Kegelisahan
“Rik.. bangun.. bangun..” ucap Om Heri membangunkanku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYXOdZspdu
“Rik.. cepat siapin mobil.. Tantemu udah mau lahiran..” ucap Om Heri yang membuatku langsung bangkit.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNeRZkH2LN1
Aku melihat jam menunjukkan pukul 11 malam. Aku kemudian segera berganti pakaian dan berlari ke garasi untuk menyiapkan mobil.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8xn2vZXVbg
Setelah mobil siap, aku kemudian berlari ke dalam ikut membantu Om Heri yang sedang memapah Tante Septi yang terlihat menahan sakit karena sudah merasa akan melahirkan. Aku juga mengambil tas yang sudah dipersiapkan berisi pakaian dan meletakkannya di antara sayuran yang sudah tertata di atas mobil pick up.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtBuFFdgsGf
Setelah Tante Septi masuk dan duduk di dalam mobil, aku sempat kembali ke rumah untuk mengecek dan mengunci pintu – pintu rumah.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4iSbKDH55
“udah Om.. jalan..” ucapku yang berdiri menyempil di antara sayuran – sayuran, karena tidak memungkinkan untuk duduk di depan bertiga.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCNaVhMntbK
Kemudian Om Heri memacu mobil dengan cukup kencang menuju rumah sakit. Sesampainya disana, aku kemudian melompat dan berlari mengambil kursi roda. Setelah membantu Tante Septi duduk, kemudian Om Heri mendorongnya masuk ke dalam. Aku kemudian memarkirkan mobil kemudian menyusul masuk ke dalam.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhu8DUtXNxY
Setelah menyelesaikan pendaftaran, Om Heri kemudian menghampiriku yang sedang duduk di ruang tunggu. Beberapa saat kemudian terdengar panggilan yang ditujukan untuk keluarga ibu Septi. Om Heri bergegas menghampiri petugas yang memanggil tersebut dan setelah berbincang sebentar kemudian Om Heri ikut masuk ke dalam.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkrXc63rBvm
Gelisah yang aku rasakan selama menunggu proses persalinan, aku juga merasa harap – harap cemas dengan kondisi Tante Septi yang sedang berjuang di dalam sana. Beberapa kali aku sempat keluar rumah sakit untuk sekedar merokok dan menghilangkan kegelisahanku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvZXTdTo1aY
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya terlihat Om Heri keluar ruangan. Terlihat wajahnya yang berbahagia dengan mata yang berkaca – kaca.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiImERFuh1r
“gimana Om..?” tanyaku pada Om Heri saat menghampirinya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN4Clk5kH45
“Alhamdulillah lancar Rik.. adikmu cowok..” ucap Om Heri yang kemudian memelukku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDXY3nVVNU9
“Alhamdulillah.. selamat Om.. selamat..” balasku sambil menepuk – nepuk punggungnya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYo9fWxvUZq
“hufh.. huuhh.. makasih Rik makasih..” ucap Om Heri sambil menghapus air matanya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgvRXxN7NUG
“ayo masuk.. kita lihat adikmu..” ajak Om Heri tersenyum.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPMWojTDGfn
Aku kemudian tersenyum mengangguk dan berjalan mengikuti Om Heri. Setelah masuk kamar, aku kemudian mengucapkan selamat kepada Tante Septi yang terlihat masih lemah.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQjiYDq5vse
Pandanganku kemudian tertuju pada sebuah box bayi yang berada di sebelah Tante Septi. Setelah melihat apa yang ada di dalamnya, sungguh momen yang membahagiakan dan haru saat pertama kali melihat bayi yang baru lahir. Rasa lelah seketika sirna saat melihat wajah mungilnya. Aku yang tersenyum haru saat melihatnya tanpa terasa meneteskan air mata.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4s60rWqUNh
“siapa Om nama jagoanku ini..?” tanyaku yang masih melihat adik sepupuku ini.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRVRnPTy9PG
“Alfian.. Alfian Hadi Sanjaya..” jawab Om ku bergetar.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwmz5vHa6iZ
Aku melihat Om Heri dengan mata yang berkaca – kaca. Kenapa aku menangis saat mendengar nama yang di ucapkan oleh Om ku? Karena Hadi Sanjaya adalah nama kakekku, kakek yang sangat menyayangiku. Saking sayangnya padaku, hampir setiap hari aku menghabiskan waktu bersama kakekku. Beliau sering mengajakku jalan – jalan dan sampai tidur pun aku sering sama kakek. Sungguh aku merindukan kakekku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb6nGXC4nSx
Aku yang masih terharu jadi teringat akan sosok kakekku. Aku yang merasa sangat kehilangan saat kakekku meninggal, aku yang berkali – kali menangis sampai harus ditenangkan oleh Bundaku. Dan sekarang di depanku adalah salah satu keturunannya, semoga dia juga mewarisi kehebatan kakeknya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUIljOBw3gG
Malam semakin larut, kebahagiaan yang kami rasakan dengan kehadiran anggota baru di keluarga kami dan kebahagiaan yang tentu dirasakan juga oleh yang lain.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbTUcuFOHgm
Om Heri sempat memberi kabar lewat pesan pada Ayahku dan Tante Hilda, karena kalau telepon pasti akan mengganggu jam istirahat dan sekarang kulihat jam menunjukkan pukul 2 pagi.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZGKgZFxSf
“Rik.. kamu tunggu sini dulu ya.. aku mau ke pasar, mau pamit dulu kalau besok libur sekalian kasih kabar ke ibu mertuaku..” ucap Om Heri saat kami sedang duduk.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpIKZ36GHOW
“Om aja yang tunggu sini, biar aku aja yang kepasar. Lagian gak usah libur juga gak papa Om.. kasihan nanti petani – petani yang nganter sayuran ke rumah, sama pedagang di pasar yang nunggu sayuran kita..” balasku panjang lebar menjelaskan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5BAPvkktHz
“terus kamu sendirian donk..?” ucap Om Heri yang terlihat ragu.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCJ1cVxmneA
“Om kira aku gak mampu..?” jawabku sinis.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡasH245fGOD
“hehehe… kalau kamu pingsan gimana..?” ucapnya mengejekku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN1wUw4UA7z
“gak bakal.. aku udah terbiasa” jawabku santai.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPek1G9QJ3l
“baguslah.. biar lebih kuat dan gak lemah lagi..” balasnya terkekeh.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlSRW6FJlal
“hmm..” balasku yang malas menanggapinya lagi.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzKYr8ZHudw
Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 pagi. Aku kemudian pamit pada Om ku untuk mengantar sayur ke pasar. Karena aku yang mau mengabarkan ke mertua Om Heri juga, maka aku putuskan untuk berangkat lebih awal.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0xESq5Czzp
Setelah sampai pasar, aku langsung mengantarkan sayuran ke pedagang – pedagang disana. Karena sudah setiap hari melakukannya, aku jadi tidak kesulitan walau melakukannya sendiri. Saat mengantar sayuran, beberapa pedagang sempat bertanya padaku kenapa aku mengantar sendirian. Aku memberitahukan bahwa Om Heri sedang menunggu istrinya yang baru lahiran di rumah sakit. Terlihat wajah sumringah mereka saat mengetahui anak Om Heri sudah lahir.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTh1bMVG3qv
Setelah selesai mengantarkan sayuran, aku mulai merasa sedikit mengantuk karena semalaman tidak tidur. Aku kemudian berjalan mencari warung untuk ngopi sebentar, sekalian tanya rumah mertuanya Om Heri. Dari kejauhan, aku melihat Mang Karjo salah satu penarik becak di pasar sedang duduk sambil ngopi, aku kemudian menghampiri warung tersebut.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMG8KcBZ3h0
“pak kopi satu ya.. gulanya dikit aja..” ucapku pada penjual
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmR7ok6AWWM
“siap mas..” balasnya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiaWiT4aqxd
“eh Rik.. sendirian aja..” sapa Mang Karjo setelah melihatku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5IdTNDk6dZ
“iya Mang.. hehe..” balasku sambil duduk.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaLIukC3QH6

“Mang.. tau rumah mertuanya Om Heri gak..?” tanyaku pada Mang Karjo.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnv4TaTXJvY
“tau.. emangnya kenapa..?” jawab Mang Karjo.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5Xa9iGL3Dm
“mau kasih kabar kalau cucunya sudah lahir..” balasku kemudian.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFyfWLUPbPU
“eh beneran.. Septi udah lahiran..? Cowok apa cewek anaknya..?” tanya Mang Karjo yang terlihat antusias.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Jy9VJWiSg
“cowok mang..” balasku sambil menyeruput kopi.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡflrT2l7F1X
“Alhamdulillah… akhirnya Bang Heri punya anak..” ucap Mang Karjo yang terlihat bahagia.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUHkCgLXOru
“dimana Mang rumah mertuanya..” tanyaku lagi pada Mang Karjo.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlsJ9AMNrkI
“udah.. biar aku aja nanti yang kasih kabar, sekalian aku ngasih kabar ke yang lain..” balas Mang Karjo tersenyum.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ06AxGCiVlP
“wah.. makasih Mang kalau gitu..” ucapku berterima kasih.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfhpRzcnker
“halah.. santai aja Rik.. rumahnya juga deket kok sama rumahku..” balas Mang Karjo menjelaskan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUzrgXJcqVn
Setelah ngobrol – ngobrol kemudian aku pamit untuk pulang.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5VvOJNoZ2I
Sesampainya di rumah, aku segera mandi dan bersiap berangkat sekolah. Aku berangkat ke sekolah menggunakan motor Om Heri, karena Om Heri yang masih menunggu di rumah sakit, jadi jelas motornya nganggur gak dipakai.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLpf6AyHvEG
Aku mengikuti pelajaran sekolah seperti biasa sampai kegiatan belajar mengajar usai. Saat pulang aku sempat mampir sebentar ke rumah sakit kemudian pulang ke rumah menunggu petani – petani yang mengantar sayuran.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfXS4Kamf39
***
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOSCBLcnXK0
Pagi harinya, aku berangkat sendiri lagi ke pasar mengantar sayuran. Setelah selesai mengantar ke pedagang – pedagang, aku kemudian ke warung kopi yang kemarin dan kulihat Mang Karjo yang sudah duduk disana.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwS3Hzo7bx2
“gimana Rik.. kira – kira udah bisa pulang kapan..?” tanya Mang Karjo menanyakan tentang kepulangan adik bayi dari rumah sakit.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgVCCIxcX6V
“hari ini kayaknya udah bisa pulang Mang..” jawabku pada Mang Karjo.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcojuPvtjr2
“cocok.. pas malam minggu.. nanti kita mau ramai – ramai nengokin bayi..” ucap Mang Karjo yang terlihat bersemangat.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZycwXiAJHv
Aku hanya tersenyum melihat Mang Karjo yang sangat bersemangat.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8HkhYMsAFz
“Mang.. boleh tanya sesuatu..?” tanyaku pada Mang Karjo.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwCAW763qgy
“iya Rik.. tanya apa..?” jawabnya sambil membakar rokok.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRjTvOlVzBM
“hmm..” aku yang bingung mau memulainya dari mana.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYllfroqtF4
“tanya tentang Om mu ya?” ucap Mang Karjo yang seperti mengerti kebingunganku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhj00qAZtsd
“iya.. Mang..” jawabku tersenyum.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdoWWsnnWVT
“apa yang buat kamu bingung..?” tanya Mang Karjo tersenyum.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj691irx9Y2
“hmm.. jadi gini Mang.. kok aku merasa setiap bertemu orang – orang yang di pasar, mereka terlihat menghormati dan segan pada Om Heri. Dan selama 2 hari ini aku kesini sendiri, setiap orang yang kutemui selalu menanyakan tentang Om Heri termasuk Mang Karjo juga..” ucapku menjelaskan rasa penasaranku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIud8qFrYER
Kulihat Mang Karjo hanya tersenyum, kemudian dia meminum kopinya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxsLT9DD6P2
“jadi gini Rik..” ucap Mang Karjo yang akan mulai bercerita.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPSloDmlbAw
“dulu, Bang Heri itu bisa dibilang penguasa di tempat ini. Mulai dari pasar sampai ke ujung jalan sana..” jelas Mang Karjo dengan menunjuk ke arah ujung jalan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYx5byF6ydI
“walau dia penguasa atau bisa dibilang preman, tapi Bang Heri tidak pernah meminta jatah preman kepada kami, karena Bang Heri disini juga bekerja sebagai tukang parkir. Selain itu, Bang Heri juga menjaga keamanan tempat ini yang membuat kami merasa aman dan nyaman. Hal itu yang membuat kami merasa segan pada Bang Heri” ucap Mang Karjo bercerita.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ30KbcSA92p
Aku dengan seksama mendengarkan cerita dari Mang Karjo yang bagiku sungguh sangat menarik. Setelah membakar rokok, Mang Karjo melanjutkan ceritanya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1NCdfwoFAV
“pernah suatu ketika ada kelompok yang mau mengambil alih tempat ini, Bang Heri dan teman – temannya yang kemudian melawan kelompok itu. Penyerangan terjadi tidak hanya sekali, dan semuanya bisa dilawan sampai akhirnya mereka tidak berani untuk datang lagi” ucap Mang Karjo bercerita.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKFvXZx8G1F
“Om mu itu baik dan terlihat senang bercanda Rik, tapi kalau sudah diganggu.. hmm luar biasa ngeri Rik.. pernah suatu ketika ada dua orang sedang mabuk yang memalak pembeli disini, dan Om mu yang melihat itu langsung menghajar dua orang itu tanpa ampun. Yang satu orang gigi atasnya sampai rontok, dan orang satunya tangannya patah. Kami ya melihat kejadian itu tidak berani melerai, padahal saat kejadian juga ada polisi yang kebetulan sedang melintas” ucap Mang Karjo yang menceritakan tentang Om Heri.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtVV81bLlIt
Wah.. ngeri juga ternyata Om ku ini, aku sendiri sampai gak nyangka. Dibalik sikapnya yang santai, suka bercanda dan terkesan selengekan, ternyata dulunya adalah preman pasar yang sangat disegani.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLp8rphi6eD
“Bang Heri itu mulai berubah saat dia mulai mengenal seorang gadis. Gadis itu adalah anak dari salah satu pedagang sayuran disini, namanya Yu Darmi dan nama anaknya Septi. Perlahan tapi pasti, Bang Heri mulai meninggalkan dunia yang penuh kekerasan. Setelah menikah, Bang Heri sudah berhenti total dan beralih menjadi pemasok sayuran” ucap Mang Karjo bercerita dan aku hanya manggut – manggut.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVrUz5GQ3DN
“terus kenapa kami sangat menghormati Bang Heri..? Karena saat Bang Heri memutuskan untuk berhenti, kami yang hidupnya tergantung dari pasar jadi gelisah dan sempat takut apabila ada penguasa baru yang mengambil alih tempat ini. Ternyata dugaan kami salah, walau Bang Heri sudah berhenti tetap tidak ada yang berani mengganggu tempat ini, karena Bang Heri memasok sayurannya juga disini” ucap Mang Karjo menjelaskan panjang lebar.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡppUV8osOCW
Aku hanya manggut – manggut mendengar cerita dari Mang Karjo tentang kisah masa lalu dari Om Heri. Ternyata dibalik sifat santainya, tersimpan kisah kehidupan yang keras. Aku yang terlalu asik mendengarkan cerita Mang Karjo sampai tak sadar kalau hari sudah mulai terang, yang tandanya aku harus segera pulang untuk bersiap berangkat sekolah.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLss2TevQdA
Setelah berpamitan dengan Mang Karjo, aku segera memacu mobil pick up milik Om Heri untuk segera sampai rumah. Setelah mandi dan bersiap, aku berangkat ke sekolah menggunakan motor Om Heri lagi.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTQgTRKrhyF
Saat di sekolah aku tidak terlalu fokus mengikuti pelajaran, di samping aku yang merasa agak ngantuk karena semalaman tidurku gak nyenyak, juga karena aku memikirkan untuk persiapan di rumah nanti. Persiapan untuk menyambut tamu – tamu yang akan datang menengok bayi. Teringat kata Mang Karjo tadi pagi yang akan datang ramai – ramai.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ45cdrZ23DO
Saat kegiatan belajar mengajar usai, aku langsung bergegas untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku dikejutkan karena sudah ada sebuah mobil yang terparkir di halaman rumah.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ukC6NZn1V
“wah.. udah ada tamu aja nih siang – siang” batinku saat memarkirkan motor.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt5yMgqs9TL
Karena ada tamu, maka aku berputar lewat pintu samping untuk masuk ke rumah. Saat sampai di teras samping, aku melihat seorang gadis yang sedang duduk dengan wajah yang menunduk di bangku teras samping. Begitu aku sudah dekat, kemudian gadis itu melihatku dengan tersenyum manis.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUum8LdTLJD
“lhoh Dek..” ucapku yang kaget karena gadis itu adalah adikku Riska.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXWMos1OpiS

“hai Kak..” balasnya tersenyum yang kemudian salim padaku dan memelukku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGYJJCXAwSS
“kapan datang? Sama siapa? Trus naek apa? Itu mobil siapa?” tanyaku yang mengelus rambut adikku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdockfVsaXk
“ihh… Kakak… banyak amat tanyanya… kenapa gak kabar dulu sih yang ditanyain..” balas adikku cemberut membuatnya terlihat gemesin banget.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJf6hUiBSp
“hehehe… maaf.. maaf..” balasku sambil memencet hidungnya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtO6ds5g7bu
“Kakak udah pulang..” tiba – tiba suara mengagetkan muncul dari pintu.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxHDgCdZa0V
“eh.. Bunda..” ucapku yang melihat Bundaku tersenyum.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI1se4S9mlS

Aku menghampiri Bundaku kemudian salim dan memeluknya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUxrOB6a0t8
“Kakak kok jadi kelihatan agak item..” ucap Bundaku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYobI2RMXPh
“gak papa Bun.. biar kelihatan lebih macho.. hehehe..” balasku terkekeh.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAfL2gmdMBZ
“macho apaan.. yang bener tuh jadi dekil..” sahut adikku mencibir.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrzkxg413fM
“biarin.. weekk…” balasku memeletkan lidah pada Riska adikku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqtp7aRQDCK
“ihhh… Bunda.. Kak Riki itu lhoo..” rengek adikku yang merasa tidak terima.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbjZyqBzvkV
“adiknya jangan digodain terus nak.. nanti nangis lho..” tiba – tiba terdengar suara Ayahku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTQnhtDMS0S

“Yah..” ucapku yang kemudian salim dan memeluknya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFh5YUVqs2
“Ayahhhh…. ihhh…” terdengar suara Riska yang merajuk.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQv9c723msj
“udah.. udah.. ini Ayah sama Kakak sukanya godain Adek terus..” ucap Bundaku menengahi yang kemudian memeluk Riska.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI7I75szCT5
“hahaha…” aku dan Ayahku yang hanya tertawa melihat adikku ngambek.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHpsZpzfIr2
Kemudian kami bersama – sama masuk ke dalam. Setelah berganti pakaian, kemudian aku, Ayah dan Om Heri makan siang bersama. Sedangkan Bunda dan Riska menemani Tante Septi dan dedek bayi di kamar.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6xK4WV8X1J
“gimana nak kabarnya..?” tanya Ayahku saat kami masih di meja makan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZw3nfXbRSw
“baik yah..” jawabku senang karena bisa berkumpul dengan Ayahku lagi.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2hSXhKcEf7
“syukurlah.. katanya sekarang kamu bantuin Heri di pasar ya..” ucap Ayahku kemudian.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡra789Xlc1N
“iya Yah.. cuma bantu – bantu aja kok.. sekalian jagain Om Heri biar gak godain cewek disana..” balasku menggoda.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBJw4U7nUKP
“uhukk.. uhukk.. kurang ajar..!!” ucap Om Heri sambil melotot.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEwJBDDblm4
“hahaha.. pelan – pelan Om.. sendoknya jangan dimakan juga..” ucapku puas bisa mengerjai Om Heri.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiRtkDZSgTk
Kulihat dia hanya melirikku tak berani membalas. Mungkin karena ada Ayahku jadi dia merasa sungkan. Aku yang melihat ekspresi Om Heri geram karena tidak bisa membalasku membuatku tersenyum lebar tanda kemenangan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2weqlAZONK
Setelah selesai makan, kemudian aku, Ayah dan Om Heri pindah ke halaman belakang. Setelah duduk kemudian mereka mengeluarkan rokoknya masing – masing dan membakarnya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLgukBWvFDV
Setelah membakar rokoknya, Om Heri sengaja meletakkan rokok dan koreknya di meja dekatku. Aku yakin dia sengaja melakukannya karena ingin membalasku. Aku yang meliriknya hanya dibalas dengan tersenyum mengejek darinya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxBZBJcug6o
“kamu mau merokok nak..?” tanya Ayahku tiba – tiba.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFbph5qJ2nz
“enggak Yah..” balasku salah tingkah.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW8JwYx3h8n
Ayahku sebenarnya tau kalau aku juga sering merokok, tapi aku melakukannya kalau sedang di luar rumah. Aku tidak pernah melakukannya di depan Ayahku, apalagi di depan Bundaku. Bisa dimarahin habis – habisan nanti aku, “masih SMA aja udah berani merokok”. Begitulah omelan Bundaku saat dulu pernah ketahuan merokok sama teman – temanku di dekat rumah.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxWCuHvqSfu
Aku yang dari tadi hanya duduk melihat Ayahku dan Om Heri yang sedang merokok, membuat mulutku terasa kecut ingin merokok juga. Terlihat Om Heri dengan sengaja mengejekku, dari cara merokoknya yang sengaja dipamer – pamerkan dan saat mengebulkan asap yang diarahkan padaku. Kalian pernah dengar istilah “Mbak Endang lungguh mekokok, bar madang enake ngrokok” (Mbak Endang duduk ngangkang, setelah makan enaknya merokok), itulah yang sedang aku alami saat ini, habis makan tapi gak bisa merokok. Kecut.. kecut..
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFftivssxZL
“Ayah.. udah merokoknya.. sekarang anterin Bunda pergi..!” ucap Bundaku di dekat pintu.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlQ3nPHWjMH
“mau kemana Bun..?” tanyaku pada Bundaku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4WQx6pmEur
“mau beli makanan kalau nanti ada tamu.. sama beli oleh – oleh juga, takutnya besok gak sempat..” balas Bundaku menjelaskan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnXKsxcayfu
“ayo Riki antar aja..” ucapku yang emang pengen pergi karena males lihat Om Heri yang dari tadi ngebal – ngebul mengejekku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUziK88bblJ
“gak bisa kalau naik motor Kak.. Riska juga mau ikut..” balas Bundaku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxWKAkx3G1R
“ya naik mobil Bun.. sini Yah pinjam mobilnya..” ucapku yang meminta kunci pada Ayahku dan Ayahku hanya terlihat bengong saja. Mungkin beliau berfikir kalau aku belum bisa menyetir mobil.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYlBGsMm7p1
Setelah Ayahku menyerahkan kunci, kemudian aku mengajak Bundaku untuk segera berangkat. Saat berjalan menuju mobil, kudengar Riska yang berbisik pada Bundaku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzL45mwlwep
“Bun.. emang Kakak udah bisa nyetir..?” tanya adikku yang berbisik pada Bundaku dan Bundaku hanya menyuruh Adikku untuk diam saja.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS4YmxXgCzv
Setelah naik mobil, aku kemudian menjalankan mobil menuju tempat jualan jajanan pasar.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYW8ASrHE2I
“Kakak sejak kapan udah bisa nyetir..?” tanya Bundaku saat di perjalanan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYAtXMEC0ic
“ya udah sebulanan lebih Bun.. di ajari Om Heri..” jawabku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQwap5EZxr
“oh..” balas Bundaku yang masih kaget karena baru tau kalau aku udah bisa nyetir mobil.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFV9rngok0p
Setelah perjalanan beberapa menit kemudian sampailah kami pada tempat yang berjualan jajanan pasar. Saat Bunda dan Riska sedang sibuk memilih jajanan yang mau dibeli, aku mencuri – curi kesempatan untuk merokok dengan jongkok dan bersembuyi di balik mobil.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXTb8Qbn9CP
‘hufh… akhirnya bisa ngebul juga..” batinku saat menghembuskan asap rokok.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8gH6Cgbste
Lagi asik – asiknya menikmati rokokku tiba – tiba Riska muncul berdiri di sampingku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBL4aViyeUF
“ohh… disini rupanya.. cepet bukain bagasi..!” ucap adikku yang terlihat menenteng tas plastik di tangan kanan dan kirinya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXR7qO0RuYA
Aku segera membuang rokokku dan bergegas membukakan bagasi. Adikku sebenarnya tau kalau aku sering merokok, dia juga tidak pernah melarangku. Tapi saat kepergok olehnya, dia selalu menjadikannya sebagai senjata untuk meminta ini itu padaku, sebagai gantinya dia tidak mengadu pada Bundaku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRejb3yh5U
“Dek.. jangan bilang Bunda ya..” ucapku memelas.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSUt7ghmZkO
“lihat aja nanti..” balasnya tersenyum licik kemudian berlalu pergi ke tempat jualan lagi.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgdiZvdlZXQ
Tak berapa lama Bundaku dan Riska sudah kembali menuju mobil. Setelah menaruh jajanan yang dibeli kemudian kami masuk mobil dan pergi meninggalkan tempat tersebut.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOAX5ZOCS5Q
“kemana lagi Bun..?” tanyaku saat mobil sudah berjalan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZZV2xTzgb4
“cari oleh – oleh dulu ya buat orang – orang rumah..” jawab Bundaku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzAMWxesC61
“Bun..” panggil Riska yang duduk di tengah.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoHOl8htQ61
“kenapa Dek..?” balas Bundaku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4cO5AspJOe
Kulirik dari kaca spion tengah terlihat Riska yang tersenyum menggoda. Awas aja kalau sampai dia mengadu ke Bunda kalau aku habis merokok.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaIEvD09UgO
“hmm.. gak jadi kok Bun.. hehehe” ucap Riska terkekeh.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjKkWC8cH9B
Wah… kalau udah begini, pasti ada maunya ini anak.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfoORK2p9Lw
Setelah sampai di tempat oleh – oleh, Bunda membeli beberapa oleh – oleh yang nantinya dibagikan ke orang – orang rumah. Setelah selesai kami segera pulang ke rumah karena hari sudah semakin gelap.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ87GVrv5NGy
Setelah habis maghrib tamu – tamu mulai berdatangan, mereka silih berganti untuk mengucapkan selamat dan ingin melihat dedek bayi. Mulai dari tetangga – tetangga yang dekat sampai yang jauh juga. Yang tidak aku sangka, kepala sekolahku pak Saiman juga sempat datang bersama istrinya untuk melihat dedek bayi.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡttcQONNMNO
Saat jam menunjukkan sekitar pukul 8 malam, datang rombongan dengan menggunakan beberapa mobil. Setelah melihat siapa saja yang turun, ternyata mereka adalah rombongan dari pasar karena sebagian besar aku mengenalnya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0n6ATklZEM
Kemudian rombongan masuk dan menyalami kami. Aku sempat dikenalkan pada Bu Darmi, ibunya Tante Septi yang ternyata ikut di rombongan tersebut.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpvXFDIidwv
“mas Herman..” ucap Mang Karjo yang kemudian menyalami Ayahku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrD12RFEHV5
“wei.. kamu Jo..” balas Ayahku menyalami Mang Karjo.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTC56dZ9Ua
Terlihat para tukang parkir dan tukang becak di pasar yang bergantian menyalami Ayahku. Yang membuatku heran, ternyata mereka semua kenal sama Ayahku. Terutama Mang Karjo yang terlihat akrab dengan Ayahku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnCtxldiEeC
Hari semakin malam dan para tamu juga terlihat sudah puas bercengkrama dengan keluargaku, sekitar pukul 9 malam para tamu ijin untuk pamit. Bu Darmi sempat disuruh untuk tetap tinggal, tapi beliau menolak karena nanti malah merepotkan kami dan harus mengantarkan pulang, juga karena keterbatasan kamar di rumah ini yang membuat beliau memutuskan untuk ikut pulang bersama rombongan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXAgU4codqb
“nak.. pagi nanti kamu nganter sayur ke pasar..?” tanya Ayahku saat para tamu sudah pergi.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Zer9SqCS3
“hmm.. iya Yah..” jawabku yang agak malu.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIqA6d8Mxa
“nanti Ayah ikut ya..” balas Ayahku yang membuatku kaget.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8F68MxZMi
“eh.. tapi Yah..” ucapku terpotong.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq5OiJPWAb9
“udah gak papa… biar Heri dirumah jagain Septi..” balas Ayahku tenang.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj9UIGuFasn
Ah.. bukan masalah Om Heri yang mau ikut apa enggak, tapi aku yang malu sama Ayahku. Waktu di rumah aku gak pernah bantu – bantu orang tua, kerjaanku hanya pergi main terus. Pekerjaan Ayahku aja gak pernah aku tengok apalagi bantuin, ini malah sekarang aku mengerjakan pekerjaan Om Heri.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyU33dCEh5h
“udah nak gak usah malu.. Ayah senang kok dengan apa yang kamu lakukan..” ucap Ayahku tersenyum.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvkkMgqHZMQ
“iya Yah..” balasku malu.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeKEgYpik4k
“ya udah sekarang kita istirahat.. biar nanti gak telat..” ajak Ayahku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmuHfuY35QK
Kemudian aku ke ruang tengah depan tv dan tidur disana bersama Ayahku, karena di rumah ini hanya ada dua kamar. Satu kamar yang sudah dipakai Tante Septi dan kamarku yang dipakai Bunda sama Riska.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe5nN1zM4Ma
***
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbeeCbeLMRI
Pagi harinya jam 3 aku sudah berangkat ke pasar bersama Ayahku. Sampai disana Ayah sempat mau membantuku mengangkat sayuran.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH24krSFo4D
“gak usah Yah.. Ayah tunggu aja disana… gak lama kok ini..” ucapku yang menunjuk warung kopi tempat Mang Karjo duduk.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8S15Tz4nCQ
“ya udah nak.. Ayah tunggu aja disana..” balas Ayahku yang kemudian berjalan menuju warung kopi.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡri192e0w1O
Aku mengantarkan sayuran ke pedagang dengan cepat karena isi muatannya tidak terlalu banyak. Hal itu karena beberapa petani sayur yang masih tetangga dengan Om Heri tidak menyetor sayurannya kemarin sore. Petani yang dari jauh terlanjur datang menyetor sayuran karena tidak tau kalau istri Om Heri habis lahiran. Om Heri yang tak tega karena sudah jauh – jauh mengantar akhirnya tetap menerimanya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcVufL4N6PD
Aku yang sudah selesai mengantar sayuran kemudian menghampiri Ayahku yang sedang asik mengobrol dengan Mang Karjo.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOwB6EnUs6s
“udah Yah..” ucapku pada Ayahku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHWnyFaqS0c
“oh udah selesai.. ya udah yuk pulang.. kami balik dulu ya Jo..” ucap Ayahku berpamitan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUiEpoQlqY0
“iya mas.. hati – hati dijalan..” balas Mang Karjo.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvuiyq8eSZS
Aku yang kemudian juga pamit pada Mang Karjo bergegas meninggalkan pasar. Saat diperjalanan pulang aku dan Ayahku hanya mengobrol ringan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1MKzQL03b9
“nak.. besok ijin sekolah ya.. besok temani Ayah pergi..” ucap Ayahku di sela obrolan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdhwHn0hmu8
“iya Yah..” balasku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4UO3Pzihhn
“tumben Ayah nyuruh aku gak masuk sekolah, pasti ada hal penting ini” batinku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocMTfcf7AO
Setelah sampai rumah aku kemudian bergegas ganti pakaian dan memakai sepatu. Karena ini hari minggu, aku tak ingin melewatkan untuk tidak datang ke alun – alun.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs3Y32XTStq
“mau kemana Kak..” tanya Riska yang melihatku sedang memakai sepatu.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlfXXUqJzFO
“ke alun – alun mau olah raga..” jawabku yang agak tergesa – gesa.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqHssGDjTyS
“ikut..” balas Riska yang membuatku kaget.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7N4vNSRMlv
“udah gak usah.. “ jawabku menolaknya karena aku mau ketemu sama Dini disana.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡquWFZU8zuv
“pokoknya ikut… kalau enggak…” ucap Riska memaksa sambil memainkan alisnya. Aku tau dia mengancamku, kalau tidak diperbolehkan ikut mau melaporkanku pada Bunda karena merokok.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZLTf0pkkR5
“arghh.. ya udah ayok buruan..” balasku yang akhirnya mengalah.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5s7IILMT7Z
“hehehe…” tawa adikku yang kemudian masuk ke dalam.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOfFZLbLT4G
Ah.. lama amat kalau cewek dandan tuh.. bisa – bisa aku kesiangan ini, takutnya gak ketemu Dini nanti disana.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNKduGb6Ti7
“Dek… lama amat…” teriakku yang udah mulai gak sabaran.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDG33zuy8xX
“iya.. iya.. sabar..” balas Riska kemudian menyusulku keluar.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmYu2e3nwU
“mau olah raga aja pake dandan segala..” gerutuku yang sudah naik di atas motor.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTpzBk9IDOJ
“yee.. namanya juga cewek.. harus cantik donk..” balasnya yang gak mau kalah.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgbt2NPAWOo
“udah cepetan naik..” ucapku geram.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFn78WqZjql
“hihihi… Kakak lucu deh kalau lagi cemberut gini..” balas Riska yang kemudian naik memboncengku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6h8BrC55jK
Aku segera memacu motor mengarah ke alun – alun. Aku yang merasa udah kesiangan jadi khawatir kalau Dini menungguku terlalu lama.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9sb20sjwxR
Sesampainya disana aku menuju ke tempat biasa aku menunggu dan duduk disana. Setelah menunggu beberapa lama aku mulai merasa gelisah karena tidak terlihat tanda – tanda Dini dan yang lain akan datang. Apa jangan – jangan aku yang kesiangan jadi mereka sudah pulang?
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGGWHtCvXIE
“Kak.. ngapain sih kita disini..?” tanya Riska yang terlihat mulai bosan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGGiPFHMYF3
“istirahat bentar..” balasku yang masih menunggu.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCBIHCheaBh
“olahraga aja belum kok istirahat.. udah ayok pergi aja..” ucap Riska yang berdiri dan menarik – narikku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZpYO7TMkpu
“sabar Dek.. bentar lagi..” balasku yang masih berharap.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSRyFtvMwXN
“ihh… ayo berdiri gak… kalau gak nanti aku…” ucap Riska terpotong.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl25JHJl4vw
“iya.. iya.. dasar tukang ngadu..” balasku yang kemudian berdiri dan mengikuti Riska.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMt3U4U4K1v
“hihihi..” Riksa yang terkikik sambil menggandeng lenganku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaRgsJcpm8a
Riska mengajakku sarapan di warung soto dekat stasiun. Aku yang menyanggupinya karena dia memintanya disertai sedikit ancaman. Aku dan adikku berjalan bersama menuju ke tempat motor terparkir sambil sesekali aku menoleh melihat kebelakang, berharap siapa tau Dini atau yang lain datang. Tapi saat melihat tempat biasa kami bertemu itu kosong, sungguh terasa sedih hati ini.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPFqqIa3Pv0
“maaf Din, mungkin karena aku yang datang kesiangan jadi kamu sudah pulang” batinku sedih.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjXyVmcWCWx
Aku memacu motorku menuju warung soto yang diminta oleh Riska. Saat sedang makan dengan adikku, aku sedikit terkejut karena melihat seseorang yang aku kenal dan dia melihatku dengan tatapan tajam.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa2pDIOVWkV
Pov Dini
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJDUlFKCmz3
Hatiku yang senang menyambut minggu pagi yang cerah ini karena aku akan bertemu dengan Riki hanya berdua saja. Monic yang kemarin sempat ku ajak ternyata mau pergi dengan mamahnya, sedangkan Nisa ada acara dengan keluarganya. Aku pura – pura merasa sedih karena mereka tidak bisa ikut ke alun – alun, padahal dalam hati aku gembira karena bisa berduaan dengan Riki.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo8uGUrGQXj
Aku pergi ke alun – alun di antar oleh pak Rahmat, sopir keluargaku. Sesampainya disana, aku belum melihat kehadiran Riki di tempat biasa dia menunggu. Akhirnya aku putuskan untuk menunggunya datang dan tetap di dalam mobil.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwrEhlIZarZ
Setelah menunggu cukup lama, aku melihat Riki yang datang menuju tempat biasa dia menunggu. Tapi yang membuatku jengkel, dia datang tidak sendiri melainkan datang bersama seorang cewek. Aku jadi makin sebel karena Riki yang datangnya udah kesiangan, ditambah lagi saat mereka jalan pakai gandeng – gandengan tangan. Jujur aku merasa cemburu waktu melihatnya, tapi aku sadar kalau aku bukan siapa – siapanya juga.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCqjZW7bUuM
Aku yang masih di dalam mobil terus memperhatikan mereka. Riki mungkin tidak sadar kalau aku dari tadi memperhatikannya, karena aku yakin Riki tidak mengenali mobil yang sekarang aku pakai. Mobil yang biasa dipakai untuk mengantarku lagi dipakai sama Kakakku, jadi aku di antar oleh pak Rahmat pakai mobil lain.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlKDUnwEFkK
Semakin lama aku melihat mereka, aku merasa semakin jengkel, sedih dan kecewa. Sedih karena mereka terlihat akrab dan mesra, kecewa karena ternyata Riki cuma memainkan perasaanku. Kemarin dia bilang nyaman sama aku, sekarang dia jalan sama cewek lain.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGUprYBudGJ
“pak.. kita pulang aja..” ucapku pada pak Rahmat dengan kesal.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuKZ2NVymeB
“kenapa Non? Temennya gak datang ya..?” tanya pak Rahmat heran.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD9jraxwB16
“iya pak.. udah kita pulang aja..” balasku berbohong dan menyuruh pak Rahmat untuk segera jalan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7RStd7YYaQ
“baik Non..” balas pak Rahmat yang kemudian menjalankan mobil.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvMSbqABpQd
Selama perjalanan aku yang merasa sedih hanya bisa merenung. Aku yang gak pernah dekat sama cowok sekalinya dekat malah dia udah punya pacar. Aku yang sudah terlanjur suka merasa sedih dan kecewa. Tapi aku bisa apa? Mau melabrak cewek itu terus marah – marah sama dia? Emang aku inj siapa, pacarnya aja bukan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgZu0TprwjV
Sampai rumah aku malas mau ngapa – ngapain, akhirnya aku memilih tidur untuk menenangkan diri.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFGUNEj0yvJ
“Din.. Dini..” terdengar suara membangunkanku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoyEVBeyv0W
Aku yang membuka mata melihat Nisa yang membangunkanku. Tumben banget Nisa kerumahku, apalagi sendirian.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTWl4irjSHg
“eh Nis.. tumben ada apa?” tanyaku yang kemudian bangkit dari tidurku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPZOmg2Ov9m
“hmm.. duh gimana ya ngomongnya..” balas Nisa yang terlihat bingung.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbAPXID6n1j
“Nis.. ada apa?” tanyaku heran. Tumben Nisa sikapnya begini, biasanya dia terlihat tenang.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ821ZHGyTse
“aku mau ngomong sesuatu..” ucap Nisa yang masih ragu – ragu.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiM3te2tE0m
“ada apa sih Nis.. kok kamu kayak bingung gitu.. ngomong aja gak papa” balasku yang menyuruhnya untuk segera bicara.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMbjVzYG0pG
“Hufh.. ini tentang Riki Din.. aku tadi lihat dia waktu makan di warung soto dekat stasiun” ucap Nisa yang membuatku kaget.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuWaJwniIHX
“aku lihat dia datang sama cewek.. mereka terlihat mesra” sambung Nisa yang menceritakan yang dia lihat.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxO5hDb7F4
Aku tidak bisa berkata apa – apa hanya bisa diam. Ternyata yang aku lihat tadi juga dilihat oleh Nisa. Aku yang mendengar apa yang dikatakan Nisa membuatku merasa semakin sedih, mungkin memang benar kalau cewek itu pacarnya Riki.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDJInWgTulO
“terus apa hubungannya denganku..” ucapku yang tidak melihat ke arah Nisa dan pura – pura tidak peduli.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEI2Vpyugk8
“aku tau kalau kamu suka sama Riki..” balas Nisa kemudian.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIE9KfnVRjn
“enggak..!!” ucapku bergetar memotong ucapan Nisa dan mataku mulai berkaca – kaca.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0f5Ed36n59
“Din..” panggil Nisa yang tidak aku hiraukan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3qm14QGusO
“Din.. lihat sini..” panggil Nisa yang menarikku menghadap ke arahnya.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ0tU1muXmK
Aku yang tidak bisa lagi menahan air mataku yang akhirnya tumpah deras mengalir di pipiku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFh0hEnxfMd
“bibir bisa berkata tidak, tapi perasaan tak bisa bohong Din..” ucap Nisa yang kemudian memelukku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyHWfyFOalJ
“hiks.. hiks.. hiks..” aku hanya bisa menangis sesenggukan.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV3RiF7AyaJ
Nisa masih memelukku dan mengelus punggungku mencoba menenangkanku. Beberapa saat kemudian aku mulai merasa sedikit tenang.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXGL0BNf7Sd
“kamu benar Nis.. aku suka sama Riki..” ucapku pada Nisa.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDhKzghcPRa
“sshhh.. udah Din.. kamu tenangin diri kamu dulu yah..” balas Nisa.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl1Rp1ru1PP
“aku udah terlanjur..” ucapku yang terpotong.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7pQP1hjXFf
“sshhhh.. besok kita bicarain lagi ya.. sekarang kamu istirahat dulu aja.. tenangin dirimu..” ucap Nisa menenangkanku.
11468Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ83tHf0XPZM
Aku hanya mengangguk kepada Nisa. Setelah itu Nisa pamit untuk pulang. Aku kemudian merebahkan diri dan memikirkan nanti saat bertemu Riki.
Apa yang harus aku lakukan?
ns 18.68.41.183da2
