Setelah melalui berbagai perdebatan panjang yang kukira tak akan pernah usai. Akhirnya besok aku akan berangkat ke Paris untuk berjalan-jalan dengan Valentino sebelum kami akan menikah. Semua persiapan sudah selesai. Barang-barang sudah dikemas, semua dokumen keberangkatanku juga sudah siap, hanya hatiku saja yang belum siap.
Sekarang sudah menunjukkan jam 1 pagi hari. Tapi, mataku masih terbuka. Aku sudah memejamkan mataku berkali-kali, tapi aku tetap tidak bisa tertidur. Aku masuk ke kamar mandi lalu mengambil air wudu, selanjutnya melakukan salat tahajud dua rakaat. Aku memperpanjang waktu sujudku dan hanya diam saja sambil berusaha mengosongkan segala pikiranku kepada selain Allah. Setelah salat tahajud selesai, aku enggan melepaskan mukenaku dan berjalan ke balkon di lantai dua. Aku memandangi pemandangan indah di malam hari melalui balkon rumahku.
Sayup-sayup aku bisa mendengar suara TV dari lantai bawah. Ayah pasti tertidur lagi di kursi sambil menonton televisi. Kemudian, besok ibuku akan memarahinya lagi karena selalu melakukan hal yang sama berkali-kali.
“Perdana menteri Romeo Watson telah selesai menandatangani peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Inggris dalam tiga bidang. perekonomian, budaya dan juga pariwisata. Beliau berharap melalui kerja sama ini hubungan bilateral antara kedua negara menjadi lebih erat dan bisa saling menguntung satu sama lain. Baik untuk masa sekarang maupun untuk di masa yang akan datang.
Beliau juga berbicara kekagumannya tentang keindahan alam dan budaya Indonesia. Beliau berharap bisa mengunjungi Indonesia di lain waktu untuk berlibur dan menikmati alam dan budaya Indonesia…..”
Aku sangat beryukur karena tinggal di daerah Jawab Barat yang terhitung dingin dan sejuk. Sehingga aku bisa diam dan menikmati betapa sejuknya malam ini. Aku bisa merasakan semilir angin yang menyentuh wajahku. Aku sering sekali melakukan ini ketika aku sedang merasakan gundah di dalam hatiku. Hanya diam di balkon dan memandangi langit malam. Walaupun, seringkali aku tidak pernah benar-benar tahu alasan kegundahanku ini karena apa.
Aku memandang langit yang gelap, tapi penuh bintang bertebaran di langit. Bulan yang bercahaya menerangi malam. Aku membiarkan pikiranku melayang tak tentu arah. Malam ini aku membiarkan hatiku melepaskan segala kegundahannya. Aku membiarkan hatiku mengakui hal yang tak mungkin kuakui kepada siapapun.
Aku merindukan laki-laki itu.
Rindu sekali.
ns 15.158.61.51da2