70260Please respect copyright.PENANAbpfsfc8KZy
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.70260Please respect copyright.PENANAOCl2O1NSuM
70260Please respect copyright.PENANAdn1t7IFwUs
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.70260Please respect copyright.PENANA4FT5QPxLGb
70260Please respect copyright.PENANAP0refAzFYi
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.70260Please respect copyright.PENANAV0LtGxw3xE
70260Please respect copyright.PENANAV22BnbtdOk
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.70260Please respect copyright.PENANANDVfLE4RUy
70260Please respect copyright.PENANAMKoE7Exzt4
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.70260Please respect copyright.PENANAOwuoUteJOB
70260Please respect copyright.PENANA8vre6Q59e7
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.70260Please respect copyright.PENANAoZon5WKihA
70260Please respect copyright.PENANAI9bnnVozV0
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.70260Please respect copyright.PENANASq6S0SHMbf
70260Please respect copyright.PENANA62iD4RzuWw
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.70260Please respect copyright.PENANABiMDeVQrwm
70260Please respect copyright.PENANA5brA2sXLUN
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.70260Please respect copyright.PENANAczZQfqCocv
70260Please respect copyright.PENANA1PU314Gbtb
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.70260Please respect copyright.PENANArNTEanYFk5
70260Please respect copyright.PENANAvwvLbX72O5
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.70260Please respect copyright.PENANAR6LgTYBXlq
70260Please respect copyright.PENANAIxVNJkzaSu
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.70260Please respect copyright.PENANAEp7pa7APJZ
70260Please respect copyright.PENANAhevsf5Yq81
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.70260Please respect copyright.PENANARemhjDh0Ec
70260Please respect copyright.PENANAX4G9e3VM2X
"Pulang" balasku singkat.70260Please respect copyright.PENANAZ2LEtDqT1Q
70260Please respect copyright.PENANA5IPDVflpxM
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.70260Please respect copyright.PENANATQalUHtFOF
70260Please respect copyright.PENANARGmzoxU4QQ
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.70260Please respect copyright.PENANArBWznSkEzS
70260Please respect copyright.PENANA3kAmgJfly4
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.70260Please respect copyright.PENANACs2pnrpbat
70260Please respect copyright.PENANAHaQ50gDEHh
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.70260Please respect copyright.PENANAVQWQJFnyvs
70260Please respect copyright.PENANAPIb8DEXxlx
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.70260Please respect copyright.PENANADiRCo11yKr
70260Please respect copyright.PENANAeJvMc40u63
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.70260Please respect copyright.PENANAh5rMpF9qW5
70260Please respect copyright.PENANAsWcEEMurvk
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.70260Please respect copyright.PENANAsIz4hbw9KR
70260Please respect copyright.PENANASL1LEgW4M9
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.70260Please respect copyright.PENANAg9W5cLbcFE
70260Please respect copyright.PENANActEQ4fUF47
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.70260Please respect copyright.PENANAP4h0QHLLtB
70260Please respect copyright.PENANAf2YQSPm93P
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.70260Please respect copyright.PENANAmFjNqop0wS
70260Please respect copyright.PENANAmVnPvJXZuf
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.70260Please respect copyright.PENANA6vKUsP6BSu
70260Please respect copyright.PENANAFbfvDR6aDk
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.70260Please respect copyright.PENANAPeiAoIIZi8
70260Please respect copyright.PENANA2qMZAd8Bv7
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.70260Please respect copyright.PENANAr1WR6BL5e8
70260Please respect copyright.PENANAsaBQk1cwZH
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.70260Please respect copyright.PENANAs7OWRWbhsV
70260Please respect copyright.PENANA4ZilF8CMGz
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.70260Please respect copyright.PENANA2DFZXqOqOk
70260Please respect copyright.PENANAfIilhZ0FcP
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.70260Please respect copyright.PENANAdy8eHBpQ6r
70260Please respect copyright.PENANAYWbPv5daUi
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.70260Please respect copyright.PENANAk8swMktB4u
70260Please respect copyright.PENANAGJlIJdmCpZ
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.70260Please respect copyright.PENANA8Nsl7fYeLr
70260Please respect copyright.PENANAb4cByISEJx
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.70260Please respect copyright.PENANARRl7kSCNuP
70260Please respect copyright.PENANAMXvoI0v8l7
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.70260Please respect copyright.PENANAhRkrCIAxCj
70260Please respect copyright.PENANAkt2enpqJ9d
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.70260Please respect copyright.PENANAbmYoVUZTgG
70260Please respect copyright.PENANAXJRr2XS0HJ
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??70260Please respect copyright.PENANAA37cgjWdJf
70260Please respect copyright.PENANAmKoBqwbunA
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.70260Please respect copyright.PENANAL6NRyoAhJ3
70260Please respect copyright.PENANA5y2zukMrFl
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.70260Please respect copyright.PENANAKv3f7jYLTl
70260Please respect copyright.PENANAr0wDFjCzHc
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.70260Please respect copyright.PENANASnOmJYRcBs
70260Please respect copyright.PENANA5VdF1xvksp
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.70260Please respect copyright.PENANAiLO8r00b4F
70260Please respect copyright.PENANAXbsF0FJsPS
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.70260Please respect copyright.PENANAHzhG9WQekV
70260Please respect copyright.PENANAIk3zykxWgX
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.70260Please respect copyright.PENANAHZauWz7njP
70260Please respect copyright.PENANA1wBHhtukFh
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.70260Please respect copyright.PENANAyoc65Trjlf
70260Please respect copyright.PENANAHCUsOC87gV
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.70260Please respect copyright.PENANAcciajCVXiJ
70260Please respect copyright.PENANAHCCpjURukG
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.70260Please respect copyright.PENANAggPAU8oXsy
70260Please respect copyright.PENANAnbNqIxa6B8
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.70260Please respect copyright.PENANA075TGWJdZh
70260Please respect copyright.PENANA41RFssHFrZ
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.70260Please respect copyright.PENANABAOwquDjf1
70260Please respect copyright.PENANAGhLfyZSVHy
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.70260Please respect copyright.PENANAojFXlzU32Z
70260Please respect copyright.PENANAzufjg2CjSs
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.70260Please respect copyright.PENANAswA4axPNFv
70260Please respect copyright.PENANAI78OmmIi2U
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.70260Please respect copyright.PENANAInxd5MoVRD
70260Please respect copyright.PENANA6bNc2c4tTc
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.70260Please respect copyright.PENANATfYSCldMIJ
70260Please respect copyright.PENANAP7vvUAAFBi
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.70260Please respect copyright.PENANAh3wHzIFM5B
70260Please respect copyright.PENANAYp2hZjbGHd
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.70260Please respect copyright.PENANAUf5QfdlouJ
70260Please respect copyright.PENANAgGbTymxunx
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.70260Please respect copyright.PENANAf6LLCbGw0i
70260Please respect copyright.PENANAmAM0s46qzV
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.70260Please respect copyright.PENANApguwRwg2bS
70260Please respect copyright.PENANAhPgRaQUYdW
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.70260Please respect copyright.PENANA77UST9hh0u
70260Please respect copyright.PENANAwdnAHZNoK9
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.70260Please respect copyright.PENANAtBnvwPPz7n
70260Please respect copyright.PENANANblpcPhxC0
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.70260Please respect copyright.PENANAmeT1XZ8hus
70260Please respect copyright.PENANAoCx6Tzq8Op
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.70260Please respect copyright.PENANAxABWU6oVtZ
70260Please respect copyright.PENANAXl7TjDqfyD
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.70260Please respect copyright.PENANAOaQN48YLJr
70260Please respect copyright.PENANAiiVc5bV2IV
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.70260Please respect copyright.PENANAF3wYxvmDB8
70260Please respect copyright.PENANAsoobHjmAMf
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.70260Please respect copyright.PENANAMRnArGg4SU
70260Please respect copyright.PENANAt2FVjRAkJC
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.70260Please respect copyright.PENANAvzzMe6jcpF
70260Please respect copyright.PENANAEuCoxgMWQa
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.70260Please respect copyright.PENANAtdPVMnXASH
70260Please respect copyright.PENANAhhKqsUEhC1
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.70260Please respect copyright.PENANAQstt4p6Ktt
70260Please respect copyright.PENANAampPDhHxsX
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.70260Please respect copyright.PENANA3fvG2ONILa
70260Please respect copyright.PENANAE9YK0Fyt1p
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.70260Please respect copyright.PENANAgAd8JKyv3n
70260Please respect copyright.PENANAlrdLluTljP
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.70260Please respect copyright.PENANAiq29C8eIen
70260Please respect copyright.PENANAIQeae8mjnR
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.70260Please respect copyright.PENANAXyeBiTZ29R
70260Please respect copyright.PENANAcuWESPRjVl
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.70260Please respect copyright.PENANA1ISTVhfG52
70260Please respect copyright.PENANAsiqDCkvnq6
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.70260Please respect copyright.PENANAIENf0gBY9q
70260Please respect copyright.PENANArNleTzECR0
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.70260Please respect copyright.PENANAxJUGlv9mrg
70260Please respect copyright.PENANAIF0FLpsvFk
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.70260Please respect copyright.PENANAUp3a6cxGMr
70260Please respect copyright.PENANAMf1qoan5YO
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.70260Please respect copyright.PENANA1wnJiXC1a6
70260Please respect copyright.PENANANveZB1QALc
ASTAGFIRULLAH!!!70260Please respect copyright.PENANAWzBHrTWlmZ