Apa kau pernah bermain catur?
Bagi Samsara, prajurit seperti kita bagaikan pion-pion catur yang cuma berguna untuk melindungi raja. Kita adalah prajurit rendah yang hanya bisa sekali dipakai lalu dibuang layaknya mainan rusak.
Tapi, apa kau tahu, ketika mencapai ujung diseberangnya, pion-poin tak berguna ini akan berubah menjadi sesuatu yang sangat kuat. Sangat mengancam.
Huh? Kau tanya mengancam kepada siapa?
Haha! Tentu saja kepada musuh-musuhnya.
Lelaki yang sedang bicara itu bersandar tenang seraya memainkan sebuah pion catur berwarna hitam diantara jari telunjuk dan jari tengah. Cahaya remang sebuah lilin menciptakan kesan sempit dan pengap di ruangan tersebut. Sedangkan di hadapan lelaki itu terbentang papan catur dengan jumlah bidak hitam yang lebih banyak dibanding bidak putih.
Raja semata-mata hanyalah status berdasarkan nama. Ratu sendirilah merupakan simbol kekuatan. Karena itulah, pion yang berhasil mencapai seberang seolah terbebas dan mungkin saja berubah menjadi ratu baru.
Lelaki itu mengusap rahang kirinya beberapa kali sebelum menempatkan pion catur di tangannya pada kolom A-8; posisi sudut kiri atas dari papan catur.
Sesuai aturan, permainan dikatakan selesai jika raja hitam atau putih berhasil dikalahkan. Lalu apa yang terjadi setelahnya?
Pada kenyataannya, kedua ratu akan saling bertarung. Entah mereka ada dipihak yang sama atau tidak. Siapa pun yang menang, ia akan mengincar raja yang tersisa. Pada akhirnya kedua raja akan mati di tangan sang ratu. Ironi yang begitu menyedihkan.
Lelaki itu menghentikan permainannya. Ia mengangkat kepalanya dan melayangkan pandangannya pada sosok kedua yang duduk di depannya.
Lelaki kedua itu mendengar dalam bisu sementara matanya tidak lepas dari papan catur.
Tapi permainan semacam ini terlalu membosankan.
Lelaki pertama melanjutkan. Tangannya terlihat bergerak meraih sembarang pion di luar papan dan mulai asyik memainkannya.
Bagaimana jika bidak-bidak putih ini ternyata menyembunyikan mata-mata di bidak hitam atau sebaliknya? Keadaan menjadi sulit diterka, bukan?
Lalu apakah ada jaminan jika mata-mata ini sungguh-sungguh setia pada warna mereka? Atau mungkin pada akhirnya mereka akan membelot? Permainan menjadi semakin menarik.
Hmm… kau tanya diriku ada di pihak yang mana? Setia akan membelot?
Tentu saja aku ada di pihak membelot. Tepatnya aku bukanlah mata-mata. Aku adalah pengkhianat Kaum-ku sendiri. Buktinya adalah aku sendiri telah mencoret, menggoresi namaku dari daftar nama di dinding batu suci Tanah Agra. Sebuah pernyataan tegas bahwa aku sudah bukan lagi bagian dari Kaum itu.
Tapi… setelah diingat-ingat, kejadian itu sudah berlalu empat tahun. Ketika aku masih berusia 7 tahun.
Di usia itu jugalah aku mengikuti seleksi masuk Samsara. Kau juga, bukan? Tapi waktu itu kita tidak saling kenal. Aku bahkan tidak tahu ada berapa banyak yang mendaftar, yang pasti sangat banyak. Kala itu aku menganggap mereka-mereka adalah musuh yang harus kukalahkan agar bisa benar-benar masuk ke Samsara.
Ah! Aku masih ingat persis seleksi masuknya. Teramat sangat gila.
Lelaki pertama mendadak tersenyum seorang diri.
Untuk bisa menjadi prajurit Samsara, kita harus bisa bertahan hidup selama 6 bulan di hutan Selatan yang jauh lebih mengerikan dibanding hutan Utara. Kupikir itu adalah sesuatu yang mustahil. Umur 7 tahun, tanpa pengalaman apa-apa dan terpaksa harus bertahan hidup di wilayah asing. Belum lagi peserta diizinkan saling membunuh.
Lelaki kedua yang sejak tadi tak merespon tiba-tiba mendengus sinis dan menimpal.
6 bulan sungguh-sungguh bagaikan neraka. Seingatku, dari ribuan yang ikut seleksi cuma tersisa sekitar 30an orang. Termasuk kau dan aku.
Lelaki pertama tertawa terbahak-bahak.
Lalu tanpa istirahat kita langsung mengambil trial di pulau paling selatan diseberang laut selatan selama setahun penuh. Pegunungan salju dan cuaca dingin yang sangat ekstrim.
Orang kedua tersenyum lebih lebar saat melihat rekannya tertawa puas.
Hanya itu satu-satunya cara agar Samsara mengakui kita yang bukan murni berasal dari Kaum mereka. Tapi trial itu sangat membantu kita hingga bisa mencapai posisi sekarang. Posisi ke-4 dan ke-6 dari 14 prajurit terkuat Samsara.
Jadi, apa jawabanmu, kawan? Lelaki kedua tiba-tiba bertanya.
Senyum di wajah lelaki pertama pun mengendur seketika. Tapi ada satu syarat kecil yang harus kau penuhi.
ns 15.158.61.20da2