Sampai suatu hari saat Rakka berulang tahun. Ia merayakan bersama keluarganya. Lalu setelah acara itu, ia pulang ke klinik.
Ia tidur berbaring bersama kelinci berbulu putih itu.
"Marsha, apa kamu sudah mengucapkan selamat padaku, kenapa kamu begitu jahat! aku ingin kamu orang yang pertama mengucapkan selamat padaku," gumamnya seraya memeluk kelinci itu.
Rakka membelai tubuh kelinci itu. Lalu mendekapnya.
"Apa kamu tau, apa yang kuminta saat aku ingin meniup lilin, aku meminta kepadaNya agar menghidupkanmu kembali, aku ... ingin melihat wajahmu lagi, aku rindu membelai wajahmu, aku rindu saat kamu memanggil namaku dengan manja, aku rindu saat kau bertingkah seperti anak kecil, aku rindu ingin mencium bibirmu, aku juga rindu ingin memeluk tubuhmu yang hangat." Rakka meneskan air matanya.
Ia benar-benar tak bisa membendung kesedihannya selama ini, ia sangat menderita karena kehilangan Marsha.
Air matanya terus berlinang dan menetes ke tubuh kelinci itu beberapa kali. Tampak sinar putih yang sangat kecil bersinar di tubuh kelinci itu. Tapi Rakka tak menyadarinya.
Pagi harinya. Marsha membuka mata. Dan ia sudah tergeletak di ranjang bersama Rakka. Wanita itu tak tau kenapa mendadak ia berubah wujud lagi. Ia segera pergi ke Wonderland menemui Ayahnya.
"Ayahh, Ayahhhh! di mana Ayahku?" teriak Marsha.
"Marsha, benarkah ini kamu Sha?" toni memeluk tubuh wanita itu.
"Ehmm, ehmmm." Lolita memperingatinya.
Toni segera melepas pelukan itu.
"Putri, benarkah ini kamu sayang?" Ayahnya langsung memeluk Marsha.
"Iya Yah, ini aku," ucap Marsha tersenyum.
Mereka semua duduk di sebuah ruangan.
"Bagaimana mungkin, kamu bisa berubah lagi sayang, Ayah fikir sudah tak bisa lagi melihat wajahmu ini."
"Aku juga nggak tau Yah, saat aku bangun tidur, aku sudah berubah seperti ini, justru aku datang ke sini ingin bertanya pada Ayah."
"Baiklah, sepertinya kita harus bertemu Peri Hutan," sahut Ayahnya.
Mendadak Teresa datang dan memeluk Marsha dari belakang.
"Akhirnya aku bertemu denganmu lagi Putri," ucap Teresa.
"Teresa, kamu tak banyak berubah."
"Aku masih cantikkan, sama seperti dulu," Ia tersenyum.
"Oh ya Sha, ini Lolita istriku," ucap Toni.
"Bukankah dia anak dari Raja Singa, sejak kapan kalian mulai bersama?" tanya Marsha.
"Salam Putri." Lolita memberikan salam padanya.
"Iya, salam juga," sahut Marsha.
"Aku sudah lama menjalin hubungan dengannya, dan kini kami sudah menikah," ucap Toni.
"Ehmm, selamat ya buat kalian," ujar Marsha.
"Putriku, taukah kamu, setelah kepergianmu, Ayah memberikan jabatan ini pada Jendral api, kini ia resmi menjadi Raja Hutan sebagai pengganti Ayah."
"Wahh, itu terdengar sangat bagus, makasih ya Toni udah ngerawat Ayahku selama ini," ujar Marsha.
"Putri, kamu harus lebih sopan, dia adalah Raja sekarang," ucap Ayah.
"Baiklah Raja Toni." Marsha terkekeh.
"Kenapa namanya jadi Toni?" tanya Lolita.
"Saat hidup di dunia manusia, itu adalah nama yang diberikan untuknya, sedangkan namaku adalah Marsha, kalian semua harus memanggil kami seperti itu ya," pinta Marsha.
"Marsha, nama yang cantik," ujar Teresa.
Mereka semua tersenyum dan mulai berjalan ke tempat Peri Hutan. Dan sesampainya di sana.
"Mutiara itu kini kembali berada di tubuhmu Putri, kamu bisa hidup normal seperti biasanya," ucap peri hutan.
"Tapi Peri, apa yang membuatku bisa berubah seperti ini lagi?" tanya Marsha yang masih bingung.
Peri itu menunjukkan tayangan kejadian, di mana Rakka menangis dan air mata pria itu jatuh ke tubuh sang kelinci.
"Jadi, air mata cinta sejatimu yang menghidupkanmu kembali," ucap peri hutan.
"Ahhh, romantisnya," ucap Teresa.
Di sebuah rumah kayu.
"Apa kamu sudah memberitahu Rakka, bahwa kamu sudah berubah wujud lagi?" tanya Toni.
"Belum, setelah bangun aku langsung ke sini," jawabnya.
"Lalu apa rencanamu sekarang?" tanya Toni lagi.
"Maukah kalian ikut denganku, bertemu dengan Rakka?" pinta Marsha.
"Aku mau, aku mau." Teresa begitu bersemangat.
"Resa! mau ngapain kamu ke sana?" Toni membentaknya.
"Yaaaa, Kakak, aku kan juga mau lihat dunia manusia itu seperti apa," bantah Teresa.
"Udahlah Raja Toni, Resa akan aman jika bersamaku," ucap Marsha.
"Kalau begitu, aku akan membawa Lolita juga," sahut Toni.
"Aku!" Lolita bingung.
Mereka berempat bergegas kembali ke dunia manusia dan mengunjungi Rakka.
***
Rakka baru saja bangun tidur.
"Whoaaaaa." Ia menguap.
"Pagi Marsha, Sha! di mana kamu?" Rakka membuka selimutnya namun hewan berbulu itu tidak ada.
Ia tak menemukan Marsha. Ia melihat pintu kamarnya sudah terbuka.
"Marsha, apa kamu diluar sayang?"
Ia masih mencari-cari. Tapi tak menemukan kelinci itu juga.
"Anehhh, ke mana perginya Marsha ya."
Ia menelpon ke rumah, tapi Ibunya berkata Marsha tidak di sana. Lalu ia menelpon Wisnu.
"Nu, apa kamu mengambil Marsha dariku?" tanya Rakka tiba-tiba.
"Haduhh, pagi-pagi ni anak, gimana mungkin aku ngambil Marsha, aku aja masih di kasur, ada apa sih?" tanya Wisnu sembari bangun dari tidurnya.
"Marsha hilang Nu, aku dah nyari ke mana-mana!" sahut Rakka mulai cemas.
"Coba cari di dalam kulkas ge, kali aja ngumpet di sana," celetuk Wisnu.
"Nu! ini bukan waktunya bercanda!" bentak Rakka melengking.
"Haestt kupingku, iya-iya, coba cek di kolong lemari situ, atau nggak keluar disamping klinik kamu situ," ucap Wisnu.
Rakka mencarinya lagi, tapi nihil. Pria itu tak menemukan Marsha di manapun. Ia terduduk lesu di sofa.
"Marshaaa di mana kamu?"
ns 15.158.61.8da2