Kejadian itu sudah terjadi lama sekali, tapi entah kenapa terkadang seperti baru terjadi kemarin. Dulu aku bersekolah di salah satu sekolah paling elit di London. Sekolahku memiliki beberapa lantai dan sangat megah. Sekolahku mengharuskan setiap siswanya memakai seragam dan tidak mengenakan pakaian bebas seperti sekolah pada umumnya. Gedung di sekolah dicat berwarna putih dan biru, beberapa lukisan antik terpampang rapi di dinding. Sekolahku juga memiliki fasilitas seperti lapangan sepak bola, basket, bahkan american football. Sungguh sekolah yang menyenangkan, jika saja sekolah ini tidak memiliki siswa berandalan sepertiku. Hanya yang berasal dari kalangan elit yang bisa bersekolah di sini.
Pada waktu itu, aku hanya diam di dalam kelas. Pikiranku kosong dan sama sekali tidak memperhatikan pelajaran .Pikiranku melayang tak tentu arah, aku memikirkan segala hal kecuali mata pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guruku. Suara Mrs. Howard yang cempreng dan keras tidak mampu menggoyahkan lamunanku. Mrs. Howard adalah seorang wanita bertubuh gemuk dengan rambut pirang panjang. Bibirnya siap mencerca siapapun yang tidak memperhatikannya. Tangan-tangannya kurus dengan kuku yang terurus rapi.
“Romeo James Watson!!!” teriaknya tiba-tiba. Aku sama sekali tidak terkejut setelah dia berteriak. Aku hanya melihat ke arahnya. Mrs. Howard bertambah marah, karena aku sama sekali tidak perduli padanya. “Kau sama sekali tidak memperhatikan pelajaran sejak tadi! Kau seharusnya malu dengan ayahmu yang telah menyekolahkanmu di sini. Apa kata orang jika tahu pekerjaanmu sepanjang waktu hanya melamun saja! Jika kau memang tidak serius dengan kelas ini. Kau harus keluar sekarang juga!”
Aku tidak membalas ucapan Mrs. Howard. Aku mengambil tas milikku, berdiri dan melangkah keluar dari kelas. Setelah itu, meninggalkan sekolah.
#####
Aku punya badan besar dan kokoh. Rambutku dipotong pendek seperti tentara pada waktu itu. Meskipun seharusnya, aku menjadi penguasa sekolah dengan popularitasku. Pada akhirnya aku hanya menjadi seseorang yang tak punya banyak teman, mungkin, karena aku cuma laki-laki pendiam yang tak tertarik untuk bersosialisasi. Setelah keluar dari sekolah, aku berjalan tak tentu arah. Hari masih belum terlalu siang, sehingga sinar matahari masih terasa hangat. Aku mengambil rokok dari tasku dan langsung meletakkannya di mulutku. Lalu, menyalakannya dengan pemantik jelek yang sudah kupakai sejak lama. Aku sudah merokok sejak usiaku baru dua belas tahun dan sekarang usiaku nyaris enam belas tahun.
Aku jarang pulang ke rumah, kecuali pada malam hari. Itu pun setelah bermain-main dengan kawan-kawanku. Biasanya aku menghabiskan hari-hariku dengan bermain basket. Lagipula, siapa yang akan menungguku di rumah? Ibuku sudah lama meninggal. Sedangkan, ayahku sama sekali tak perduli pada apapun selain hanya bagaimana menambah pundi-pundi uangnya.
Sepanjang hari itu aku hanya berjalan tak tentu arah, hanya melakukan banyak hak yang tidak berguna hingga kusadari jika malam telah larut. Kurasakan angin berhembus dengan kencang dan sepertinya hujan akan turun dengan deras. Mobil-mobil yang biasanya ramai berkeliaran, kali ini terasa sangat sepi. Aku melihat ke langit dan sama sekali tidak melihat apapun termasuk bintang.
Ketika aku melewati sebuah gang sempit untuk pulang. Tiba-tiba ada segerombolan laki-laki yang mendekat ke arahku. Mereka menarik kedua lenganku dan mendorongku ke dalam lorong gelap yang jauh dari jalan raya. Dalam sekejap aku tahu mereka akan merampokku. Aku melepaskan lenganku dalam sekali sentak dan berusaha menghajar salah satu dari mereka. Sepertinya, mereka perampok yang sudah berpengalaman. Karena mereka sangat kompak dan sama sekali kelihatan ragu. Sepertinya mereka juga sudah membuntutiku dan menunggu datangnya kesempatan untuk melukaiku.. Badanku yang besar berhasil membuat mereka kewalahan. Sebagian dari mereka terkapar. Ketika aku akan menghajar seorang laki-laki lain. Tiba-tiba aku merasakan rasa sakit di kepalaku. Seseorang telah memukulku dengan sesuatu yang keras.
Aku terjatuh, kesadaranku mulai menghilang dan begitu pula dengan pandanganku.
Setelah itu, segalanya menjadi gelap.
Aku tidak bisa melihat apapun kecuali kegelapan.
ns 15.158.61.20da2