Akhir-akhir ini aku memergoki Ilham sedang mengawasiku. Tetapi saat aku mencoba mendekatinya, Ilham selalu pergi begitu saja. Melihat sikapnya yang misterius, di dalam pikiranku menjadi penuh tanda tanya.
1022Please respect copyright.PENANASIenMLYg3a
Aku tau, Ilham menyaksikan apa yang aku lakukan bersama Yusuf, Malik dan Rohman. Hanya saja, aku gak tau apa yang diinginkan Ilham yang akhir-akhir ini selalu menguntitku, mengawasiku. Ada perasaan risih juga yang muncul di hatiku, karena Ilham mengawasiku kemana pun sampai aku masuk ke dalam kamar mandi Masjid.
1022Please respect copyright.PENANAYdPjjBxATQ
Bahkan saat aku pulang ke rumah, Ilham menguntitku dari belakang. Sebenarnya aku ingin menemuinya, hanya sekedar menanyakan apa yang diinginkan. Tetapi aku gak ingin berlebihan kepada Ilham, yang notabene adalah muridku yang masih di bawah umur.
1022Please respect copyright.PENANAYev82tYllp
Waktu bergerak dengan cepat, setelah Yusuf, Malik dan Rohman mulai memasuki SMA. Tiga-tiganya memilih sekolah SMK.
1022Please respect copyright.PENANA0iUxohjFbP
Pernah Malik mengeluh padaku, kalau di sekolahnya gak ada murid perempuannya. Mendengar curhatan Malik aku tertawa, karena motif sekolah Malik bukan untuk mencari ilmu melainkan untuk mencari cewek saja.
1022Please respect copyright.PENANAJlIxr32GZX
Sekarang aku gak lagi mengajar mengaji, di rumah aku membuka gerai es teh jumbo. Kadang Yusuf, Malik dan Rohman pura-pura membeli es teh di geraiku, hanya sekedar ingin bertemu denganku.
1022Please respect copyright.PENANAiCcI2VZlmu
Warga sekitar gak curiga, karena mungkin mereka pikir Yusuf, Malik dan Rohman sekedar membeli daganganku saja.
1022Please respect copyright.PENANAQu8WfRtFSo
"PING" ada notifikasi WA dari Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANALo7OFGT90a
"Mbak saya kangen", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANA7GLx9MKIhy
Melihat ada notif dari Pak Aziz, aku tersenyum. Sudah lama aku gak bertemu dengan Pak Aziz. Jangankan bertemu, saling menyapa sebatas chat lewat WA saja gak pernah. Berbeda dengan Yusuf, Malik dan Rohman. Mereka sering mampir ke gerai es tehku hanya untuk bertegur sapa denganku.
1022Please respect copyright.PENANAeXirQYzf44
Meski sering bertemu, hanya sekedar bercengkerama. Gak ada yang lebih dari itu, karena mungkin mereka tau posisi mereka ada di kompleks perumahan. Terlalu berisiko tinggi untuk mesumin aku di gerai es tehku.
1022Please respect copyright.PENANAogNl56e7EA
Aneh memang, saat ketiga remaja itu mesumin aku. Gak ada rasa terhina yang muncul di hatiku. Di dalam prinsipku, selama yang mereka lakukan berdasarkan suka sama suka sah-sah saja.
1022Please respect copyright.PENANA8ZWxNWNRLo
Aku memiliki prinsip seperti ini bukan tanpa alasan. Ada perasaan sentimental yang tinggi di dasar hatiku, saat pikiran kolot masyarakat tentang zina mengingatkanku pada nasib orang tuaku di Aceh dulu. Mengingat cerita dari kakekku, aku gak bisa menahan air mataku agar gak menetes. Apalagi mengingat penderitaan almarhumah ibuku, gak hanya menahan sakit karena siksaan dari cambuk rotan di punggungnya. Tetapi sangsi sosial dari masyarakat menyebabkan ibuku menanggung beban mental yang gak ringan. Ibuku harus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di usia muda, dengan meninggalkanku seorang diri yang masih bayi. Dengan tersenyum ceria, kubalas chat dari Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAQqboIK0Ult
"Husna juga Pak. Gimana kabar Pak Aziz? Baik kan?", Tanyaku.
1022Please respect copyright.PENANAOP4W9kzcGi
"Baik Mbak. Cuma di Masjid jadi sepi gak ada Mbak", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAKjI2WTiDKc
"Kan ada yang lain Pak. Emang Selly gak ada disitu ya Pak?", Tanyaku.
1022Please respect copyright.PENANAfM2aLNW5Et
"Ada sih Mbak. Malah tiap hari kita ngewe, hehehe", kata Pak Aziz frontal.
1022Please respect copyright.PENANAmy6Y4yq5wm
Mendengar perkataan Pak Aziz yang blak-blakan membuatku tersenyum. Ntah kenapa Pak Aziz bisa sebebas itu chat sama aku, seperti gak ada sekat tabu yang memisahkan.
1022Please respect copyright.PENANAwXfz3BKdb6
"Yee Pak Aziz, jangan sering-sering dong Pak kasian Selly", kataku.
1022Please respect copyright.PENANAwhjaBj1Bdj
"Mbak Sellynya yang minta kok Mbak", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAIS8dg9Vkbb
Jariku sempat ingin mengetik, "Pak Aziz gak pengen gitu juga sama aku?". Tetapi ketikanku kembali aku hapus karena aku malu. Meski aku bukan lagi perempuan polos seperti dulu, aku gak bisa bebas mengungkapkan perasaanku.
1022Please respect copyright.PENANAqi8qZMs8En
"Pak Aziz sibuk gak?", Tanyaku.
1022Please respect copyright.PENANAm1yZtEgZYH
"Engga Mbak. Emang kenapa Mbak?", Tanya Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAT9zqECuyuO
"Kalau gak sibuk, aku mampir kesitu. Tapi gimana caranya ya supaya gak mencurigakan?", Tanyaku.
1022Please respect copyright.PENANAcv7Ml4ES8q
"Kesininya malem aja Mbak!! Disini jam 22.00 udah lumayan sepi kok", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANA7q0lJJiipr
"Oh, baiklah Pak. Besok aku kesana ya?", kataku.
1022Please respect copyright.PENANAOzdoj71uW1
"Sip, saya tunggu Mbak. Dandan yang cantik ya, hehe", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANA0REfZN4mSK
"Yee maunya. Iya Pak, besok Husna bakal dandan cantik", kataku sambil tersenyum.
1022Please respect copyright.PENANAprcHfh0WFs
"Wah saya jadi gak sabar", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAMDDyr6q3h0
Ntah kenapa timbul ide di dalam pikiranku, kulepas hijabku lalu aku selfie dengan pose merem sambil melet dengan jari tanganku dengan gaya peace di samping kepala depan kamera hpku.1022Please respect copyright.PENANAlUizzxa8ju
1022Please respect copyright.PENANAvZsYRLJS1W
Photoku sudah kukirim ke Pak Aziz. Kutunggu balasan Pak Aziz, gak kunjung ada balasan.
1022Please respect copyright.PENANA05jVF0SCA0
Kesel juga sih, padahal aku sudah mengorbankan rasa maluku.
1022Please respect copyright.PENANAZGwQhptaWx
"PING" ada notif dari Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAQCcPCg2L0X
Mendapat balasan dari Pak Aziz, aku tersenyum senang.
1022Please respect copyright.PENANANsIxulg2bo
"Photonya kok merem sambil melet gitu Mbak?", Tanya Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANALzFjozV8Le
Aku salah tingkah mendapat balasan chat dari Pak Aziz. "Hehe, Pak Aziz gak suka?", Tanyaku dengan emot malu-malu.
1022Please respect copyright.PENANA2pFw8VItWM
"Suka kok. Kan saya jadi pengen gigit lidah Mbak kalau kayak gitu", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAjzeJBlyYrF
"Yee maunya. Sabar ya, nanti juga bisa gigit kok!!", kataku.
1022Please respect copyright.PENANAoSP0fsXN3W
Membalas chat dengan chat nakal seperti itu, membuat jantungku berdetak kencang. Rasanya menyesal membalas chat seperti itu. Tetapi seberapa pun aku menyesalinya, aku gak bisa membohongi perasaanku. Senyumku tersungging tanpa bisa aku cegah.
1022Please respect copyright.PENANAehzMG6a6Ew
Perasaanku ke Pak Aziz berbeda dengan perasaanku dengan yang lain. Bersama Pak Aziz seperti aku bersama ayahku. Karena kemungkinan umur ayahku seumuran dengan umur Pak Aziz. Apalagi saat Pak Aziz menjamahku, di dalam pikiranku seakan-akan Pak Aziz itu ayahku.
1022Please respect copyright.PENANA9PG5QHEoJe
Saat fantasy itu muncul, kucoba untuk menyangkal tetapi gak bisa. Kerinduanku pada ayahku, berubah menjadi hasrat untuk direngkuh oleh ayahku secara seksual.
1022Please respect copyright.PENANAmoVtHDjnjj
Setelah aku chat dengan Pak Aziz, semalaman aku gak bisa tidur. Perasaanku semakin gelisah membayangkan apa yang terjadi besok. Meski aku bersama Pak Aziz, sekedar bergumul tanpa penetrasi gak hanya sekali. Tetapi besok, untuk pertamakalinya aku nekat menginap bersama Pak Aziz berdua saja tanpa Yusuf, Malik dan Rohman.
1022Please respect copyright.PENANAknf8YawnJO
Aku bingung menekan perasaanku yang bergejolak, rasa-rasanya aku ingin kembali menghubungi Pak Aziz. Tetapi sekarang sudah tengah malam, kemungkinan Pak Aziz sudah tidur terlelap. Gak enak juga harus mengganggu Pak Aziz saat Pak Aziz sedang istirahat.
1022Please respect copyright.PENANAE1uDnDI148
Karena aku gak bisa menahan diri, kuambil hpku. Kucoba video call Pak Aziz, dengan dada deg-degan kutunggu Pak Aziz mengangkat panggilanku. Kutunggu cukup lama, panggilanku gak kunjung diangkat oleh Pak Aziz. Dengan perasaan malu yang menguar kuletakkan hpku di samping bantalku.
1022Please respect copyright.PENANAfE5tiBEGrD
Kututup wajahku dengan telapak tanganku, karena rasa maluku tiba-tiba muncul.
1022Please respect copyright.PENANA3LTu13VeL8
Saat ada panggilan video call, yang kulihat ternyata dari Pak Aziz. Aku sangat senang sekali. Kurapikan rambutku di depan kaca riasku lalu kuangkat panggilan dari Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAConOqOC26O
"Halo Mbak. Kenapa nih video call saya? Hehe", tanya Pak Aziz cengengesan.
1022Please respect copyright.PENANAfetQqyNGpF
Dengan malu-malu aku menundukkan wajahku di depan layar hpku, ", Kangen Pak", kataku dengan masih menundukkan pandangan.
1022Please respect copyright.PENANABvmAQmDLh5
Rasanya wajahku seperti kepiting rebus, karena mengungkapkan perasaanku.
1022Please respect copyright.PENANA5IIHI7JPI6
"Hehe, kan besok ketemu Mbak?", Kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAk8Xw8dS0nv
"Aku gak boleh ya video call Pak Aziz?", Tanyaku ngambek.
1022Please respect copyright.PENANAkmvBf5uXCo
"Boleh dong. Jangan manyun gitu dong!! Ntar saya cium lho bibir Mbak", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAP0JTcSP4eK
"Nih cium aja, kalau bisa!!", Kataku menyahuti Pak Aziz sambil tersenyum.
1022Please respect copyright.PENANAzgqbfUZm1H
"Muah muah muah."
1022Please respect copyright.PENANAWwK4PSRtTZ
Melihat Pak Aziz aku tertawa, bagaimana engga Pak Aziz gak hanya mengecup layar hpnya tetapi melumat layar hpnya sampai basah.
1022Please respect copyright.PENANA5nXSjrde39
"Kenapa tuh ketawa?", Tanya Pak Aziz yang menghentikan ciumannya pada layar hpnya.
1022Please respect copyright.PENANAjY13I40dFH
"Hihi Pak Aziz lucu sih. Itu layar hp Pak bukan aku. Kasian kan layar hp Pak Aziz basah", kataku tertawa kecil.
1022Please respect copyright.PENANA0NlsD3Znr0
Pak Aziz hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya. Lalu aku dan Pak Aziz hanya saling menatap layar hp masing-masing tanpa mengobrol sepatah kata pun. Kita diem-dieman cukup lama, sampai aku mencoba untuk membuka obrolan lagi.
1022Please respect copyright.PENANAD5pXMUzvjb
"Kok jadi diem-dieman gini ya Pak?", Tanyaku.
1022Please respect copyright.PENANARNeilxa4lW
"Hehe saya bingung Mbak mau ngobrolin apa", kata Pak Aziz cengengesan.
1022Please respect copyright.PENANAqeyht32ed4
"Obrolin apa aja sih. Soal Pak Aziz misalnya", kataku.
1022Please respect copyright.PENANAH57VNT6mxs
Ntah kenapa Pak Aziz menghela nafasnya panjang, "Saya gak punya keluarga Mbak. Saya hidup sebatangkara di Jawa", kata Pak Aziz menjadi murung.
1022Please respect copyright.PENANAhoSkgufB6U
"Emang asal Pak Aziz darimana?", Tanyaku.
1022Please respect copyright.PENANAjhJoA4WV8e
"Dari Aceh Mbak", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAENgNJ1bdpU
"Deg" mendengar pengakuan Pak Aziz yang berasal dari Aceh, detak jantungku rasanya berhenti.
1022Please respect copyright.PENANAdpOA1pQpB2
Ingatanku menerawang, mengingat ayahku yang sekarang ntah dimana. Kesedihan tiba-tiba muncul di hatiku, tanpa sadar kuteteskan air mata.
1022Please respect copyright.PENANANH1GELPmKv
"Loh Mbak kok nangis? Ada yang salah dari ucapan saya Mbak?", Tanya Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANA4rCskhaE5m
"Oh engga Pak", kataku berbohong dengan mengusap air mata yang menetes di pipiku.
1022Please respect copyright.PENANAqfPcwmfaZu
"Jangan bohong Mbak!!", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAVKWjS53UgO
"Keinget ayah saya aja Pak", kataku masih dalam kondisi terisak.
1022Please respect copyright.PENANAU3hKuu9yeB
"Udah cup cup!! Andai saya disitu, pasti saya peluk Mbak biar gak sedih lagi.
1022Please respect copyright.PENANARFKR12DJ0L
Mendengar perkataan Pak Aziz aku tersenyum, "Peluk guling aja Pak!! Ada kan disitu?", Kataku tertawa kecil.
1022Please respect copyright.PENANAmSFHGLBKc2
"Ya sama saja dong? Gak bisa tenangin Mbak Husna yang lagi sedih", kata Pak Aziz dengan membusungkan dadanya.
1022Please respect copyright.PENANAkHZLpS0MXB
"Pak Aziz bikin aku ketawa aja, sedihku udah ilang kok Pak. Terima kasih ya", kataku.
1022Please respect copyright.PENANA6smfqO9VYw
"Santai aja Mbak, udah kewajiban saya. Mbak kan bakal istrinya Rohman ponakan saya", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAV6hicYuCrH
"Hihihi, ya ampun Pak. Rohman kan masih kecil, ya udah deh iya", kataku dengan tersenyum.
1022Please respect copyright.PENANAXmErhchgBi
"Kalau ngobrol gini gak terasa Mbak, eh tiba-tiba udah dini hari", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANABF0R1XT9IF
"Iya nih, aku juga gak ngerasa lho Pak. Kalau sekarang udah jam 01.30", kataku.
1022Please respect copyright.PENANAr4i7bf7sEL
"Mbak kalau udah ngantuk, tidur aja!!", Kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAL8R6hopy9H
"Belum Pak, aku belum ngantuk. Pak Aziz udah ngantuk kah?", Tanyaku.
1022Please respect copyright.PENANAnOowYbogNe
"Belum Mbak, masak video call sama orang cantik ngantuk sih? Haha", kata Pak Aziz ketawa ngakak.
1022Please respect copyright.PENANAH2PQseeMwc
"Gombal", kataku dengan tersipu malu.
1022Please respect copyright.PENANAaSqiruPTSu
"Lah kan emang bener Mbak Husna cantik. Tanya aja sama Yusuf, Malik sama Rohman!!", Kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANADXjH8xBkY9
Aku hanya tersenyum saja, karena menahan malu. Senang sih dipuji, tetapi tetap saja pujian Pak Aziz membuatku salah tingkah.
1022Please respect copyright.PENANAEeeRMwj3Vv
"Pak Aziz aku boleh ngomong sesuatu?", Tanyaku pada Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAbvne2Xno4U
"Boleh Mbak, apa tuh?", Tanya Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAEgRsWK0N55
"Boleh gak aku anggap Pak Aziz kayak ayahku sendiri?", Tanyaku dengan menundukkan pandangan.
1022Please respect copyright.PENANAGyRV1cOAIo
"Waduh, gak bisa anu dong", kata Pak Aziz menjadi murung.
1022Please respect copyright.PENANAUyv6PqFAov
"Hihi, Pak Aziz ah mesum mulu. Bisa gak ya?", Kataku pura-pura berpikir.
1022Please respect copyright.PENANAZDYj8utXDX
"Huh, mau gimana lagi. Saya tuh sayang sama Mbak, gak bisa anu sih saya rela asal Mbak balik lagi ceria", kata Pak Aziz dengan sok tegar.
1022Please respect copyright.PENANAU4MHyZhpdU
"Hihi Pak Aziz lucu", kataku sambil menutup bibirku dengan telapak tangan.
1022Please respect copyright.PENANAFZoYxmqdQ9
"Aku ada kejutan buat Pak Aziz", kataku.
1022Please respect copyright.PENANAbfV3fwqgtX
"Emm yang jelas aku bakal ngasih kejutan ke Pak Aziz dua kali ya. Yang pertama sekarang, yang kedua besok pas aku nginep disana", kataku.
1022Please respect copyright.PENANAbjyrumplk2
"Wah saya gak sabar, nunggu kejutan dari Mbak Husna", katanya antusias.
1022Please respect copyright.PENANA4RPVTb8zcO
"Udah siap Pak? Ini khusus buat Pak Aziz", kataku.
1022Please respect copyright.PENANALZYwLctRY4
"Siap Mbak", kata Pak Aziz bersemangat.
1022Please respect copyright.PENANAMrRB8bGvHx
Kupasang HPku pada tripod yang aku taruh di depan ranjangku, lalu aku duduk di atas ranjang. Kubuka dress panjangku dengan perlahan, dimulai dengan aku membuka resleting dress panjangku. Kulihat ke layar hp, Pak Aziz menelan ludah.
1022Please respect copyright.PENANAHXuiZqjwUb
Lalu dress panjangku mulai turun, menampakkan kulitku yang setiap hari tertutup rapat oleh dress panjangku dan hijabku. Dimulai dari lenganku yang nampak, turun ke bawah sampai jatuh sebatas perut.
1022Please respect copyright.PENANAdH8h7oNHil
"Pak Aziz suka?", Tanyaku.
1022Please respect copyright.PENANAghQfDKWswb
"Eh suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang menatapku tanpa berkedip.
1022Please respect copyright.PENANAudGC9U4v21
Pelan kubuka BHku, dengan perlahan BHku aku lepas. Meski BHku sudah terlepas, telapak tanganku masih menutupi payudaraku.
1022Please respect copyright.PENANAVtP3QkxI4L
Kulihat Pak Aziz lagi-lagi menelan ludah, menatap Pak Aziz aku tersenyum.
1022Please respect copyright.PENANA2dQRPaWa3o
"Buka dong Mbak tangannya!!", Kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANAbKOG5xJCJU
"Hihi, sabar dong Pak!!", Kataku dengan suara genit.
1022Please respect copyright.PENANADuuHGiGFdr
Perlahan kubuka telapak tanganku yang menutupi payudaraku.
1022Please respect copyright.PENANAXCvBckzA13
"Pak Aziz suka?", Tanyaku genit.
1022Please respect copyright.PENANALjqZz3QiSK
"Suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang sekarang udah setengah telanjang sedang mengocok penisnya.
1022Please respect copyright.PENANAx3oxunpgsF
"Ya ampun Pak, hihi", kataku tertawa melihat Pak Aziz yang gak bisa menahan birahinya.
1022Please respect copyright.PENANAfpuTG3vhl4
Pertunjukan baru dimulai, aku mulai meremas payudaraku sambil mendesah pelan.
1022Please respect copyright.PENANAdIZvfiQ8nH
"Pak Aziz, ahhh ssssh", kataku mendesah dengan tanganku meremas payudaraku.
1022Please respect copyright.PENANAfwEOejw3xu
"Iya Mbak, sssh ahhh", kata Pak dengan tangannya mengocok penisnya dengan cepat.
1022Please respect copyright.PENANAxI5HcFJ6g7
Melihat Pak Aziz, apalagi melihat penisnya yang besar dan panjang, aku gak sanggup menahan gejolak syahwatku. Gak hanya payudaraku yang semakin mengencang, vaginaku yang masih tertutup dress panjang dan celana dalamku pun mulai basah.
1022Please respect copyright.PENANAXypnuep2Cb
Sekarang gak hanya meremas payudaraku, tetapi tanganku mulai mengucek-ucek vaginaku. Enak bener-bener enak, sensasinya melebihi saat aku digerayangi rame-rame oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Saat ini aku juga membayangkan wajah ayahku yang masih muda. Lalu kubuka mataku untuk melihat wajah Pak Aziz, yang seakan-akan Pak Aziz adalah sosok ayahku versi dewasa.
1022Please respect copyright.PENANAdD4IwRCYUD
Pikiranku semakin melayang, dengan nafasku yang semakin memburu. Desahan-desahan dari bibirku gak bisa lagi aku tahan. Aku mendesah dengan keras, gak peduli kalau seandainya Kakek mendengarku.
1022Please respect copyright.PENANAgNAsd9PiB4
Aku mengangkang lebih lebar dalam kondisi setengah rebah dengan bersandarkan bantal yang aku tumpuk, dengan dress panjang yang semakin tersibak sampai ke pangkal paha. Kini kakiku dari mata kaki, betis sampai pahaku sudah terpampang di depan Pak Aziz. Yang tersisa adalah pangkal pahaku yang masih tertutup dress panjangku.
1022Please respect copyright.PENANAm5ULhFmvss
Kubuka dress panjangku yang menutupi pangkal pahaku, kubuka semakin ke atas sampai menampakkan celana dalamku yang berwarna putih tipis yang basah.
1022Please respect copyright.PENANA0Em8iIjExu
"Ahhh Mbak", kata Pak Aziz mendesah keras.
1022Please respect copyright.PENANACqLJDwSeyG
Mendengar Pak Aziz mendesah aku gak kuat, kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamku yang berwarna putih. Lalu jari-jariku kembali aku gesek-gesekkan ke belahan vaginaku.
1022Please respect copyright.PENANAyYneSeXAmv
"Ssssh Pak", kataku mendesah dengan tubuhku yang menggelinjang.
1022Please respect copyright.PENANAt13dnFSnEc
Lalu Pak Aziz menghentikan kocokannya pada penisnya, "Mbak hati-hati, jangan sampai selaput dara Mbak robek!!", Kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANA18ZEl1RVfg
Aku mengernyitkan dahiku, dalam kondisi begini Pak Aziz masih mengkhawatirkan keperawananku.
1022Please respect copyright.PENANAtNsT6cgubN
"Pak pentingkah keperawananku? Apakah kalau aku gak lagi perawan, aku gak lagi berharga?", Tanyaku.
1022Please respect copyright.PENANAvsVEhDYJkA
"Buat saya, perawan atau enggaknya Mbak gak jadi masalah. Mbak tetap berharga di mata saya", kata Pak Aziz.
1022Please respect copyright.PENANALJGqspHtoO
Kucerna perkataan Pak Aziz, mendengar pengakuan Pak Aziz aku tersenyum. Ternyata ada satu orang yang bisa mengertiku. Mau menganggapku berharga gak hanya diukur dengan hal remeh seperti selaput dara.
1022Please respect copyright.PENANAFwTTH3HwmE
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum.
1022Please respect copyright.PENANAzYsvDNatyz
Aku sudah menyiapkan kejutan untuk Pak Aziz besok, dan kejutan ini khusus aku persembahkan untuk Pak Aziz.