Dina memang sungguh istri idaman. Bagaimana tidak? Dia mengizinkan Budi memiliki 3 selir yang cantik cantik dan orang kaya semua pula. Tak tanggung tanggung ibu dan kedua anak gadis nya disikat ama Budi dan mereka bertiga dibuat menurut kayaknya anjing. Dina bahkan menyaksikan sendiri bagaimana ketiga perempuan itu dinikmati oleh Budi sendiri dan Dina bahkan merawat ketiga selir nya Budi dengan sabar dan Dina juga dekat dengan mereka bertiga. Budi? Ya si brengsek ini menang banyak. Dari zaman dulu saja sudah dapat anak gadis nya pak kepala desa yang masih perawan dan sekarang 2 anak gadis bos nya disikat pula dan keperawanan nya juga diambil bahkan gak tanggung tanggung nyonya besar nya alias istri bos nya yang belum turun mesin itu disikat juga. Kalau saja Budi bisa hidup 1000 tahun, bakal awet muda mungkin dia. Sementara itu, di sebuah ruangan rahasia, ada seorang wanita muda yang sedang bercinta dengan lelaki yang sudah cukup berumur. Ya siapa lagi kalau bukan bu Ratih alias sekretaris dari bos Budi yang tentu nya adalah suami dari Yanti yang sudah memohon mohon ke Budi untuk dijadikan selir nya. Desahan desahan Ratih menggema di ruangan kedap suara itu. Di tempat itulah, dulu Yanti menyiruh seseorang memasang kamera rahasia untuk memastikan berita tentang perselingkuhan suaminya yang ternyata memang benar. Tubuh Ratih juga sama indahnya dengan kedua anak gadis bos nya, Citra dan Sari. Ratih belum menikah dan pastinya tak punya anak. Alhasil tak heran puting susu nya berwarna pink seperti Sari dan Citra tapi mana mungkin si bos brengsek ini menghajar kedua anak gadis nya. Perkara besar itu. Alhasil, bos besar ini dengan kemampuan speak speak iblis yang hebat ditambah kebutuhan hidup Ratih yang mau seperti nyonya besar membuat mereka menyatukan alat kelamin mereka berdua. Kalau saja bos Budi ini tahu niat jahat Ratih. Dia ingin menyingkirkan Yanti dan mengambil posisi nyonya besar di perusahaan itu. Sebelum Ratih ada, Yanti dan suami nya baik baik saja. Yanti juga awalnya sudah tidak menyukai keberadaan sekretaris cantik suami nya namun Yanti tetap percaya saja sampai semua nya terbongkar. Meski hanya seorang sekretaris, Ratih memiliki tas mewah dan perhiasan banyak dari emas asli. Tugas dia? Cukup buka pakaian nya sampai telanjang bulat di depan bos nya dan membuka kedua kaki nya yang lebar. Tidak sulit, kan? Mau sama mau. Meski demikian, dia tidak terima kalau istrinya dinikmati Budi. Dia diam diam menyuruh 3 orang bawahannya atau lebih mirip ajudan nya untuk mengawasi Budi dan apes saat itu, Budi saat sedang makan dan naik ke kamar bersama Yanti, difoto oleh ketiga ajudan nya dan dikirim ke bos nya. Hanya karena performa kerja Budi sangat memuaskan dan mampu melebihi ekspektasi, bos besar nya tidak mau memecat dia. Memecat dia dan kalau dia bekerja dengan perusahaan saingannya, serangan balik. Gawat. Bos Budi berpikir untuk menghabisi nyawanya tapi dia harus mencari saat yang tepat. Sejauh ini, dia berlagak bodoh saja alias tidak tahu apa apa terhadap Budi. Suatu hari, saat Budi dan istrinya beserta ketiga selir nya mau melepas rindu di tempat yang sama, Dina yang setia dan tidak pernah habis akal akan membuat kejutan. Dina ternyata diam diam sudah mengatur semuanya dari jauh jauh hari. Istri Budi sudah menyuruh ketiga selir nya memotong rambut mereka dengan gaya yang sama seperti dirinya. Tinggi tubuh Mereka berempat juga sama begitu juga warna kulit mereka. Sama sama putih bersih. Sejak Dina memberikan dan juga memakai krim pencerah puting susu itu, mereka berempat kini memilki puting susu yang berwarna pink. Yanti yang sudah rajin meminum jamu dari Dina sekarang sudah bisa menghasilkan asi lagi. Wajar saja karena hanya Yanti lah yang sudah pernah melahirkan sehingga dia yang mampu dan layak untuk memberi asi. Dina kali ini juga mencukur habis rambut kemaluannya. Demi permainan ini, dia rela turun kasta untuk sesaat saja. Dan masuklah mereka semua ke kamar yang sudah sangat familiar dengan mereka semua. Dina yang sudah melatih ketiga selir nya itu tentu tahu apa yang harus diperbuat. Mereka semua langsung ke kamar mandi untuk mandi bersama. Seperti biasa, Budi diperlakukan layaknya sultan atau kaisar atau apapun namanya itu oleh mereka berempat. Sari dan Citra membersihkan tubuh lelaki itu dengan payudara mereka. Yanti membersihkan dan memijat kemaluan tuan nya dan Dina? Menonton saja melihat suami nya dimanja manja oleh ketiga selir nya sambil makan anggur di tepian. Dina memanggil Budi untuk mendekat dan dia menyodorkan anggur itu ke Budi untuk digigit dan dimakan. Setelah itu, Budi mengambil pisang sebatang dan dibuka, kemudian pisang itu disodorkan ke mulut Dina tanpa digigit atau dimakan. Dina dengan menutup matanya menjilat dan mengulum pisang itu seperti memberikan oral seks ke penis Budi. Ketika selir itu tersenyum dan sudah mulai terangsang juga tak sabar ingin memberikan oral seks ke tuan mereka bertiga sebagai tanda bakti dan setia mereka kepada Budi. Budi kemudian menyodorkan pisang yang sama ke Yanti dan dia melakukan hal yang sama seperti Dina lakukan begitu juga seterusnya, Yanti, Dina dan Citra yang terakhir. Pisang yang sudah tak berbentuk itu dibuang dan Budi bangkit berdiri memamerkan penis burung elang nya di harapan para wanita itu. Mereka bertiga bersama sama membelai penis raksasa itu. Setelah itu mereka kembali membilas tubuh mereka semua. Dna menyuruh Budi menunggu di kamar mandi untuk sesaat dan tak lama kemudian, Dina memanggil Budi. Lelaki itu keluar dan menemukan secarik kertas. Berikut pesan dari Dina “Kamu nanti buka tirai di ranjang itu. Kamu harus menebak nebak yang mana istri kamu dan mana selir kamu tapi namanya harus disebut ya. Kamu cuma boleh melihat tapi gak boleh nemegang” Budi sudah sangat penasaran. Dia akhirnya berlari ke ranjang yang ditutup tirai tersebut. Dibuka tirai itu dan… celaka 12. Mereka berempat memakai topeng dan puting susu mereka ditutup band aid agar warna puting nya tidak terlihat. Yang paling menantang adalah mereka semua berada dalam posisi doggy style alias menungging dan berjajar. Budi bingung. Ditambah model rambut mereka sama semua. Soalnya lagi, rambut kemaluan Dina juga dicukur habis seperti selir selir nya. “Wah celaka nih. Pantat sama montok. Kulit sama putih. Rambut model sama semua. Ditutup topeng pula dan gak boleh pegang pegang.” Kata Budi dalam hati. Budi karena tidak boleh menyentuh, dia mengendus vagina mereka 1 1 dan tetap saja tidak membantu karena dia manusia, bukan anjing pelacak. Frustrasi dengan ide istrinya, dia menepuk pantat perempuan di tengah dan menyebut nama Sari. Perempuan itu berdiri dan membuka topeng nya… ternyata… Citra. Citra tersenyum malu dan dia menuju tepi ranjang. Budi menepuk pantat perempuan paling kanan dan menyebut nama Dina tapi malahan Yanti. Berarti tinggal 2 yang tersisa. Yanti memberitahu Budi kalau salah lagi, nanti dihukum sama nyonya. Budi cemas dan dia menepuk pantat 1 lagi dan menyebut nama Dina tapi malahan Sari. Mereka bertiga tertawa dan Dina melepas topeng nya sambil tertawa. “Ingat rasa tapi lupa nama. Kayak supir truk aja kamu.” Ledek Dina. Alhasil, Budi dihukum Dina. Istri pintar dan cantik itu menutup mata Budi dan dia mengikat penis Budi dengan seutas tali. Budi disuruh mengejar semua selir nya dan sesekali Dina menarik tali itu agar Budi gagal mendapatkan selir dia. Budi berlari lari dan saat Dia sudah mau mendekati Sari, Dina menarik tali itu dan Budi gagal karena penisnya ditarik oleh tali itu. Untung saja dari karet. Coba kalau putus beneran. Bubar dah pesta nya. Dina dan semua selir nya tertawa melihat betapa malangnya tuan mereka. Dina tertawa puas mempermainkan suaminya. Sesekali para selir Budi mencolek colek penis Budi dari samping atau depan bahkan belakang. Budi gagal menangkap mereka dan akhirnya Budi berhasil menangkap Yanti. Budi memeluk tubuh Yanti dengan erat. Dia turun dan melepas ikatan di penis nya dan penutup matanya dibuka. Yanti tersenyum malu. Dina yang berada di dekat mereka berdua berkata, “sayang. Selir baru jangan cuma dilihat. Dicium dong.” Budi mencium bibir Yanti dengan mesra. “Sudah sudah. Nanti nafsu. Hukuman kamu belum selesai loh, sayang.” Kata Dina. Ketiga selir Budi tertawa dan Dina kini menyuruh Budi berbaring terlentang di atas ranjang. Budi menurut dan dia memerintahkan Sari dan Dina untuk mengambil sesuatu dari kamar mandi. “Baik nyonya.” Jawab mereka dengan lembut dan tertawa kecil melihat Budi. Mereka berdua keluar membawa alat cukur dan krim nya. Yanti yang duduk bersimpuh di belakang Budi memangku kepala Budi dan kedua selir muda itu membantu Dina menahan penis tuan nya. Mereka bertiga dengan kompak mencukur habis rambut kemaluan Budi yang sekarang pantat nya berada di pangkuan istrinya. Setelah dibersihkan, penis menjadi berkilauan seperti intan berlian dan terlihat semakin besar. Ketiga selir Budi sampai berteriak karena kagum dan ketakutan. “Itu hukumannya. Jadi bocah lagi. Eh nggak deh, sayang. Kita semua gundul. Hehehe. Tapi ingat ya. Cuma saya dan suami saya yang boleh punya rambut di kemaluan. Kalian tetap tak boleh ya.” Kata Dina. “Paham nyonya.” Jawab mereka sambil tertawa kecil melihat penis Budi yang semakin besar. Dina kemudian menggandeng tangan Budi untuk duduk di sofa. Ketiga selir Budi yang sudah dididik oleh Dina itu langsung turun dari ranjang dan duduk bersimpuh di hadapan Budi dan istrinya. Iya, tiga wanita high class kaya raya itu duduk bersimpuh di depan Budi dan Dina layaknya para pelayan yang menunggu perintah. Ibu dan kedua anak gadis nya sudah kecanduan oleh sebatang penis sumber sengketa tersebut. Dina menepuk kedua tangannya memberikan kode. Budi bingung. Kegilaan apalagi nanti ini. Dina dan Budi hanya memakai pakaian dalam saja supaya tidak terlihat se level dengan para selir nya. Dina hanya memakai bra dan celana dalam sedangkan Budi hanya memakai celana dalam saja. Ibu dan dua anak gadisnya itu telanjang bulat. Sari dan Citra mengambil 2 gelas yang diisi es batu. Mereka kemudian kembali duduk bersimpuh dan Yanti diberikan kode oleh Dina. Yanti mengganti posisi menjadi posisi merangkak bukan seperti doggy style meskipun entotable. Kedua anak gadis Yanti memerah payudara ibu kandungnya dan karena rajin minum jamu dari Dina, asi Yanti keluar kembali. Seperti peternak sapi, Citra dan Sari sambil tersenyum memerah susu itu dan menuangkannya di gelas yang sudah diisi es batu. Setelah cukup oenuh, mereka berjalan sambil berlutut mempersembahkan 2 gelas itu ke tuan dan nyonya nya. “Tuan dan nyonya. Tolong terimalah persembahan yang berupa air susu dari ibu kandung kami yang telah melahirkan kami berdua untuk melayani tuan dan nyonya. Silahkan dinikmati, tuan dan nyonya. Keasliannya tak perlu diragukan lagi.” Kata mereka berdua yang masih berlutut di depan Dina dan Budi. Dia menyuruh mereka kembali mundur. Mereka berdua meminum susu dari Yanti dengan penuh kenikmatan karena ada es batu juga rasanya khas. Beda dengan susu biasanya. “Hmm. Asi memang beda ya.” Kata Budi yang sambil melihat dan mengangkat gelasnya. “Iya, sayang. Asi beda rasanya. Enak juga.” Kata Dina yang kemudian bersilang dengan suaminya. “Istriku memang hebat. Sudah kamu latih ya mereka bertiga?” Tanya Budi. “Iya, sayang. Mereka harus dilatih agar lebih taat sama kita berdua. Ibu Yanti, kemarilah.” Kata Dina memanggil Yanti yang berjalan merangkak. “Coba berdiri di depan tuan mu.” Perintah Dina. Yanti yang telanjang bulat itu berdiri di hadapan Budi. ” Wah. Sayangku. Lihat tuh puting susu ibu Yanti. Jadi warna merah muda. Kayak anak anak nya. Ibu jadi gadis lagi ya sekarang. Gadis kok bisa menyusui? Nakal ya.. hehehe. Sini papa pangku kamu, nak.” Kata Budi sambil tertawa diikuti Dina yang begitu bahagia melihat suaminya sangat puas dengan hasil kerja anak didiknya. Yanti duduk di pangkuan Budi dan puting susu nya dihisap hisap serta sesekali dimainkan dan diputar putar bahkan dipencet oleh Budi. Budi puas dan tertawa bahagia. Dia menyuruh Yanti kembali bersama kedua anak gadis nya. “Kalian berdua masih muda. Belum pernah hamil. Jadi tidak perlu kecil hati kalau belum bisa menghasilkan asi.” Kata Dina. Alhasil, Dina meminta Budi mengubah posisi sofa sehingga dia dan istrinya bisa saling berhadapan. Dina memanggil mereka bertiga. Yanti disuruh duduk di pangkuan suami nya dan kedua anak gadis Yanti dipangku oleh Dina. Mereka saling berhadapan. D: tuh kalian berdua jangan kalah sama mama dong. Masak mama sama cantiknya sama kalian. Pentil nya dah sama warna nya sama kalian. Bisa kasih asi. Hehehe. Kalau mau asi, kalian harus mau dibuahi ama tuan kalian. S: nyonya. Kami belum mau dibuahi. Tunggu nanti, nyonya. C: iya nyonya. Saya juga belum mau. Nanti ya nyonya. D: saya tahu. Saya hanya bercanda sama kalian. Hehehe. Kedua selir muda itu membaringkan kepala mereka berdua di dada Dina seperti 2 anak perempuan yang sedang dimanja ibu kandung nya. Yanti sendiri seperti wanita yang sudah lama tak merasakan kehangatan lelaki sejati. Yanti merasa sangat bahagia berbaring di dada Budi yang berotot itu dan Dina membuat dia kembali 20 tahun lebih muda seperti anak gadis. Setelah selesai bermanja manja, Dina memberikan kode untuk para selir suaminya. Mereka semua naik ke atas ranjang… Sementara itu, nun jauh di sebuah gudang tua, ada 4 lelaki sedang membahas sesuatu. “Kalian paham kan apa yang saya maksud. Di tempat ini, kalian habis dia. Paham?” “Paham pak!” Jawab ketiga pria berotot besar itu.
ns 15.158.61.21da2