58161Please respect copyright.PENANAx4okMQEaBD
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.58161Please respect copyright.PENANAafhbWiuo7O
58161Please respect copyright.PENANAgq1EhVqoWY
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.58161Please respect copyright.PENANA72RTi3eiGI
58161Please respect copyright.PENANA2wx6aLrFYi
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.58161Please respect copyright.PENANA4klIGTEO4o
58161Please respect copyright.PENANAkPWc7vQixW
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.58161Please respect copyright.PENANA5im4oB1KfX
58161Please respect copyright.PENANAiO73IFToQK
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.58161Please respect copyright.PENANA5VyNWr4B9h
58161Please respect copyright.PENANAqCBdYEe0f7
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.58161Please respect copyright.PENANAU0maOQMB36
58161Please respect copyright.PENANAtGtCWTBoyx
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.58161Please respect copyright.PENANA1AcVIrnyfp
58161Please respect copyright.PENANADVSjLFHQwY
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.58161Please respect copyright.PENANA1NwHNj5PmK
58161Please respect copyright.PENANAVSez3lSYOc
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.58161Please respect copyright.PENANAmpIX3cFlkF
58161Please respect copyright.PENANAVirx4Px4Fu
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.58161Please respect copyright.PENANAvQLSJieqG7
58161Please respect copyright.PENANAKl156XEZx6
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.58161Please respect copyright.PENANAoeKoDKf10E
58161Please respect copyright.PENANA2tr7UsNeFf
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.58161Please respect copyright.PENANATVlYibTg9T
58161Please respect copyright.PENANAmc7a3LA0eB
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.58161Please respect copyright.PENANALOHxPLMgOF
58161Please respect copyright.PENANA9zJxXjphYv
"Pulang" balasku singkat.58161Please respect copyright.PENANAnf9Ap5pbcz
58161Please respect copyright.PENANAoJxopJ5yU0
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.58161Please respect copyright.PENANAHperskfbG9
58161Please respect copyright.PENANAHEZtVw2cnV
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.58161Please respect copyright.PENANAIEmhLkh3LV
58161Please respect copyright.PENANANPnyvB7C1f
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.58161Please respect copyright.PENANAiKVRjmhtri
58161Please respect copyright.PENANAWqLC9EOoLD
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.58161Please respect copyright.PENANAf88JUIbzIl
58161Please respect copyright.PENANAiOz0QkZooM
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.58161Please respect copyright.PENANAHjisrxQmD2
58161Please respect copyright.PENANAswi3k2lq39
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.58161Please respect copyright.PENANANpAyZla0xl
58161Please respect copyright.PENANA2yaIpcz5I1
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.58161Please respect copyright.PENANAaKqshpeagm
58161Please respect copyright.PENANAE18WgPPz9D
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.58161Please respect copyright.PENANAL8nOsddbtd
58161Please respect copyright.PENANAjI3xmSbrKd
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.58161Please respect copyright.PENANAUFiJQbIpLh
58161Please respect copyright.PENANAPCRFOQlfH4
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.58161Please respect copyright.PENANAJT9hif7xle
58161Please respect copyright.PENANAZ7bhNPYoTH
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.58161Please respect copyright.PENANAWY04NsiWDJ
58161Please respect copyright.PENANAlJcLr5Y2pt
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.58161Please respect copyright.PENANAJ4IB3cEf4i
58161Please respect copyright.PENANAqhGQP02Uzh
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.58161Please respect copyright.PENANAmpWSYvRja1
58161Please respect copyright.PENANAJVOUjUMcgy
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.58161Please respect copyright.PENANAZ4FuqnqNX9
58161Please respect copyright.PENANA92qKOn1b8Z
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.58161Please respect copyright.PENANA1pbIBY3q4b
58161Please respect copyright.PENANANy9iS20uO3
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.58161Please respect copyright.PENANAuXI9GiyAZ4
58161Please respect copyright.PENANAemwKGU1i2g
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.58161Please respect copyright.PENANAounn1IfTsR
58161Please respect copyright.PENANAqbM6cWwQfI
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.58161Please respect copyright.PENANAUvm4yjpU5W
58161Please respect copyright.PENANAGvXLYxJMA3
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.58161Please respect copyright.PENANARQU5rYCraw
58161Please respect copyright.PENANA4S3cPvCd15
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.58161Please respect copyright.PENANARRBLyRxvxZ
58161Please respect copyright.PENANAKPNsyC7PkC
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.58161Please respect copyright.PENANAl5sgJFA1Ta
58161Please respect copyright.PENANAwpN5fkuCSI
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??58161Please respect copyright.PENANAVm2X0abviW
58161Please respect copyright.PENANAHSskpbv2bl
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.58161Please respect copyright.PENANAznvgsBlRem
58161Please respect copyright.PENANAcqnUnyzK5j
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.58161Please respect copyright.PENANAJPh71KXJuD
58161Please respect copyright.PENANAJbnXwwWd2N
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.58161Please respect copyright.PENANAhq0oGXDoPN
58161Please respect copyright.PENANAdg2hryRKAU
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.58161Please respect copyright.PENANASSxENGe9Tr
58161Please respect copyright.PENANAi5Y6wVbAhE
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.58161Please respect copyright.PENANAKY1s3EG1xq
58161Please respect copyright.PENANAbA4jbRURgd
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.58161Please respect copyright.PENANAlGVzmxs4Wg
58161Please respect copyright.PENANAnzhTwBKLjd
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.58161Please respect copyright.PENANAUOdENiHdUA
58161Please respect copyright.PENANA0YqzDylpqD
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.58161Please respect copyright.PENANATLOKs6IYjO
58161Please respect copyright.PENANAdNXYtgU7hZ
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.58161Please respect copyright.PENANADkiNGF6hau
58161Please respect copyright.PENANAZmDoZOO5MU
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.58161Please respect copyright.PENANArC3eGzmWfl
58161Please respect copyright.PENANAgxSR4do3mK
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.58161Please respect copyright.PENANAXGu3G4dMcw
58161Please respect copyright.PENANAEejSZVccTo
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.58161Please respect copyright.PENANADqgVSMzfM4
58161Please respect copyright.PENANA3AtQHCqegP
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.58161Please respect copyright.PENANARiOMT4bdmb
58161Please respect copyright.PENANAzkQMSHvvUF
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.58161Please respect copyright.PENANABWqxdEt6mC
58161Please respect copyright.PENANATUSY4W3O95
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.58161Please respect copyright.PENANAkYtrWlw9k4
58161Please respect copyright.PENANADlVL6EwfkC
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.58161Please respect copyright.PENANAsyz4UF5nlj
58161Please respect copyright.PENANAMXUsQR3nvj
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.58161Please respect copyright.PENANAnwjiX9ScoV
58161Please respect copyright.PENANAwciX2KPMkl
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.58161Please respect copyright.PENANAsZceiNnaov
58161Please respect copyright.PENANAdSqpwqKP3t
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.58161Please respect copyright.PENANAOPltsVjfgo
58161Please respect copyright.PENANAfZzwHRd4ya
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.58161Please respect copyright.PENANAVOgWzE66vm
58161Please respect copyright.PENANAcyIT7NgalC
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.58161Please respect copyright.PENANAlEE2RpM15y
58161Please respect copyright.PENANA0IuZRsjmYX
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.58161Please respect copyright.PENANAjGVSwqRknz
58161Please respect copyright.PENANAYSwj8gGQJp
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.58161Please respect copyright.PENANAqAOPdBRraB
58161Please respect copyright.PENANApn9E8kJaxl
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.58161Please respect copyright.PENANApezd2WV67h
58161Please respect copyright.PENANA0nMYXnixsd
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.58161Please respect copyright.PENANA8uhXfpWmV4
58161Please respect copyright.PENANA9stVWtvRc9
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.58161Please respect copyright.PENANAJqhNugYx0h
58161Please respect copyright.PENANAq7s46OpTiQ
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.58161Please respect copyright.PENANAnuMn1BfkHI
58161Please respect copyright.PENANAwLbe7Axtja
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.58161Please respect copyright.PENANA4Q33Grw5yK
58161Please respect copyright.PENANAPsFm0oWTWg
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.58161Please respect copyright.PENANAtBwaVKMzes
58161Please respect copyright.PENANADuZwqUN9Dl
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.58161Please respect copyright.PENANA45RAoJA3J5
58161Please respect copyright.PENANALqBw2otFBc
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.58161Please respect copyright.PENANA4TbhneH9Ad
58161Please respect copyright.PENANAerGi9m1QSq
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.58161Please respect copyright.PENANAZnBk1vbtqX
58161Please respect copyright.PENANAJtQxnoi8k4
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.58161Please respect copyright.PENANAvcnHxHFlIr
58161Please respect copyright.PENANATsSbmdG6WI
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.58161Please respect copyright.PENANAvR6isDHvoo
58161Please respect copyright.PENANAMtXkeus4x8
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.58161Please respect copyright.PENANAmIPPaZFvUZ
58161Please respect copyright.PENANA62l0PwA6XV
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.58161Please respect copyright.PENANAAPgl1iIxvV
58161Please respect copyright.PENANA11gNKjCfTM
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.58161Please respect copyright.PENANAX7rR2ALzCg
58161Please respect copyright.PENANA7GpoRuWPVs
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.58161Please respect copyright.PENANAB0gA18loU7
58161Please respect copyright.PENANASEa4iAbj6o
ASTAGFIRULLAH!!!58161Please respect copyright.PENANABcyPf0kbMW