63627Please respect copyright.PENANALRD87CbTcM
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.63627Please respect copyright.PENANAQLwSErqLhy
63627Please respect copyright.PENANArvBPEHFrNq
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.63627Please respect copyright.PENANAU7PKz2pHIA
63627Please respect copyright.PENANACH31tw7L4j
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.63627Please respect copyright.PENANAWl9rjwrtAF
63627Please respect copyright.PENANAJ7wxq5x1Av
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.63627Please respect copyright.PENANAAnDAvg60tK
63627Please respect copyright.PENANAsWhejmJyVt
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.63627Please respect copyright.PENANApRUkT7t5lm
63627Please respect copyright.PENANANTtJdQLDML
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.63627Please respect copyright.PENANAV4VqwrXIRg
63627Please respect copyright.PENANAsY2YU3yIrf
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.63627Please respect copyright.PENANAKYR5NKEpyL
63627Please respect copyright.PENANAMu3SK1kDyM
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.63627Please respect copyright.PENANADkK5qNf2ke
63627Please respect copyright.PENANAbP3V2MLjt9
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.63627Please respect copyright.PENANAL5VYfTzddP
63627Please respect copyright.PENANADhbAvzDKxj
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.63627Please respect copyright.PENANALOqDV8tNCG
63627Please respect copyright.PENANAD8BCqOa6xa
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.63627Please respect copyright.PENANAW4gEZOuZUG
63627Please respect copyright.PENANAIY62DxXgwY
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.63627Please respect copyright.PENANAtdWYFVwgJu
63627Please respect copyright.PENANAaysp9Oqd4S
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.63627Please respect copyright.PENANA1kK7G0Zd8q
63627Please respect copyright.PENANAiMRalY8xep
"Pulang" balasku singkat.63627Please respect copyright.PENANAGof4TOxcnE
63627Please respect copyright.PENANAfbhJxmZ6zW
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.63627Please respect copyright.PENANA9jBguEJzu1
63627Please respect copyright.PENANAi0MpUvN5BJ
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.63627Please respect copyright.PENANApmWqV68AFm
63627Please respect copyright.PENANAfKL1UukrBg
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.63627Please respect copyright.PENANAasiyOTSt13
63627Please respect copyright.PENANAp0yKxGOEKl
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.63627Please respect copyright.PENANAlggeA3s2ci
63627Please respect copyright.PENANAtOSrWT1Arm
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.63627Please respect copyright.PENANADFbKgjCCAT
63627Please respect copyright.PENANAl0bMj96QWa
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.63627Please respect copyright.PENANAC59g9wecuQ
63627Please respect copyright.PENANAd7NE9wUCKc
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.63627Please respect copyright.PENANAFCpa3ZcGZW
63627Please respect copyright.PENANAtyd7Vu6lRV
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.63627Please respect copyright.PENANAieAxe8vGqD
63627Please respect copyright.PENANA0SVBMY7Irh
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.63627Please respect copyright.PENANAjFB3iJcRmo
63627Please respect copyright.PENANASRnkB0Yn0U
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.63627Please respect copyright.PENANAbEvQnQRa1S
63627Please respect copyright.PENANAWvqG17C0IQ
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.63627Please respect copyright.PENANAgB2BZZAvBz
63627Please respect copyright.PENANAWUi6orRCtv
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.63627Please respect copyright.PENANAjuilgKFx25
63627Please respect copyright.PENANANhbjJdbB19
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.63627Please respect copyright.PENANAtYssB3N7gz
63627Please respect copyright.PENANAKmCPkBxs2a
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.63627Please respect copyright.PENANAA3po086tZH
63627Please respect copyright.PENANAqzJGkiuVx0
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.63627Please respect copyright.PENANAV2FfMZNeyq
63627Please respect copyright.PENANAvTUkYwTDsM
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.63627Please respect copyright.PENANAOKHoeYy53X
63627Please respect copyright.PENANA7aMC7Q6X53
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.63627Please respect copyright.PENANA8HFkdRCz9J
63627Please respect copyright.PENANANui0QDNNj9
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.63627Please respect copyright.PENANAxSbRQx9FgR
63627Please respect copyright.PENANAOi5ZhIn0Go
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.63627Please respect copyright.PENANAJm27l0sOsO
63627Please respect copyright.PENANAsFQaGVHSHR
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.63627Please respect copyright.PENANAMP92pyxUPS
63627Please respect copyright.PENANA8VkTR8mT5W
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.63627Please respect copyright.PENANAeJayo9JgZo
63627Please respect copyright.PENANAVpV30q9rML
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??63627Please respect copyright.PENANAzKMj1moHv7
63627Please respect copyright.PENANAYpSo8fxuKQ
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.63627Please respect copyright.PENANAXSsXovthW7
63627Please respect copyright.PENANADWrxgqoaTD
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.63627Please respect copyright.PENANASSb81TPaR3
63627Please respect copyright.PENANASxV3BA4jrG
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.63627Please respect copyright.PENANAgFtw2W55x9
63627Please respect copyright.PENANAKsFcNpug7z
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.63627Please respect copyright.PENANAQqzgnvbjuH
63627Please respect copyright.PENANA20j0sQcTjL
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.63627Please respect copyright.PENANA3MYIZkcR1m
63627Please respect copyright.PENANA0QzjAyTyC7
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.63627Please respect copyright.PENANA3e6wQPsNYe
63627Please respect copyright.PENANAY5XOgZGDPS
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.63627Please respect copyright.PENANA8djUACrM6g
63627Please respect copyright.PENANAvqAVxYUwy9
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.63627Please respect copyright.PENANAudLbMDCRgO
63627Please respect copyright.PENANAoXok5ExhJu
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.63627Please respect copyright.PENANAceCYm0mwng
63627Please respect copyright.PENANA6QBvPJtBeN
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.63627Please respect copyright.PENANANbS1Fk4YFf
63627Please respect copyright.PENANAAjcPrzvhop
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.63627Please respect copyright.PENANAZnoHyyEg44
63627Please respect copyright.PENANA2X1vauPUiC
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.63627Please respect copyright.PENANAIDwI4PxKaU
63627Please respect copyright.PENANA2IDl5lBzb9
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.63627Please respect copyright.PENANAWPGdommHJg
63627Please respect copyright.PENANAZ2SP7eG8e3
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.63627Please respect copyright.PENANABwCzFkKYji
63627Please respect copyright.PENANAwXGxiB9v0Q
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.63627Please respect copyright.PENANA0F291oK4PQ
63627Please respect copyright.PENANAjYje9BIbN0
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.63627Please respect copyright.PENANASZxGtAlUzm
63627Please respect copyright.PENANAwXj1u8dPtc
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.63627Please respect copyright.PENANAYJQJG01331
63627Please respect copyright.PENANArM1Ax51Vfr
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.63627Please respect copyright.PENANAR0fsqbuarl
63627Please respect copyright.PENANAZNxrSXJyAo
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.63627Please respect copyright.PENANAQuTpkbZV26
63627Please respect copyright.PENANAY2lTtnOvCK
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.63627Please respect copyright.PENANALMY5c8dWYz
63627Please respect copyright.PENANATiNfCjMuCw
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.63627Please respect copyright.PENANAlGQbWUmcAE
63627Please respect copyright.PENANAn8LISbmm6k
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.63627Please respect copyright.PENANAqQFir2w6Rz
63627Please respect copyright.PENANA5nJUjc32Fy
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.63627Please respect copyright.PENANAeWWCr6XPMT
63627Please respect copyright.PENANAXQu1Bdx7jv
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.63627Please respect copyright.PENANAGMnU9wLcIp
63627Please respect copyright.PENANAh0NvWkUF2u
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.63627Please respect copyright.PENANAifOoMlShTA
63627Please respect copyright.PENANAy3hZ8gxSCb
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.63627Please respect copyright.PENANAbXKwONkYcQ
63627Please respect copyright.PENANAQa7f9L91QK
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.63627Please respect copyright.PENANAyD6mp2SQVG
63627Please respect copyright.PENANAZip609UmTF
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.63627Please respect copyright.PENANAe5XHxNAbOq
63627Please respect copyright.PENANAcQtGF6SPTr
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.63627Please respect copyright.PENANA5MKKk66lkO
63627Please respect copyright.PENANASKWFkvg2U2
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.63627Please respect copyright.PENANALmcTzu4PgG
63627Please respect copyright.PENANAsFXCTQaAwh
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.63627Please respect copyright.PENANASHeVb8n2BW
63627Please respect copyright.PENANAv2VkSXcQhL
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.63627Please respect copyright.PENANAhw6QPmaEl2
63627Please respect copyright.PENANAujifR7AzDF
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.63627Please respect copyright.PENANAbKP4Aba11D
63627Please respect copyright.PENANA4CMh8rKELO
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.63627Please respect copyright.PENANA4T4K6ybTQF
63627Please respect copyright.PENANARZLMijdNGI
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.63627Please respect copyright.PENANA7e9YxUqU4q
63627Please respect copyright.PENANA89JBacoZAN
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.63627Please respect copyright.PENANA0wapwumny2
63627Please respect copyright.PENANAO5BORvmZbH
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.63627Please respect copyright.PENANAEi36HLlNDx
63627Please respect copyright.PENANAEN7lejiqxU
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.63627Please respect copyright.PENANA7teUpgTxN9
63627Please respect copyright.PENANAdwCBSBsXf2
ASTAGFIRULLAH!!!63627Please respect copyright.PENANA2VGGbJ6c21