"Permisi maaf tuan, saya ingin melaporkan sesuatu mengenai nyonya Nurma." kata Rendi yang akan memberikan kabar pada tuan Arjun.
192Please respect copyright.PENANASATsq3RgL7
"Nurma, istri saya, ada apa dengan Nurma, cepat katakan Rendi?" tanya tuan Arjun.
192Please respect copyright.PENANAj72rj6yOwZ
"Kata salah satu pelayan nyonya Nurma, nyonya Nurma sudah dari semalam tidak ada di paviliunnya." jawab Rendi.
192Please respect copyright.PENANAJwZ2gDPZlU
"Apa..!!" tuan Arjun terkejut saat mendengar jawaban dari ajudan setianya itu.
192Please respect copyright.PENANASdPggHXZLP
"Mbak Nurma hilang.." Dinda juga ikut terkejut.
192Please respect copyright.PENANAOtcWsjb64h
"Nurma hilang.., bagaimana bisa kan kemarin masih duduk untuk berkumpul bersama dengan kita tuan." Nike dan Nurul juga ikut terkejut setelah menghentikan memakan sarapan paginya.
192Please respect copyright.PENANAR5egcHuChe
"Sayang."
192Please respect copyright.PENANA5m9jic1ICy
"Iya om."
192Please respect copyright.PENANAG4hdaVetDF
"Kamu tunggu di sini ya, Rendi ikut saya ke paviliun Nurma sekarang." pinta tuan Arjun.
192Please respect copyright.PENANAEMy07yDcDq
"Laksanakan tuan Arjun." kata Rendi patuh.
192Please respect copyright.PENANASMYva0lpfa
Tuan Arjun Saputra bersama dengan ajudan setianya pergi ke paviliun Nurma setelah berpamitan dengan Dinda.
192Please respect copyright.PENANA9Iwd17Zqwh
Ketika sampai di paviliun Nurma, Rendi melihat salah satu pelayan Nurma sudah tewas gantung diri, Dinda yang mendengar berita itu dari pelayan pribadinya, membuat Dinda ketakutan. Karena dia adalah salah satu orang yang mengetahui rahasia hubungan terlarang antara Nurma dan salah satu pengawal di kediaman tuan Arjun selain pelayan yang tewas gantung diri.
192Please respect copyright.PENANAsvr29RwbTO
Tok.. Tok.. Tok.. Suara pintu paviliun Nurma di ketuk oleh Rendi.
192Please respect copyright.PENANAaz2bOjkomB
"Kenapa belum di buka juga pintunya, Rendi coba dobrak pintunya." pinta tuan Arjun.
192Please respect copyright.PENANAwPsOjSivwQ
"Laksanakan tuan." kata Rendi patuh.
192Please respect copyright.PENANAIl0N77n9rq
Brakkk.. Pintu kamar Nurma di dobrak oleh Rendi.
192Please respect copyright.PENANA0toYdjsqL4
"Astagfirullah, tuan lihat.." Rendi terkejut melihat salah satu pelayan Nurma gantung diri.
192Please respect copyright.PENANA0yis4SFMBS
"Dia tewas, kenapa dia bunuh diri, apakah ada sesuatu yang dia sembunyikan dari ku?" tanya tuan Arjun heran.
192Please respect copyright.PENANAcIYqVG8lxo
"Maaf tuan, sepertinya bukan karena bunuh diri tuan, sepertinya pelayan nyonya Nurma di bunuh oleh seseorang, tuan." jawab Rendi.
192Please respect copyright.PENANAtYZyV87qym
"Dibunuh, mengapa dia di bunuh dan apa ada motif dari pembunuhan pelayan ini?, Rendi kamu selidiki kasus ini dan minta anak buahmu turunkan dia."
192Please respect copyright.PENANA9vR02qHg3a
"Baik laksanakan tuan."
192Please respect copyright.PENANAI7Fnj8nR64
"Apa..!! Yang benar kamu Daniar, pelayan mbak Nurma dibunuh dengan cara di gantung?" tanya Dinda memastikan.
192Please respect copyright.PENANApA7h3rRHI8
"Iya benar Dinda." jawab Daniar.
192Please respect copyright.PENANAMmTSqdeGKG
"Apakah habis ini aku yang akan bernasib sama dengan pelayan mbak Nurma." kata Dinda di dalam hati panik dan juga ketakutan.
192Please respect copyright.PENANAlydhVAOtFr
"Kamu kenapa Dinda?" tanya Daniar.
192Please respect copyright.PENANAkJ9a2x1flb
"Aku mau tanya sesuatu boleh?" tanya Dinda juga.
192Please respect copyright.PENANAPUR2RVulMQ
"Tentu saja boleh Dinda." jawab Daniar lagi.
192Please respect copyright.PENANAQfg6cVMapU
"Oke, kamu itu kan sudah lama ya Daniar kerja di sini, apakah kamu mengetahui nama pengawal dengan nama panggilan win?"
192Please respect copyright.PENANAjDXHHqczyK
"Nama panggilan itu win di sini banyak Dinda, ada Erwin, Edwin dan Darwin, memangnya kenapa Dinda?"
192Please respect copyright.PENANACJ6FNfG1Ji
"Tidak aku hanya bertanya saja Daniar."
192Please respect copyright.PENANAD4v9N8qxE6
Tanpa Daniar dan Dinda sadar bahwa dari tadi ada yang memata-matai mereka berdua di paviliun Dinda.
192Please respect copyright.PENANA0qPMnXB6Yr
Ya siapa lagi seseorang yang di maksud oleh Dinda, kemudian dia pun pergi dari paviliun Dinda dan mentargetkan Dinda lah yang akan jadi korban selanjutnya.
192Please respect copyright.PENANAWousKlskel
"Kita tunggu tanggal mainnya nyonya." kata seseorang yang baru saja memata-matai Dinda di paviliunnya.
192Please respect copyright.PENANAK2YPhMRWyA
"Siapa di sana?" tanya Daniar ketika melihat ke arah jendela kamar Dinda.
192Please respect copyright.PENANAjgFxFTkHJY
"Siapa, siapa Daniar?" tanya Dinda panik.
192Please respect copyright.PENANAZAP9eIm3C7
"Tidak tau Din, tadi aku melihat ada seseorang di balik jendela kamarmu." jawab Daniar.
192Please respect copyright.PENANAAARtp72lT2
"Apakah yang di maksud Daniar adalah dia?" tanya Dinda di dalam hati.
192Please respect copyright.PENANAwXXCHpGt6W
"Ya sudah ini Din baju yang kamu minta tadi, Din.. Din.. Dinda.." kata Daniar mencoba menyadarkan Dinda dari lamunannya.
192Please respect copyright.PENANACb9K3jzxUj
"Ha.. Iya, apa Daniar, tadi kamu bilang apa?" tanya Dinda yang tersadar dari lamunannya.
192Please respect copyright.PENANADlhM7SrYFC
"Ini bajunya Dinda." jawab Daniar.
192Please respect copyright.PENANALs7k1dWZB6
"Oh okay, aku mandi ya bye.."
192Please respect copyright.PENANAembpNLq3rn
Sementara di tempat yang berbeda seorang laki-laki yang dimaksud oleh Dinda sedang mengatur rencana untuk mengancam Dinda agar tidak buka mulut membocorkan rahasianya.
192Please respect copyright.PENANA96qVOPBW01
"Aku harus membuat rencana agar bisa mengancamnya, ya saya tau caranya." kata seseorang di kamarnya.
192Please respect copyright.PENANAblQlZ5xzB8
Tuan Arjun pun mendapatkan kabar dari Rendi, Nurma meninggal dunia karena meminum obat penggugur kandungan yang ternyata di berikan oleh kekasih gelapnya itu.
192Please respect copyright.PENANAKEc9BviDnL
Mengetahui hal tersebut membuat tuan Arjun marah besar sekaligus kecewa dengan Nurma. Dinda pun telah siap untuk menemui suaminya (tuan Arjun). Namun Daniar menghalanginya untuk menganggu suaminya, Daniar juga menjelaskan semua yang terjadi pada Dinda apa yang sebenarnya terjadi.
192Please respect copyright.PENANAcnctbtGE5o
Dinda pun mengurungkan niatnya itu untuk menemui suaminya dan dia juga berniat untuk berjalan-jalan saja di kediaman.
192Please respect copyright.PENANAvxOBQind26
Pada malam harinya tiba-tiba saja mati lampu di kediaman yang sebenarnya itu adalah ulah dari seseorang yang menyabotase listrik di kediaman itu. Tuan Arjun sebenarnya mengetahui bahwa kediamannya ada yang menyabotase nya, tapi dia lebih memilih untuk menyelidikinya terlebih dahulu sebelum bertindak.
192Please respect copyright.PENANAMNJhtjAmxl
Sampai pada akhirnya Dinda benar-benar diancam oleh seseorang itu.
192Please respect copyright.PENANARxjPgjwOxK
"Ha.. Kok, loh kok mati lampu kan padahal di sini itu tidak sedang turun hujan ya, atau ada perbaikan listrik yang konslet di kediaman ini, eh atau jangan-jangan si om lupa bayar listrik lagi makannya listriknya mati, ah tapi mana mungkin kan om kaya raya buktinya bisa membangun kediaman ini juga mempunyai istri empat, sudah lah saya pergi tidur lagi." keluh Dinda saat di kediaman tuan Arjun mati lampu.
192Please respect copyright.PENANA7uwwQNjMfc
"Ya sudah ku duga kau datang dan menyabotase listrik di kediaman ini, siapa lagi yang kali ini kau incar?" tanya tuan Arjun.
192Please respect copyright.PENANAyW4NvW6ocb
Drap.. Drap.. Drap.. Suara kaki melangkah masuk ke dalam kamar Dinda.
192Please respect copyright.PENANAajeYvo5Yp3
"Sepertinya ada yang masuk ke kamar ini, Daniar kau kah itu?" tanya Dinda.
192Please respect copyright.PENANA2gDipoxkGl
"Bukan.." jawab seseorang yang tidak di kenal oleh Dinda.
192Please respect copyright.PENANAspsUFxlYVn
"S-siapa kau?"
192Please respect copyright.PENANAkpDLOsikA5
"Aku malaikat pencabut nyawa."
192Please respect copyright.PENANA4Nc7f8F2N6
"Apa..!!" Dinda terkejut saat mendengar jawaban dari seseorang itu.
192Please respect copyright.PENANAYy13x8aqqi
"Stttss.. Pelan kan suaramu atau.." seseorang itu mulai mengancam Dinda.
192Please respect copyright.PENANAmEgo3i625w
"Atau apa?"
192Please respect copyright.PENANA4RuS8vQE21
"Pisau ini akan menancap di tubuh mengerti?"
192Please respect copyright.PENANAvU0jsEPP58
Dinda mulai ketakutan saat pisau itu menyentuh wajahnya. Ya dia adalah Darwin, seorang pengawal yang menjadi kekasih gelap Nurma.
192Please respect copyright.PENANATboLxWdl7x
"Jauhkan benda itu dariku."
192Please respect copyright.PENANADeEKUnsJ93
"Boleh saja, asal.."
192Please respect copyright.PENANArp29WoXcb8
"Asal apa.. Apa yang kau inginkan dariku?"
192Please respect copyright.PENANAFKbRGL9QVB
"Aku ingin agar kau tidak mengatakan apa-apa pada siapa pun termasuk suamimu itu.."
192Please respect copyright.PENANA61wwEnueY2
“Berkata apa-apa, maksudmu?”
192Please respect copyright.PENANAEEoyD55HEF
"Alah kau ini jangan sok polos deh.."
192Please respect copyright.PENANAbHi5SkuqBW
"Ya memang aku tidak mengerti apa yang kau katakan."
192Please respect copyright.PENANAvqZfGx1mzZ
“Kau ingat Nurma dan pelayannya?”
192Please respect copyright.PENANAWK4jhBYpDA
"Iya, jangan-jangan kau.."
192Please respect copyright.PENANAx4E4aHWBww
Darwin pun akhirnya membekap mulut Dinda dan membawanya pergi dari ruangan. Sementara itu di paviliun tuan Arjun mengingat kalau Dinda sangat takut dengan kegelapan, akhirnya tuan Arjun keluar dari paviliunnya untuk memeriksa Dinda di paviliunnya.
192Please respect copyright.PENANAtkhT8kRMm5
Dan rencana Darwin pun gagal membawa Dinda. Karena tuan Arjun yang tiba-tiba datang ke paviliunnya.
192Please respect copyright.PENANAWeqhzAAgUE
"Sialan orang itu datang segala lagi ke sini, eh dengar ya nyonya tutup mulutmu itu, jangan pernah membuka atau mengungkap rahasia itu atau jika tidak kau akan bernasib sama seperti madu mu itu juga dengan pelayan madu mu itu." seseorang itu pergi meninggalkan Dinda di depan paviliunnya dengan keadaan masih terikat dan mulut di lakban.
192Please respect copyright.PENANAQwmJjeBo2Q
"Em.. Hem.." Dinda mencoba meminta bantuan.
192Please respect copyright.PENANAZ3u5iOJNdm
Tuan Arjun tiba di paviliun Dinda saat lampu di kediamannya sudah menyala, melihat Dinda dalam keadaan terikat dan mulut di lakban segera berhamburan dan mendekati istri kecilnya itu.
ns 15.158.61.13da2