x
Author : Ihsan Iskandar
Tahun 1918 Komariah, itu adalah tahun dimana Negara-negara sudah mulai banyak berdiri, di tahun yang sudah dipenuhi dengan mesin tenaga uap ini, Negara-negara dunia mulai meningkatkan persenjataannya dari pedang dan panah menuju senjata api.
Di benua jaziro, benua yang berbentuk lambung dari arah barat ke timur, dengan luas Benua (…..). terdapat 2 negara besar yang selalu berperang. Perperangan itu terjadi setelah Presiden pertama Roxalia mundur dan digantikan oleh wakilnya, beberapa konflik terjadi dimulai dari konflik atas nama agama dan berkembang menjadi isu kemanusiaan dan perbedaan ideologi membuat kedua Negara besar ini, yaitu Roxalia dan Madonia, dan perperangan tersebut dikenal dengan “ perang 20 tahun”.
Pada akhirnya, dikarenakan perperangan yang tidak kunjung selesai, maka diberlakukan Treaty of contract atau perjanjian perdamaian kedua Negara dan terbentuknya sebuah Negara Netral di antara kedua Negara tersebut yang dipimpin oleh seorang pemuka agama.
Republik Roxalia yang lebih condong kepada Demokrasi dengan membebaskan warga negaranya dalam memilih dalam beropini tinggal sebelah barat Benua Jaziro, adapun Madonia yang berada disebelah timur benua, dengan sistem kerajaannya (monarki) dan masih kental dengan keagamaannya, kedua Negara hidup tenang selama satu decade.
Namun kehidupan damai yang dimiliki selama 10 tahun tersebut harus gugur, karena Madonia menyerang Roxalia. Menurut sejarah perang, Roxalia memiliik benteng “Xalia” yang belum pernah tertembus terletak di tengah benua yang memisahkan kedua Negara tersebut. Namun, Madonia mendapatkan rute dari paling selatan benua, melewati hutan lebat yang tidak pernah dilewati oleh manusia. Maka, Madonia berhasil menggugurkan benteng tak tertembus itu dari kedua sisi. Dari dalam dan dari luar.
Setelah 1 Bulan dari kejadian itu, kekalahan pahit yang dialami dan agar tidak ada korban berjatuhan lagi, maka Roxalia mengajukan Perjanjian perdamian kepada Madonia, dengan syarat bahwa Madonia dapat memasuki Negara Roxalia namun tidak sebaliknya.
Dan atas kemenangan Tersebut, Pahlawan cemerlang dari Madonia yang berhasil menemukan rute tersembunyi itu yaitu desa Magna dikenal seantero Benua Jaziro, yaitu Jenderal Mecov.
2 minggu sebelumnya penyerangan ke Benteng Roxa
“Kak Sherli TIDAK!!! Jangan tinggalkan Aku!!! Hentikan Mecov jangan bunuh Kak Sherli !” Jusup yang berada di hutan antah berantah berusaha lari menuju kak sherli yang sedang menunduk pasrah dihadapan Mecov, namun sekuat apapun Jusup berteriak, Mecov tidak mendengarkannya dan menekan Pelatuk Senjata Apinya. DOR
“Jangan !!!!” Jusup tersentak bangun dari tidurnya sambil bersimbah keringat.
“Dimana ini?” Jusup melihat sekeliling kamar tempat dia tidur, dia langsung menyadari bahwa ini bukanlah tempat tidur yang biasa dia gunakan, ruangan kamar yang berukuran 8x8 meter serta pot Bunga mawar di samping kanan tempat tidurnya. Dan tidak ada para saudara laki-lakinya yang biasa tidur di samping dirinya, membuat Jusup bingung dan berusaha untuk mengingat dimana ini.
“Apa yang sudah terjadi dan dimana ini?- Ughh…” Jusup berusaha mengingat dengan keras apa yang terjadi dengan dirinya, namun seketika itu pula sakit kepala hebat menyerang Jusup. Setelah memeriksa kepalanya yang sakit, Jusup mengetahui bahwa perban putih diilit di kepalanya.
Setelah beberapa menit berusaha untuk mengingat kejadian yang menimpanya sembari menahan rasa sakit yang luar biasa itu. Dia mulai mengingat semua kejadian yang menimpanya. Mecov yang datang dengan bala tentaranya ke Desa Magna dan membunuh satu persatu warga desa, dan kak sherli yang sedang lari dengannya tertangkap oleh Mecov dan Jusup jatuh kedalam sungai.
“Iya benar, KAK SHERLI! Aku harus mencarinya- ughh” Jusup yang kembali teringat dengan kak Sherli berusaha bangkit dari tempat tidurnya. Namun ketika berusaha berdiri dari tepi tempat tidur, Jusup terjatuh.
“Bergeraklah kaki ku! Aku harus menyelamatkan kak Sherli” Namun, Semakin Jusup berusaha, Kakinya tidak memiliki tenang untuk menopang dirinya berdiri.
“Tolong berdirilah…tolong…”
Jusup yang mengetahui keadaannya merasa pasrah dengan mata berlinang air mata. Ketika Jusup mulai kehilangan semua kesadarannya, dia melihat sosok bayang yang menghampirinya, namun rasa lelah yang besar membuat dirinya tak sadarkan diri seketika.
“Mmm…” Setelah beberapa saat, Jusup kembali membuka matanya, dia melihat tempat tidur dan suasana kamar yang sama. Namun yang berbeda adalah seorang lelaki tua berambut hitam memakai kacamata hitam sedang membaca sebuah buku di tepi dekat jendela kamar.
“Oh kau sudah bangun bocah, kukira kau akan tidur selama satu minggu lagi hahaha”
Kakek tua itu melihat keadaan Jusup yang terbaring di atas kasur, sedangkan Jusup hanya bisa terdiam melihat dirinya,
“Oh maafkan aku bocah, kau pasti bingung sekarang apalagi setelah 1 minggu pingsan. Namaku adalah –“
“Apa 1 Minggu!? Apa kau bercanda Pak tua!? Aku berarti aku harus Ughh...”
“Hei tenanglah bocah, kau masih dalam keadaan lemah, apalagi seluruh lukamu itu “
Jusup yang sontak mendengar kata 1 minggu itu berusaha bangkit dan mulai mencai keberadaan kak Sherli dan menyelematkannya. Tapi Kakek tua itu menahan Jusup.
“Biarkan aku pak tua! Aku harus menyelematkan seseorang! Pinggirlah-“
Jusup yang masih memberontak bangkit tiba-tiba terdiam berkeringat dingin melihat pak tua itu mengarahkan pistol kearahnya.
“haa… akhirnya kau diam bocah, baik. Aku tak ingin menguras tenaga dengan sia-sia, sekarang dengarkan apa yang kau katakana atau kau tidak mau sesuatu yang tidak dinginkan terjadi. Mengerti Bocah?”
Jusup menjawabnya perkataannya dengan mengangguk.
“Baik, akan kuulangi, namaku adalah Korna Gizzle, hanya pria biasa yang hidup didesa Roxanda dengan damai dan tentram. Kau bisa memanggilku Pak Korna. 1 meinggu lalu aku menyelamatkanmu di tepi sungai ketika aku ingin memancing. Melihatmu tergeletak lemas dengan luka di kepala, aku terpaksa menolongmu”
Jusup mendengarkan cerita dari Pak tua Korna dengan seksama.
“Dan sekarang kau ada di rumahku. Sekarang giliranmu, Bocah siapa namamu dan dari mana asalmu”
Jusup yang masih merasa asing dan tidak percaya dengan orang asing, terlebih setelah kejadian Mecov. Jusup enggan menjawab pertanyaan Korna dan hanya melihat mata Korna dengan serius.
“Haaa… baiklah, sepertinya ini tidak membantu. Aku tidak akan memaksamu memberitahuku, namun satu hal yang harus kau taati, selama 2 minggu ini kau tidak boleh keluar rumah lebih dari 20 meter dari rumah ini, jika tidak, aku menembakmu dari jauh ahahaha”
Korna yang mengatakan hal tersebut dengan nada bercanda membuat Jusup Merinding dan harus mematuhi kata-kata Pak Tua Korna.
639Please respect copyright.PENANARrurWQwU0e
ns 15.158.61.48da2