
Osamu menelan ludah tatkala Arisu mulai meremas-remas batangnya dari luar, jantungnya berdegup kencang tak mengira kalau hal seperti ini akan terjadi. Segera Osamu menangkap tangan Arisu lalu menepisnya dari batangnya, setelahnya Osamu pun berbalik untuk melihat wajah merah padam putrinya itu dengan matanya sendiri.
1957Please respect copyright.PENANA7QG8oGwMWV
"Pa-papa...." ucap Arisu lirih hingga membuat Osamu merinding dibuatnya.
1957Please respect copyright.PENANAN2ZSXqW4Hk
Sebelum Osamu sempat membalas, sebuah ciuman mendarat di bibirnya bersamaan dengan daging lunak yang berusaha memasuki mulut untuk bergelut dengan lidahnya.
1957Please respect copyright.PENANAd0QrkfXjYx
"Hmmm... Ar-Arriiss..." gumam Osamu saat Arisu mulai memasukkan lidahnya dalam mulut Osamu, dan mengelitik lidahnya.
1957Please respect copyright.PENANAFGOtp6y0j4
Osamu berusaha berontak, namun Arisu segera mendorong tubuhnya hingga jatuh terlentang dan menindihnya sambil terus berciuman. Jantung Arisu berdegup kencang wajahnya merah seperti tomat, tapi bibirnya terus menyosor Osamu sementara tangannya menerobos masuk dalam celah kaos polos yang dikenakan Osamu.
1957Please respect copyright.PENANAn2dYrFq5eZ
"Papa.... Aku.... Aku... Aku menyukaimu.... Maaf, Pa. Aku melihatmu sebagai seorang laki-laki, aku benar-benar buruk bukan!?" ucap Arisu setelah puas menciumi bibir Osamu sambil menindihnya dengan tatapan menyesal.
1957Please respect copyright.PENANAIxXnz5uO76
"Arisu..." kata Osamu yang terlihat shock dengan pernyataan Arisu barusan.
1957Please respect copyright.PENANAvRlx6VWvba
"Maaf.... Maaf, Papa...."
1957Please respect copyright.PENANAaONlCmrWIv
Bola mata Arisu berkaca-kaca, ia bangun dari atas Osamu lalu berlari kecil meninggalkan Osamu, dan masuk ke kamarnya dengan perasaan campur aduk.
1957Please respect copyright.PENANASr0rHIEumU
Osamu termenung saat Arisu pergi darinya, ungkapan Arisu barusan telah membuatnya tak bisa tenang hingga ia pun tanpa sadar mengejar Arisu sampai ke depan pintu kamarnya yang tertutup rapat. Sejenak Osamu berdiri di depan pintu itu dengan ragu, tangannya begitu gemetar untuk mengetuk pintu, namun hati kecilnya tak bisa tenang.
1957Please respect copyright.PENANAbde0aUbvoq
"Arisu.... Kita perlu bicara...." ungkap Osamu setelah memantapkan hatinya, sambil mengetuk pintu kamar Arisu.
1957Please respect copyright.PENANAppPjMA4IR9
Tok! Tok! Tok!
1957Please respect copyright.PENANACuzUjrEG7J
Osamu mengetuk beberapa kali, namun tak ada satupun jawaban yang terdengar dari balik pintu. Setelah mengetuk cukup lama, tiba-tiba pintu kamar terbuka ... Menampakkan Arisu dengan mata bengkak sehabis menangis—tetap dengan jaket pinknya.
1957Please respect copyright.PENANA6TpVPq9hrs
"Masuk," ucap Arisu sambil menyeka sisa air matanya.
1957Please respect copyright.PENANApZFv7ScIr7
Glek!
1957Please respect copyright.PENANAs3PCqdN0lp
Sambil menelan ludah Osamu masuk ke kamar Arisu yang berantakan penuh pakaian berserakan, dan sampah sisa makanan di lantai. Osamu duduk di ranjang Arisu bersama Arisu yang duduk di sebelahnya dengan perasaan canggung.
1957Please respect copyright.PENANAhGuLGUJLht
"Soal tadi, apa benar yang kau katakan sebelumnya? Arisu... Apa kau menganggapku sebagai seorang laki-laki?" tanya Osamu langsung ke intinya.
1957Please respect copyright.PENANAPHrBqkrYAP
Arisu hanya mengangguk menjawab pertanyaan Osamu dengan pandangan menunduk.
1957Please respect copyright.PENANALXgRCWJrvX
Osamu menghela napas, "Apa yang kau lihat dariku Arisu? Aku ini sudah tua, tak punya harta melimpah, dan seorang yang pernah gagal dalam berumah tangga. Apa yang kau harapkan dari lelaki sepertiku, terlebih lagi aku ini Ayahmu. Hubungan seperti itu tak akan berjalan dengan lancar."
1957Please respect copyright.PENANAZy4SM6oUf1
Arisu terdiam, hatinya berkecamuk mendengar ucapan pesimis Osamu hingga ia pun akhirnya mendapat keberaniannya kembali.
1957Please respect copyright.PENANAMXTpQSqqAe
"Kau salah Papa, kau lelaki yang hebat. Kau ganteng, bertanggung jawab, dan sosok seorang Ayah yang hebat ... Siapapun wanita pasti akan jatuh cinta dengan ketulusanmu, hanya karena kau pernah gagal ... Bukan berarti kau adalah orang yang gagal. Aku mencintaimu, apa pun yang terjadi aku sangat ingin bersamamu ... Meski dunia menenang kita, aku tetap akan maju, jika itu bersamamu ... Papa...."
1957Please respect copyright.PENANAu5xeCSOunp
Osamu terbelalak, kata-kata Arisu seolah telah menjadi guyuran air yang membersihkan dirinya dari lumpur pekat yang selama ini terus menjeratnya. Tanpa sadar tubuh Osamu bergerak, dan mendekap Arisu seperti seorang Romeo yang memeluk pujaan hatinya.
1957Please respect copyright.PENANAotRyY6LRHE
"Arisu... Terimakasih kasih," kata Osamu setelah melepaskan pelukannya dari Arisu.
1957Please respect copyright.PENANAGJRUfrkByB
Mata keduanya saling bertemu dengan pandangan berbeda dari sebelumnya, perlahan keduanya saling mendekatkan wajah, lalu berciuman dengan liar sambil saling berpelukan, dan merangkul satu sama lain. Kali ini Osamu membuka mulutnya menerima lidah Arisu ke dalam mulutnya untuk saling meraba, dan beradu lidah hingga membuat mereka berdua dipenuhi keringat.
1957Please respect copyright.PENANAcfJyL9JuCX
Osamu melepaskan cumbuannya, lalu mengarahkan tangannya untuk menyentuh gundukan gunung indah yang tertutup jaket pink di depannya.
1957Please respect copyright.PENANA4o4sw0Nxiy
"Ahhh...." Arisu langsung mendesah saat kedua tangan Osamu meraba-raba payudaranya yang sudah mengerah karena cumbuan tadi.
1957Please respect copyright.PENANAQatWkzyXIo
Osamu meremas pelan kedua gunung Arisu dengan jantung berdegup kencang, ia tak menyangka kalau gunung Arisu begitu kenyal, dan berisi untuk disentuh seperti punya mantan istrinya dulu. Sementara Osamu masih terpaku dengan kedua gunung kenyal itu, tangan Arisu seperti ular bergerak cepat ke arah celana Osamu, dan menurunkan resleting sekaligus celana dalamnya.
1957Please respect copyright.PENANAEcOQxnK0CA
"Oughh! Ahhh.... Arisu...." pekik Osamu saat ia merasakan sebuah cekikan di kontolnya yang mengeras.
1957Please respect copyright.PENANA189PglfUGA
Arisu tersenyum kecil melihat ekspresi lucu yang dibuat Osamu, lalu mulai mengocok kontol besar Osamu naik turun hingga membuat Osamu berteriak keenakan.
1957Please respect copyright.PENANAwSXAGA8T87
"Ahh.... Arisu... Oughh! Kenapa kau jago sekali.... Sudah berapa banyak kontol yang kau kocok seperti ini!? Ahh... Ahhh..." gumam Osamu sambil terus meremas-remas dua tetek Arisu dengan lebih keras.
1957Please respect copyright.PENANAjfp9E32Szd
"Biar kubuat Papa lebih nikmat lagi, serahkan padaku," ucap Arisu yang mulai bangkit sifat binalnya setelah mendapat pujian dari Osamu.
1957Please respect copyright.PENANA8xAJJPl7uR
"Biar kubuat Papa lebih nikmat lagi, serahkan padaku," ucap Arisu yang mulai bangkit sifat binalnya setelah mendapat pujian dari Osamu
1957Please respect copyright.PENANAjxMdzvyHyx
Perlahan Arisu menurunkan resleting di jaket pink-nya hingga terlihat pakaian dalam berwarna merah cerah yang Arisu kenakan. Dengan hanya mengenakan pakaian dalam berwarna merah, Arisu melucuti satu persatu pakaian Osamu seakan dia seorang bocah, dan membuatnya telanjang bulat sambil menutup kontol dengan tangannya.
1957Please respect copyright.PENANAlJ91IyuxTb
Sambil tersenyum nakal, Arisu meraih kontol besar Osamu lalu meludahinya dengan air liur sebelum mulai menjilatinya naik turun seperti eskrim. Osamu merem melek menikmati sapuan lidah Arisu di kontolnya, hingga sebuah lenguhan keras terdengar tatkala Arisu mulai memasukkan kontol besar kesukaannya itu dalam mulutnya.
1957Please respect copyright.PENANARsJ66zvzVq
"Hmmm... Emmm...." gumam Arisu sambil memfelatio kontol Osamu yang ukurannya semakin besar tiap detik seperti akan meledak.
1957Please respect copyright.PENANAOfLnGYHoiw
"Uggghhh.... Arisu! Aku... Aku keluuaarrr!" eram Osamu sambil meraih kepala Arisu, dan menjambak rambut pirangnya sembari menghentakkan kemaluan semakin dalam ke mulut Arisu.
1957Please respect copyright.PENANAKfcETMEpM3
Croooottt!
1957Please respect copyright.PENANA5bRhCZS2X1
Semburan keras mani Osamu menyemprot masuk dalam kerongkongan Arisu hingga membuatnya tersedak, denyutan kontol Osamu yang besar itu masih terasa dalam mulutnya bersamaan dengan peju yang meleleh keluar dari mulutnya.
1957Please respect copyright.PENANAb2XBseJo8q
"Ka-kau gak papa, Arisu!?" kata Osamu khawatir—menganggap ia sudah terlalu berlebihan.
1957Please respect copyright.PENANA0Um2RpiNWs
Di luar dugaan Arisu hanya tersenyum, lalu mulai melepas kait bh-nya hingga teteknya yang kencang itu melompat keluar. Osamu terbelalak saat Arisu mulai menelan peju dalam mulutnya sambil bertelanjang dada hingga habis tak bersisa.
1957Please respect copyright.PENANAzb7R6hpBsa
"Mau gantian, Papa?" tawar Arisu yang mulai melorotkan celana dalamnya.
1957Please respect copyright.PENANAUFmJphrYR0
"Tu-tunggu! Be-belum saatnya Arisu.... Untuk sekarang bagaimana kalau begini saja. Hatiku belum siap untuk sejauh itu, bagaimana kalau pelan-pelan saja, kita melakukannya." kata Osamu yang membuat Arisu cemberut mendengarnya.
1957Please respect copyright.PENANAcRl6nCRqgH
Namun Arisu tak egois, ia tahu kalau Papanya itu perlu waktu untuk menerima dirinya dalam pelukannya. Hingga akhirnya Arisu mulai mengenakan kembali jaket pinknya, lalu mencium Osamu dengan mesra sambil berbisik kecil.
1957Please respect copyright.PENANAedh0uYWwcW
"Jika saatnya tiba, tolong panggil aku dengan sebutan Sayang, D-a-r-l-i-n-g!"
1957Please respect copyright.PENANA0ZQROpJP8k
1957Please respect copyright.PENANAFGCBHxntt7
1957Please respect copyright.PENANAbrZRxB1zSN
1957Please respect copyright.PENANAlEnU5c9cKp