x
Pahlawan Perang Dunia
Author : Ihsan Iskandar
540Please respect copyright.PENANApgLfVdEnXR
Setelah beberapa minggu berlangsung. tepatnya 21 hari, keseharianku hanyalah duduk di sudut sel dan makan-makanan di yang diberikan penjaga 2 kali sehari. Pada 2 hari pertama. aku tidak makan dan hanya melihat makanan di depanku mulai membusuk, namun penjaga yang mengetahui hal tersebut memukulku dan memaksaku untuk makan. Aku masih berusaha untuk menolak dengan segenap kekuatanku, namun ketika dalam keadaan kritis karena keadaan kelaapran yang sangat luar biasa, aku teringat wujud Kak Sherli yang mashi memint tolong kepadaku di suatu tempat. Karena hal tersebut, aku mulai makan dan minum seperti biasa.
Didalam sel kecil yang dikelilingi oleh batu-batu tersebut, bahkan cahaya sangat sedikit masuk ke sel ku. Aku menghabiskan waktu dengan Push Up, Sit Up, Menggores-gores di dinding dan memikirkan bagaimana bisa kabur dari tempat ini. Setiap 3 haris sekali, aku dipersilahkan mandi, di penjara tersebut yang dominasi diisi oleh pria-pria berumur 24 tahun keatas itu, aku adalah sasaran empuk bagi mereka, namun selalu ada penjaga yang siap menjagaku dan aku selalu aman. Namun pernah suatu ketika, penjaga yang menjagaku pergi dari kamar mandi. Setelah itu pula, 1 pria besar berpakaian pidana mendatangiku. Aku yang terpojok ingin lari dari tempat tersebut, sambil membanyangi akan terjadinya sesuatu yang buruk menimpa diriku, aku mempercepat lari ku ke arah pintu keluar yang tepat berada disisi di belakang pria tersebut.
Berusaha untuk menghindarinya. Tapi, pria tersebut dapat menangkap lengan kananku dan aku jatuh terpingkal ke tanah. Dalam keadaan terjatuh tersebut, aku dapat melihat wajah mengerikan itu kian mendekatiku. Wajah buruk rupa dan nafas yang sangat bau membuat aku mulai meronta seperti orang gila. Tapi, aku harus menenangkan diriku, dalam aspek kekuatan aku tidak dapat mengalahkannya. Maka aku berpura-pura lemas dan menuggu kesempatan ku. Setelah pria itu melepaskan tangan kananku, aku memukul dengan kuat dagunya. Walaupun pukulan ku tidak sampai membuatnya menjauh, dia semakin marah dan menyiapkan kepalan pukulannya. Tapi beberapa saat kemudian, dia pingsan. Tentu saja karena jika memukul dagu, hal yang palig fatal berakibat adalah geger otak.
Aku berdiri dan berlari menjauh dari kamar mandi tersebut, dan menemukan penjaga yang menjagaku tadi di pojok lorong.
21 Hari kemudian. di siang itu, aku yang masih berolahraga mendengar pintu besi tahananku dibuka dan seorang penjaga menyilahkan ku keluar sel. Aku hanya mengikutinya tanpa sepatah katapun. dalam keadaan terborgol tersebut, aku sekarang berada diluar penjara yang sudah mengurungku selama 24 hari itu. Penjaga tersebut mearik tanganku dan melepaska borgolku sembari berkata “Kau telah dibebaskan” dalam keadaaan terbodoh tersebut, aku berjalan kedepan mendekati jalan trotoar, dan di samping kanan kanan yang tidak jauh dariku, aku melihat sosok yang sudah sangat kukenal. Ya benar itu adalah Pak Tua Korna.
Aku menghampirinya dengan tergesa-gesa dan tanpa sadar memeluknya dengan sangat erat, aku merasakan rasa hangat air mataku mengalir kian deras di sudut pipiku. Dan Pak Tua Korna membalasnya dengan memegang kepalaku. Setelah itu, kami berdua menaiki gerobak kuda dan pulang ke desa Roxanda.
Selama 3 hari di perjalanan itu, aku bertanya bagaimana aku bisa bebas, namun Pak Tua Korna hanya menjawab “Masalah sudah selesai, kau tidak perlu memikirkannya. Kau sudah bebas” namun hal tersebut masihh membebani pikiranku. Sesampainya dirumah pak Tua Korna. Malam itu, aku mendatangi Pak Tua Korna di perpustakaannya, aku memberanikan diri utnuk berterima kasih kepadanya. Sampai di ruang perpustakaan aku melihat Pak Tua Korna sedang membaca buku seperti yang biasa lakukan. 2 meter, 1 meter kemudian aku menyapa pak tua Korna.
“hmm… Tuan Korna”
“Ooohh… ada apa bocah? Bukankah sudah kubilang jangan kau panggil memakai nama ‘tuan’ atau apapun itu, panggil saja aku pak tua ahahaha.”
Pak Tua Korna membalasnya dengan candaan.
“Begini pak tua, Aku Ber-“
“Oh iya Bocah, mulai dari sekarang aku akan mengajarimu semua pengetahuan dan kemampuan yang kumiliki kepadamu, dan jangan Tanyakan kepada ku kenapa.”
Setelah memotong perkataanku, pak tua korna mengeluarkan sebuah catur tua di bawah mejanya.
“Baiklah Bocah, kau harus mengalahkanku dalam bermain catur, jika kau tidak bisa mengalahkanku, kau tidak boleh pergi dari desa ini, walaupun untuk selamanya. Hahaha. Dan kau harus tahu, seumur hidupku sampai sekarang, aku tidak perah terkalahkan dalam bermai catur”
Pak Tua Korna menjelaskannya hal tersebut dengan ciri khasnya. Aku kan menjadi muridnya Mantan Presiden dan Pahlawan Roxalia? Aku yang tanpa berpikir panjang mengatakan dengan keras. “Baiklah aku MAU!” sembari melakukan pose hormat.
“hahaha semangat yang bagus bocah, baiklah latihan akan kita mulai besok. Tapi ingat pelatiihanku akan sangat keras bahkan sampai kau akan berpikir lebih baik mati saja hahaha”
“AKU BERSEDIA!”
“umuu… bagus dan mulai sekarang namamu adalah Jusuf Gizzle”
Setelah anggukan dari pak Tua Korna, aku merasa memiliki tujuan hidupku lagi, aku akan menyelamatkan Kak Sherli dan dikenal sebagai pahlawan bukan sebagai pengkhianat. Perjalanan latihanku menjadi pahlawan pun dimulai dari sekarang.
540Please respect copyright.PENANAwHLpbOS1Om
{Penulis : Hai teman-teman terima kasih sudah membaca tulisanku sampai sekarang, walaupun banyak Typo atau perkataan yang kurang jelas, kuharap teman-teman dapat memberitahukannya kepadaku akan aku dapat menjadi lebih baik. Setelah episode ini, nuansa tulisan akan dipenuhi dengan perpolitikan dari bahasa maupun keadaan. Semoga kalian senang membacanya}
540Please respect copyright.PENANAw7l4rJywHG
ns 18.68.41.179da2