"Berapa umurmu?"
336Please respect copyright.PENANAHPYfzlm90X
"20 tahun nyonya."
336Please respect copyright.PENANAWTgDDwA6BN
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
336Please respect copyright.PENANA2vIrawOMRt
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
336Please respect copyright.PENANAkFDbGvAFyh
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
336Please respect copyright.PENANAi0jtq7rjAP
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
336Please respect copyright.PENANAYs7X4Xoxwi
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
336Please respect copyright.PENANAK1kIFmA5t1
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
336Please respect copyright.PENANADNtiRQBDGR
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
336Please respect copyright.PENANAkFYdhnJX5w
"Kenapa begitu?"
336Please respect copyright.PENANAI8vNXT5te3
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
336Please respect copyright.PENANAvv4y8GtqUc
"benarkah?"
336Please respect copyright.PENANADyHLL2jxTC
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
336Please respect copyright.PENANAbMWoJOcWqJ
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
336Please respect copyright.PENANAY1OHCXeRSB
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
336Please respect copyright.PENANA8Z29STkeqb
"Aku tidak sejahat itu."
336Please respect copyright.PENANAOnKgZSRgoU
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
336Please respect copyright.PENANAMxCVUAUAb1
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
336Please respect copyright.PENANAwuo7og7HKF
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
336Please respect copyright.PENANAtvBF9a5lIY
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
336Please respect copyright.PENANAbGeNVf7yju
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
336Please respect copyright.PENANAvVH7WnXpHH
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
336Please respect copyright.PENANAL5L6wlhbNK
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
336Please respect copyright.PENANAxQQJWTX2kj
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
336Please respect copyright.PENANAy4yo3p4azL
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
336Please respect copyright.PENANAruimeigSem
"Baiklah."
336Please respect copyright.PENANAPHzpt76lqc
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
336Please respect copyright.PENANAMJo8llWebA
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
336Please respect copyright.PENANAoJXcmfXxLZ
"Baiklah." kata Dinda patuh.
336Please respect copyright.PENANAd4elXUk8ja
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
336Please respect copyright.PENANAN45t3RDgnR
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
336Please respect copyright.PENANAQw5YiHOF1g
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
336Please respect copyright.PENANAQDTB2CYltZ
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
336Please respect copyright.PENANAYRU6PHIdiv
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
336Please respect copyright.PENANASBFY0MExnn
Klotak..Klotak..Klotak..
336Please respect copyright.PENANALmVvPoAQkU
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
336Please respect copyright.PENANAkyErNH9tzg
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
336Please respect copyright.PENANAoLTuVdhVo0
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
336Please respect copyright.PENANASdvUKGH1Zo
"Duduklah." kata Arjun.
336Please respect copyright.PENANArBytBtKQFh
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
336Please respect copyright.PENANAPjhBmoRvKM
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
336Please respect copyright.PENANAsoD7qQDOse
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
336Please respect copyright.PENANAUp4yJ5oAmz
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
336Please respect copyright.PENANAOoP2y1H3no
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
336Please respect copyright.PENANAgWtkdXJdPE
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
336Please respect copyright.PENANAR6ntHBWgvN
“Nyonya mau rambutan itu?”
336Please respect copyright.PENANAVmd2xFWzw8
"Boleh?"
336Please respect copyright.PENANA5u6L1bTWIZ
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
336Please respect copyright.PENANAeJY2fjbr4N
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
336Please respect copyright.PENANAbEafX7GI4b
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
336Please respect copyright.PENANAY0IRUHchI5
"Sedang apa kamu?"
336Please respect copyright.PENANA0p7CAscpiE
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
336Please respect copyright.PENANAh9vV08D6bb
"Apa perlu aku carikan tangga?"
336Please respect copyright.PENANAEBCVltX67Q
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
336Please respect copyright.PENANAXym3959Ss3
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
336Please respect copyright.PENANA5fzuGvoEyM
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
336Please respect copyright.PENANAI1g4I6Ircg
"Tuan.." kata Dinda lirih.
336Please respect copyright.PENANAcTxoFLer95
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
336Please respect copyright.PENANAUivE1weaOT
"Baik tuan."
336Please respect copyright.PENANA9nN2pItNj5
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
336Please respect copyright.PENANAigsmYeMtq3
"Argh.. Aaaa.."
336Please respect copyright.PENANAsn0DArcKvZ
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
336Please respect copyright.PENANA2YUPDQ0sy7
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
336Please respect copyright.PENANA9F8eJu0A2f
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
336Please respect copyright.PENANACctYd1ivXd
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
336Please respect copyright.PENANAOxccDVp8OK
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
336Please respect copyright.PENANABrpkGmkwQc
"Jadi kamu menungguku di sini?"
336Please respect copyright.PENANAbG0WYM6SNF
"Iya nyonya."
336Please respect copyright.PENANAWy83GRbjHL
“Kemarilah?”
336Please respect copyright.PENANAxDAT8Op2Er
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
336Please respect copyright.PENANAgBH2aUWXWz
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
336Please respect copyright.PENANAGq3Ti7kKIQ
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
336Please respect copyright.PENANA3FFydQZJka
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
336Please respect copyright.PENANAIBlS2MJC9R
"Atau apa nyonya?"
336Please respect copyright.PENANAgYzFG20D0u
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
336Please respect copyright.PENANAWagZrOpg5A
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
336Please respect copyright.PENANAU5w0aHreHZ
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
336Please respect copyright.PENANAsPpwcH2Lk6
"Baik nyo.."
336Please respect copyright.PENANA6rdBgfJZJB
"Apa yang kamu katakan!!"
336Please respect copyright.PENANAnmgyEVIbNa
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
336Please respect copyright.PENANAGw7JvMj7AY
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
336Please respect copyright.PENANAEAZ6xoehL0
“Kamu mau kemana Dinda?”
336Please respect copyright.PENANACCqFvTe9RC
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
336Please respect copyright.PENANARDsFhfoZV0
"Tunggu biar aku antar."
336Please respect copyright.PENANAEQ16fxDLMD
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
336Please respect copyright.PENANAoSj8gnbHKs
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
336Please respect copyright.PENANAy7ptxR8ZYE
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
336Please respect copyright.PENANAHxTOrm5UNP
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
336Please respect copyright.PENANA5Jo2eZhLtr
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
336Please respect copyright.PENANAlO84cIDuxV
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
336Please respect copyright.PENANAPzF7YErfeu
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
336Please respect copyright.PENANAoMYGWcFzuZ
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns 15.158.61.41da2