Mereka berdua yang sedang jongkok itu sekarang fokus ke penis Budi yang mulai membesar. “Wah… membesar. Lucu. Keren. Hebat..” kata Sari. “Iya. Serem. Ibarat bayi jadi cowok kekar macho.” Kata Citra. Gadis itu menyuruh Sari memperhatikan dirinya karena dia akan melakukan oral seks. Sari dengan seksama memperhatikan gerakan mulut dan lidah Citra yang sudah pengalaman. Sari terpukau dengan kemampuan Citra. Lidah gadis itu bermain main menjilat semua permukaan penis Budi. Kepala penis Budi sampai lubang kencing Budi juga dijilat dan dimainkan oleh Citra. Budi zakar nya juga tak luput dari lidah Citra. Sari mengingat semua gerakan itu dan sekarang Citra menyuruh Sari melakukan nya. Sari memberanikan diri melakukan gerakan oral seks dan masuk sudah penis besar berwarna coklat itu ke dalam mulutnya. Kepala gadis cantik itu bergerak maju mundur mengulum penis Budi. Mereka bertiga di bawah pancuran air shower dan rambut mereka bertiga basah. Butiran butiran air memberikan kesan kesegaran buat Budi. Sari memang cepat mempelajari hal hal baru (termasuk yang 1 ini) sehingga Budi puas dengan permainan mulut Sari. Budi yang sudah bersih itu kini menyuruh mereka saling memandikan. Budi berada di jacuzzi berendam dengan santai menyaksikan pemandangan indah di depan matanya. Kedua gadis anak orang kaya itu saling menyabuni dan membersihkan bahkan sesekali berciuman dan meraba raba payudara mereka. Sari dan Citra kini saling menggesek gesek kan puting susu mereka yang berwarna pink tersebut. Setelah Mereka selesai, mereka menyusul Budi di jacuzzi dan Budi yang masih duduk dengan santai layaknya bos mafia itu sekarang dikelilingi kedua gadis cantik. Mereka menyandarkan kepalanya di dada Budi. Kedua tangan Budi kini merangkul mereka dan juga memainkan puting susu mereka. Geli, Sari dan Citra tertawa. Mereka saling berpelukan, bercanda, tertawa, bermain air juga berciuman. Budi tampaknya mulai terangsang lagi dan kini dia kembali memainkan kedua payudara gadis gadis cantik itu. Mereka berdua juga saling meremas payudara payudara mereka yang belum terjamah. Desahan desahan erotis keluar dari mulut mereka. Setelah Budi puas dengan payudara mereka, Budi yang masih duduk meminta mereka berlutut menghadap dirinya dan kedua payudara yang basah karena air itu terlihat berkilauan ditambah pantulan dari cahaya lampu. Budi semakin gemas dan langsung meraba raba dan meremas lagi kedua payudara mereka yang licin dan kencang seperti porcelain itu. Mereka berdua tidak boleh bergerak, hanya boleh mendesah saja. “Ahhh… ohhh ahhh enak…. hmmmhh” desah kedua gadis itu saat kedua payudara mereka diremas remas dan puting susu nya ditarik tarik dengan lembut oleh Budi. Setelah Budi puas dan mereka berdua sudah terlihat terangsang, Budi menyuruh mereka menungging. Seperti sudah dihipnotis, mereka membelakangi Budi menuju pinggul jacuzzi dan menungging mempersembahkan kemaluan mereka untuk segera dinikmati. “Senang kan menjadi selir saya?” Tanya Budi. ” Senang tuan.” Jawab mereka kompak. Mereka yang sudah tak sabar dimasukan burung perkasa Budi, tentu saja menjawab dengan semangat. Budi menampar pantat mereka berdua dengan cukup keras. Pantat montok dan licin itu begitu berkilauan dan mulus. Sesekali Budi mencubit pantat mereka berdua karena gemas. Sari yang sekarang akan segera ditusuk dari belakang oleh Budi. Lelaki itu berdiri dan mulai memasukan penis nya ke vagina Sari yang telah diperawani nya tadi. Kedua payudara Sari sekarang sedang diraba raba dan diremas remas Budi. Sesekali puting susunya dimainkan juga. Jleb!! Masuklah penis perkasa itu ke vagina Sari dan untuk kedua kalinya Sari dimasuki penis asli oleh orang yang sama. Teriakan penuh erotisme itu menggema di kamar mandi mewah tersebut. Citra sendiri udah terangsang berat. Kepala Sari menengadah ke atas sambil memejamkan kedua matanya. Dia juga mengigit bibirnya dan membasahi bibirnya dengan lidahnya. Budi mulai menggoyangkan tubuhnya sehingga penis itu keluar masuk keluar masuk di vagina nya Sari. Air di jacuzzi itu sekarang bergelombang karena gerakan Budi yang sangat kencang diiringi desahan erotis Sari. “Enak tuan. Aku senang tuan… ahhh… terus tuan. Nikmati tubuhku tuan Budi. Ahhh…” desah dan pinta Sari ke Budi. Citra semakin terangsang dan mukanya Citra terlihat memelas dan matanya menjadi sayu seperti tengah memohon untuk dinikmati oleh tuan nya. Budi tidak peduli dengan Citra meski dia tahu apa yang Citra inginkan saat ini juga. Fokus Budi hanya Sari saat ini. Dia sedang asik menikmati vagina yang dia perawani belum lama ini. Citra yang sudah tak sabar ikut membantu Sari agar dia cepat mendapatkan orgasme nya. Citra mulai meraba raba payudara Sari tapi Budi menyuruh Citra untuk tetap diam dan kembali ke posisi semula. Citra pasrah dan dia kembali menungging. Budi semakin mempercepat gerakannya dan oleh karena itu Sari lagi lagi mendapatkan orgasme nya. Sari terjatuh dan Budi membantu Sari berdiri dan menyuruh Sari beristirahat sejenak. Citra sekarang tersenyum lebar karena jatahnya akan segera tiba. Budi kini meraba raba punggung halus Citra dan tiba tiba dia menampar pantat Citra dengan keras sampai merah. “Hukuman bagi yang tidak sabar” kata Budi. “Maafkan aku, tuan” jawab Citra memelas. Budi kini memainkan puting susunya Citra dan meremas remas payudara Citra. Budi tak perlu lama untuk memasukan penisnya yang sudah terangsang itu ke vagina Citra yang sudah sangat basah karena terangsang. Jleb! Masuk sudah penis besar berwarna coklat itu ke dalam lubang peranakan Citra. Budi dengan cepat memompa vagina wanita cantik itu. Desahan Citra semakin tak beraturan dan Citra juga mulai meneteskan air mata nya karena ia merasa sangat nikmat dan bahagia. Tak butuh lama bagi Budi, Citra mendapatkan orgasme nya dan dia jatuh. Budi membangunkan Citra dan dia sekarang menggendong Citra. Kedua lengan Citra memeluk leher Budi dan Budi dengan pelan memasukan penis itu kembali ke vagina Citra. Sari dapat melihat jelas penis Budi dan vagina Citra bersatu. Budi yang keluar itu kembali menggoyangkan tubuh Citra dengan cepat. Dia yang biasa bekerja dengan fisik, menggoyang Citra bukan hal berat dalam posisi semacam itu. Sari terpesona dengan kekuatan Budi. Sadar tak sadar, kedua tangan Sari memainkan kedua payudara nya yang montok indah itu. Citra dalam waktu dekat saja kembali meraih orgasme nya. Budi menurunkan tubuh Citra dan dengan pelan menyuruhnya beristirahat. Budi sekarang menyuruh mereka kembali berlutut dan mempersiapkan diri mereka untuk menerima sperma nya. Budi meminta mereka berdua mengocok penis nya dan karena Budi sendiri udah tak tahan alias orgasme berat, dia akhirnya memuntahkan semua cairan sperma nya ke wajah mereka berdua dan tanpa disuruh lagi, mereka berdua meminum semua sperma itu dan saling menjilat wajah mereka masing masing. Setelah puas, Budi beristirahat beberapa detik dan mereka kembali mandi bersama di ruangan shower itu. Setelah selesai, mereka kembali ke ranjang besar itu dan Budi menyuruh mereka memijat tubuhnya. Kedua gadis dari keluarga kaya raya itu menurut bagaikan budak alias pelacur. Mereka sangat senang diperintah Budi. Seperti sudah kecanduan KONTOL Budi, mereka menurut saja tanpa bertanya. Layaknya pecandu narkoba yang rela melakukan apa saja. Setelah puas, Budi memakai celana dalamnya dan dia menyuruh mereka kembali memakai gaun mereka yang transparan itu tapi tidak boleh memakai celana dalam juga bra. Budi bertanya kepada mereka, “senang kah kalian sekarang? Mau menjadi selir ku?” Mereka berdua menjawab, “iya tuan. Kami senang dan mau”. Budi tersenyum. “Kalau mau jadi selir aku, memohonlah sambil berlutut.” Perintah Budi. Seperti sudah kena hipnotis dan kecanduan berat, mereka berdua berlutut di depan Budi. “Tuan. Kami mohon. Jadikanlah kami selir tuan. Kami akan lakukan apa aja demi Tuan. Mohon tuan kabulkan permintaan kami.” Kata mereka berdua dengan muka memelas dan mau menangis. “Baik. Kalian sekarang adalah selir ku dan kalian tak boleh cemburu dengan istriku. Kalian paham kan betapa beruntung nya kalian?” Tanya Budi. “Paham tuan. Kami sangat beruntung dan bersyukur dijadikan selir tuan. Kami siap melayani tuan. Tubuh kami sudah jadi milik tuan.” Kata mereka. Budi tertawa puas. Budi dan kedua selir nya kini beristirahat dan mereka bertiga tertidur. Sari di kanan dan Citra di kiri, Budi? Pastinya di tengah mereka berdua. Masak sofa? 3 jam kemudian, mereka terbangun dan Budi yang lapar, sama seperti mereka, memutuskan untuk memesan makanan. 30 menit kemudian, Budi ke pintu mengambil makanan itu. Untungnya Budi menyuruh mereka berdua bersembunyi di kamar mandi agar tidak terlihat oleh pelayan. Setelah itu mereka makan bersama. Sudah puas dan kenyang, Budi berpamitan dengan mereka berdua. Dengan senyum lebar, mereka berpisah. Budi diberikan 10 juta oleh mereka berdua. Sudah dapat perawan, 2 wanita cantik, anak bos pula, dikasih 10 juta lagi. Tagihan hotel tentu dibayar oleh mereka berdua. Budi kini kembali ke rumahnya. Sengaja dia merokok dan membuang asapnya ke bajunya agar tidak terkesan seperti orang baru aja mandi supaya istri tidak curiga. Sampai rumah, Budi seperti biasa, mandi (lagi) dan makan malam buatan istrinya. Budi beristirahat setelah bertempur dengan kedua anak gadis bos nya itu. Makan nya, Budi dan istrinya kembali ngobrol tentang acara 2 wanita yang istrinya impikan. Budi belum mau langsung memberikan respon dan dia berkata kalau ada, dia akan kabari. Mereka berdua tertawa dan kembali tidur. Sementara itu nun jauh di rumah bos nya, Sari, Citra dan ayahnya juga ibunya sedang makan malam. Di sinilah mereka berdua bicara tentang performa kerja Budi. Mereka tentunya tidak akan melaporkan rokok yang Budi hisap di tempat kerja. Mereka malah menceritakan kehebatan Budi dengan harapan Budi akan diberikan posisi lebih baik dengan (pastinya) gaji tinggi. “Menarik juga, nak. Kamu kuliah di bidang human resources management. Gak percuma papa kuliah kan kamu. Ada guna juga. Hahahah. Baik. Besok papa akan bertemu dengan Budi.” Kata pak Yusuf yang tak lain adalah ayah kedua tuan putri dan bos nya Budi. Mereka berdua tersenyum. Demi sebuah batang penis lelaki, mereka seperti sudah kecanduan narkoba. Istri pak Yunus, ibu Yanti juga meski sudah 45 tahun, masih terlihat seperti anak muda. Biasa, nyonya besar. Uang banyak. Perawatan terus. Kalau ibu Yanti berjalan dengan kedua anak gadisnya, mereka terlihat seperi kakak adik. Perut rata langsing dan kulit kencang ditambah wajah tanpa kerut juga kulit putih serta senantiasa memakai pakaian agak terbuka membuat nyonya besar itu terlihat seperti anak abg. Penampilan seperti itu membuat pak Yunus tentunya senantiasa setia dan ingin menikmati Istri cantiknya itu di malam hari (saja). Pak Yunus tentunya yang kaya raya juga sering ke tempat lokalisasi kelas atas tampa ketahuan. Dia senang menikmati daun muda. Ibarat makan ayam setiap hari bosan. Sesekali dia ingin menikmati daging sapi atau kambing. Wajar saja (menurut dia). Namanya juga selingkuh (selingan aman keluarga utuh). Sari dan Citra kini kembali ke kamar masing masing dan Sari kemudian bertemu Citra di kamarnya. Mereka bicara tentang kejadian tadi. Mereka berdua tertawa tawa dan sangat senang sekali sampai berpelukan bahagia seperti baru menang togel. Mereka merasa begitu beruntung bisa memiliki Budi sebagai gigolo nya. Mereka berdua kini tertidur. Besoknya Budi kembali bekerja seperti biasa dan tiba tiba, Effendy, teman baik Budi berkata kalau dia disuruh ke ruangan bos. Budi kaget dan ia langsung menuju ke sana. Alih alih kena marah karena sudah menikmati kedua anak gadisnya… malah dijadikan manager bagian technical support. Budi memang sudah tak asing lagi dengan mesin meski dari desa, dia dapat belajar banyak hal dengan cepat. Budi meminta mereka belajar menari striptease dan harus dilakukan nanti di hari sabtu di hotel yang sama. Mereka menurut dan setelah mereka pulang kuliah, mereka belajar melakukan tarian itu di kamar masing masing. Di hari sabtu itulah, Dina, si istri Budi ikut arisan di tempat mereka dan Budi menggunakan kesempatan ini untuk pergi memberi “makan” selir nya yang sudah kelaparan. Alasan yang dipakai Budi adalah dia ingin berjumpa dengan Effendy dan teman teman lainnya. Ngopi. Alasan klasik pria. Kenyataannya? Ya kita semua tahu. Seperti sebelumnya, Budi memang benar pergi ngopi tapi sendirian. Yang namanya Effendy itu tidak pernah datang. 11.30, Budi menuju hotel. Tanpa basa basi, Budi menuju kamar yang sama dan setelah pintu kamar hotel diketuk 3x, Sari membuka pintu itu. Sari dan Citra sudah berada dalam posisi siap melayani tuannya. Mereka memakai lingerie seksi dan transparan dengan bra dan celana dalam. Budi sudah bisa melihat tubuh indah mereka dibalik tipisnya gaun malam itu. Mereka sekarang diminta untuk melakukan tarian striptease dan kedua gadis itu menari melakukan tarian erotis itu. Tubuh indah mereka meliuk liuk memamerkan lekukan tubuh mereka nan indah. Pantat mereka digoyang goyang dan akhirnya mereka melepas semua gaun mereka sampai hanya memakai bra dan celana dalam nya aja. Sekarang mereka berdua melepaskan bra mereka dan memutarkan bra mereka di atas kepala seperti koboi. Alhasil bra itu dilemparkan ke lantai. Mereka berdua sekarang sudah telanjang dada. Sekarang mereka menari lagi melakukan gerakan erotis dan melepas celana dalam mereka dan kembali mereka mengangkat celana dalam mereka ke atas kepala juga diputar putar. Setelah celana dalam itu dilempar ke lantai, mereka berjalan ala model dan Budi yang sedang duduk di sofa kamar hotel itu terlihat sangat puas dengan penampilan mereka. Sari dan Citra kini berjalan mengelilingi Budi memamerkan tubuh mereka yang indah. Seolah mereka seperti wanita yang sedang menawarkan tubuh mereka untuk dipersembahkan dan dinikmati oleh tuan nya. Budi tiba tiba menangkap tangan mereka berdua dan membawa mereka duduk di pangkuan Budi. Lelaki brengsek itu menciumi wajah dan bibir mereka berdua dengan penuh nafsu. Kedua tangan Budi meremas remas payudara nya mereka. Mereka tertawa dan tersenyum puas karena mampu melayani tuan nya dan akan diberikan jatah kenikmatan oleh Budi. “Kalian mau memandikan aku?” Tanya Budi angkuh. ” Mau tuan. Suatu kehormatan buat kami bisa memandikan tuan” jawab mereka. “Memohonlah kepadaku.” Perintah Budi. Mereka berdiri dan menundukan kepala mereka ambil memohon. “Tuan. Tolong perkenankan kami memandikan tuan.” Pinta mereka. Budi mengangguk dan Budi menyuruh mereka melepaskan semua pakaian Budi sampai telanjang. Mereka bertiga sudah telanjang bulat dan kedua wanita cantik itu kini menggandeng tangan Budi menuntunnya ke kamar mandi untuk dimandikan. 4 tangan lembut ala perempuan kaya raya itu menjamah setiap jengkal dari tubuh Budi. Kemaluannya juga dibersihkan dengan seksama sampai bersih. Budi juga ikut menyabuni tubuh putih mulus mereka dengan seksama. Kulit putih mulus yang sedang berlumuran sabun mandi itu terlihat berkilauan karena pantulan cahaya lampu. ” Senang kan kalian dimandikan oleh aku? Beruntung nya ya kalian berdua.” Ejek Budi. “Terima kasih Tuan.” Jawab mereka. Budi dengan iseng mencubit pantat mereka yang montok itu dengan lembut. Mereka tertawa geli. Setelah selesai acara mandi, tubuh Budi dikeringkan oleh mereka berdua dan dalam keadaan telanjang bulat, mereka menggandeng Budi ke ranjang itu. Kanopi ranjang mewah itu dibuka oleh Citra dan mereka bertiga kini telah masuk dan naik ke atas ranjang. Budi menutup tirai itu dan kedua perempuan cantik itu sudah berbaring terlentang mempersembahkan tubuh mereka untuk dinikmati oleh Budi. Lelaki itu menyuruh mereka bermain gunting kertas batu. Sari menang dan Sari berhak dicumbu dahulu. Citra harus sabar menanti jatahnya. Budi dan Sari kini sedang berciuman. Meta mereka berdua tertutup karena sedang menghayati ciuman mereka berdua. Budi mulai meraba raba payudara Sari dan sesekali memilin puting susu nya dan kedua tangan Sari sudah merangkul leher Budi dengan mesra. Budi kini menjatuhkan tubuh nya dan membuat Sari berada di atas tubuhnya. Kedua tangan Budi kini meremas remas payudara Sari yang bulat putih montok itu. Sari mulai meraba raba tubuh kekar milik Budi yang berwarna sangat kontras dengan kulit putih nya. Sari yang kedua payudara nya masih sedang diremas remas oleh Budi kini meluruskan badannya dan mengangkat Kedua tangannya di atas kepalanya memamerkan ketiak nya yang putih itu juga mempersilahkan Budi menikmati dan memainkan puting susu nya. Budi sesekali menggelitik dan meraba raba ketiak Sari yang halus dan mulus itu. Sungguh putri anak orang kaya raya. Tahu cara merawat dirinya. Mereka berdua melakukan perawatan tubuhnya hanya untuk dipersembahkan ke Budi seorang. Budi merasa sangat puas dan beruntung. Sari udah terangsang dengan penetrasi dari angan tangan Budi di payudara nya yang indah. Desahan desahan keluar dari mulut Sari. Matanya terpejam dan Budi kini bangun. Dia kembali mencium bibir Sari dengan penuh nafsu. Mereka berdua berciuman dan berpelukan. Setelah Mereka sudah selesai berciuman, Budi menyuruh Sari menungging. Budi mencolek vagina Sari dan dia sadar kalau vagina Sari udah basah. “Tuan. Tolong berikan aku kenikmatan. Aku sudah merindukan keperkasaan dirimu. Aku persembahkan semua tubuhku untukmu, tuan.” Kata Sari yang sudah sangat kecanduan oleh burung Budi. Ibarat pemakai atau pencandu narkoba yang sedang sakaw. Itulah kondisi Sari (dan Citra) saat ini. Mereka yang berasal dari keluarga orang kaya, kini seperti pelacur yang menjual diri atau lebih tepatnya memberikan tubuh mereka untuk dinikmati cuma cuma oleh seorang lelaki dari kasta yang jauh lebih rendah. Budi tersenyum puas saat gadis itu memohon untuk dipuaskan dan dinikmati. Budi menyuruh Sari tidur terlentang. “Buka kedua kaki mu dan pamerkan vagina mu.” Perintah Budi. Sari segera terlentang dan membuka lebar kedua kakinya juga mengangkat pinggul nya mempersembahkan vagina nya dan memamerkan nya ke Budi. Budi tersenyum dan dia langsung memasukan penis perkasa nya ke dalam vagina yang sudah basah itu. Tak butuh waktu lama bagi Budi untuk memasukan penis itu ke dalam vagina yang wangi karena rajin dibersihkan dan dirawat oleh mereka untuk dinikmati oleh Budi. Seluruh penis itu masuk ke vagina Sari. Budi langsung memompa vagina Sari dengan kecepatan tinggi. Citra sudah sangat terangsang. Dia kini mengigit jarinya seperti anak kecil yang “ngiler” melihat makanan enak namum tak banyak yang bisa ia perbuat. Citra dengan sangat sabar menanti jatahnya berharap Sari segera mendapatkan orgasme nya. Budi masih memompa vagina Sari. Kenikmatan luar biasa sedang dialami Sari . Kedua matanya tertutup dan mulutnya terbuka lebar. Dia sudah tak peduli lagi kalau lelaki kasta rendah yang dulunya petani biasa dari desa itu sedang menikmati dirinya dan dia sendiri sudah mempersembahkan dirinya untuk dinikmati dan dijadikan selir secara sukarela. Air mata Sari menetes. Payudara montok itu bergoyang goyang dengan sangat cepat. Budi meremas keduanya dan memainkan puting susu nya. Rangsangan itu membuat Sari mendapatkan orgasme luar biasa. Cairan cinta nya menyembur deras. Budi membiarkan Sari dan mencabut penis nya. Tubuh indah Sari bergetar getar setelah mendapatkan orgasme dahsyat dari Budi. Sari bahkan menangis teriak teriak seperti orang gila. Budi memeluk Sari dan mencium bibirnya serta membisikkan kata kata cinta agar Sari diam dan tenang. Sari kini sedang mengatur nafas nya dan Budi membaringkan Sari dengan pelan. Citra yang kini sudah tak sabar langsung dicium Budi. Bibir mereka saling melumat dan lidah lidah mereka saling beradu. Kedua tangan gadis itu sekarang merangkul leher Budi dan mengusap rambut nya Budi. Citra begitu menikmati permainan Budi. Gairah Citra begitu besar. Budi sudah puas berciuman dengan gadis cantik anak orang kaya itu. Dia sekarang mulai menyusu di payudara nya Citra nan indah itu. Sesekali Budi mengigit puting susu nya dengan lembut. Citra hanya bisa menutup kedua matanya dan membuat desahan desahan erotis yang begitu menggoda. Kedua payudara itu tidak luput dari mulut, lidah dan Kedua tangan kasar Budi. Citra sudah sangat terangsang dan Budi puas dengan kerjanya. Mereka berdua seperti sudah kena penis “narkoba” nya Budi. Mereka sudah tak peduli dan sadar siapa mereka dan siapa Budi. Hanya ada 1 tujuan dan kemauan mereka. Bercinta an dinikmati oleh Budi. Aura Budi memang luar biasa. Mereka berdua saja saat itu belum kena sodok burung Budi sudah tertarik. Sekarang mereka sudah kena sodok… jangan ditanya lagi. Budi senang mereka begitu terangsang sehingga Budi tak perlu menyentuh dan menjilat vagina mereka. Malas. Mungkin itu yang ada di pikiran Budi. Toh mereka gampang dirangsang. Budi sudah mengakhiri sesi memainkan payudara Citra. Gadis cantik itu kini mengangkat pinggul nya dan membuka lebar kedua kakinya mempersembahkan vagina dia yang sudah basah itu di depan Budi. Budi puas. Dia menyuruh Citra menahan posisi itu dan dia kini mencolek vagina gadis itu. Sudah sangat basah. Budi kini menyodorkan jarinya le arah Citra. Gadis itu sudah tahu apa yang diinginkan dari tuan nya. Dia menghisap jari itu dan menjilat nya sampai bersih seperti mengoral penis Budi. Budi mencabut jari nya dari mulut gadis itu. Citra sudah mendesah desah tak sabar ingin dinikmati oleh Budi. Penis itu sudah diarahkan ke vagina Citra. Tak butuh banyak usaha, Budi memasukan penis itu ke dalam vagina Citra. Mereka berdua berciuman lagi dan Budi di saat yang sama juga ikut menggoyangkan tubuh nya. Citra kini berteriak teriak dan juga mendesah erotis. “Ahhhhh ohhh…. terus tuan… enak… ehhh ahhh… perkasa sekali tuan… ahhh…” desah gadis itu. Budi tersenyum puas melihat betapa binal nya gadis ini. Berkaca dan beberapa kejadian sebelum nya, Budi menyadari bahwa Budi lebih memperhatikan Sari daripada Citra karena Budi yang mengambil keperawanan Sari. Citra seperti sedang berusaha membuat Budi puas dan terkesan. Budi tahu dan dia paham. Namun terlepas dari itu semua, Budi saat ini hanya fokus untuk menikmati Citra dan memuaskan dirinya. Budi terus memompa vagina wanita cantik itu dan dia tak lama kemudian mendapatkan orgasme nya. Cairan cinta itu menyembur dengan deras. Sama seperti Sari, tubuh nya bergetar hebat. Budi memeluknya dan menciumnya. Dia juga membisikkan kata kata cinta agar dia diam juga tenang. Budi tak peduli. Dia mengocok penis nya dan memilih mulut Citra untuk menampung sperma nya. Penis itu diarahkan ke mulut Citra yang masih terbuka lebar dan beberapa detik aja, penis itu menyemburkan sperma dengan deras. Citra menelan semua sperma itu dengan lahap seperti orang yang kehausan di padang pasir. Budi membelai rambut selir nya itu dan berkata kalau dia beruntung sekali bisa meminum sperma nya. Itu juga bukti bahwa Budi tidak pilih kasih dengan kedua selir nya yang tak lain adalah anak gadis bos nya. Budi kini beristirahat dan berbaring di antara tubuh indah mereka berdua. Budi merangkul mereka berdua dan mereka bertiga beristirahat sebelum sesi mandi bersama nanti. Setelah cukup beristirahat, Budi membawa mereka ke kamar mandi untuk mandi bersama. Kedua gadis cantik itu kini dengan kompak memandikan tubuh tuan nya. Tubuh kedua gadis yang berwarna putih mulus dan lembut itu begitu berkilauan karena basah dan pantulan cahaya lampu. Setelah mandi bersama, mereka berendam di jacuzzi. Mereka berdua atau lebih tepatnya bertiga masih kelelahan. Setelah selesai berendam, Budi memesan makan siang untuk mereka bertiga. Makanan tiba dan mereka menyantap makanan sampai habis. Budi tak mau ambil resiko. Dia memutuskan untuk pulang. Kedua gadis itu merelakan kepergian Budi. Mereka sudah sangat bersyukur bisa mendapatkan jatah jasmani mereka. Tagihan hotel? Ya mereka lagi yang bayar. Uang bukan masalah buat mereka dan tentu saja Budi lagi lagi diberikan uang tapi Budi menolak mengambil uang itu sepenuhnya. Dia hanya mau setengah saja karena mereka berdua tidak mendapatkan pelayanan ronde 2. Kedua gadis itu sangat kagum dan semakin mencintai Budi. Pulang nya, Budi kembali menjalani hidup normal nya. Istrinya, Dina, tiba tiba ngobrol tentang seks dan dia tampaknya sangat serius untuk membawa 2 wanita untuk bercinta bersama. Budi meminta Dina untuk bersabar karena dia akan memberikan Dina apa yang dia mau. Budi belum berani bercerita banyak tentang anak gadis bos nya itu.
ns 15.158.61.21da2