Dina ternyata berniat memperpanjang masa tinggal di hotel itu karena sedang libur nasional dan juga long weekend. 4 Wanita itu pergi keluar membeli beberapa barang yang tentunya nanti akan dipakai buat acara ranjang malam nanti. Budi memang tidak mau keluar kamar demi keamanan. Mereka makan pagi, siang dan malam di hotel. Acara yang dinantikan telah tiba dan kali ini lain dari pada yang lain. Malam ini beda dengan biasanya. Budi (sesuai permintaan seorang pembaca) menjadi korban nya. Budi dan mereka berempat setelah mandi bersama, dilarang memakai pakaian selembar pun. Kali ini mereka berempat memakai gaun malam dan dengan bra juga celana dalam. Budi diikat oleh Dina di atas ranjang dalam keadaan terlentang dan matanya ditutup dengan kain. Dina memasang chastity belt di Budi alias kemaluan Budi digembok. Setelah itu, mata Budi dibuka. Dia hanya 1 1 nya yang telanjang bulat sedangkan keempat wanita itu hanya memakai gaun malam yang tipis menerawang tembus pandang tapi ditutup bra dan celana dalam. Mulut Budi disumpal dengan kain sehingga dia tidak bisa berteriak. Budi diam saja karena dia tahu apa yang akan terjadi. “Ini acara khusus, sayang. Kamu akan menjadi budak. Seorang budak tidak boleh melihat tubuh para tuan putri. Kamu akan dipermainkan oleh kami semua yang sekarang adalah tuan putri dengan budak kesayangan.” Kata Dina. Budi diam saja. Dina menyuruh Sari menyalakan 4 lilin berwarna merah tersebut dan diberikan kepada mereka semua. Dina mulai dengan meneteskan cairan panas itu ke dada Budi. Lelaki itu menahan sakit. Kemudian Sari dan Citra sambil tersenyum dan membelai penis Budi meneteskan lilin itu ke perut dan daerah dekat kemaluan Budi. “Sayang penis perkasa mu sekarang sedang dimasukan ke dalam kandang. Seandainya saja tidak, bayangkan betapa halus nya tangan kami semua meraba raba dan membelai penis mu.” Kata Dina dengan lembut dan senyuman menggoda. Dina memang sudah merencanakan ini tadi siang. Sekarang kedua kaki Budi diangkat tinggi oleh Sari dan Citra sehingga pantat Budi terlihat jelas. Yanti kini mendapatkan kehormatan untuk meneteskan cairan panas itu di daerah selangkangan Budi. Dina dan 2 selir Budi kini menjilat bagian tubuh Budi yang tidak kena tetesan cairan panas itu. Yanti sekarang mulai meneteskan cairan panas itu di daerah selangkangan Budi. Ketiga wanita itu berjuang merasa mengalihkan perhatian Budi agar dia tidak merasa sakit. Gembok itu kini dibuka dan Yanti mulai meneteskan cairan itu ke penis Budi. Setelah itu, lilin lilin tersebut dimatikan oleh mereka. Dina kini memberikan 3 selir Budi dildo. Tujuan nya adalah menyodok benda itu ke pantat Budi. Mereka mengadakan undian. Siapa yang menang akan mengambil keperawanan pantat Budi. Alhasil, Yanti yang beruntung malam ini berhak mengambil keperawanan pantat Budi. Benda itu dijilat oleh Yanti dan Yanti juga ikut menyumbangkan pelumas nya dengan lidah dia. Setelah Yanti puas menjilat pantat Budi, pelan pelan benda itu dimasukan dan sambil disaksikan oleh 3 wanita lainnya, dildo itu masuk ke pantat Budi. Lelaki itu melotot saat dildo itu mulai bergetar hebat dan Dina dengan jahatnya mengunci kembali penis Budi. “Benda perkasa ini sedang tidak dipakai dan sebaiknya diamankan dahulu saja.” Kata Dina sambil tersenyum dan ketiga selir Budi tertawa mengejek dia merasa kasihan. “Kasihan tuan kita ya. Gak bisa merasakan kehalusan tangan kita yang lembut.” Kata Sari. “Iya tuh. Padahal dia dulu begitu perkasa memuaskan kita tapi sekarang jadi pesakitan.” Ledek Citra. “Lelaki kalau sudah digembok, gak bakal bisa selingkuh. Pasti dia nurut dan bakal sayang sama istrinya. Harusnya suami saya dipasang ini dari dulu. Pasti bawaan nya pengen cepat pulang ke rumah minta jatah.” Kata Yanti dengan senyuman sinis nya menatap Budi. “Wah. Bu Yanti benar. Nanti saya pasang saja ke dia. Hahaha.” Tawa Dina. Dina memang sudah mengajarkan mereka saat “quick briefing” siang tadi di cafe. Sesekali Dina ingin menghibur mereka semua. Dina meski menjadi nyonya di kamar, dia tetap bersahabat dan sangat ramah dengan ketiga selir Budi. Sungguh istri idaman semua pria di dunia. Sayang ini semua fiksi belaka. Setelah Yanti puas, Dina mendapatkan nomor 2 dan dia memasukan dildo itu ke pantat Budi. Dia hanya berteriak tapi tak bisa berbuat banyak karena mulut nya disumpal. 3 menit disiksa istrinya, Sari mendapatkan urutan ketiga dan Citra ke empat. Mereka berusaha keras agar Budi meraih orgasme nya dengan memanfaatkan prostat Budi. Setelah Sari gagal memberikan orgasme, Citra yang terakhir itu kini dibantu mereka bertiga. Dina menekan titik selangkangan Budi dan memberikan pijatan. Sari dan Yanti menjilat kedua kuping Budi. Saat yang ditunggu telah tiba. Budi mengeluarkan sperma nya. Matanya melotot dan berteriak teriak. Mereka berempat tertawa dan mengejek Budi kalau dia lebih cocok dijadikan wanita saja. Setelah sperma itu keluar, Dina segera melepas gembok nya dan keempat wanita itu kini memegang selembar tisu. Tujuannya? Menggelitik kepala penis Budi yang masih sangat sensitif itu. Budi berteriak teriak geli dan tubuhnya meronta ronta saat Yanti dan Dina menggelitik kepala penis itu. Setelah beberapa detik, Sari dan Citra diizinkan untuk melakukan hal yang sama. Sambil tertawa, Mereka menyiksa Budi yang meronta ronta itu. Dina dan Yanti menahan tubuh Budi agar tidak bisa bergerak. Setelah 1 menit kemudian, Dina menyuruh mereka berhenti. Berakhir sudah penderitaan Budi. Dina melepas semua ikatan. Budi terkapar lemas dan tersenyum puas. “Nakal kalian berempat ya. Awas nanti ya.” Kata Budi yang langsung bangun memeluk ketiga wanita itu dan mencium nya 1 1. Budi kemudian dimandikan bersama oleh mereka bertiga dan setelah malam konyol itu, mereka tidur. Meski tidak mendapatkan kepuasan, ketiga wanita itu sudah puas secara rohani….
ns 15.158.61.21da2