x
Pahlawan Perang Dunia
Author : Ihsan Iskandar
569Please respect copyright.PENANAqMHdCtxWxO
Di ruangan yang dipenuhi bau kertas dan dikelillingi rak-rak kayu besar. Sinar matahari yang menyingsing dari jendela bergerenda kain hijau itu, seorang pemuda dan lelaki tua bermain catur dengan seriusnya atmosper yang mereka ciptakan sangat luar biasa mencekam. Bahkan setiap orang yang melihat hal tersebut pasti menahan nafasnya. Setelah bermenit-menit, bahkan berjam-jam berlalu, tidak ada dari mereka berdua yang merubah posisinya, hanya tangan yang sesekali menggerakkan bidak catur diatas papan hitam putih itu. Setelah beberapa saat Lelaki tua itu memindahkan pandangannya kea rah pemuda tersebut dan mengatakn sesuatu kepada pemuda tersebut.
“Sialan kau bocah. Aku tidak percaya hanya dalam waktu 8 tahun ini, kau sudah dapat mengalahkan ku”
Lekaki tua itu mulai berdiri dan meregangkan badannya karena terlalu lama berdiri.
“hahaha kau hanya sudah terlalu tua, memang sudah sepantasnya kau kalah”
Pemuda yang memiliki rambut hitam ikal tersebut menjawab dengan gayanya yang sombong
“kau sudah semakin berani ya bocah? Hahaha”
“hahaha”
“hahaha”
Kedua lelaki itu saling tertawa, dan setelah beberapa saat suara gelak tawa itu sudah tidak terdengar lagi. Sekarang mereka berdua menatap satu sama lain seperti sedang memperhatikan keadaan masing, bukan, mereka bahkan seperti membaca pikiran mereka satu sama lain. Dan dalam sekejap, lelaki tua itu menendang meja dan mengahmburkan bidak catur satu persatu berhamburan ke udara.
Setelah itu, dengan secepat kilat, lelaki tua itu melayangka pukulan lurus tepat kearah wajah pemuda itu, namun pemuda tersebut sudah mengantisipasinya dengan menyilangkan tangannya tepat di depan wajahnya. Tidak sampai disitu lelaki tua itu mengayunkan kaki kanannya menuju ke kaki sang pemuda itu, namun kaki lelaki tua itu dihentikan dengan tumit kaki pemuda tersebut. dalm perkelahian yang sangat sengit itu, kedua lelaki tersebut bertarung layaknya monster. Bahkan sebelum semua bidak catur yang berhamburan itu menyentuh lantai, mereka berdua sudah melontarkan puluhan pukulan dan tendangan.
Pertarungan sengit yang berlangsung kurang dari 10 menit berhenti setelah pemuda itu mengunci gerakan lelaki tua tersebut dengan gaya gulat kunci V.
“haaa… baiklah-baiklah kau menang bocah, lepaskan aku”
Lelaki tua itu menepuk lengan kanan pemuda tersebut menandankan dia sudah menyerah. Pemuda itu pun melepaskan kunciannya dan membantu lelaki tua itu bangkit.
Sekarang mereka berdua dalam keadaan menghadap satu sama lain, lalu gelak tawa dari mereka berdua memecah suasana yang canggung tersebut.
“haa… baiklah bocah seperti janjiku, kau boleh pergi dari sini. Lagian aku udah muak melihatmu disini hahaha”
“akhirnya, aku dapat melewati semua neraka itu dan keluar dari sini hahaha”
“Sialan kau bocah hahaha”
Mereka berdua bersalaman sambil menertawakan satu sama lain.
Kemudian, dari terdengar suara seseorang mengetuk pintu rumah tersebut dan membuka pintu tersebut.
“hei Jusuf, kereta kuda kita sudah menunggu, apakah kau benar-benar ingin pergi atau tidak sih? Aku akan meninggalkanmu kalau kau terlalu lama, dan kenapa semua ruangan disini terlihat sangat berantakan?”
“hahaha baiklah tunggu sebentar Jack, aku akan segera keluar”
Pemuda yang diketahui bernama Jusuf itu menjawab kepada temannya yang memiliki rambut pirang dan kulit putih bernama Jack. Setelah itu, Jusuf mengambil barang-barang yang sudah disiapkannya sejak kemarin di depan pintu kamarnya.
Ketika semua perlengkapan sudah lengkap, walaupun hanya membawa sebuah tas sandang berisikan kebutuhan sehari-hari. Sebelum melangkah keluar rumah, dia melihat lelaki tua yang sudah duduk kecapean di tempat duduk kayu di rumah tersebut.
“Hei Pak Tua Korna, aku akan buktikan padamu bahwa aku akan bisa menjadi pahlawan, bahkan lebih dari padamu. Maka dari itu, tunggulah sampai aku kembali ke rumah ini”
“Dasar Bodoh pergilah, aku sudah sangat muak melihatmu. Lakukan saja apa yang menurutmu benar hahaha”
Setelah pembicaraan terakhir itu, Jusuf berangkat keluar rumah dan menaiki Kereta Kuda yang sudah lama menunggunya.
Dalam kejauhan, Pak Tua Korna melihat dalam kejauhan dengan tatapan yang sedih namun bahagia, dan dalam kesendiriannya dia berkata.
“Sialan Bocah, kau sudah membuatku terkejut berulang kali. Aku yakin dengan bakat dan tekadmu, kamu dapat menggapai cita-cita yang lebih besar dari ku. Dan satu lagi… sepertinya aku tidak akan ada disini ketika kau pulang. Sial, padahal aku ingin berjumpa sekali lagi denganmu. hahaha”
Pak Tua Korna tertawa dengan gelaknya diatas kursi kayu tersebut sambil berayun, setelah itu dia berdiri menuju kamarnya, didalam kamarnya yang memiliki banyak fot dan bendera. Dia mengambil satu foto yang terletak rahasia di dalam salah satu bukunya, foto tersebut adalah foto seoorang perempuan yang memakai gaun putih dan tersenyum dengan sangat manis. Sembari melihat foto tersebut, Pak Tua Korna mulai mengatakan sesuatu.
“Kau benar Lisa, jika aku terus hidup, hal baik mungkin akan terjadi denganku. Terma kash atas sarannya dan aku bahagia sekarang. Tapi setelah ini, aku mohon izin darimu untuk menuntaskan semua masalahku. Sampai bertemu lagi Lisa”
Pak Tua Korna Mencium foto tersebut dan mata kirinya yang tidak buta mulai menjatuhkan air mata.
569Please respect copyright.PENANAc3o2Cu3DQK
ns 15.158.61.20da2