Suasana pesantren pagi ini terlihat begitu tenang, seakan tidak pernah terjadi apapun semalam. Tetapi walaupun begitu, sebagian besar penduduk ponpes Al-tauhid masih sangat khawatir dengan teror mahluk aneh satu bulan belakangan ini. Salah satunya Zaskia.26427Please respect copyright.PENANA1ga99qBg2Z
26427Please respect copyright.PENANARZ6Wv2OgSA
Ia tengah membahas mahluk aneh itu dengan Rayhan yang tengah menunggu sarapan pagi.26427Please respect copyright.PENANAu6L5daSN9n
26427Please respect copyright.PENANApzvIbkDJZf
Zaskia menyiapkan sarapan pagi ini dengan telur orak arik yang di padu dengan bermacam jenis sayuran agar tetap sehat untuk di santap. Tidak lupa ia juga menyiapkan nasi kuning sebagai pelengkapnya.26427Please respect copyright.PENANAHnrJvA8URd
26427Please respect copyright.PENANAFRcee1Tuxe
"Mahluk aneh itu belum ada kabarnya?" Tanya Zaskia.26427Please respect copyright.PENANAM5ze8c5kBT
26427Please respect copyright.PENANAQ5CNYDytei
Dia menggeser kursi yang ada di hadapan Rayhan dan duduk dengan perlahan.26427Please respect copyright.PENANAo1Mncr9aC9
26427Please respect copyright.PENANAdMqHrSTl7K
Rayhan sempat melihat kearahnya yang pagi ini mengenakan jilbab hoodie berwarna coklat tua, di padu dengan gamis syar'i berbahan arabian crap berwarna abu-abu.26427Please respect copyright.PENANA1GfXqQsArL
26427Please respect copyright.PENANAIzcnlAN6wx
Rayhan mendesah pelan. "Belum ada kabar Kak! Tapi kalau dia muncul lagi akan aku pastikan kali ini ia tidak akan bisa lolos lagi." Geram Rayhan, seraya tersenyum kearah Kakak kandungnya yang pagi ini terlihat begitu cantik.26427Please respect copyright.PENANAxvGVRNoSv4
26427Please respect copyright.PENANA2oAs04jnml
"Jangan macam-macam Dek?" Tegas Zaskia.26427Please respect copyright.PENANACSeWJdjgcx
26427Please respect copyright.PENANAmrSn7Lcwbv
"Kakak gak perlu khawatir, gini-gini aku juga jago berkelahi." Kelakar Rayhan, tapi tetap tidak bisa membuat Kakaknya merasa tenang.26427Please respect copyright.PENANAK0I4pWKzFc
26427Please respect copyright.PENANA7es02EY1X3
Zaskia memotong telur orak-arik menjadi dua kemudian ia berikan keatas piring adiknya. "Dia itu mahluk jadi-jadian. Kakak gak mau kamu sampai kenapa-napa." Jelas Zaskia, sembari melototi Adiknya, berharap Rayhan mengerti akan kegelisahan hatinya saat ini.26427Please respect copyright.PENANAtrVcdwvF3x
26427Please respect copyright.PENANA8eJqlp18IA
"Apa yang perlu Kakak khawatirkan?" Ujar Rayhan sembari memasukan satu sendok nasi penuh ke dalam mulutnya. "Kita punya Tuhan Kak, dan aku yakin Tuhan pasti akan membantu kita untuk menangkap mahluk aneh itu." Zaskia mendesah pelan. Ia tau betul sifat Adiknya yang keras kepala itu.26427Please respect copyright.PENANAzPJSvuxyib
26427Please respect copyright.PENANAvaicA9ziIf
Sejenak ia teringat dengan kejadian semalam, di mana Rayhan yang tak kunjung pulang walaupun hujan turun sangat deras hingga membuatnya sangat khawatir. Bahkan Zaskia nekat keluar rumah demi mencari adiknya.26427Please respect copyright.PENANAqpjbQfAW0p
26427Please respect copyright.PENANABwOnt9AapV
Tapi kejadian semalam kalau di ingat-ingat sangat memalukan sekali, karena potongan adegan semalam, membuat Zaskia tidak bisa tidur.26427Please respect copyright.PENANAqnCcuwZG4S
26427Please respect copyright.PENANACxta9upI36
"Tapi kamu harus tetap hati-hati!" Ujar Zaskia mengalah.26427Please respect copyright.PENANALSHPSlHNvJ
26427Please respect copyright.PENANAcItPto5Unp
"Siap Kak."26427Please respect copyright.PENANAcyXPplsCce
26427Please respect copyright.PENANASAJN2U8B1S
Zaskia merenyitkan dahinya sembari melihat kearah piring Rayhan. "Kok sayurnya gak di makan Ray?" Protes Zaskia saat melihat Rayhan menyingkirkan potongan sayur dari telurnya.26427Please respect copyright.PENANA9hiCnE6uta
26427Please respect copyright.PENANAkekOqbnDce
Rayhan nyengir. "Kakak kan tau, kalau aku gak suka sayuran!" Jawab Rayhan malas sembari menikmati telur otak arik di dalam mulutnya.26427Please respect copyright.PENANAtWvajzjLg1
26427Please respect copyright.PENANAhx8maQ17fc
"Sayuran itu sehat! Pokoknya harus di habiskan." Titah Zaskia tidak mengubris ucapan Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAoGjextFSMj
26427Please respect copyright.PENANAIBMPmlh9Iv
Walaupun Rayhan tidak suka sayuran, tapi kalau Kakaknya sudah mengeluarkan titah, Rayhan tidak bisa apa-apa, dia harus menghabiskan makanan yang ada di piringnya. Sembari menikmati sarapan pagi, Rayhan terus berpikir bagaimana cara menangkap mahluk aneh tersebut.26427Please respect copyright.PENANAS857L80IYF
26427Please respect copyright.PENANAQr1PadNG3B
*****26427Please respect copyright.PENANARVDKszNlOv
26427Please respect copyright.PENANA8X01LfgeyH
Sehabis pamit dari Zaskia, Rayhan tidak langsung ke sekolah, melainkan mampir ke rumah Ustadza Dewi yang pagi ini terlihat sibuk membakar daun-daun kering yang semalam berjatuhan di halaman depan rumahnya. Saat melihat Rayhan mendatanginya, Ustadza Dewi tersenyum senang.26427Please respect copyright.PENANA6ebopKYkEb
26427Please respect copyright.PENANAxFvfsLcPfI
Walaupun baru kemarin mereka bertemu dan bercinta habis-habisan, tetap saja Ustadza Dewi selalu merindukan sosok Rayhan yang akhir-akhir ini mengisi cerita hidupnya.26427Please respect copyright.PENANAgrbbfGVIqw
26427Please respect copyright.PENANAJwFNrOEXiy
"Loh kok ke sini?" Tegur Ustadza Dewi sembari menyampirkan jilbab segitiga berwarna putih dengan bahan ceruti yang memiliki tekstur yang lembut dan elastis sehingga nyaman untuk di kenakan sehari-hari.26427Please respect copyright.PENANAeJoWpy0ZE2
26427Please respect copyright.PENANAaJ1o95sDO2
Rayhan berdiri tidak jauh dari Ustadza Dewi. "Jadi aku udah gak boleh ketemu Ustadza lagi nih." Rajuk Rayhan sembari menendang beberapa daun kering yang ada di dekat kakinya.26427Please respect copyright.PENANABmPhpw94kT
26427Please respect copyright.PENANAUwQLepIXWR
"Gitu aja ngambek!" Ustadza Dewi mentoel hidung Rayhan.26427Please respect copyright.PENANA4pC4DCAnH6
26427Please respect copyright.PENANAiNERiKc9Tt
Dan pada saat bersamaan Nikita yang telah siap berangkat ke sekolah menghampiri Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANAe3Dq0IdtJj
26427Please respect copyright.PENANAp0HKr5SYC5
Sejenak mereka berdua terdiam, ada rasa takut kalau anak satu-satunya Ustadza Dewi mencurigai kedekatan mereka. Entah apa yang harus di katakan Ustadza Dewi kepada Nikita kalau sampai itu terjadi.26427Please respect copyright.PENANASdDlPMKGxq
26427Please respect copyright.PENANAWkZWtBYVXU
"Mi, Niki berangkat dulu, assalamualaikum!" Gadis cantik berhijab putih itu mencium punggung tangan Ibunya. Lalu ia beralih kearah Rayhan seraya tersenyum. "Ana berangkat dulu ya Kak." Ujar Nikita sopan.26427Please respect copyright.PENANA7PStCXzuuv
26427Please respect copyright.PENANAx6pNqrgom9
"Eh iya!" Jawab Rayhan kagok.26427Please respect copyright.PENANAnZ27sA3lDs
26427Please respect copyright.PENANARMK5F49UD2
Selepas kepergian Nikita, Dewi menatap Rayhan dengan tatapan curiga sembari melipat kedua tangannya diatas dada. Sadar dengan tatapan Ustadza Dewi, membuat Rayhan menjadi salah tingkah.26427Please respect copyright.PENANANrKO3bLCLN
26427Please respect copyright.PENANAKbj57OwAlj
Ya... 26427Please respect copyright.PENANA37cnC1Uuoh
Bagaimanapun juga Nikita adalah anak yang cantik sama seperti Ibu kandungnya.26427Please respect copyright.PENANASkKvfoHCXv
26427Please respect copyright.PENANAbInHJGtaNz
"Duh ngeliatnya sampe segitunya." Kini Ustadza Dewi yang terlihat merajuk.26427Please respect copyright.PENANA3nusdwqI2S
26427Please respect copyright.PENANAyAtkjWXQrM
Rayhan meriah tangan Ustadza Dewi. "Ada yang cemburu ni." Goda Rayhan, kemudian ia menggandeng tangan Ustadza Dewi untuk masuk ke dalam rumah Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANA92hKSNIVyG
26427Please respect copyright.PENANA6UuDeq89kW
Setelah berada di dalam rumah, Ustadza Dewi bergegas mengunci rumahnya. Cleek... Dari belakang Rayhan memeluk erat pinggang ramping Ustadza Dewi, sembari menyandarkan dagunya di pundak Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANABMfR9zSoVI
26427Please respect copyright.PENANA57rrdH93jr
"Ray kangen!" Bisik Rayhan. Tangan kanannya naik keatas membelai payudara Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANAXBAvCfXoBs
26427Please respect copyright.PENANAlrYuimT2vH
Mata Dewi terpejam, meresapi sentuhan tangan Rayhan di atas payudaranya. "Nakal..." Umpat Dewi manja, tapi hatinya berbunga-bunga ketika Rayhan mengatakan kalau dirinya sangat merindukannya.26427Please respect copyright.PENANAn3KW0Av75Y
26427Please respect copyright.PENANAEpZBYD6LD6
"Aroma tubuh Ustadza selalu membuat Ray gak bisa tidur! Apa boleh Rayhan mencium aroma tubuh Ustadza?" Bisik Rayhan, sembari menghembuskan nafasnya kearah leher Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANA9bqibsGexX
26427Please respect copyright.PENANAI4Xo5or552
Ustadza Dewi tersenyum simpul, harus di akui, pemuda yang saat ini tengah memeluknya sangat pintar menyusun kata-kata yang membuatnya melayang. Ustadza Dewi mengayunkan tubuhnya. "Bohong." Lirih Ustadza Dewi sembari memutar tubuhnya menghadap kearah Rayhan. "Ustadza belum mandi, masak di bilang wangi." Ujarnya pelan.26427Please respect copyright.PENANA1hwgKCUypc
26427Please respect copyright.PENANAY3JtvEUXXB
Rayhan menyentil hidup Ustadza Dewi. "Yang bilang wangi siapa? Geer. Tadikan aku bilang kalau suka sama aroma tubuh Ustadza, gak bilang wangi." Goda Rayhan.26427Please respect copyright.PENANA7oKglA3jUX
26427Please respect copyright.PENANA6c7oc26FXq
Mata Ustadza Dewi melotot, dan pada saat bersamaan Rayhan melepas pelukannya dan lari menuju salah satu kamar yang ada di dalam rumah Ustadza Dewi secara random.26427Please respect copyright.PENANARvbtwka5qO
26427Please respect copyright.PENANABY9Q5a0aj0
Secepat mungkin Ustadza Dewi mengejar Rayhan hingga ke kamar tersebut.26427Please respect copyright.PENANAFtwh35lTHn
26427Please respect copyright.PENANAoxlxgVqOEi
"Mau lari kemana kamu?" Tanya Ustadza Dewi sembari berkacak pinggang.26427Please respect copyright.PENANAzETh6sS0Xq
26427Please respect copyright.PENANARENkyJmd05
Rayhan tersenyum penuh arti, kemudian ia menanggalkan pakaiannya hingga ia telanjang bulat. Mata indah Ustadza Dewi melotot menatap kontol Rayhan yang telah kakuh. Walaupun sudah beberapa kali ia melihat kontol Rayhan, tapi tetap saja Ustadza Dewi mengagumi kontol Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAfMiGTa2dBr
26427Please respect copyright.PENANA3veWGh1FvI
Walaupun sudah berusia 39 tahun, tapi jiwa mudanya tetap bergairah, apa lagi kini di hadapannya ada seorang anak yang tampan tengah berdiri di depannya tanpa memakai sehelai benangpun di tubuhnya.26427Please respect copyright.PENANAwWAHp4zchE
26427Please respect copyright.PENANAzrZOaNa9e5
"Ray, kamu..." Ustadza Dewi menggigit bibirnya.26427Please respect copyright.PENANAVLOi7i4Ozo
26427Please respect copyright.PENANAlBzhwTOVUI
Rayhan berjalan perlahan mendekati Ustadza Dewi, dalam hitungan detik bibir mereka telah menyatu. Kedua tangan Ustadza Dewi memeluk erat pinggang kekar Rayhan, sembari membalas lumatan Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAUBG4Rhdwhf
26427Please respect copyright.PENANAoHh6Bc2L2P
Hmmmpss... Hmmppsss... Hmmppsss... 26427Please respect copyright.PENANAFlIY90xVlq
26427Please respect copyright.PENANAIuYXFjb8Np
Ustadza Dewi dan Rayhan saling bertukar air liur, tanpa merasa jijik karena harus menelan air liur satu sama lainnya. Kedua tangan Rayhan turun kebawah menangkap pantat Ustadza Dewi yang semok.26427Please respect copyright.PENANA1W26lQdz9y
26427Please respect copyright.PENANAgqNKh4UpvH
Remasan kecil di pantatnya, membuat setetes precum mulai keluar dari lobang surgawinya.26427Please respect copyright.PENANAYOJvlGWzWw
26427Please respect copyright.PENANAHYhMz7Yi06
"Aku ingin mencobanya lagi." Bisik Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAT3hJjj0yzL
26427Please respect copyright.PENANAwfG0Q8CmrD
Ustadza Dewi mengangguk pelan. "Lakukan apa yang kamu mau terhadap tubuh Ustadza, tapi..." Ustadza Dewi mengidarkan pandangannya ke sekitar ruangan kamar. Tampak ada lemari belajar beserta kursinya dan lemari besar kaca berada di pojokan kamarnya.26427Please respect copyright.PENANA8ZXFZetRBI
26427Please respect copyright.PENANA7Ywbu2gPcz
"Kenapa Ustadza?" Tanya Rayhan.26427Please respect copyright.PENANArBdDMer3dd
26427Please respect copyright.PENANA2W1VcWLC10
"Ini kamar Niki, kita pindah ke kamar Ustadza aja ya." Ustadza Dewi membelai wajah Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAi85YP5dUGI
26427Please respect copyright.PENANAYrpKY8hm4c
Mengetahui kalau ini adalah kamar putrinya, membuat Rayhan malah semakin bergairah. Ia membayangkan betapa menyenangkan sekali kalau Nikita tidur diatas sisa-sisa keringat dan spermanya.26427Please respect copyright.PENANAnGt2uoxnv1
26427Please respect copyright.PENANAoDdp1Mrhp8
Rayhan kembali melumat bibir Ustadza Dewi, sembari mempereteli pakaian Ustadza Dewi hingga ia telanjang bulat, sama seperti dirinya.26427Please respect copyright.PENANAP4pC5UT64g
26427Please respect copyright.PENANAKD7lxEYxuR
"Ray..." Erang Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANAFlxXkGVBIR
26427Please respect copyright.PENANAUt29uKZ45t
Tapi Rayhan tidak mengubrisnya, ia menundukkan wajahnya kearah payudara Ustadza Dewi, melahap dan menjilati daging empuk milik Ustadza Dewi. Dia mencucup lembut puting Ustadza Dewi yang kemerah-merahan, membuat sang pemilik tubuh menggelinjang nikmat.26427Please respect copyright.PENANA1gdI8Jchjj
26427Please respect copyright.PENANAmo3ZCGmvhE
Secara bergantian Rayhan mengekploitasi payudara Ustadza Dewi, sementara telapak tangannya menjelajahi paha mulus Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANAeMwSnHcnDs
26427Please respect copyright.PENANAtIJO9vtfFh
Mata Ustadza Dewi terpejam, sembari mendengus berat. Ia sadar betul apa yang di lakukan Rayhan saat ini adalah sebuah dosa besar, tetapi ketika hawa nafsu datang, maka akal sehatnya pergi.26427Please respect copyright.PENANA30MuTtN5Ro
26427Please respect copyright.PENANA2SXt9Psmdn
Ustadza Dewi menekuk kaki kanannya ketika jari Rayhan membelai pubik vaginanya, turun menuju bibir vaginanya yang telah merekah.26427Please respect copyright.PENANADr9hWOiLH1
26427Please respect copyright.PENANAszHMxRWNpk
"Oughkk Rayhaaaan..." Desah Ustadza Dewi ketika jari Rayhan menembus lobang memeknya yang telah basah.26427Please respect copyright.PENANAi87nEATu9P
26427Please respect copyright.PENANAxx2FoArc9O
Kedua tangannya meremas kuat seprei tempat tidur anaknya, sembari membanting kepalanya ke kiri dan kanan, meresapi rasa nikmat ketika jari Rayhan mengaduk-aduk lobang memeknya yang semakin membanjir.26427Please respect copyright.PENANAjPLeHTuNmy
26427Please respect copyright.PENANA36kfJu31fY
Tidak lama kemudian iapun melolong panjang menyambut orgasme pertamanya.26427Please respect copyright.PENANA0UCzZt3yTo
26427Please respect copyright.PENANAfc7iEqVMhx
Creetss... Creetss... Creetss...26427Please respect copyright.PENANAOd6OHpp3Ns
26427Please respect copyright.PENANAOeZOXcjxXq
"Oughkk Ray, ini enak sekali." Puji Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANAHixwTcvGOj
26427Please respect copyright.PENANAbCTpaakmwf
Setelah nafasnya kembali teratur, kini giliran Ustadza Dewi yang beraksi. Ia menarik tubuh Rayhan hingga berbaring, sementara dirinya menindih tubuh Rayhan.26427Please respect copyright.PENANA2gXU741wh8
26427Please respect copyright.PENANAgw2H6FsG9R
Sejenak ia menatap wajah tampan Rayhan yang seakan tidak pernah bosan untuk di lihat. Kemudian ia menciumi sekujur wajah Rayhan, dari kening, mata, hidung, bibir dan dagunya. Lalu turun memberi kecupan dan jilatan di leher Rayhan, membuat pemuda itu menggelinjang nikmat.26427Please respect copyright.PENANA1tmVo5XiEz
26427Please respect copyright.PENANAsTbSaAcva8
"Oughkk... Geli." Rintih Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAc1j1mIitO2
26427Please respect copyright.PENANAVTeASVbk3t
Sembari menjilati puting Rayhan, telapak tangan Ustadza Dewi mengocok kontol Rayhan. Hingga akhirnya yang di nanti-nantikan tiba. Ustadza Dwi melahap kontol Rayhan sembari memainkan buah zakarnya.26427Please respect copyright.PENANApWmeNA8PGS
26427Please respect copyright.PENANAfjVCpceyw9
Tubuh Rayhan melejang-lejang tak beraturan, sesekali ia mendesis dan sesekali ia melolong nikmat, membuat Ustadza Dewi semakin bersemangat.26427Please respect copyright.PENANALrCGgDFrNB
26427Please respect copyright.PENANAbQztjmCSpZ
"Cukup Ustadza! Aku tidak mau keluar lebih dulu." Melas Rayhan menyerah.26427Please respect copyright.PENANAnpk64885LU
26427Please respect copyright.PENANAHqSeYv1aAo
Ustadza Dewi cekikikan melihat Rayhan yang memelas sanking gak kuatnya. Ustadza Dewi menganggkangi selangkangan Rayhan sembari menuntun kontol Rayhan berada diantara lobang memeknya.26427Please respect copyright.PENANAlqh96QPuNp
26427Please respect copyright.PENANAddZ6mcKNlL
Dengan sedikit menurunkan pantatnya, ia membiarkan kontol Rayhan menjelajahi lobang syurganya.26427Please respect copyright.PENANAmQIbYTrB5W
26427Please respect copyright.PENANACK34EwUtmj
"Oughkk..." Lenguh Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANAApPByzXP1V
26427Please respect copyright.PENANA4rus2EEhcK
"Hangat sekali Ustadza! Oughkk... Enaaaak." Erang Rayhan merasakan jepitan dinding memek Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANAUjOB72Yg8P
26427Please respect copyright.PENANAln4OeZ0tA8
Seraya menggoyangkan pinggulnya Ustadza Dewi menatap Rayhan. "Uhmmss... Enak! Aaahk... Kontol kamu memang juara sayang." Desah Ustadza Dewi, sembari terus menggerakkan pinggulnya naik turun.26427Please respect copyright.PENANAYt1qT33VeA
26427Please respect copyright.PENANA9JpeXUv0o5
Rayhan tidak mau kalah, ia menyambut selangkangan Ustadza Dewi ketika wanita itu menurunkan selangkangannya hingga kontol Rayhan terbenam semakin dalam hingga menyentuh bibir rahimnya. Tubuh Ustadza Dewi telonjak sanking nikmatnya.26427Please respect copyright.PENANArjZGI9q62y
26427Please respect copyright.PENANAE2ITNhAaNS
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26427Please respect copyright.PENANA8TCgeksvzG
26427Please respect copyright.PENANARqQNRYWZmC
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26427Please respect copyright.PENANApLicK5HOe6
26427Please respect copyright.PENANAhuXqiwdArs
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26427Please respect copyright.PENANA0F07NhfkqE
26427Please respect copyright.PENANAKTSl8fJs3k
Suara benturan kedua kelamin mereka menggema ke seluruh ruangan sanking panasnya ketika mereka sedang bercinta, seakan mereka lupa dengan status mereka sebagai seorang guru dan murid. Bahkan demi kenikmatan surgawi, mereka sampai melakukan sebuah perbuatan yang melebihi batas normal antara guru dan murid.26427Please respect copyright.PENANAFvkmOcKnGD
26427Please respect copyright.PENANA4XXG4tcZqs
Rayhan sedikit menggeser posisinya hingga ia bisa duduk sempurna. Kini Ustadza Dewi terlihat seakan sedang duduk di pangkuan muridnya.26427Please respect copyright.PENANAlSTAd5AtDi
26427Please respect copyright.PENANAsbTSlO2Eni
Wajah cantik Ustadza Dewi yang bermandikan keringat, membuat Rayhan semakin bernafsu, ia meremas-remas payudara Ustadza Dewi yang bergerak tak beraturan mengikuti irama goyangannya.26427Please respect copyright.PENANA3pxEVuTU0a
26427Please respect copyright.PENANAypzm867fxI
"Oughkk... Rayhaaaan..." Jerit Ustadza Dewi kesetanan.26427Please respect copyright.PENANAP7UfLnCRyl
26427Please respect copyright.PENANAt4n2qA2OyX
Kedua jari Rayhan mencubit puting Ustadza Dewi dan menariknya. "Apakah Ustadza menyukai kontolku?" Tanya Rayhan, sembari memainkan payudara Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANA47S5SJHI0B
26427Please respect copyright.PENANAjWXSxJnMp4
"Ya... Ustadza suka sayang! Aahkk... Terus entotin Ustadza sayang, Aahkk... Aaaahkk... Ini enak sekali! Kontol kamu besar dan panjang." Erang Ustadza Dewi, ia melingkarkan tangannya di leher Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAFRakFMbwo6
26427Please respect copyright.PENANAFbujxeUGz4
Bibir Rayhan segera melumat bibir Ustadza Dewi, ia menyusupkan lidahnya ke dalam mulut Ustadza Dewi dan mencari-cari lidahnya.26427Please respect copyright.PENANAg4BLYeCxS4
26427Please respect copyright.PENANABNgTA4eQrx
Setelah hampir 10 menit mereka bercinta, akhirnya pertahanan Ustadza Dewi jebol. Tubuh indahnya menelikung kebelakang, dengan wajah yang menadah keatas hingga dadanya membusung semakin kedepan.26427Please respect copyright.PENANA3XtDgjrmrS
26427Please respect copyright.PENANA6NJEa4HSnU
"Ray? Ustadza sampai." Jerit Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANAIAAfhFirC6
26427Please respect copyright.PENANANzmfswsEjT
Rayhan dapat merasakan cairan cinta Ustadza Dewi yang menyelimuti kontolnya yang kini teras lebih hangat. Sebagiannya lagi mengalir keluar.26427Please respect copyright.PENANAS2LX4sVB3o
26427Please respect copyright.PENANAXnSfZEUC5A
Pemuda itu memutar tubuhnya masih memangku Ustadza Dewi, dengan perlahan ia merebahkan Ustadza Dewi hingga berbaring. Dengan gaya konvensional Rayhan kembali memompa kontolnya, menubruk memek Ustadza Dewi yang terasa semakin licin sehingga mempermudah penetrasi kontol Rayhan di dalam memeknya.26427Please respect copyright.PENANAWPgnn5wQdl
26427Please respect copyright.PENANAZeStYs8umj
"Oughkk Ray! Aaahk... Kuat sekali kamu sayang." Rintih Ustadza Dewi yang kembali keenakan.26427Please respect copyright.PENANA8LOWaKufoc
26427Please respect copyright.PENANAiBMVUV4BjE
Rayhan menyeringai sembari mengait satu kaki Ustadza Dewi dengan lengannya, dan menekannya hingga lutut Ustadza Dewi menyentuh payudaranya. Dengan posisi ini, Rayhan merasa kontolnya masuk lebih dalam.26427Please respect copyright.PENANArk9qFOF3pc
26427Please respect copyright.PENANAfVTYX4CECJ
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26427Please respect copyright.PENANAjLBVTpmP4J
26427Please respect copyright.PENANAZC3icoR1DQ
Saat Rayhan merasa ingin sampai, pemuda itu mencabut kontolnya, lalu meminta Ustadza Dewi berganti gaya. Dengan sisa tenaga yang di milikinya, Ustadza Dewi segera merangkak menungging di hadapan Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAdET3Kjuz0W
26427Please respect copyright.PENANA1TO2ZrT57u
Telapak tangan Rayhan mencengkram pantat Ustadza Dewi hingga tampak lobang anusnya yang mengintip malu-malu.26427Please respect copyright.PENANA9xYVMOMbvA
26427Please respect copyright.PENANAihxSLvO8mh
"Ustadza." Panggil Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAER0s7QECSQ
26427Please respect copyright.PENANAmKBL2meFPB
Ustadza mendesah pelan. "Lakukan apa yang kamu mau sayang, tubuh ini milik kamu seutuhnya." Seloroh Ustadza Dewi, sembari membuka lebar kakinya.26427Please respect copyright.PENANA3b1bWwnitM
26427Please respect copyright.PENANA6t1EhSe8Lh
"Tahan ya Ustadza." Bisik Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAwhs8j1r3It
26427Please respect copyright.PENANA73ugcMIytO
Dia segera memposisikan kontolnya di lobang anus Ustadza Dewi. Dengan perlahan kepala jamurnya menyeruak masuk ke dalam lobang anus Ustadza Dewi yang sebelumnya sudah ia perawani tapi tetap saja terasa legit.26427Please respect copyright.PENANAK8c5j4eBxv
26427Please respect copyright.PENANAlcBR5dA5Z4
Wajah cantik Ustadza Dewi meringis menahan pedih di lobang anusnya. Kedua tangannya terkepal dengan nafas menderu-deru. Inci demi inci kontol Rayhan mengekploitasi lobang anus Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANA7FT7tEt4Tz
26427Please respect copyright.PENANAC6QAExuF66
Dengan gerakan perlahan Rayhan mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur.26427Please respect copyright.PENANARSKD8WAIUV
26427Please respect copyright.PENANApvccZFrFLq
"Oughkk... Ray! Terus sayang." Desah Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANAKrZcs9AemF
26427Please respect copyright.PENANAExapnunR99
Rayhan semakin mempercepat tempo sedokannya ketika ia sudah hampir tiba. "Ustadza... Ouhk... Lobang pantat Ustadza enak bangeeet... Aaahk.... Aaaahkk... Aku mau keluar Ustadza." Jerit Rayhan keenakan. Ia merasa kontolnya di remas-remas di dalam lobang anus Ustadza Dewi.26427Please respect copyright.PENANArRK8lmEad1
26427Please respect copyright.PENANA9zCtE9Lqun
"Keluarin sayang! Aaaahkk... Pejuhin pantat Ustadza sayang..."26427Please respect copyright.PENANALhsljlxM0B
26427Please respect copyright.PENANAp9cywOnwjQ
Croooottss... Croooottss... Croooottss...26427Please respect copyright.PENANAQVhG475GZ6
26427Please respect copyright.PENANAtUZN8dpjK0
Seeeeeeeeeeeerrrrrrrr...26427Please respect copyright.PENANAo03B0LEULA
26427Please respect copyright.PENANAlDb3clYB32
"Oughkk..." Lolong Rayhaan.26427Please respect copyright.PENANAgQztru1r5B
26427Please respect copyright.PENANAvuClqyLvE6
Secara bersamaan mereka menggapai menikmatan yang sempurna. Menumpahkan segala kerinduan di hati mereka dengan bentuk kepuasan Duniawi.26427Please respect copyright.PENANAn4oeGUqKz5
26427Please respect copyright.PENANAd78isP8RPy
****26427Please respect copyright.PENANAd3e54QNSBx
26427Please respect copyright.PENANAL0G5eESr8f
Jam istirahat sekolah, Nico, Rayhan, Azril dan Doni berkumpul di salah satu meja kantin yang memang selalu ramai di isi oleh para santri. Terutama ketika awal bulan seperti saat ini, biasanya para santri baru saja mendapatkan kiriman uang jajan dari orang tua mereka.26427Please respect copyright.PENANAHTJqmvAQd5
26427Please respect copyright.PENANA5EhdKgJp2m
Tidak lama setelah memesan, seorang pria yang menjaga stand mie ayam mengantarkan pesanan mereka.26427Please respect copyright.PENANAfSDjEOqeiC
26427Please respect copyright.PENANAYLMekorDKX
"Terimakasih Paklek." Ujar Azril.26427Please respect copyright.PENANAo6IIHBS0B0
26427Please respect copyright.PENANALsQuPwDHDo
Pria berusia 40 tahunan itu menganggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan mereka.26427Please respect copyright.PENANAntgEFZslmq
26427Please respect copyright.PENANAJJfds5JqOL
"Lo kok tadi telat Ray? Gak biasanya." Tanya Doni yang tengah mengaduk mie ayamnya.26427Please respect copyright.PENANAxrH3r3ZpLT
26427Please respect copyright.PENANAY9qubs4VZ1
Rayhan menatap sahabatnya. "Biasa, gue kesiangan, soalnya setiap malam gue begadang." Jelas Rayhan berbohong, ia tidak mungkin menceritakan kejadian tadi pagi bersama Ustadza Dewi, bisa-bisa ia di bunuh oleh ketiga temannya.26427Please respect copyright.PENANARGdvEwiXzW
26427Please respect copyright.PENANAa5ACXyBJ6s
"Begadang mulu Lo, ingat kata Pak Haji Roma irama, begadang itu gak baik." Seloroh Nico.26427Please respect copyright.PENANAHfH6y2PKHj
26427Please respect copyright.PENANAsMObEH7jF7
"Oh ya, katanya tadi ada yang ingin lo omongin serius?" Tanya Doni, sembari menikmati mie ayam Pakle yang di kenal memang sangat enak.26427Please respect copyright.PENANAcW4hOmA2av
26427Please respect copyright.PENANAxXraB8T9Fp
"Ini soal kolor ijo."26427Please respect copyright.PENANARh8ncARD9p
26427Please respect copyright.PENANAvhJG3YAR0T
Azril yang tadi terlalu sibuk mengulangi hafalannya kini terlihat lebih fokus mendengarkan Rayhan. "Apa dia muncul lagi?" Tanya Azril yang tampak penasaran.26427Please respect copyright.PENANA3MN9Ex4Bqd
26427Please respect copyright.PENANAIGg2ASfq61
Rayhan menganggukkan kepalanya. "Semalam gue lihat mahluk jadi-jadian itu." Jelas Rayhan, ia menegakkan punggungnya sembari mengedarkan pandangannya, seakan ia sedang memasang sikap waspada.26427Please respect copyright.PENANAPWmKDyG9cC
26427Please respect copyright.PENANAk1nqNmVQhC
"Kenapa gak Lo tangkap?" Kejar Azril.26427Please respect copyright.PENANAmlSymrnhPN
26427Please respect copyright.PENANAI062mHAbsy
"Tunggu tunggu tunggu." Lerai Doni. "Kalau memang semalam dia muncul, seharusnya pagi ini pesantren menjadi heboh, tapi nyatanya sekarang adem ayem." Ujarnya, merasa kalau ada yang janggal dari cerita Rayhan.26427Please respect copyright.PENANA9ilGfiFCSZ
26427Please respect copyright.PENANAeYWPHvBwAc
Setiap ada korban baru, ponpes Al-tauhid selalu heboh membicarakan kejadian tersebut. Tetapi hari ini, tidak ada tanda-tanda kalau mahluk aneh itu kembali mendatangi ponpes Al-tauhid untuk mendapatkan korban barunya. Dan rasanya juga Rayhan tidak mungkin berbohong.26427Please respect copyright.PENANAWlqLrKdydb
26427Please respect copyright.PENANANKBGGlOfd7
Rayhan mendesah pelan, ia sendiri juga tidak mengerti kenapa sampai saat ini belum terdengar kabar kalau ada korban baru semalam. Padahal jelas-jelas ia melihat si kolor ijo keluar dari asrama putri.26427Please respect copyright.PENANApg5SDra3o3
26427Please respect copyright.PENANAXeSc6fp7Eb
"Mungkin korbannya tidak mau ada orang lain tau." Jawab Rayhan deplomatis.26427Please respect copyright.PENANAlztnSx1EWN
26427Please respect copyright.PENANABt4K3KPW6d
"Lo yakin dengan yang Lo lihat?" Tanya Nico.26427Please respect copyright.PENANAuO9OMHwtBB
26427Please respect copyright.PENANARrkKAc6B8r
Rayhan menganggukan kepalanya, ia sangat yakin sekali kalau semalam aksi kolor ijo kembali memakan korban. "Dan gue juga tau siapa pelakunya." Lirih Rayhan sembari mengambil gelas es teh miliknya.26427Please respect copyright.PENANA4Rd8bz23Fl
26427Please respect copyright.PENANAh9YBBVv0BA
"Siapa?" Kejar mereka serempak.26427Please respect copyright.PENANA0nzZCTQI8O
26427Please respect copyright.PENANAPaGfiZc5mJ
Rayhan menatap satu persatu wajah sahabatnya yang terlihat tegang. Kemudian bibirnya bergerak perlahan menyebut satu nama yang membuat ketiga sahabatnya terhenyak. Seakan ia tidak percaya kalau orang tersebut adalah pelaku utama dari teror kolor ijo selama ini.26427Please respect copyright.PENANAhEba1oRglj
26427Please respect copyright.PENANAfvlx7OckPd
*****26427Please respect copyright.PENANA0GEXCtjz19
26427Please respect copyright.PENANAudERYxkXl9
Malam harinya cuaca kembali tidak bersahabat, dan tampak mahluk aneh berwarna hijau kembali beraksi. Ia mendatangi asrama putri, dan kali ini targetnya adalah seorang santriwati bernama Asyifa. Gadis cantik bermata coklat itu tengah terlelap di samping sahabatnya Aurel.26427Please respect copyright.PENANATOpAmbGKr7
26427Please respect copyright.PENANAEVZwvZg7fW
Suasana malam yang begitu mencekam, dan di penuhi aura mistis membuat tubuh Rayhan menggigil. Ia berjalan perlahan menuju asrama putri setelah hujan mulai mengguyur pesantren Al-tauhid.26427Please respect copyright.PENANAm9ZGxyVBWw
26427Please respect copyright.PENANA7QNCqcx9Ia
Seperti yang sudah ia duga, dari kejauhan ia dapat melihat sosok mahluk aneh yang baru saja masuk ke dalam asrama putri.26427Please respect copyright.PENANA8XgRhxAsvl
26427Please respect copyright.PENANAWjTXgNuoDa
Deg... Deg... Deg... 26427Please respect copyright.PENANAm60jzba8WT
26427Please respect copyright.PENANArWhJaXDFKo
Pemuda itu tau kalau ini tidaklah mudah, tapi ia harus melakukannya demi melindungi Kakak kandungnya dan menjaga nama baik pesantren. Ia yakin cepat atau lambat, mahluk aneh itu akan mengincar Kakaknya.26427Please respect copyright.PENANA1viYsgkZZH
26427Please respect copyright.PENANAW8zvTGLrgc
Sementara di dalam asrama, sang kolor ijo mulai beraksi. Dia meremas kasar gumpalan payudara Asyifa yang berukuran 34D, sangat ranum untuk anak seusianya. Remasan kasarnya, tentu saja membangunkan Asyifa. Gadis cantik itu terperanjat dengan bola matanya yang melotot.26427Please respect copyright.PENANAVzbdOjz3wk
26427Please respect copyright.PENANAlYmMyJCNwc
"Astaghfirullah... Astaghfirullah... Astaghfirullah... Ya Tuhan." Jerit Asyifa ketakutan.26427Please respect copyright.PENANAmqlJ5kqTGa
26427Please respect copyright.PENANAK7ylrWF6aD
Sang kolor ijo menyeringai dan kemudian dengan kasar ia mencabik-cabik pakaian piyama yang di kenakan Asyifa hingga sobek dan memperlihatkan sepasang payudaranya yang indah, putih mulus dengan puting kemerah-merahan.26427Please respect copyright.PENANACZ8E7SgDRT
26427Please respect copyright.PENANAhhfi5QvAiF
Pemandangan itu tersebut membuat air liur sang kolor ijo sampai menetes, bahkan di ujung kontolnya tampak percumnya yang telah keluar setetes.26427Please respect copyright.PENANAPZXanG3QdF
26427Please respect copyright.PENANASDOHS76uCr
"Toloooong... Toloooong... Toloooong..."26427Please respect copyright.PENANAOM3TCw52Ro
26427Please respect copyright.PENANAoxmuRe50hP
Sayup-sayup dari luar asrama Rayhan dapat mendengar teriakan Asyifa. Tapi anehnya ia merasa kakinya terasa berat, seakan kakinya terpaku diatas tanah.26427Please respect copyright.PENANAa092YJlbRh
26427Please respect copyright.PENANAPDubZ1sPz7
Dengan nafas memburu dan tubuhnya mulai menggigil, Rayhan memejamkan matanya menenangkan dirinya yang mulai panik dan rasa takut yang luar biasa melandanya. Bagaimanapun caranya mahluk aneh itu harus segera berhasil ia ringkus.26427Please respect copyright.PENANAZv0hWGcPhp
26427Please respect copyright.PENANAMc8aDQbWBL
Setelah merasa tenang, dengan melapaskan basmalah Rayhan kembali melangkah dan kakinya kini terasa lebih ringan.26427Please respect copyright.PENANAfYW1Mwjjoe
26427Please respect copyright.PENANARBZzNaEz1d
Bruaaak...26427Please respect copyright.PENANAEXJ61LWB9k
26427Please respect copyright.PENANApMLn9joKaH
Dengan satu kali terjangan, pintu asrama berhasil di dobrak Rayhan, hingga mengagetkan sang kolor ijo dan Asyifa yang terus meronta-ronta.26427Please respect copyright.PENANAbn1i5KT3qV
26427Please respect copyright.PENANAQrSwmly0rY
Ada secercah harapan di wajah Asyifa, dan Rayhan sangat mengerti apa yang di ingin Asyifa darinya. Bibir Rayhan sedikit mengukir senyuman untuk Asyifa, agar gadis muda itu bisa sedikit merasa tenang, kemudian Rayhan mengalihkan pandangannya kearah mahluk aneh tersebut.26427Please respect copyright.PENANAzXSv0NOx9Q
26427Please respect copyright.PENANAdANWtEAkYA
Kedua mata mereka bertemu, saling mengintimidasi satu sama lainnya. Jujur saja, kedua kaki Rayhan gemetaran, dan tubuhnya tampak menggigil. Bukan karena hawa dingin, tapi karena tatapan sang kolor ijo yang seakan menusuk hingga ke ulu hatinya.26427Please respect copyright.PENANAqbk96TYE3R
26427Please respect copyright.PENANAItrt3DDmIe
Aku tidak takut....26427Please respect copyright.PENANAjcT5JOwVrQ
26427Please respect copyright.PENANAJNHjBKrMtv
Rayhan berusaha sekuat tenaga melawan rasa takut yang secara tiba-tiba menyerangnya. Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri kalau manusia jauh lebih kuat di bandingkan mahluk ghaib. Dan usahanya mulai membuahkan hasil, ia mulai mengatur nafasnya kembali yang sebelumnya terasa sesak.26427Please respect copyright.PENANAQ2CGd3YmdB
26427Please respect copyright.PENANAPKDVUkPSXl
Sementara sang kolor ijo tampak keheranan, melihat wajah Rayhan yang terlihat tidak takut sama sekali.26427Please respect copyright.PENANA0do8cNFDLv
26427Please respect copyright.PENANAWtWgj83Rcj
"Grrrrr...." Sang kolor ijo mengeram.26427Please respect copyright.PENANAmwjgoaSQSf
26427Please respect copyright.PENANA0rb0bPQnRN
Kedua tangan Rayhan terkepal erat, kuku-kukunya menancap di kulit telapak tangannya hingga memutih, lalu dengan satu hentakan ia menyerang sang kolor ijo, tapi dengan kibasan tangan kolor ijo tubuh Rayhan terpental hingga keluar asrama.26427Please respect copyright.PENANAV12FpZUJlp
26427Please respect copyright.PENANAnpbMRTIlUV
Asyifa yang melihat kejadian tersebut menjerit ketakutan, ia memeluk tubuhnya dengan sangat erat sembari meneteskan air mata. Entah kenapa, untuk pertamanya kalinya ia takut kalau terjadi apa-apa terhadap Rayhan, pemuda yang beberapa waktu yang lalu pernah mempermalukannya.26427Please respect copyright.PENANAYOwnw9HFey
26427Please respect copyright.PENANA5sYETEaJLU
"Aarrtt..." Rintih Rayhan.26427Please respect copyright.PENANALxYD61COvf
26427Please respect copyright.PENANAWMpStwm08E
Di luar asrama Rayhan berusaha berdiri sembari memegang dadanya yang terasa terbakar. Masih dengan tatapan tajam, Rayhan memandang mahluk itu.26427Please respect copyright.PENANAtt7LExr4wg
26427Please respect copyright.PENANAWNXGbeK6H6
Sang kolor ijo melompat keluar, di bawah guyuran hujan deras dia menatap Rayhan, seakan ia ingin memakannya bulat-bulat, membuat siapapun yang melihat mata merahnya akan mati ketakutan. Sebenarnya Rayhan juga merasakan hal yang sama, tapi ia menahannya.26427Please respect copyright.PENANADwGlXBY37L
26427Please respect copyright.PENANAUliBEvkeTD
"Dasar manusia bodoh!" Umpat Kolor ijo.26427Please respect copyright.PENANApUfC1o9Cms
26427Please respect copyright.PENANAALrKDVuBdy
Rayhan menyunggingkan senyumannya. "Mahluk aneh keparat." Teriak Rayhan ke udara. Ia dengan tangkas menyerang kembali kolor ijo.26427Please respect copyright.PENANAEFgo3ukt0o
26427Please respect copyright.PENANA95q1ULSj7R
Kaki kanannya hendak menerjang kepala kolor ijo, tapi dengan tangkas mahluk aneh itu menepisnya dengan lengannya yang besar. Kemudian tangan kirinya ia dorong ke depan hingga kepalan tangannya masuk ke dalam perut Rayhan. Pemuda itu mundur beberapa langkah sembari memegangi perutnya.26427Please respect copyright.PENANAKMtX7c4nfr
26427Please respect copyright.PENANAcNBu7RlQSZ
Pukulan sang kolor ijo terasa seperti di hantam pentungan sanking kerasnya. Rayhan meringis menahan sakit di perutnya, bahkan ia nyaris mengeluarkan isi perutnya.26427Please respect copyright.PENANAoWyC59Qqil
26427Please respect copyright.PENANAUSzA3nFbSX
Belum hilang rasa sakit yang di rasakan Rayham, tiba-tiba sang Kolor ijo menendang kepala Rayhan. Tubuh Rayhan berputar sebanyak tiga kali di udara sebelum terhempas jatuh ketanah yang telah menjadi lumpur. Kejadian tersebut tak luput dari penglihatan Asyifa.26427Please respect copyright.PENANA57mqFwmXDd
26427Please respect copyright.PENANAwSErxPhveQ
"Aaaaasaaaarrrrttttt..." Jerit Asyifa ngeri.26427Please respect copyright.PENANASmQ7phid8c
26427Please respect copyright.PENANA68BanAWYbi
Tangan Rayhan menapak diatas tanah, dan tampak tetesan darah segar mengalir dari hidung dan bibirnya. Tangannya mengusap darah yang keluar dari mulut dan hidungnya sembari menatap tajam kolor ijo yang berjalan mendekatinya, Rayhan berusaha berdiri tapi gagal.26427Please respect copyright.PENANAbcvdmRgxhh
26427Please respect copyright.PENANAia2N8ggYvI
Sang Kolor Ijo mencengkram leher Rayhan, seakan ia ingin meremasnya seperti tengah meremas jeruk nipis. Wajah Rayhan memerah karena kekurangan oksigen.26427Please respect copyright.PENANAbF46p0BtDF
26427Please respect copyright.PENANAXeSpDCInAP
"Oh Tuhan, apa aku akan mati di sini." Bisik hati Rayhan.26427Please respect copyright.PENANALl0vn8PCmv
26427Please respect copyright.PENANA245ZBY3jYZ
Saat kesadarannya mulai menipis, tiba-tiba dari belakang seseorang menerjang kolor ijo hingga mahluk aneh itu terpaksa melepaskan cengkeramannya dari leher Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAs4bmZvrufQ
26427Please respect copyright.PENANAIZJbvs5GKN
Sang kolor ijo yang masih berdiri tegap, membalik tubuhnya ke belakang, sembari menatap marah kearah seorang pemuda yang tak lain adalah Doni. Tidak lama kemudian Nicopun menyusul sembari memegang balok kayu yang besar dan siap menghantam kolor ijo.26427Please respect copyright.PENANAA8SuTYx2sV
26427Please respect copyright.PENANAWxqcbdP0xn
"Anak-anak kurang ajar." Umpat Kolor ijo.26427Please respect copyright.PENANAneGyepsODa
26427Please respect copyright.PENANAlUoTEzRkNP
Nico dan Doni saling pandang. "Hei mahluk doyan memek!" Umpat Doni.26427Please respect copyright.PENANA8LYyXUvP6J
26427Please respect copyright.PENANAG1J2UmgCC7
"Mahluk menjijikan." Timpal Nico.26427Please respect copyright.PENANAVSJyIkh61c
26427Please respect copyright.PENANAKWMPPBTKrf
"Grrrrr...." Kembali sang kolor ijo mengeram.26427Please respect copyright.PENANAwO5pP0ZIid
26427Please respect copyright.PENANA0bOME8DC5G
Dengan secepat kilat ia menghantam tubuh Doni dan dalam sekejap tubuh Doni terpental sejauh dua meter. "Bangsaaaaat...." Pekik Doni ke sakitan sebelum tubuhnya terhempas ke tanah.26427Please respect copyright.PENANA8xaqy4iuRv
26427Please respect copyright.PENANASjXT36jufj
"Hiyaaaaa...." Jerit Nico sembari memukulkan balok kayu ke punggung kolor ijo.26427Please respect copyright.PENANAdAlRKOCgPu
26427Please respect copyright.PENANA6H3C4jjVDl
Kraaaak...26427Please respect copyright.PENANAbqCd3HEoku
26427Please respect copyright.PENANATEA99FSGPL
Tubuh Nico mematung, menatap tidak percaya kearah balok kayu yang ia pegang kini telah patah.26427Please respect copyright.PENANAVLMNbGtucT
26427Please respect copyright.PENANA0tgGnD7AOG
Sang Kolor ijo menatap Nico dengan tatapan dingin, dan sedikit seringaian tajam yang membuat bulu kuduk Nico berdiri hingga kedua kakinya gemetaran. Tanpa bisa berbuat apa-apa, Nico pasrah ketika kolor ijo mengangkat tubuhnya, lalu membantingnya ke tanah.26427Please respect copyright.PENANADUZS7T5gV2
26427Please respect copyright.PENANAp6DqeOXG8w
"Aaghkk..." Jerit Nico pilu.26427Please respect copyright.PENANA08D1AaTvGt
26427Please respect copyright.PENANAJe91aDOY30
Rayhan segera berdiri dan menghampiri Nico yang tengah berguling-guling di lumpur.26427Please respect copyright.PENANA5tQa3DzVkJ
26427Please respect copyright.PENANAhczFsUAjey
Sang mahluk hijau itu berjalan menghampiri mereka berdua. Rayhan segera berdiri di depan Nico yang masih mengerang ke sakitan. "Anjing bangsat." Teriak Rayhan, sembari melayangkan tinjunya ke arah wajah kolor ijo.26427Please respect copyright.PENANAN3ALNfGzpw
26427Please respect copyright.PENANAwEK6cz07FW
Tanpa bergerak sesentipun sang kolor ijo menerima pukulan Rayhan yang sama sekali tidak berasa baginya.26427Please respect copyright.PENANAZL1HRZBz6O
26427Please respect copyright.PENANAQojcXkymNF
"Auww..." Rayhan meringis menahan sakit.26427Please respect copyright.PENANAAWxlGt1Ja0
26427Please respect copyright.PENANAtkcgO9ysxZ
Sang Kolor ijo menyeringai, kemudian ia mengangkat tubuh Rayhan dan hendak menghempaskan tubuh Rayhan sama seperti yang di lakukan kepada Niko. Tapi dengan cepat Rayhan meraih leher kolor ijo dan menggigitnya sekuat tenaga.26427Please respect copyright.PENANAvb04NCrmwb
26427Please respect copyright.PENANA86GDP7iGxH
"Grrrrr...." Sang Kolor ijo mengeram marah.26427Please respect copyright.PENANAqwpXeLnmeg
26427Please respect copyright.PENANAYucJlhxTFS
Tubuh besar itu sempoyongan sembari melepaskan Rayhan dari cengkeramannya. Pada saat bersamaan dari belakang, Doni memukul leher bagian belakang kolor ijo dengan balok yang tadi di pegang Nico.26427Please respect copyright.PENANA1dsMlyISf8
26427Please respect copyright.PENANAWbzolnIkvD
Buuuk...26427Please respect copyright.PENANAsSZtWSBOdP
26427Please respect copyright.PENANAAsm6ftoigG
Sang kolor ijo di luar dugaan berhasil di jatuhkan, ia terjerembab diatas tanah.26427Please respect copyright.PENANA0S4IE8SAyP
26427Please respect copyright.PENANAbFgLHtpFHa
Doni dan Rayhan saling pandang, dan kini mereka telah mengetahui kelemahan sang kolor ijo, tapi apakah akan semudah itu bagi mereka mengalahkan mahluk aneh tersebut? Tentu saja tidak, Rayhan dan Nico menyadari hal tersebut, mereka tidak mungkin menang.26427Please respect copyright.PENANAsrdGPpmkWO
26427Please respect copyright.PENANAiEybIuvAog
Tugas mereka saat ini hanyalah menahan pergerakan sang Kolor ijo selama mungkin yang mereka bisa.26427Please respect copyright.PENANAv2KiM8fVfR
26427Please respect copyright.PENANAjcm3klhVyQ
"Grrrrr... Kalian benar-benar mau mati ternyata." Umpat Kolor ijo kepada mereka berdua.26427Please respect copyright.PENANAS4InEDHXtH
26427Please respect copyright.PENANAYiqNNvN0eQ
"Cuih..." Doni meludah darah ke tanah. "Hei mahluk busuk, Lo pikir kita takut." Ancam Doni sembari menunjuk batang hidung kolor ijo.26427Please respect copyright.PENANAtmbV2vdUkR
26427Please respect copyright.PENANASGfMkDYKxy
"Kemarilah bangsat." Timpal Rayhan sembari memasang kuda-kuda.26427Please respect copyright.PENANAdBdS8qUdlj
26427Please respect copyright.PENANAxl5NnEu48m
Perbuatan mereka berdua benar-benar membuat kolor ijo marah. Mahluk mengerikan itu segera mendatangi mereka dengan cepat. Doni mengibaskan balok tersebut kearah leher kolor ijo, tapi berhasil di tepis, dan pada saat bersamaan Rayhan menjerjang leher kolor ijo sebelah kanan.26427Please respect copyright.PENANAmnAuAXj4Ue
26427Please respect copyright.PENANA7Nsz9PSBkJ
Lagi-lagi tubuh sang kolor ijo di buat sempoyongan tapi kali ini ia tidak sampai jatuh.26427Please respect copyright.PENANAVyUn6Xnbc7
26427Please respect copyright.PENANA4MZwQu07ev
Doni kembali maju dan hendak memukul kolor Ijo, dan dengan cekatan Kolor ijo menendang Doni hingga terpental. Melihat temannya yang kembali terkena pukulan, Rayhan segera melayangkan tinjunya, tapi di tangkis oleh kolor ijo dengan mudah, lalu dengan satu pukulan di perut, Rayhan langsung roboh di hadapan kolor Ijo.26427Please respect copyright.PENANAX3jAPcTCzg
26427Please respect copyright.PENANAnzNjR3kj6h
"Rayhaaaan." Jerit Nico.26427Please respect copyright.PENANA8RiyldOmIu
26427Please respect copyright.PENANANw7RDsAsqv
Hujan turun semakin deras dan tampak kilatan-kilatan petir menghiasi langit malam ini. Ke sanalah mata Rayhan tertuju ketika Kolor Ijo mencekik dan mengangkat tubuhnya ke udara sehingga kakinya tidak lagi menapak.26427Please respect copyright.PENANARO9J85lWwV
26427Please respect copyright.PENANAqRmpnLYOt6
Kolor ijo mengangkat tangannya dengan jari terhunus kearah perut Rayhan.26427Please respect copyright.PENANA6sGvlGvEVS
26427Please respect copyright.PENANATFLsyCufCH
Nico dan Doni terkesima melihat kuku panjang Kolor ijo yang seakan siap merobek perut Rayhan dan mengeluarkan seluruh isi dalam perutnya.26427Please respect copyright.PENANAX9hqlk64Ug
26427Please respect copyright.PENANAwQ5sxCibDP
"Lariiiii Ray...." Jerit Doni tak berdaya di tengah guyuran hujan lebat.26427Please respect copyright.PENANA4FibMR25dr
26427Please respect copyright.PENANAorFTjNMHVy
Sementara Nico memukul-mukul lumpur sembari berteriak tidak jelas. "Bangsaaaaat... Bangsaaaaat... Bangsaaaaat..." Isak tangis Nico pecah melihat nyawa sahabatnya kini berada di ujung tanduk.26427Please respect copyright.PENANALedKkFrWRP
26427Please respect copyright.PENANAosyUoOwF9Q
Rayhan tersenyum tipis menyambut ajalnya yang seakan sangat dekat sekali. "Gue mati..." Lirih Rayhan nyaris tidak terdengar oleh siapapun.26427Please respect copyright.PENANASpLjbdSkei
26427Please respect copyright.PENANAu5K3gYSOjd
Sepersekian detik sebelum kuku-kuku panjang itu menusuk perut Rayhan, tiba-tiba tubuh sang Kolor Ijo terpental jauh hingga beberapa meter, dan pada saat bersamaan tubuh Rayhan jatuh keatas tanah dengan mata setengah terpejam, karena kesadarannya yang telah menipis.26427Please respect copyright.PENANAIIbB0TdeNP
26427Please respect copyright.PENANAfLyMiH0Zai
Kini di hadapannya Rayhan dapat melihat sekali lagi wajah orang yang amat ia sayangi tengah merangkulnya.26427Please respect copyright.PENANAH7ESWHEZd3
26427Please respect copyright.PENANAvgPgJ2LIUt
"A-apa aku sudah mati?" Lirih Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAFhfaY9l6EE
26427Please respect copyright.PENANAcM9mhZ6SgS
Wanita itu tersenyum manis. "Gak sayang! Kakak gak akan biarkan kamu celaka." Bisik Zaskia lembut di telinga Rayhan. "Sekarang istirahatlah, tugas kamu sudah selesai, terimakasih sayang! Kakak sayang Adek..." Ujar Zaskia sembari mendekap erat tubuh Rayhan.26427Please respect copyright.PENANAvs4SkySHH3
26427Please respect copyright.PENANAqRkYUNvzr6
"Aku juga sayang kakak." Lirih Rayhan yang kemudian tidak sadarkan diri.26427Please respect copyright.PENANAXAdvtwmXCe
26427Please respect copyright.PENANATWdRaWBPtA
Sang kolor ijo menyeringai menatap Zaskia yang malam ini mengenakan gamis berwarna biru muda, senada dengan warna hijabnya. Ia menatap benci kearah kolor yang telah berani melukai adiknya.26427Please respect copyright.PENANAh7BjqbQrch
26427Please respect copyright.PENANAfm1l0zbsZX
Wanita berwajah cantik itu melakukan gerakan yang sangat cepat hingga mahluk aneh itu tidak sempat menyadari datangnya serangan dari Zaskia. Ia melepaskan tapak suci kearah dada kolor ijo dan ajaibnya, serangan Zaskia berhasil membuat kolor ijo terpental bahkan sampai muntah darah.26427Please respect copyright.PENANAD9spdUkj6D
26427Please respect copyright.PENANApYRWZ2MEHz
Sang kolor ijo mengeram marah, saat ia hendak berdiri tiba-tiba segerombolan santri dan para Ustad telah mengepung dirinya yang di pimpin langsung oleh KH Umar yang di dampingi oleh Putranya Azril.26427Please respect copyright.PENANAOx1qeFlToC
26427Please respect copyright.PENANAivJKMGyRrw
Ya... Tugas Azril adalah mengumpulkan Santri dan para Ustad yang di anggap memiliki kemampuan untuk mengalahkan kolor ijo, sementara Rayhan, Doni, dan Nico bertugas menyergap dan menahan Kolor ijo selama mungkin, sampai bala bantuan datang untuk menangkap mahluk aneh tersebut.26427Please respect copyright.PENANABfKk4VT6Q7
26427Please respect copyright.PENANA9lX26VydhV
Sadar kalau kondisinya saat ini tidak memungkinkan untuk melawan, mahluk aneh itu mencoba kabur tapi para santri dan Ustad dengan cekatan mengepung mahluk aneh tersebut sehingga tidak ada cela baginya untuk kabur. Kini kolor ijo benar-benar dalam keadaan terjepit.26427Please respect copyright.PENANAGydgcuGOVV
26427Please respect copyright.PENANA6JkfWiwMft
KH Umar baru saja selesai membaca ayat-ayat suci, lalu dia melemparkan tasbih kearah kolor ijo.26427Please respect copyright.PENANA6sHlb6gtsn
26427Please respect copyright.PENANAlRb92yx71i
Duaaaarrrr...26427Please respect copyright.PENANASwlRDHNzSZ
26427Please respect copyright.PENANAHMnsPwTzHx
Terdengar suara ledekan cukup keras dan di iringi oleh percikan api di bagian dada kolor ijo, yang membuatnya terpental sejauh tiga meter. Ia berguling-guling diatas tanah sembari meronta-ronta tak karuan.26427Please respect copyright.PENANAHumxPHYw6e
26427Please respect copyright.PENANAJLnjRfBvzu
KH Umar dengan santainya berjalan mendekati kolor ijo sembari membaca ayat-ayat suci.26427Please respect copyright.PENANAjHRp4e6vu2
26427Please respect copyright.PENANAdyMkhFEJmJ
Telapak tangan KH Umar yang telah di makan usia, ia letakan diatas kening mahluk aneh tersebut, membuat mahluk itu merintih kesakitan.26427Please respect copyright.PENANA0RxhyrN9iA
26427Please respect copyright.PENANA4wrPDNzjfJ
Perlahan tapi pasti, mahluk tersebut kembali ke bentuk asalnya yaitu manusia biasa. Saat pengaruh mahluk aneh itu menghilang, semua santri dan Ustad tampak terkejut mengetahui sosok di balik teror ponpes Al-tauhid satu bulan belakangan ini.26427Please respect copyright.PENANAiAvuhLAhlL
26427Please respect copyright.PENANAZyB6xinPk0
"Mang Burhan!" Jerit mereka.26427Please respect copyright.PENANAEnzfYXeyc6
26427Please respect copyright.PENANAG1ffOB0ZSO
Pria yang selama ini telah bersekutu dengan kolor ijo itu dalam keadaan sekarat. Dan pada saat bersamaan hujanpun mulai berhenti, menandakan selesai sudah perualangan sang kolor ijo dalam mencari mangsa.26427Please respect copyright.PENANAdaGO0NEqjq
26427Please respect copyright.PENANAF3xmC33Hft
"Astaghfirullah Burhan, kenapa kamu jadi seperti ini."26427Please respect copyright.PENANAtUuMzzNLP6
26427Please respect copyright.PENANAE4EHqb62Rg
Burhan tampak menitikkan air matanya ketika melihat wajah teduh KH Umar. "Maafkan saya Kiayi." Lirih Burhan, ia mulai terisak.26427Please respect copyright.PENANAS0lmB2YqZ6
26427Please respect copyright.PENANAyieDsl1f4i
"Minta maaflah ke pada Tuhan Burhan. Dan bertaubatlah." Nasehat KH Umar.26427Please respect copyright.PENANA056m0wQRyJ
26427Please respect copyright.PENANARTMaC7ooJh
"Saya salah, ya Tuhan... Maafkan saya, maafkan hamba mu yang hina ini.!" Jerit Burhan penuh penyesalan.26427Please respect copyright.PENANARHyC4e9BR2
26427Please respect copyright.PENANAn6t3IJdDA3
"Alhamdulillah." Lirih KH Umar. "Kalian tolong bantu Mang Burhan dan ketiga anak itu, Ustad Yahya, tolong kamu telepon polisi." Titah sang Kiayi yang langsung mereka patuhi.26427Please respect copyright.PENANAtxX609WzlG
26427Please respect copyright.PENANA4AZ6v2aBI4
Burhan mencengkram lengan KH Umar. "Kiayi..." Lirih Burhan, dari kilatan matanya ia terlihat sangat menyesal. "Te... Terimakasih sudah mau membimbing saya dan menerima saya sebagai murid." Bisik Burhan, perlahan kesadaran Burhan mulai menghilang, berikut dengan nafasnya yang sudah berhenti.26427Please respect copyright.PENANAydQfNypNdN
26427Please respect copyright.PENANAGoLkviN6VY
*****
Enam bulan yang lalu
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat di tolak. Keadaan ternyata berkembang jadi semakin sulit setelah usaha rumah makan yang ia bangun bertahun-tahun mengalami kebangkrutan. Ia di tipu oleh sahabatnya sendiri, membuatnya terpaksa menutup bisnisnya.26427Please respect copyright.PENANAZX5tB0MP5R
26427Please respect copyright.PENANAXYculjyqTI
Dalam keadaan frustasi, ia bertemu dengan gurunya semasa mondok dulu. Atas tawaran KH Umar Burhan bisa tinggal dan bekerja di ponpes Al-tauhid sebagai peternak.26427Please respect copyright.PENANAWYr6O8pdPa
26427Please respect copyright.PENANA4Y0uPCbU7T
Tentu saja Burham sangat bersyukur atas bantuan dari gurunya yang telah memberi ke sempatkan untuk kembali mengabdi di pondok pesantren Al-tauhid. Hanya saja masalah baru pun kembali muncul.26427Please respect copyright.PENANAVn2qRGztIP
26427Please respect copyright.PENANAOdNZ0a1uhg
Istrinya Tari pergi meninggalkan dirinya bersama pria lain yang cukup mapan, membuat Burhan sangat terpukul, ia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak mampu memberikan apa yang di minta oleh Istrinya. Andai saja ia masih kaya seperti dulu, ia yakin Tari tidak akan meninggalkannya seperti saat ini.26427Please respect copyright.PENANAYdPFW98P0n
26427Please respect copyright.PENANAPHoW640nWy
Burhan bertekad akan kembali menggapai kejayaanmya dan merebut Istrinya kembali dengan cara apapun. Burhan yang telah kehilangan akal sehatnya, memilih persugihan atas saran sahabatnya untuk mengatasi masalah yang ia hadapi saat ini.26427Please respect copyright.PENANA9rUl1BWU8I
26427Please respect copyright.PENANAyXkzogTutr
Dengan alasan ingin bertemu dengan teman lamanya yang ingin memberinya modal untuk memulai kembali usaha rumah makannya, Burhan pamit kepada KH Umar dan Haja Laras untuk pergi ke kota selama beberapa hari. Dan tentu saja KH Umar sangat mendukung rencana Burhan.26427Please respect copyright.PENANAqn0fZkotPP
26427Please respect copyright.PENANALivy2gACH6
Ternyata tidak muda untuk menemukan gua tersebut, menurut sumber yang di percaya, hanya orang-orang pilihan yang dapat menemukannya, membuat Burhan nyaris putus asa, tapi keinginan yang kuat, membuatnya terus mencari dan mencari, hingga akhirnya ia bisa menemukan gua tersebut.26427Please respect copyright.PENANABRcoYmdCgY
26427Please respect copyright.PENANAjugTFdab8B
Cobaan-demi cobaan di lalui Burhan, selama bersemedi ia merasa tubuhnya seakan terbakar bara api, lalu berganti diterpa hawa dingin yang menusuk hingga ke dalam tulangnya.26427Please respect copyright.PENANAUT6QNJkRc0
26427Please respect copyright.PENANAJvhqiS8Caq
Belum lagi gangguan-gangguan hewan kecil yang beracun, yang kapan saja siap membunuhnya.26427Please respect copyright.PENANA1gHjgPDlko
26427Please respect copyright.PENANAE9MdYW12kU
Tetapi keteguhan hati Burhan, berhasil membuatnya bertahan walaupun harus di akui kalau dirinya sangat tersiksa selama bersemedi di dalam gua.26427Please respect copyright.PENANATnkEcOoxU7
26427Please respect copyright.PENANAQ8aPPNpcOo
Sudah hampir dua minggu Burhan bersemedi di dalam gua, dan selama itu juga Burhan tidak meminum dan memakan apapun, membuat bobot tubuhnya turun drastis, sekilas ia terlihat seperti mayat hidup. Tetapi walaupun begitu ia tetap bersabar dan terus bersabar, hingga memasuki Minggu ke kelima barulah sosok Mbah Sugeng menampakan dirinya di hadapan Burhan.26427Please respect copyright.PENANAVCuJE4UNnd
26427Please respect copyright.PENANAk4SrePSLbm
Bentuk tubuh Mbah Sugeng sangat mengerikan, tubuhnya memang berbentuk manusia, hanya saja tubuhnya dua kali lipat lebih besar di bandingkan dengan manusia pada umumnya, perutnya membuncit, dan kulitnya berwarna hijau terang dan bersisik, dan matanya yang tajam berwarna merah darah. Penampakan Mbah Sugeng membuat Burhan ketakutan setengah mati, tubuhnya bergetar hebat, dengan peluh yang kini membanjiri tubuhnya.26427Please respect copyright.PENANAqKtdlD0ZI8
26427Please respect copyright.PENANAlidfr71Lhm
"HAI ANAK MANUSIA, KENAPA KAMU MEMANGGILKU? APA KAMU SUDAH BOSAN HIDUP?" Suara Mbah Sugeng penunggu gua Ambar menggemah, menggetarkan dinding gua, membuat beberapa potongan batu kecil berjatuhan, membuat Burhan makin ketakutan.26427Please respect copyright.PENANAyvpp1GhjGy
26427Please respect copyright.PENANAmCD3IOAFS0
Mendengar suaranya saja sudah membuat tubuh Burhan menggigil ketakutan. "Mohon ampun Mbah Sugeng! Kedatangan saya kemari ingin meminta petunjuk dari Mbah Sugeng." Dengan kedua tangan yang di tungkup di depan dadanya, Burhan membungkukkan tubuhnya.26427Please respect copyright.PENANAsGeSZWTTbz
26427Please respect copyright.PENANAGd25XoIOzf
"HAHAHA... BERANI SEKALI KAMU MEMINTA PETUNJUK DARIKU, APA KAMU TIDAK TAKUT DENGANKU?"26427Please respect copyright.PENANAQw3XaEs3Z2
26427Please respect copyright.PENANAIxiySfFs3x
"Mohon ampun Mbah, hamba tidak berani Mbah!"26427Please respect copyright.PENANAXCAL9HiOB8
26427Please respect copyright.PENANAOFDfHRhTLC
"HMMM... PENTUNJUK APA YANG KAMU INGINKAN WAHAI ANAK MANUSIA?"26427Please respect copyright.PENANAOcwAcsvkzC
26427Please respect copyright.PENANA3YtKNkG6Q5
"Mohon ampun sebesar-besarnya Mbah, Ananda hanya ingin meminta petunjuk agar cepat menjadi orang kaya! Sekiranya Mbah Sugeng mau memberi petunjuk untuk Hambamu yang hina ini." Ujar Burhan dengan bibir gemetar ketakutan.26427Please respect copyright.PENANAhZ5dJd4nm8
26427Please respect copyright.PENANAcHdOv4vNOk
"HAHAHA... DASAR MANUSIA HINA." Umpat Mbah Sugeng, seraya memamerkan gigi taringnya yang panjang dan kehitaman. "AKU AKAN MEMBANTUMU, HANYA SAJA ADA BEBERAPA SYARAT YANG HARUS KAMU LAKUKAN? APAKAH KAMU SANGGUP MEMENUHI SYARATNYA?" Jelas Mbah Sugeng, Burhan menganggukkan kepalanya.26427Please respect copyright.PENANAvy9YxLuW8j
26427Please respect copyright.PENANAEwOIf3X3uQ
"Apa yang harus Hamba lakukan Mbah?"26427Please respect copyright.PENANArWi8qLFtpa
26427Please respect copyright.PENANA2QM28gjkVp
"KAMU HARUS MENDAPATKAN SEORANG WANITA CANTIK DAN SEGAR UNTUK AKU TIDURI, KALAU KAMU GAGAL... SAYA AKAN MENGAMBIL SEMUA YANG KAMU MILIKI, TERMASUK NYAWAMU." Ujar Mbah Sugeng.26427Please respect copyright.PENANAaif2k8Y5De
26427Please respect copyright.PENANASpjzI9hGBg
"Saya siap melaksanakannya, hanya saja bagaimana caranya agar saya bisa mendapatkannya."26427Please respect copyright.PENANAE44cr7dBd2
26427Please respect copyright.PENANAsyf6fdw0ws
"HAHAHAHA..." Tawa Mbah Sugeng kembali bergemah. "SAYA TAU APA YANG KAMU KHAWATIRKAN WAHAI HAMBAKU, MASALAH ITU KAMU TIDAK PERLU KHAWATIR, TUGASMU HANYA MENCARI SOSOK WANITA YANG PANTAS UNTUKKU, DAN MEMBAKAR FOTONYA DI CAMPUR DENGAN DARAH AYAM HITAM." Jelas Mbah Sugeng membuat hati Burhan sedikit tenang.26427Please respect copyright.PENANAaz6fpIisEs
26427Please respect copyright.PENANAOJ4BINUPfG
"Terimakasih Mbah!"26427Please respect copyright.PENANAZVrFt66mae
26427Please respect copyright.PENANAXjWj5WOb5g
"HHMM... APA KAMU SANGGUP MELAKUKANNYA?" Mbah Sugeng kembali bertanya.26427Please respect copyright.PENANAsq1hls7Ch6
26427Please respect copyright.PENANAgCsIBGQE6m
"Tentu Mbah, saya sanggup." Lirih Burhan.26427Please respect copyright.PENANASyBVnBXHlL
26427Please respect copyright.PENANAnV9eTcj5K0
"SEKARANG PULANGLAH, DAN PERSIAPKAN TUMBAL PERTAMAMU UNTUKKU." Perintah Mbah Sugeng, dan dalam sekejap Mbak Sugeng menghilang dari hadapan Burhan.26427Please respect copyright.PENANAgffKY91A13
26427Please respect copyright.PENANAuO7w9PfOkt
Sepenghilangnya Mbah Sugeng, Burhan bergegas meninggalkan tempat di mana ia bersemedi selama beberapa hari ini. Ia sangat senang, karena akhirnya ia menemukan solusi dari masalahnya, walaupun ia nyaris mati berdiri sanking takutnya.26427Please respect copyright.PENANAdts4Gl3BWj