66885Please respect copyright.PENANAZ2z5rjQstM
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.66885Please respect copyright.PENANA3ASuXqj7DJ
66885Please respect copyright.PENANAq2u8kU2SRQ
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.66885Please respect copyright.PENANAyK3OqTC6Qa
66885Please respect copyright.PENANAn3G32OM12b
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.66885Please respect copyright.PENANAYXTNvq79P5
66885Please respect copyright.PENANA28UvOOJIQt
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.66885Please respect copyright.PENANABD46FzXg0R
66885Please respect copyright.PENANA46STZo9HTL
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.66885Please respect copyright.PENANAgSM9Tj7XwW
66885Please respect copyright.PENANAKXQeX3JUwz
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.66885Please respect copyright.PENANAQu3B99MQU8
66885Please respect copyright.PENANAFfl89Qm6dS
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.66885Please respect copyright.PENANAH5930R98Lo
66885Please respect copyright.PENANA4lfGD44We5
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.66885Please respect copyright.PENANAImwOSy9BwO
66885Please respect copyright.PENANAs5Or8mfb7Q
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.66885Please respect copyright.PENANAaDqh3jbxm6
66885Please respect copyright.PENANAFzUTxBKFou
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.66885Please respect copyright.PENANA4URm2teuvB
66885Please respect copyright.PENANAZ5Tplj1X65
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.66885Please respect copyright.PENANAb5vUwYJzUv
66885Please respect copyright.PENANAs5nGnr8cJe
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.66885Please respect copyright.PENANA64uoGui6NI
66885Please respect copyright.PENANAQET90OvKdP
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.66885Please respect copyright.PENANAEc4mCpW47e
66885Please respect copyright.PENANAoptYprDjsd
"Pulang" balasku singkat.66885Please respect copyright.PENANAC1vx0ArHj7
66885Please respect copyright.PENANAitx4JCg9Sz
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.66885Please respect copyright.PENANAnynXwFqxJK
66885Please respect copyright.PENANA72rOmy75I0
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.66885Please respect copyright.PENANAL1sE7k6cia
66885Please respect copyright.PENANADniursikqG
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.66885Please respect copyright.PENANA3fmOXqedF2
66885Please respect copyright.PENANAmeAJuHSuKd
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.66885Please respect copyright.PENANAvQwQ9IBb7t
66885Please respect copyright.PENANA1c4DEiNLze
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.66885Please respect copyright.PENANA7obw3Oiotc
66885Please respect copyright.PENANAwtuMUCZbhU
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.66885Please respect copyright.PENANAGJUgB5YJlF
66885Please respect copyright.PENANACxbafGhFD7
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.66885Please respect copyright.PENANAO2dk52E349
66885Please respect copyright.PENANACByo9lsqCB
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.66885Please respect copyright.PENANAScico0KxzD
66885Please respect copyright.PENANAlcwHdnRGeN
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.66885Please respect copyright.PENANAxyPHZIvRtj
66885Please respect copyright.PENANAt3yihMMXKd
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.66885Please respect copyright.PENANATllJzW1y1F
66885Please respect copyright.PENANAXbQsPTSPJh
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.66885Please respect copyright.PENANAAPH6Q7FoXJ
66885Please respect copyright.PENANAdZgEVHqDzx
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.66885Please respect copyright.PENANARBeUqX6EiM
66885Please respect copyright.PENANAokjisqI5He
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.66885Please respect copyright.PENANAAgQB3OQ8Rd
66885Please respect copyright.PENANAGFN0GVAti1
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.66885Please respect copyright.PENANAObdkgBxFgK
66885Please respect copyright.PENANANfPHLMXsFU
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.66885Please respect copyright.PENANANijIjf9cKf
66885Please respect copyright.PENANAIxZs5ve8DP
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.66885Please respect copyright.PENANAn5VqVutXTD
66885Please respect copyright.PENANANXlNZDbFaf
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.66885Please respect copyright.PENANAhIR3bM1b6N
66885Please respect copyright.PENANAcHV03RYvF5
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.66885Please respect copyright.PENANAMdvmzbZM7Q
66885Please respect copyright.PENANA5u4Vz3MjVQ
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.66885Please respect copyright.PENANAHVsmLWHeOR
66885Please respect copyright.PENANAjnc9hwwuFQ
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.66885Please respect copyright.PENANAlfSQAwZexD
66885Please respect copyright.PENANAJ1SJv2XT3A
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.66885Please respect copyright.PENANA19AFxMwAP9
66885Please respect copyright.PENANAypRGIPQjle
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??66885Please respect copyright.PENANA5VURJ40151
66885Please respect copyright.PENANAKxQQDMwLiM
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.66885Please respect copyright.PENANAuLd7Xildaz
66885Please respect copyright.PENANApDHdqjBk1i
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.66885Please respect copyright.PENANA8qWMgVVjch
66885Please respect copyright.PENANAKEYJl7Ko2b
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.66885Please respect copyright.PENANAEhGpTK2HlE
66885Please respect copyright.PENANAFoYLdlw4Bu
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.66885Please respect copyright.PENANAyTv2ylGbio
66885Please respect copyright.PENANAUVPtLdIb0G
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.66885Please respect copyright.PENANAqhtuYu5Oea
66885Please respect copyright.PENANAN3A6ucqsmF
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.66885Please respect copyright.PENANAOExLpfTX6o
66885Please respect copyright.PENANAFAr6u9pCVe
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.66885Please respect copyright.PENANAT1LqOheTGP
66885Please respect copyright.PENANACxVcQsnKIl
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.66885Please respect copyright.PENANAnxCOUliubT
66885Please respect copyright.PENANAcW1vJ7jfTo
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.66885Please respect copyright.PENANA2iV5nT0kct
66885Please respect copyright.PENANAJZww6A3GLW
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.66885Please respect copyright.PENANACkImXm5x5I
66885Please respect copyright.PENANAFxiyZUgK3A
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.66885Please respect copyright.PENANANwbfq3Owv3
66885Please respect copyright.PENANAQpPbOQuCMX
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.66885Please respect copyright.PENANA5k30fc6Xlw
66885Please respect copyright.PENANAG0j4ZjXZjt
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.66885Please respect copyright.PENANAkrVqNeuo2S
66885Please respect copyright.PENANAn2gKmc3ozP
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.66885Please respect copyright.PENANAXqra3Q24vU
66885Please respect copyright.PENANABb3F8Dudpj
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.66885Please respect copyright.PENANAdsF2pEMVUY
66885Please respect copyright.PENANAXNidzURZQz
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.66885Please respect copyright.PENANAs4xtdc1NGX
66885Please respect copyright.PENANAtBE3MMQHFv
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.66885Please respect copyright.PENANAcZ45owHGh5
66885Please respect copyright.PENANA0euIeP2h38
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.66885Please respect copyright.PENANAtgJDSIkx4f
66885Please respect copyright.PENANA9P0EtnaFgN
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.66885Please respect copyright.PENANA2wbDCNw771
66885Please respect copyright.PENANAnm5umzlSrX
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.66885Please respect copyright.PENANAw8T4lMtcED
66885Please respect copyright.PENANARCJJ93bEH2
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.66885Please respect copyright.PENANA1w4Ke9ipmt
66885Please respect copyright.PENANAssR6SEzXfW
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.66885Please respect copyright.PENANAISX5H2okEf
66885Please respect copyright.PENANAu6DN6RTaWP
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.66885Please respect copyright.PENANAI0gl4Vye8g
66885Please respect copyright.PENANAdDChWOhNIF
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.66885Please respect copyright.PENANAH8c2bRRA7j
66885Please respect copyright.PENANA0o3Ewptwvn
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.66885Please respect copyright.PENANAudzFMpaNus
66885Please respect copyright.PENANAg9hxlXNz89
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.66885Please respect copyright.PENANASKwX1pVY9t
66885Please respect copyright.PENANAYfHU4HLUa0
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.66885Please respect copyright.PENANAklo3ILiCXs
66885Please respect copyright.PENANAA0bvumscwF
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.66885Please respect copyright.PENANAM318sSOQwb
66885Please respect copyright.PENANAZGzO4JxFuF
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.66885Please respect copyright.PENANA4xYU4KaHFm
66885Please respect copyright.PENANArNKwm1Uys9
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.66885Please respect copyright.PENANAh6cRJFcURW
66885Please respect copyright.PENANAavwJEUTLvo
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.66885Please respect copyright.PENANAmVe6AmaXpm
66885Please respect copyright.PENANANYr76RAJfs
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.66885Please respect copyright.PENANABCLGMTd64d
66885Please respect copyright.PENANAAMmqAUhPmL
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.66885Please respect copyright.PENANAI3aZyWpN0m
66885Please respect copyright.PENANArqm8yeYed4
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.66885Please respect copyright.PENANAz5icWz18xB
66885Please respect copyright.PENANAEOTaUEd9js
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.66885Please respect copyright.PENANASPoL3oOpqk
66885Please respect copyright.PENANAoXUkYCB7TJ
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.66885Please respect copyright.PENANASVOcH9WNpj
66885Please respect copyright.PENANA5UFucr4Yff
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.66885Please respect copyright.PENANAC0l0SOViP5
66885Please respect copyright.PENANA1YVbK3WAxo
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.66885Please respect copyright.PENANAKTb0j1vsni
66885Please respect copyright.PENANApNeY21TJf9
ASTAGFIRULLAH!!!66885Please respect copyright.PENANAmjyy6YI7Cq