Raja Singa sangat marah.
"Sialan!! dari mana ia mendapatkan pedang itu, aku harus membuat rencana, aku harus mengambil pedang itu dan memusnahkannya."
***
Marsha masih sangat sedih karena kehilangan ayahnya.
"Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" Rakka bertanya memecah keheningan.
"Aku yakin Raja Singa pasti sedang membuat rencana," ucap Marsha.
"Lalu apa rencana kita?" tanya Wisnu.
"Rakka, dia mengincarmu karena tau, kamu adalah manusia yang mengubah mutiara ini, bawa pedang ini bersamamu," pinta Marsha.
"Lalu kamu sendiri Sha?"
"Ia tak akan berani membunuhku selama mutiara ini ada di dalam tubuhku," ucapnya.
"Ingat perkataanku, kalian semuanya, saat kita di sana jangan percaya ucapan siapapun, jangan lengah ataupun tergoda dengan apa yang ada di sana, semua itu palsu, mengerti kalian!" ujar Marsha memperingatkan.
"Mengerti!" ucap mereka semua.
"Rakka, jangan pernah kamu berikan pedang ini ke siapapun, dan jika kamu merasa dalam bahaya, teteskan darahmu pada pedang ini, maka pedang ini akan menuruti semua perintahmu," ujar Marsha.
"Baiklah."
Saat malam hari, mereka bersiap untuk ke tempat Raja Singa. Saat di perjalanan.
"Wisnu," panggil Marsha.
"Iya Marsha kenapa?"
"Aku tau kamu suka godain cewek, tapi bisa nggak, malam ini aja, jangan tergoda sama mereka, mereka semua itu palsu Nu," ujar Marsha.
"Ah, kamu ni Sha, siapa juga yang suka godain cewek, aku ini tipe setia, tapi ngomong-ngomong, kalau aku tergoda sama mereka, kenapa emangnya?" tanya Wisnu penasaran.
"Haahhhh," keluh Marsha.
"Kamu nggak akan bisa keluar dari tempat itu dan menjadi budak Raja Singa," sahut Marsha.
"Aaapaaaa! aku nggak mau ah," bantah Wisnu.
"Makanya dengerin perkataanku ya."
"Iya-iya."
Mereka akhirnya sampai, seperti yang dikatakan Marsha. Mereka sudah di sambut oleh para wanita yang sexy dan memakai baju yang sangat tipis.
"Haduhh, kalau seperti ini gimana aku bisa tahan." Wisnu menggerutu karena dikelilingi wanita-wanita cantik.
"Kamu ini Nu, fokus lah, niat kita ke sini tu untuk apa!" Rakka membentaknya.
"Iya-iya."
Dari kejauhan.
"Raja, sepertinya mereka tidak terlalu tertarik pada wanita-wanita itu?" ucap salah satu pengawalnya.
"Aku masih punya rencana yang lain, tenang saja," sahut Raja Singa.
Raja singa melihat Rakka selalu menggandeng tangan Marsha.
"Aku tau harus berbuat apa." Raja Singa tersenyum sinis.
Toni melihat sekeliling. Dan sekilas matanya melihat wanita yang ia kenal.
"Tolong jaga Marsha sebentar, aku harus memeriksa sesuatu," ucap Toni dan pergi berlalu.
"Eh Toni, mau kemana kamu!" teriak Wisnu tapi tidak di gubris.
"Di mana Ayahku ya?" Marsha masih mencari-cari dan melihat sekeliling.
"Apa kita perlu berpencar?" usul Wisnu.
"Tidak, kita harus tetap bersama-sama," jawab Rakka.
"Eh Ka, lihat, bukannya itu Teresa ya." Wisnu menunjuk pada kerumunan wanita.
Marsha sekilas melihat ayahnya. Ia pun melepaskan tangan Rakka dan menghampiri ayahnya.
"Marsha mau ke mana kamu?" Saat Rakka ingin menyusul wanita itu, Wisnu menahannya.
"Eh Ka, jangan tinggalin aku sendirian, kamu!"
"Apa an sih Nu, udah sana! kamu temuin Teresa," bentak Rakka.
"Gitu ya, terus kamu?"
"Aku mau jagain Marsha."
"Ok-ok."
Marsha berlari mengejar ayahnya yang masih terus berjalan. Mendadak dua orang merangkul dan menutup mulut wanita itu seketika. Orang itu menarik Marsha masuk ke suatu tempat.
Ternyata Raja Singa sengaja memancing Marsha. Ia lalu berubah wujud menjadi wanita cantik itu untuk mengecoh Rakka.
***
Toni berlari mengejar seorang wanita dan menarik tangannya.
"Lolita, ini benar kamu!"
Wanita itu melepaskan tangan Toni.
"Kenapa kamu ada di sini? sudah kubilang Ayahku itu berbahaya."
Lolita adalah anak Raja Singa dari istri pertamanya. Diam-diam mereka sudah saling suka sejak lama. Tapi tak berani mengungkapkannya, karena perbedaan status yang mereka miliki. Toni langsung memeluk wanita yang dicintainya itu.
"Aku merindukanmu Lita," ucap Toni.
Lolita menangis di pelukannya.
"Aku juga." Lolita mengeratkan pelukannya.
"Kenapa kamu ada di sini? kamu tau Ayahku bisa membunuhmu."
"Aku ke sini bersama Putri, kami mencari ayahnya, Raja Singa membawanya dengan paksa kemaren."
"Oh Raja Hutan, sepertinya aku tau di mana beliau, ayo ikuti aku," ucap Lolita.
Lolita dan Toni pergi mencari Raja Hutan.
***
Rakka sempat tak melihat Marsha sejenak, lalu ia melihat wanita yang dicintainya itu berdiri tegak seperti mencari sesuatu.
"Marsha, ngapain kamu di sini?" Pria itu mendekat.
"Oh Rakka, aku tadi ngelihat ayahku di sini," ucap Marsha.
"Ayo sini, kamu nggak boleh jauh-jauh dariku." Rakka menarik tangan wanita itu dan menggenggamnya.
Rakka tak tau bahwa orang yang dihadapannya itu adalah Raja Singa yang menyamar menjadi Marsha. Raja Singa tau bahwa Rakka membawa pedang yang ia inginkan. Ia ingin merampasnya.
"Rakka," panggilnya dengan manja.
"Iya kenapa Sha?"
Marsha tiba tiba memeluk tubuh Rakka dengan erat.
"Aku kangen." Marsha berkata dengan manja.
Marsha mendorong Rakka ke tepi tembok dan mulai mencium bibirnya. Ia mencium pria itu dengan brutal. Rakka pun mengikutinya saja, tapi mendadak ia berfikir.
"Marsha, kenapa malam ini kamu begitu agresif, tidak biasanya kamu menciumku duluan," ucap Rakka yang mulai curiga.
"Aku hanya ingin bersenang-senang denganmu, kita sudah lama tak melakukan ini bukan," ucap Marsa.
Rakka berfikir, ini bukan saatnya bersenang-senang. karena tujuan mereka kemari adalah mencari ayahnya. Rakka mulai curiga dan mengingat perkataan Marsha, untuk tidak mempercayai siapapun. Rakka mendorong tubuh wanita itu hingga tersungkur ke tanah.
"Apa yang kamu lakukan Rakka!" Marsha berusaha berdiri lagi.
"Marsha yang aku kenal tidak sepertimu, ayo tunjukkan wajahmu!" bentak Rakka.
Wisnu yang mendengar teriakannya langsung datang.
"Ada apa ini Ka? kenapa kamu berteriak!"
Marsha mendatangi Wisnu.
"Wisnu, tolong aku, Rakka ingin melukaiku," ucap Marsha dengan manja.
"Wisnu, jangan dengerin dia, dia bukan Marsha," ucap Rakka.
"Nu, ini aku Marsha, aku nggak tau kenapa tiba-tiba Rakka bersikap seperti itu padaku Nu, aku takut." Marsha memegang erat tangan Wisnu.
Rakka yang kehilangan kesabaran, menarik pedang yang ada di belakang punggungnya.
"Dasar brengsek! tunjukkan muka asli kamu!" bentak Rakka seraya maju ingin menusuk Marsha.
Wisnu bingung harus percaya dengan siapa. Ia mengambil panah dan mengarahkannya pada Rakka.
"Wisnu, apa kamu sudah gila?" ucap Rakka.
"Jangan maju Rakka, atau kupanah kamu!" bentak Wisnu tak mendengarkannya.
Marsha merasa puas membuat mereka berdua saling bertengkar. Ia pun tak perlu repot-repot turun tangan.
"Wisnu, kamu kenal aku sudah berapa lama ha! kenapa kamu tak bisa percaya kepadaku," ucap Rakka menyakinkan temannya itu.
Wisnu mulai goyah.
"Marsha yang kita kenal tidak akan membuat kita saling melukai, bukankah kamu tau itu," teriak Rakka lagi.
Tiba-tiba Wisnu langsung mengarahkan panahnya pada Marsha.
"Kamu bukan Marsha, jika kamu tak ingin mati sekarang, katakan siapa kamu!" ucap Wisnu dengan lantang.
Marsha mundur dan berubah wujud menjadi Raja Singa.
"Dasar manusia-manusia bodoh!" Bentak Raja Singa.
"Di mana Marsha ha!" teriak Rakka.
Raja Singa membuat sebuah tampilan bayangan dari angin di atas kepala. Terlihat Marsha sedang di sekap dan dibawa oleh anak buahnya.
ns 15.158.61.20da2