga di sebuah restoran mewah dan di ruangan tertutup. Mereka membahas masa depan mereka semua. Dina tahu kalau urusan ranjang, Dina dan Budi tetap tuan dan nyonya mereka tapi di dunia nyata, Budi dan Dina sangat menghormati dan menghargai mereka bertiga. Dina berkata kalau mereka bisa dan sepenuh nya berhak untuk menikah. Budi dan Dina memang tidak mengekang mereka sepenuh nya. Sebetulnya sudah tak ada rahasia lagi di antara mereka semua. Citra, Sari dan ibu Yanti masih sering berhubungan seks dengan mereka berdua tapi seiring berjalannya waktu, kedua gadis itu akhirnya menemukan tambatan hati mereka dan menikah 3 tahun kemudian. Suami suami mereka juga anak anak dari perusahaan besar dan akhirnya perusahaan Yanti bergabung dengan kedua perusahaan itu tapi posisi Budi tetap aman dan gajinya baik 5x lipat. Suatu malam, saat Budi sedang makan malam bersama istrinya dalam acara ulang tahun pernikahan mereka, hp Budi tiba tiba berbunyi. Sebuah pesan singkat. “Tuan. Kami kangen tuan nyonya. Semoga tuan dan nyonya sehat selalu. Suami kami berdua tidak bisa memberikan apa yang tuan dan nyonya berikan. Kami tunggu kabar dari tuan.” Budi tersenyum dan menunjukan pesan itu ke Dina. Mereka berdua tertawa dan melanjutkan makan mereka lagi.
TAMAT
ns 15.158.61.52da2