Rayhan, Nico, Azril dan Doni kini tengah berkumpul di kantin pesantren setelah hampir dua Minggu Rayhan tidak sekolah. Mereka mengulang kembali cerita keberhasilan mereka meringkus kolor ijo yang hampir merenggut nyawa Rayhan. Kalau di pikir-pikir Rayhan merasa sangat bersyukur karena masih di biarkan hidup.25568Please respect copyright.PENANAnOW3JbnlZi
25568Please respect copyright.PENANAGwL6d9dGK4
Untuk merayakan kembalinya Rayhan, Azril mentraktir teman-temannya di kantin. Tentu saja tawaran Azril di sambut gembira oleh ketiga temannya.25568Please respect copyright.PENANAuDS7y7uxPz
25568Please respect copyright.PENANAfhrwEkEAe9
Rayhan merasa sangat bersyukur karena memiliki ketiga sahabat yang begitu baik kepadanya. Yang selalu ada dan siap membantunya ketika dalam masalah. Bahkan Rayhan masih ingat ketika Doni dan Nico berteriak histeris melihat Rayhan yang dalam keadaan sekarat.25568Please respect copyright.PENANAU2bmh2A8Nl
25568Please respect copyright.PENANAPU2Iy3Nra9
"Gue punya rencana?" Usul Doni.25568Please respect copyright.PENANAObybzJQ07F
25568Please respect copyright.PENANA28vB80oqlp
Nico yang tengah menguyah pentol bakso langsung menyahut. "Rhenchana hapha?" Tanya Nico tak jelas, alhasil potongan bakso itu mengenai sahabatnya yang duduk di depannya.25568Please respect copyright.PENANAlqUFKmKBoy
25568Please respect copyright.PENANARJ6Iq1TGgo
Bletaaak...25568Please respect copyright.PENANAFdyT7s66lp
25568Please respect copyright.PENANAOB293TueLy
"Bangke habisin dulu tuh bakso di mulut baru ngomong." Protes Doni setelah menjitak kepala Nico sahabatnya.25568Please respect copyright.PENANAzxSGBhQJzB
25568Please respect copyright.PENANAld5Xb6lHiQ
"Sorry mas bro, hehehe..." Cengir Nico.25568Please respect copyright.PENANAQgOuw23Fmc
25568Please respect copyright.PENANAIKs3ZfWoA4
"Lo punya rencana apa?" Azril mengulang pertanyaan Nico.25568Please respect copyright.PENANAZzs8vdn2E7
25568Please respect copyright.PENANAwQ60srweWT
Doni tersenyum sumringah sembari menatap ketiga wajah sahabatnya yang tampak serius menunggunya. "Kalian lagi nunggu ya?" Candanya, wajah ketiga sahabatnya yang tadi terlihat serius, berubah meringis. Doni tertawa terbahak-bahak puas mengerjai ketiga sahabatnya.25568Please respect copyright.PENANAyYhkMUqP39
25568Please respect copyright.PENANAyscI8YucVe
"Bangke." Umpat Rayhan yang sedari tadi hanya diam.25568Please respect copyright.PENANAnllysnXZoi
25568Please respect copyright.PENANA3SnXPzy0NS
"Anjing lah." Sahut Nico.25568Please respect copyright.PENANATeltqcWaaN
25568Please respect copyright.PENANAsX6L98sXxj
Doni semakin tertawa puas sembari memegangi perutnya yang terasa keram. "Oke... Oke... Oke... Gue serius." Doni menarik nafas perlahan, meredahkan tawanya. "Gini, gue punya rencana untuk menyambut kembali sohib kita. Sebuah rencana yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan, dan gue yakin kalian pasti suka." Ujar Doni antusias.25568Please respect copyright.PENANASCijgAIDqa
25568Please respect copyright.PENANAW0GP9zqIlw
"Langsung aja." Potong Azril tanpa melihat kearah Doni.25568Please respect copyright.PENANA6LXr13tAkB
25568Please respect copyright.PENANAc3ASpIic2h
"Hhmm... gini-gini kemarin gue gak sengaja menemukan spot yang bagus buat ngintipin Ustadza Risty mandi." Ujar Doni berbisik. Wajah ketiga sahabatnya mendadak tegang mendengar penuturan Doni.25568Please respect copyright.PENANAY92zD6uTG9
25568Please respect copyright.PENANAJRG1H5Opir
"Serius?" Tanya Nico bersemangat.25568Please respect copyright.PENANAENgcONRiC6
25568Please respect copyright.PENANANTsV9L4p4G
Doni menganggukkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya kearah kedua sahabatnya yang sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan ide gila Doni. Ustadza Risty memang salah satu Ustadza favorit di pesantren, tapi untuk mengintip Ustadza mandi, tentu itu ide yang gila.25568Please respect copyright.PENANAgarfbeAU3y
25568Please respect copyright.PENANAAhD6FAwq7f
Kalau sampai mereka ketahuan, maka tamatlah sudah nasib mereka di pesantren.25568Please respect copyright.PENANAjlNFLUsurD
25568Please respect copyright.PENANANIiddbSRfL
Azril memang dari dulu tidak begitu tertarik dengan kegiatan yang bisa melunturkan hafalannya. Sementara Rayhan, ia takut kalau sampai ketahuan dan membuat Kakaknya mengamuk. Bisa-bisa ia akan di coret sebagai Adik Kakaknya.25568Please respect copyright.PENANAPaJOU3c0wu
25568Please respect copyright.PENANAvarFgqAfCo
"Kalian kenapa?" Tanya Doni heran.25568Please respect copyright.PENANAi7e42aWZXz
25568Please respect copyright.PENANAXgCvjfck2p
Nico mendesah pelan. "Cemen!" Ejek Nico.25568Please respect copyright.PENANA5ymjDAOPI2
25568Please respect copyright.PENANAG7SNyz5HNW
"Kalian udah pada sinting ya? Gue gak mau ikut-ikutan ide gila kalian." Ujar Rayhan sembari menggelengkan kepalanya. Sementara Azril memilih diam karena sudah merasa di wakilkan oleh Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAVhO9PoFcfz
25568Please respect copyright.PENANAJeAAtEu77g
"Semenjak kapan Lo jadi penakut kayak gini?"25568Please respect copyright.PENANApRvdgkYmdC
25568Please respect copyright.PENANAY3ZGjh5ofv
"Lawan mahluk aneh aja berani, masak ngintip doang takut." Ejek Nico, sembari menyeruput es jeruknya yang tersisa seperempat. Harga diri Rayhan berontak mendengar komentar Nico yang menyentil harga dirinya.25568Please respect copyright.PENANAnQPsBDiXPB
25568Please respect copyright.PENANAZ2blfoIQ4R
"Yang takut siapa?" Tantang Rayhan.25568Please respect copyright.PENANA8hzZ6BQsAF
25568Please respect copyright.PENANAPP73qEmlF8
Doni dan Nico saling pandang. "Oke, kalau begitu besok pagi kita kumpul jam enam pagi di belakang rumah Ustadza Risty." Tantang Doni, membuat Rayhan dengan terpaksa menyanggupinya dengan menganggukkan kepalanya.25568Please respect copyright.PENANAFPDyQmQn9w
25568Please respect copyright.PENANARyMF0dYRka
"Deal!" Seloroh Nico semangat. Azril mendesah pelan.25568Please respect copyright.PENANAzPnEWk4KSZ
25568Please respect copyright.PENANAefdyDI3CAn
Dan pada saat bersamaan segerombolan anak pesantren memasuki kantin. Mata salah satu dari mereka menatap tajam kearah Rayhan. Kemudian ia memberi aba-aba kepada temannya yang lain untuk mengikutinya. Dari gerak-gerik nya ia terlihat sangat mencurigakan.25568Please respect copyright.PENANAOtWPqmWTRp
25568Please respect copyright.PENANAmA7U2oT75b
Mereka berjalan petantang petenteng kearah Rayhan and gang. Nico melihat gelagat yang tidak baik dari mereka.25568Please respect copyright.PENANAGkjwi7uRCM
25568Please respect copyright.PENANAaSXasZekGP
"Ada Dedy, pura-pura tidak tau." Bisik Nico.25568Please respect copyright.PENANA7pJxU8ELbR
25568Please respect copyright.PENANAOadccngh4S
Rayhan mengangkat alisnya, sejak pertama kali tinggal di pesantren ia sudah tidak suka dengan Dedy dan kawan-kawannya yang suka sekali menindas orang lemah. Tapi sejauh ini, Rayhan tidak berfikir untuk mencari masalah dengan Dedy, walaupun ia sangat tidak menyukai Dedy.25568Please respect copyright.PENANAQCQq7buBWH
25568Please respect copyright.PENANAmjUsYvyUkZ
Seperti yang di katakan Nico, mereka pura-pura tidak melihat kedatangan Dedy yang menghampiri mereka.25568Please respect copyright.PENANA9o6sM6Rz7J
25568Please respect copyright.PENANArFHUApq0tP
"Wah... Wah... Wah... Pahlawan kita lagi santai ni." Ujar Dedy memprovokasi Rayhan. Tetapi pemuda itu tidak menanggapinya. Tidak ada untungnya bagi Rayhan untuk menanggapi provokasi dari Dedy.25568Please respect copyright.PENANAicPtPpXuKa
25568Please respect copyright.PENANAayq4MyxTW7
"Cie... Pahlawan kesiangan." Celetuk anak buah Dedy.25568Please respect copyright.PENANAgcvqvadK03
25568Please respect copyright.PENANAcQo463HaCY
Mereka berlima tertawa terbahak-bahak mengejek Rayhan yang tetap memilih diam. Hanya saja cengkraman di sendoknya semakin erat.25568Please respect copyright.PENANAtgYjV26Xw8
25568Please respect copyright.PENANALypMQ24Vjr
Kemudian dia menepuk pundak Rayhan, sembari menatap tajam kearah Rayhan, seakan menantang Rayhan untuk menjawab tantangannya. Tapi pemuda itu tetap berusaha tenang, walaupun kepalan tangannya sudah gatal ingin memukul wajah Dedy.25568Please respect copyright.PENANAvkqwiucGev
25568Please respect copyright.PENANADYurPB3AAL
Dedy mengendus kesal sembari membuang muka kearah teman-temannya yang lain. Kemudian ia mengambil gelas Rayhan dan menumpahkan es teh diatas kepala Rayhan. Doni, Nico dan Azril terlihat kaget dengan aksi Dedy.25568Please respect copyright.PENANARolNvbE87Q
25568Please respect copyright.PENANAh3zoRubCq7
"Cukup bangsat." Umpat Doni sembari berdiri.25568Please respect copyright.PENANAqhRVT4ZMAt
25568Please respect copyright.PENANAqIouRkdfMy
Nico ikut berdiri di samping Doni, ia menatap marah kearah Dedy. Walaupun Dedy di kenal sebagai sosok menakutkan, tetapi mereka sama sekali tidak gentar.25568Please respect copyright.PENANAhXjVIuHR7j
25568Please respect copyright.PENANASu2BiRYRFS
Dedy membalas tatapan Doni dan Nico, sembari tersenyum meremehkan kearah mereka berdua.25568Please respect copyright.PENANAeuz2OZMMz7
25568Please respect copyright.PENANAK0MTBXfUXa
Keributan kecil tersebut memancing pusat perhatian para santri yang tengah menikmati jajanan kantin. Sadar kalau kondisi saat ini mulai tidak kondusip Rayhan segera melerai kedua sahabatnya agar tidak terbawa emosi.25568Please respect copyright.PENANAmdd0ETxT3f
25568Please respect copyright.PENANAKuTgYTMfNa
"Sudah-sudah, kita pergi saja." Ajak Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAkIbzsXAOoP
25568Please respect copyright.PENANApdTrQ6ngh5
Ia menarik Nico untuk menjauh, sementara Azril menarik Doni yang masih beradu tatapan dengan Dedy dkk.25568Please respect copyright.PENANAm4rzanqV7s
25568Please respect copyright.PENANAOTx6IVl24z
Dedy meludah ke tanah sembari mengacungkan jari tengah kearah mereka berempat. "Pergi jauh-jauh sana, bila perlu keneraka sekalian!" Umpat Dedy.25568Please respect copyright.PENANAXaOJ1ah3au
25568Please respect copyright.PENANAjP4AYMXtyZ
"Hahaha..." Tawa anak buah Dedy.25568Please respect copyright.PENANAuC0YAMgYKb
25568Please respect copyright.PENANAjtUpPqKMLN
Tapi Rayhan tidak memperdulikan ejekan Dedy walaupun ia sangat marah, ia lebih memilih membawa teman-temannya untuk menjauh. Bagi Rayhan tidak ada gunanya ribut hanya karena masalah sepele.25568Please respect copyright.PENANAuZHfyXUOt2
*****25568Please respect copyright.PENANAaXhErxbbYQ
25568Please respect copyright.PENANAytZjHCgurt
Semalaman Ustadza Dwi tidak bisa tidur, terus terbayang akan kejantanan Pak Imbron. Bahkan setelah subuh ia bermimpi Pak Imbron mendatanginya dan memperkosanya hingga menjerit-jerit keenakan. Alhasil Aziza mendatangi kamarnya karena khawatir mendengar ibunya berteriak.25568Please respect copyright.PENANAJ7ReGKxzPe
25568Please respect copyright.PENANAXi5moFjrw3
Sisi liar di dalam diri Ustadza bukan tanpa sebab. Sebelum ia menikah, Ustadza Dwi adalah seorang hiperseks, ia memiliki kisah kelam pada saat remaja dulu. Pergaulan bebas yang tidak terkendali, membuatnya sering melakukan zina dengan berbagai pria dari kalangan bawah hingga atas. Tapi itu dulu, saat ia masih duduk di bangku SMA. Setelah tamat SMA ia kuliah di universitas Islam XXX. Pertemuannya dengan Mbak Yuni membuatnya perlahan mulai bertaubat, bahkan Mbak Yuni lah yang menjodohkannya dengan anak KH Hasan hingga akhirnya ia menikah.25568Please respect copyright.PENANAeJG1KM5K85
25568Please respect copyright.PENANAG7yEFVR9nH
Tapi peristiwa dua Minggu yang lalu, ketika ia di perkosa oleh kolor ijo, membangunkan sisi liarnya yang telah lama tertidur. Ia sangat merindukan kontol-kontol besar dan perkasa untuk memenuhi relung memeknya yang gatal.25568Please respect copyright.PENANAPXmh57J6sQ
25568Please respect copyright.PENANAmvkM4LUldq
Dan sosok Pak Imbron di anggap layak, untuk menutupi kekosongan memeknya selama ini.25568Please respect copyright.PENANAmtv2DHnsHq
25568Please respect copyright.PENANAxuzyeZikOH
Hari ini Ustadza Dwi bertekad akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Beberapa rencana sudah tersusun di otaknya untuk membawa Pak Imbron ke dalam pelukannya.25568Please respect copyright.PENANAGc6BC58CJx
25568Please respect copyright.PENANAXKCO5J0iY2
Satu rencana telah berhasil ia jalankan dengan mendatangkan Pak Imbron ke rumahnya dengan alasan kalau lampu kamarnya rusak dan butuh di ganti dengan yang baru. Tentu Pak Imbron dengan senang hati membantunya. Dan di sinilah Pak Imbron sekarang, tengah mengganti bola lampu kamar Ustadza Dwi.25568Please respect copyright.PENANAcKXn6EJvHH
25568Please respect copyright.PENANAz6rqkfjNdS
Selagi Pak Imbron sibuk di dalam kamarnya. Ustadza Dwi membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Ia ingin terlihat fresh di hadapan Pak Imbron. Selesai mandi, ia mengambil handuk dan melilit tubuhnya dengan handuk. Tidak lupa ia memakai jilbab instannya yang berwarna biru Dongker dengan bahan kaos.25568Please respect copyright.PENANAags2XdRWSt
25568Please respect copyright.PENANA81uIsEPZPN
Deg... Deg... Deg...25568Please respect copyright.PENANAQ6AJvgiVG6
Detak jantung jantung Dwi tak beraturan, sanking tegangnya ia sampai lupa bernafas.25568Please respect copyright.PENANAXeP9BT4tvI
25568Please respect copyright.PENANATxiHlEw14K
Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamarnya hanya memakai handuk, lalu menutup pintu kamarnya. Pak Imbron yang baru selesai mengganti lampu kamar Ustadza Dwi tampak terperangah melihat penampilan Ustadza Dwi yang sangat menggoda.25568Please respect copyright.PENANA3ueaYNzwOJ
25568Please respect copyright.PENANAvo0Ne4ER7L
"Eh..." Ustadza pura-pura kaget. "Maaf Pak, saya lupa kalau ada Bapak di kamar." Ujar Ustadza Dwi dengan suara yang di buat tergagap.25568Please respect copyright.PENANAdujqZU5w2R
25568Please respect copyright.PENANAv2W7kQGgC0
Mata Pak Imbron melotot, memandangi lekuk tubuh Ustadza Dwi yang begitu menggoda, membangunkan kontolnya yang tengah tertidur.25568Please respect copyright.PENANAp8TP7WWBtl
25568Please respect copyright.PENANAbLNpOkwtEK
Seakan kehilangan akal sehatnya, Pak Imbron turun dari tangga dan berjalan mendekatinya. Wajah cantik Ustadza Dwi mengisyaratkan rasa takut, dan hal tersebut membuat Pak Imbron makin bergairah. Tubuhnya menegang seakan tidak sabar mendekap dan mencumbu wanita yang ada di hadapannya saat ini.25568Please respect copyright.PENANAdGXlQm3sv8
25568Please respect copyright.PENANATaqQMOxxFo
Ketika Ustadza Dwi hendak kabur, pergelangan tangannya dengan cepat di cekal oleh Pak Imbron, dan di tarik hingga jatuh ke dalam pelukannya.25568Please respect copyright.PENANA2NE51KJlj2
25568Please respect copyright.PENANAXRihwuying
"Hehehehe... Mau kemana Ustadza?"25568Please respect copyright.PENANACNzjCGxVjN
25568Please respect copyright.PENANAo8PCVDM9ll
Wajah Ustadza terlihat panik. "Pak Imbron! Maaf saya lupa ada Bapak di kamar." Ucap Ustadza Dwi terbata-bata. Ia dapat melihat pancaran birahi di mata Pak Imbron.25568Please respect copyright.PENANA8wNjIWwHel
25568Please respect copyright.PENANA1qzbNOQ6dO
"Gak apa-apa Bu Ustadza!" Seringai mesum Pak Imbron.25568Please respect copyright.PENANA4JvnY2von2
25568Please respect copyright.PENANAOjbdsYehS5
Tubuh Ustadza Dwi lunglai di dalam pelukan Pak Imbron, walaupun ia meronta di dalam dekapan Pak Imbron, tapi hatinya menjerit senang, karena umpannya berhasil di makan oleh Pak Imbron.25568Please respect copyright.PENANAKUsDUygQ0R
25568Please respect copyright.PENANAHQ9ZzRIpQ8
Dengan beringas Pak Imbron menciumi sekujur wajah cantik Ustadza Dwi. Dia memanggut kasar bibir merah Ustadza Dwi yang menggoda.25568Please respect copyright.PENANAy5fRPwMhcA
25568Please respect copyright.PENANAMNjpBD1TjN
"Eehmmppss... Eehhmmppss... Pak Imbron, jangaaaaan... Eehmmppss..." Rintih Ustadza Dwi di sela-sela ciuman panas Pak Imbron terhadap bibirnya.25568Please respect copyright.PENANAwoz4hMNtY7
25568Please respect copyright.PENANAaTV22aF1hx
Kedua tangan Pak Imbron menamkup daging empuk di bawah pinggang Ustadza Dwi, dia meremasnya dengan kasar hingga menimbulkan bekas merah.25568Please respect copyright.PENANAhGBsm4wDWl
25568Please respect copyright.PENANAcoyOhcm6zz
Untuk menambah suasana semakin panas, Ustadza Dwi mendorong tubuh Pak Imbron, kemudian ia berbalik sembari melepas ikatan handuknya, hingga jatuh ke lantai. Mata Pak Imbron makin membeliak menatap punggung dan pantat Ustadza Dwi yang putih mulus itu.25568Please respect copyright.PENANACGx8jEMIUv
25568Please respect copyright.PENANANhd5mcFiaJ
Tidak mau kehilangan mangsanya begitu saja, Pak Imbron segera menangkap Ustadza Dwi di depan pintu pintu kamar. Dan menarik tubuh tubuh Ustadza Dwi lalu membanting tubuh Ustadza Dwi keatas tempat tidur.25568Please respect copyright.PENANAyDvW6zGaty
25568Please respect copyright.PENANAZpRH5ThH3p
"Jangan Pak... Jangan..." Lirih Ustadza Dwi.25568Please respect copyright.PENANAdWH5uwQFov
25568Please respect copyright.PENANAXmLWMAGvQk
Pak Imbron tersenyum sumbringah sembari mendekati Ustadza Dwi. Dia menjambak jilbab Ustadza Dwi dan memaksa wanita berhijab itu berlutut di hadapannya. "Hayo buka celana saya!" Perintah Pak Imbron sembari menarik kebawah jilbab yang di kenakan Ustadza Dwi hingga mendongak keatas.25568Please respect copyright.PENANAwj5CSje1ec
25568Please respect copyright.PENANAln5vw6UXBD
"Astaghfirullah! Jangan Pak..." Melas Ustadza Dwi.25568Please respect copyright.PENANAsyUljWTvv3
25568Please respect copyright.PENANAZOdYP4E761
"Buka." Bentak Pak Imbron.25568Please respect copyright.PENANA1XhD0k8xSZ
25568Please respect copyright.PENANAreqqb7Rv1Z
Kedua tangan Ustadza Dwi meraih celana lusuh Pak Imbron, dan melepas celana panjang tersebut. Ustadza Dwi menggigit bibirnya sembari menatap kontol Pak Imbron yang berukuran monster terlihat begitu menggoda.25568Please respect copyright.PENANAJbtiZO5Zdu
25568Please respect copyright.PENANAY0LvLwdnAX
Tanpa di minta telapak tangan Ustadza Dwi menggenggam kontol Pak Imbron yang berotot.25568Please respect copyright.PENANAPt8mtRmzU4
25568Please respect copyright.PENANAsBBOFuCfbR
"Ternyata dugaan saya benar, gelar doang Ustadza, tapi doyan kontol. Hahahaha..." Tawa Pak Imbron pecah. Tapi Dwi yang sudah sangat terangsang tidak memperdulikannya, bahkan ia tanpa segan mengulum kontol Pak Imbron yang terasa keras dan kaku di dalam mulutnya. "Wow... Belum di suruh sudah main nyosor aja ni lonte." Umpat Pak Imbron kasar.25568Please respect copyright.PENANA41ZKQYuBS0
25568Please respect copyright.PENANAaqgVcAnuD0
Umpatan-umpatan Pak Imbron malah membuat Dwi semakin bergairah. Ia menghisap dan menjilati kontol Pak Imbron, hingga pria berusia 56 tahun itu merem melek keenakan ketika kontolnya di servis menggunakan mulut seorang Ustadza yang tingkat keimanannya seharusnya tidak di ragukan lagi.25568Please respect copyright.PENANAin3JojMSS9
25568Please respect copyright.PENANAZ7FoWBPcjW
Pak Imbron kembali menjambak jilbab Ustadza Dwi, dan ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur ke dalam tenggorokan Ustadza Dwi.25568Please respect copyright.PENANADzZRgtf5vP
25568Please respect copyright.PENANAG212tx4Dk9
Setelah merasa cukup, dia kembali mendorong tubuh Ustadza Dwi hingga terlentang diatas tempat tidur. Tubuhnya yang kekar menindih tubuh putih mulus Ustadza Dwi sembari memposisikan kontolnya di depan lipatan memek Ustadza Dwi yang telah basah.25568Please respect copyright.PENANAcIp7zoWHW3
25568Please respect copyright.PENANAA217ltlgCU
"Sudah siapkan ustadza?" Goda Pak Imbron.25568Please respect copyright.PENANAo51j8xAI3J
25568Please respect copyright.PENANAyIxt6jX17C
Wanita berhijab biru dongker itu menggelengkan kepalanya. "Jangan Pak, saya sudah bersuami." Melas Ustadza Dwi, ketika merasakan kepala kontol Pak Imbron menggesek-gesek bibir memeknya.25568Please respect copyright.PENANAluPbMQcr52
25568Please respect copyright.PENANAPY9LUgVMch
"Bagus dong Bu, saya malah semakin semangat menggenjot memek Istri orang!" Ujar Pak Imbron sembari menyelipkan kontolnya di sela-sela memek Ustadza Dwi. Tangan kirinya memegang betis Ustadza Dwi, sementara tangan kanannya meremas payudara Ustadza Dwi yang berukuran 34D.25568Please respect copyright.PENANAojPnjb2RU3
25568Please respect copyright.PENANAbMnz4gwoxO
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...25568Please respect copyright.PENANATfW2xgS30v
25568Please respect copyright.PENANAiqPafwaM9F
Suara benturan kelamin mereka terdengar begitu merdu, bagaikan suara nyanyian erotis yang semakin membangkitkan birahi keduanya.25568Please respect copyright.PENANAE7zmxMhW9x
25568Please respect copyright.PENANAIaR2wtorKI
"Aaghkk... Aaaahkk... Aahkk..." Desah Ustadza Dwi.25568Please respect copyright.PENANANwP2D2An1X
25568Please respect copyright.PENANAr5da8m136u
Setelah beberapa menit dan semakin yakin kalau Ustadza Dwi menikmatinya, Pak Imbron meminta wanita cantik itu untuk menungging. Pak Imbron membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dwi dan menjilati memeknya. Kemudian ia kembali menyetubuhi Ustadza Dwi dari belakang sembari memegangi pinggulnya.25568Please respect copyright.PENANAPLXpM7ZTWm
25568Please respect copyright.PENANAXQurdhNs0l
Wajah Ustadza Dwi meringis, merasa ngilu di lobang peranakannya sekaligus menggelinjang nikmat merasakan otot-otot kontol Pak Imbron di dinding memeknya.25568Please respect copyright.PENANA3kQ2hCgQm7
25568Please respect copyright.PENANA8yKttNTy1q
[/B]Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...[/b]25568Please respect copyright.PENANACvWnhTNkKb
25568Please respect copyright.PENANAzsE0rNhWMJ
Suara tubrukan selangkangan mereka terdengar semakin keras ketika Pak Imbron semakin gencar mengaduk-aduk lobang memek Ustadza Dwi yang semakin banyak mengeluarkan pelumas. Sembari menikmati jepitan memek Ustadza Dwi, tak lupa Pak Imbron meremas-remas payudara Ustadza Dwi yang menggantung bebas.25568Please respect copyright.PENANAnm8CTTr6Ym
25568Please respect copyright.PENANA2dQ8jdAV1X
"Pak... Saya keluar!" Erang Ustadza Dwi.25568Please respect copyright.PENANAMBzJSbIsDr
25568Please respect copyright.PENANAcw8PyANVrg
"Bareng Bu." Wajah Pak Imbron mengeras ketika ia merasakan desakan di kepala kontolnya.25568Please respect copyright.PENANATjzhyfQ4QU
25568Please respect copyright.PENANApUMnKUpJAv
Secara bersamaan mereka berdua menumpahkan hasrat birahi mereka secara bersamaan. "Oughkk... Enak sekali Bu Ustadza." Erang Pak Imbron.25568Please respect copyright.PENANAdSu9MRlblR
25568Please respect copyright.PENANA9ToHazt64G
Setelah puas menyiram rahim Ustadza Dwi, Pak Imbron mencabut kontolnya. Dan tampak lelehan sperma Pak Imbron jatuh keatas tempat tidur Ustadza Dwi. Sementara tubuh Ustadza Dwi terkulai lemas diatas tempat tidurnya. Wajahnya terlihat begitu puas dengan bibir tersenyum.25568Please respect copyright.PENANAMEbuqYZxr0
25568Please respect copyright.PENANARRTve3jeYS
Pak Imbron segera turun dari tempat tidur Ustadza Dwi yang berantakan. Ia mengenakan kembali celananya, dan duduk di tepian tempat tidur Ustadza Dwi.25568Please respect copyright.PENANAv5akIq7A7J
25568Please respect copyright.PENANAXHsD4a9TaC
"Maafkan saya Ustadza!" Lirih Pak Imbron.25568Please respect copyright.PENANASJ2L2M0FFi
25568Please respect copyright.PENANA9tfujNBPfE
Ustadza Dwi hanya diam tidak menanggapi permohonan maaf dari Pak Imbron.25568Please respect copyright.PENANApLstZB2X8m
25568Please respect copyright.PENANABsRQ6qstpc
Setelah menghabiskan rokok sebatang, Pak Imbron segera meninggalkan Ustadza Dwi yang masih terlihat berantakan dengan sperma Pak Imbron yang terlihat mulai mengering. Tidak ada penyesalan sama sekali di hati Ustadza Dwi, bahkan ia ingin kembali mengulanginya.25568Please respect copyright.PENANAJiY9yZMawK
25568Please respect copyright.PENANAiBDP5tXcim
*****25568Please respect copyright.PENANA5fR1c4cMee
25568Please respect copyright.PENANApuqpOqFlgF
Pulang sekolah.25568Please respect copyright.PENANAR9PafCwZft
25568Please respect copyright.PENANA282MvjTrLZ
"Mana duit loh?"25568Please respect copyright.PENANAlKpyetaLgi
25568Please respect copyright.PENANAkPnHpQRihD
Dengan tangan gemetar Azril merogoh kantong celananya, ia hendak memberikan uang lima ribu kepada mereka. Tapi tiba-tiba pemuda tersebut mengambil semua uang Azril. "Eh... Jangan semua dong." Protes Azril.25568Please respect copyright.PENANAsmGn52G90v
25568Please respect copyright.PENANATJdenYPQDh
Mata Juned memicing. "Berani loh sama kita." Ancam Juned dengan mata melotot.25568Please respect copyright.PENANAGEAneb162i
25568Please respect copyright.PENANARtCqtbjmy5
"Kayaknya perlu di hajar ni anak." Ujar Roby.25568Please respect copyright.PENANA7H4kI9WmcJ
25568Please respect copyright.PENANAByzbA9Pb2l
Pemuda itu menarik kerah baju Azril, reflek Azril menangkup tangannya di dada. "A-ampun Rob, sudah ambil aja semuanya." Mohon Azril ketakutan.25568Please respect copyright.PENANAj31cATKHo7
25568Please respect copyright.PENANAhhPMnpBIW7
Bukkk...25568Please respect copyright.PENANAyJ7JeVxcVz
25568Please respect copyright.PENANArPQX6n31j9
Tanpa aba-aba dia memukul wajah Azril hingga lebam. Kemudian ia menekuk lututnya, dan menghajar perut Azril dengan lututnya sembari melepaskan pegangannya sehingga Azril sempoyongan.25568Please respect copyright.PENANAGY2y1ZZF40
25568Please respect copyright.PENANALnLh99MIjI
Tanpa ampun Juned menerjang wajah Azril hingga terjengkang ke tanah.25568Please respect copyright.PENANAhav16q2AOQ
25568Please respect copyright.PENANApStTKqSAzR
"Aduh sakit." Jerit Azril.25568Please respect copyright.PENANAOtjF7GXz9E
25568Please respect copyright.PENANAuZmMmnALKG
Robby menarik kembali kerah Azril. "Banyak bacot." Azril memejamkan matanya ketika kepalan tangan Robby hendak kembali memukul wajahnya.25568Please respect copyright.PENANAl5I4fHfky7
25568Please respect copyright.PENANAvaqtRvId6K
Tab...25568Please respect copyright.PENANAg8Gpqh9pFf
25568Please respect copyright.PENANAJgLL9TG8Z4
"Auww..." Jerit seseorang sembari meringkuk ke tanah.25568Please respect copyright.PENANAAvrDOP9z1W
25568Please respect copyright.PENANAzMVVrKnm49
Azril sedikit membuka matanya, dan melihat ada sebuah tangan di depan wajahnya. Ia sangat kaget ketika melihat Rayhan berdiri di sampingnya sembari meremas kepalan tangan Robby, hingga Robby mengerang kesakitan.25568Please respect copyright.PENANAJoR5OqoFlY
25568Please respect copyright.PENANAGXC9BEq3wL
"Jangan ganggu sohib gue." Ucap Rayhan pelan.25568Please respect copyright.PENANAk7xdZKJL9m
25568Please respect copyright.PENANAAvr0gMexmm
Juned yang berdiri tak jauh dari Robby terlihat shok melihat tangkapan tangan Roby yang hampir mengenai wajah dari anak pemimpin ponpes Al-tauhid.25568Please respect copyright.PENANAeZcMmlCzmw
25568Please respect copyright.PENANAogRbHCMD31
Dengan tendangan udara Juned hendak mengincar wajah Rayhan. Buuuuk... Kaki Juned tepat mengenai wajah Rayhan, tapi Rayhan terlihat biasa-biasa saja, walaupun wajahnya sempat terhentak kesamping. Tubuh Juned gemetaran melihat Rayhan yang tengah tersenyum kearahnya. Dengan menggunakan lengannya Rayhan mendorong kaki Juned dari wajahnya.25568Please respect copyright.PENANAYl4ZXNBB9g
25568Please respect copyright.PENANAooDghmpUAg
"Pergilah... Atau?"25568Please respect copyright.PENANATI7ekUucTp
25568Please respect copyright.PENANA9ACZeHk74j
"Bangsaaaaat!" Pekik Robby yang kesal. Kepalan tangan kirinya terarah ke dada Rayhan.25568Please respect copyright.PENANADtuQxPIx5W
25568Please respect copyright.PENANADPBD9ZRCyZ
Sebelum pukulan Robby mengenai dada Rayhan, siku Rayhan lebih dulu menghantam wajah Robby. Buuuuk... tubuh Robby terjengkang kebelakang dengan wajah memar, ia langsung jatuh pingsan.25568Please respect copyright.PENANA9whW4vzNyE
25568Please respect copyright.PENANAMTuW2ar9D4
Kemudian dengan cepat kilat, Rayhan melancarkan dua kali pukulan kearah wajah Juned yang langsung terhuyung kebelakang hingga punggungnya menabrak tembok bangunan asrama.25568Please respect copyright.PENANAkKtQ3JHgU0
25568Please respect copyright.PENANAll2nYbXxYr
"Anjiiiing sakit!" Jerit Juned sembari memegangi wajahnya.25568Please respect copyright.PENANAwOtxLJ2y9d
25568Please respect copyright.PENANAauFLK6OkT4
Rayhan belum selesai, ia mecekik leher Juned hingga pemuda itu kesulitan bernafas.25568Please respect copyright.PENANA1X1AWShcXV
25568Please respect copyright.PENANA1NAvKGzx9Q
Buukk... Buuuk...25568Please respect copyright.PENANAgtxeyrx39X
25568Please respect copyright.PENANAyc7L77uXhS
"Hoeegh... Hoeegh..." Erang Juned.25568Please respect copyright.PENANA09KvKQJw31
25568Please respect copyright.PENANA6eU0XnXPHk
Dua pukulan lagi kearah perut Juned hingga mengenai ulu hatinya. Matanya memerah karena sempat tidak bisa bernafas setelah menerima pukulan Rayhan di perutnya yang terasa sangat menyakitkan.25568Please respect copyright.PENANAmaQEqaPhtZ
25568Please respect copyright.PENANAP5Kd2xnxgN
"Ini peringatan terakhir. Bawak teman Lo pergi dari sini, dan jangan pernah ganggu sohib gue lagi." Geram Rayhan dengan tatapan tajam.25568Please respect copyright.PENANAxRXxR6hCAY
25568Please respect copyright.PENANACY3hP6jgG2
"I-iya Ray!" Jawab Juned gemetar.25568Please respect copyright.PENANAYJtnBgPFmc
25568Please respect copyright.PENANArDEl9WVUTb
Rayhan segera melepas cengkeramannya dan mengajak Azril untuk segera pulang. Di samping Rayhan, Azril lebih banyak diam. Ia tidak menyangkah kalau Rayhan akan senekat itu melawan dua orang sekaligus.25568Please respect copyright.PENANAFXaf9BrEgj
25568Please respect copyright.PENANAtPwCyw6vaG
Sadar kalau sedang di perhatikan, Rayhan menoleh kearah Azril yang tergagap.25568Please respect copyright.PENANADR5eKPihQ0
25568Please respect copyright.PENANATn8Jspl224
"Lo kenapa?"25568Please respect copyright.PENANAmNbtIzrMFN
25568Please respect copyright.PENANAYgu0G9owH8
Azril menggaruk-garuk kepala. "Ngeri juga Lo, tapi terimakasih ya sudah nolongin gue." Ujar Azril memaksa untuk tersenyum di hadapan Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAejRleZGYoC
25568Please respect copyright.PENANAg6Q4n9oCOn
"Santai aja, itulah gunanya sahabat."25568Please respect copyright.PENANAJWP2vYLtqX
25568Please respect copyright.PENANAC4tDUkPLb1
"Gue senang bisa punya sahabat kayak Lo." Azril merangkul pundak Rayhan. "Sumpah gue puas banget lihat mereka Lo hajar, soalnya sudah satu semester ini gue di palakin Mulu sama mereka." Wajah Azril mendadak murung sembari memukul telapak tangannya sendiri.25568Please respect copyright.PENANALiVR3aGkpB
25568Please respect copyright.PENANAdN9JaWzL0y
Rayhan menggelengkan kepalanya. "Kenapa gak Lo lawan?" Kesal Rayhan. Ia tidak bisa terima kalau ada sahabatnya yang di aniaya.25568Please respect copyright.PENANAbtsTyObm4W
25568Please respect copyright.PENANA7dRhafeujQ
"Gue gak sekuat Lo Ray."25568Please respect copyright.PENANAuYnpDy7VqF
25568Please respect copyright.PENANAvcCeTPj4gy
"Sama-sama makan nasi ini, apa yang perlu di takutkan. Lain kali kalau mereka masih gangguin elo, kasih tau gue, bakalan gue habisin mereka semua." Geram Rayhan, entah kenapa Rayhan merasa menyesal karena melepaskan mereka, seharusnya ia memberi pelajaran untuk mereka lebih dari itu atas perlakuan mereka kepada Azril.25568Please respect copyright.PENANA57x3jgzBdQ
25568Please respect copyright.PENANAauhPPOfDCR
"Terimakasih Ray, Lo memang sahabat terbaik gue."25568Please respect copyright.PENANACWnOQDEaFc
25568Please respect copyright.PENANArD8vPEHOkj
"Santai aja." Ujar Rayhan senang melihat sahabatnya senang. "Gue balik dulu." Ujar Rayhan setibanya di persimpangan, Rayhan mengajak tos Azril yang di sambut Azril dengan kepalan tangannya bertemu dengan kepalan tangan Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAO9BWrCbe78
25568Please respect copyright.PENANAW9Ztcz3U2i
*****25568Please respect copyright.PENANABJIG0v4MpX
25568Please respect copyright.PENANA9kHsZSjJ5B
25568Please respect copyright.PENANAqUixKJgG2t
25568Please respect copyright.PENANAnznMzISZiW
25568Please respect copyright.PENANAKXVODslnrF
25568Please respect copyright.PENANAzo28MVgiJE
Rayhan tidak langsung menuju rumahnya, melainkan ke rumah Ustadza Dewi. Rasanya sudah lama sekali ia tidak berbagi kehangatan bersama Ustadza Dewi. Terakhir ia bertemu ketika Ustadza Dewi menjenguknya yang sedang sakit. Dan itupun mereka tidak bisa saling mengumbar syahwat.25568Please respect copyright.PENANAKqQLee9Ind
25568Please respect copyright.PENANALUSQf0UyWC
Setibanya di rumah Ustadza Dewi, ia langsung di sambut pelukan hangat oleh Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAphoNI3mar9
25568Please respect copyright.PENANAXu4tE6nEc3
Mereka berciuman sangat panas melepas rindu yang membuncah di hati mereka. Sembari melumat bibir merah Ustadza Dewi, telapak tangan Rayhan bergerilya diatas payudara Ustadza Dewi yang di bungkus oleh kaos berwarna cream lengan panjang.25568Please respect copyright.PENANA4vaHCiK79V
25568Please respect copyright.PENANACw2GQsCHwU
"Ustadza kangen kamu Ray!" Bisik Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANASXg0pkLKIc
25568Please respect copyright.PENANAPm32P06WBG
Kedua tangan Rayhan melelas kaos yang yang di kenakan Ustadza Dewi, lalu di susul dengan melepas branya. "Sama Ustadza, aku juga kangen Ustadza, kangen tetek dan memek Ustadza." Goda Rayhan, sembari melahap payudara Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANA7kdykNvquv
25568Please respect copyright.PENANAl2vrdtIHSX
"Oughkk Ray! Lepaskan kerinduanmu sayang." Desah Ustadza Dewi sembari mendekap kepala Rayhan.25568Please respect copyright.PENANArVCsbubga3
25568Please respect copyright.PENANATG9cGSSSfH
Kemudian Rayhan mendudukan Ustadza Dewi diatas sofa, sembari mencumbu kedua pasang payudara kembar milik Ustadza Dewi, setelah puas mengulum payudara Ustadza Dewi, Rayhan kembali memanggut bibir Ustadza Dewi, sementara tangannya merogoh ke dalam celana training yang di kenakan Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANA2U9aXInbug
25568Please respect copyright.PENANA8FaYppaRfz
"Ray... Ehmmpsss..." Desah Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAOuDDHKtNBy
25568Please respect copyright.PENANAfgoEj6YzWG
Kedua jari Rayhan menggosok-gosok clitoris Ustadza Dewi, membuat memek Ustadza Dewi semakin basah.25568Please respect copyright.PENANAXhODkSFieF
25568Please respect copyright.PENANA27nZirodlD
Rayhan melepas pagutannya dan berlutut di hadapan Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan menarik celana training sekaligus celana dalam yang di kenakan Ustadza Dewi dengan perlahan. Reflek Ustadza Dewi mengangkang kan kakinya di hadapan Rayhan sembari membuka cela bibir memeknya.25568Please respect copyright.PENANAc6WHX31bYk
25568Please respect copyright.PENANAKMwbgp6wXl
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss....25568Please respect copyright.PENANAGHgqOvNaaT
25568Please respect copyright.PENANAKQbROuelDg
Rayhan membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dewi, menjilati memek Ustadza Dewi. Tubuh sang Ustadza menegang sembari mendekap kepala Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAz3dFqmfRAs
25568Please respect copyright.PENANAf8wZlr9QhA
Lidah Rayhan menusuk masuk ke dalam lobang memek Ustadza Dewi, mengocok lobang memek Ustadza Dewi dengan lidahnya. Sementara jari telunjuk Rayhan mencolok lobang anus Ustadza Dewi dengan muda.25568Please respect copyright.PENANAHysN3O4fWC
25568Please respect copyright.PENANAEMGt6Ltt32
"Oughkk... Ray! Aaaahkk... Ustadza dapat... Aaaahkk..." Desahnya panjang, sembari menyambut orgasme pertamanya dari Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAC8QFVKhFn0
25568Please respect copyright.PENANAKnf9nTNTCh
Setelah menyapu bersih lendir memek Ustadza Dewi, Rayhan menanggalkan celananya. Kemudian ia menindih Ustadza Dewi yang tengah duduk bersandar di sofa rumahnya. Dengan perlahan kontol Rayhan menembus lobang memek Ustadza Dewi yang terasa licin karena lendir cintanya.25568Please respect copyright.PENANAccusK43u3A
25568Please respect copyright.PENANAnRUNwfAgId
Dengan intonasi perlahan, Rayhan menggerakan pinggulnya maju mundur menyodok memek Ustadza Dewi yang tengah meremas-remas payudaranya sendiri.25568Please respect copyright.PENANAK1vxgJZp2S
25568Please respect copyright.PENANAg2extL7cBZ
"Terus Ray! Aaaahkk... Enak." Erang Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAD3GwIvwWdG
25568Please respect copyright.PENANAola2HAUWTf
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...25568Please respect copyright.PENANAIFR9IXPilB
25568Please respect copyright.PENANA3KQ5IJiLjQ
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...25568Please respect copyright.PENANAQq8NF52u9L
25568Please respect copyright.PENANAVd57bDw4tS
Kedua telapak tangan Rayhan mengangkat kedua lutut Ustadza Dewi hingga makin terkangkang. "Memek Ustadza nikmat sekali! Aahkk... Rasanya legit Ustadza." Desah Rayhan, yang semakin mempercepat tempo permainannya.25568Please respect copyright.PENANA9ssbWjWzKL
25568Please respect copyright.PENANAbWJyCE0vQS
"Enak banget Ray! Ouhk... Kontol kamu masuk semua, memek Ustadza jadi penuh." Racau Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAhbrxB4QZ0R
25568Please respect copyright.PENANA10oqIOalm9
Rayhan membelai wajah Ustadza Dewi, menyentuh bibir merahnya dan memasukan jarinya ke dalam mulut Ustadza Dewi yang di sambut dengan hisapan oleh Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAJVQGgB1y8F
25568Please respect copyright.PENANAorRGoMNmRv
Tubuh Ustadza Dewi kembali melejang-lejang ketika ia kembali orgasme. Rayhan mencabut kontolnya, kemudian ia mengarahkan kontolnya diatas payudaranya yang membusung besar. Rayhan mengocok kontolnya, dan beberapa detik kemudian wajah Rayhan mengeras dengan nafas memburu.25568Please respect copyright.PENANAaCYEvALPJa
25568Please respect copyright.PENANAU6kYQAjtKv
"Oughkk..."25568Please respect copyright.PENANAUlTvC7Tig9
25568Please respect copyright.PENANAoYOR9IwPZk
Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss...25568Please respect copyright.PENANAJOrtQt8ggt
25568Please respect copyright.PENANAAbBClptxID
Rayhan menumpahkan spermanya diatas payudara Ustadza Dewi. Setelah tidak ada lagi sperma yang keluar, Ustadza Dewi melahap kontol Rayhan hingga bersih.25568Please respect copyright.PENANAUMVvPXQ24o
25568Please respect copyright.PENANAKtCkpFu7mR
"Terimakasih Ustadza!" Bisik Rayhan sembari mengecup kening Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANA18PdZaG3DF
25568Please respect copyright.PENANAiX199kA8Dh
Ustadza Dewi tersenyum tipis. "Sama-sama sayang." Jawab Ustadza Dewi, sembari membelai perut kotak-kotak milik Rayhan yang terasa keras.25568Please respect copyright.PENANA3COmbiiWzn
25568Please respect copyright.PENANACl0drF3G8P
Masih tanpa mengenakan celana Rayhan duduk di samping Ustadza Dewi. Reflek Ustadza Dewi memeluk pinggang Rayhan sembari membenamkan wajahnya di dada bidang Rayhan sembari menikmati aroma keringat Rayhan yang memabukkan Indra penciumannya.25568Please respect copyright.PENANA0XhKSXSVPS
25568Please respect copyright.PENANAw27gc6ASu6
Tangan Rayhan membelai kepala Ustadz Dewi sembari sesekali mengecup kening Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAizoCJrabER
25568Please respect copyright.PENANAeUuMztk9BY
"Gimana kabar kamu Nak? Maaf Ustadza baru tanya sekarang?" Ujar Ustadza Dewi. Rayhan meraih dagu Ustadza Dewi sembari mengecup lembut bibir Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAYInVl6leks
25568Please respect copyright.PENANAwYhtynoE9V
Ustadza Dewi memejamkan matanya, membiarkan muridnya menikmati bibir merahnya.25568Please respect copyright.PENANABe95ZNoM8d
25568Please respect copyright.PENANAJc6kFiWgUm
"Kabar saya sangat baik, apa lagi kalau sudah ketemu Ustadza!" Goda Rayhan, tangannya membelai payudara Ustadza Dewi, memelintir putingnya.25568Please respect copyright.PENANAyKNvHMrdCG
25568Please respect copyright.PENANAxYAgsYhWM0
"Ughkk... Kamu bikin Ustadza gatal sayang."25568Please respect copyright.PENANA71V0b9LhaF
25568Please respect copyright.PENANAtFxQEFJYbM
Rayhan mengecup pipi Ustadza Dewi. "Apa yang gatal Ustadzah?" Wajah Ustadza Dewi bersemu merah mendengar pertanyaan Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAMkNAArNJYi
25568Please respect copyright.PENANAH6d4kVrgp1
"Memek!"25568Please respect copyright.PENANAVy83ZYFf3g
25568Please respect copyright.PENANAnz86oVQAhl
"Apa? Saya gak dengar." Tangannya turun kebawah membelai rambut kemaluan Ustadza Dewi. Jari telunjuknya membelai clitoris Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAz8h8DTgdmU
25568Please respect copyright.PENANAOPhcMuhit1
Tangan Ustadza Dewi membelai kontol Rayhan. "Kamu bikin Ustadza gemas sayang." Jemari lembut Ustadza Dewi membelai kepala kontol Rayhan. "Memek Ustadza gatal banget, pengen di garuk-garuk sama kontol kamu." Desah Ustadza Dewi di dekat telinga Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAb0oKMaFlTR
25568Please respect copyright.PENANAwKLTp716Qp
"Tapi sayakan murid Ustadza?"25568Please respect copyright.PENANAAEatMrsl6x
25568Please respect copyright.PENANAP2NiI7AmD1
"Bagaimana caranya agar status kita bisa berubah sayang?" Tanya Ustadza Dewi, ia sudah kembali bergairah dan ingin cepat merasakan kontol Rayhan di dalam memeknya.25568Please respect copyright.PENANAVbTyvjeAuL
25568Please respect copyright.PENANAyq92fYrEIJ
"Ada satu cara Ustadza?"25568Please respect copyright.PENANAjOfPzGmH6X
25568Please respect copyright.PENANAhg14XMiWJo
"Apa?"25568Please respect copyright.PENANAKIGgUHnNSU
25568Please respect copyright.PENANAAojC60BQlZ
Rayhan tidak langsung menjawab, dia membelai bibir memek Ustadza Dewi, lalu memasukan kedua jarinya ke dalam memek Ustadza Dewi. "Ustadza jadi budak saya! Dengan begitu kita bisa bebas ngentot kapanpun Ustadza mau." Bisik Rayhan, membuat punggung Ustadza Dewi merinding.25568Please respect copyright.PENANAQDtLngfbeu
25568Please respect copyright.PENANAvADP8sT3LL
"A-akuu mau sayang." Jawab Ustadza Dewi terbata-bata.25568Please respect copyright.PENANAweoMtApWQ6
25568Please respect copyright.PENANAI4X072UoJK
Rayhan tersenyum kemudian ia merogoh saku celananya sembari mengambil uang kertas dua ribuan. "Ini mahar untuk Ustadza." Ujar Rayhan menyerahkan uang dua ribu kepada Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAKjMlJIsFcV
25568Please respect copyright.PENANAADAZX8UbSW
"Terimakasih sayang."25568Please respect copyright.PENANAxfNIgwpsWo
25568Please respect copyright.PENANAzFivM1fBLJ
"Sebagai bentuk kepatuhan Ustadza kepada saya, Ustadza harus bersedia saya tato." Rayhan mengeluarkan alat tato di dalam tasnya.25568Please respect copyright.PENANAcyDbS8LX8m
25568Please respect copyright.PENANAGb5Uf4NDTI
Ustadza Dewi terlihat sangat terkejut dengan keinginan Rayhan yang ingin mentato tubuhnya. Sedikitpun tidak terbesit di benak Ustadza Dewi untuk mentato sebagian tubuhnya. Selain karena ia tidak suka tato, Ustadza Dewi juga merasa tato tidak mencerminkan dirinya sebagai Ustadza.25568Please respect copyright.PENANAh1WwLDqJNo
25568Please respect copyright.PENANAALzTJDwRuM
Tapi yang meminta kali ini adalah Rayhan, murid sekaligus Tuannya yang harus ia patuhi.25568Please respect copyright.PENANA48uYGMFzx3
25568Please respect copyright.PENANAO13uEVTmyW
"Kita ke kamar Ustadza sekarang." Ajak Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAynxYirXLE4
25568Please respect copyright.PENANAKmEUiauVnM
Walaupun ia ragu tapi Ustadza Dewi menurut saja ketika di ajak ke kamarnya. Ia seakan terhipnotis oleh karisma yang di miliki Rayhan. "Ray...." Lirih Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANApUoQ8aSRFr
25568Please respect copyright.PENANAYiASaN1mmz
"Panggil saya Tuan."25568Please respect copyright.PENANAkNPInbUoHb
25568Please respect copyright.PENANAUZ2K6vkepl
Ustadza Dewi tampak terkejut ketika mendengar ucapan Rayhan. Walaupun Rayhan mengatakannya dengan pelan, tapi ia merasa kalau ucapan Rayhan sungguh-sungguh. Sikap Rayhan yang lembut tapi tegas membuat Ustadza Dewi semakin menaruh respek terhadap Rayhan.25568Please respect copyright.PENANA3MpyOEV35I
25568Please respect copyright.PENANAxuhNRa5ifZ
"Iya Tuan Ray!" Ujar Ustadza Dewi patuh.25568Please respect copyright.PENANAOPC4kdzPhj
25568Please respect copyright.PENANAjoU46L71q7
Rayhan tersenyum lalu menyuruhnya untuk berbaring diatas tempat tidur dengan posisi telungkup. Kemudian Rayhan mencolokkan mesin tato miliknya. Setelah mesin tato di isi tinta berwarna hitam, Rayhan mulai menggambar sebuah kupu-kupu di atas pinggul Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAqxbUvUBhcy
25568Please respect copyright.PENANAjmvUk5zfo4
Beberapa kali Ustadza Dewi meringis, ketika mesin tato milik Rayhan menusuk kulitnya. Setelah kerangka tato kupu-kupu selesai di buat, Rayhan mengganti tinta tato berwarna merah terang, dan mewarnai gambar kupu-kupu yang baru saja ia buat. Selama proses pembuatan tato, berulang kali Ustadza Dewi menjerit kesakitan.25568Please respect copyright.PENANAiQJnLBZrup
25568Please respect copyright.PENANAFA8dZH7u9S
Setelah hampir satu jam, barulah proses pembuatan tato milik Ustadza Dewi selesai.25568Please respect copyright.PENANAW0tlhu1Ye1
25568Please respect copyright.PENANAwOQypSeYdC
Rayhan tersenyum melihat hasil karya yang baru ia buat. Diatas gambar kupu-kupu terdapat tulisan lonte berwarna hitam, dan di bawah gambar tersebut terdapat tanda tangan Rayhan, sebagai bentuk penegasan kalau Ustadza Dewi telah resmi menjadi budak seks miliknya.25568Please respect copyright.PENANA11TXZkzSop
25568Please respect copyright.PENANAcQVDU5MTkS
"Indah sekali Ustadza." Bisik Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAhbHymzpDh2
25568Please respect copyright.PENANAnZ9TFU0ZYF
Ustadza Dewi bangkit dari tempat tidur, lalu dia membelakangi kaca besar yang ada di kamarnya. Ia menatap takjub kearah tato yang baru saja di buat oleh Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAJ6qq2nIrUm
25568Please respect copyright.PENANAgUDRgP6kX0
Setelah merapikan alat tatonya, Rayhan menghampiri Ustadza Dewi, dia memeluk erat tubuh Ustadza Dewi sembari melumat bibir budak sex barunya. Lidahnya bergerilya di dalam mulut Ustadza Dewi, sementara tangannya membelai tato Ustadza Dewi hingga meringis menahan pedih.25568Please respect copyright.PENANA5nBobBOR8c
25568Please respect copyright.PENANAa3oFqMBj2J
"Berbalik Ustadza!" Perintah Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAndjrwbeu1e
25568Please respect copyright.PENANA2XGwtTF7gU
Ustadza Dewi memutar tubuhnya sembari menungging di hadapan Rayhan. "Masukan sekarang Tuan! Hamba sudah siap untuk di nikmati." Manja Ustadza Dewi, sembari membuka lipatan memeknya.25568Please respect copyright.PENANArCquexdU5P
25568Please respect copyright.PENANAlwb9XFiDJy
"Ahkkk... Lonte!" Desah Rayhan.25568Please respect copyright.PENANAiyYHlWXHbj
25568Please respect copyright.PENANADdZUiW08YE
Kontol Rayhan perlahan menjelajahi lobang memek Ustadza Dewi yang terasa seret.25568Please respect copyright.PENANAsVjvk4Y0F0
25568Please respect copyright.PENANAR0mPTph5k8
Dengan gerakan pelan Rayhan kembali menyodok-nyodok memek Ustadza Dewi. Tangannya mencengkram payudara Ustadza Dewi. Perlakuan lembut Rayhan, membuat Ustadza Dewi merinding keenakan.25568Please respect copyright.PENANACjNSF0CwLm
25568Please respect copyright.PENANAiQCNB5HbVI
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...25568Please respect copyright.PENANA7uzwRZoECX
25568Please respect copyright.PENANA0uw1lWqBpA
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...25568Please respect copyright.PENANAXz11LaqPwo
25568Please respect copyright.PENANANohIgo007t
Tubuh kekar Rayhan menyentak-nyentak kedepan dengan ritme perlahan. Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk... Rayhan menampar berulang kali pantat Ustadza Dewi hingga bergetar dan memerah.25568Please respect copyright.PENANACObQlXjYN0
25568Please respect copyright.PENANAgJHaSTr5bm
Kemudian Rayhan memutar tubuh Ustadza Dewi menghadap kearah dirinya. Kembali Rayhan membenamkan kontolnya. Setelah beberapa menit, Rayhan merasa ingin keluar.25568Please respect copyright.PENANAusKCadOS0y
25568Please respect copyright.PENANAn4pk1BSE0s
"Saya keluaaar Ustadza."25568Please respect copyright.PENANAAOmjC8tAxC
25568Please respect copyright.PENANAn6gJN5GIAX
"Saya juga tuan..." Jerit Ustadza Dewi.25568Please respect copyright.PENANAAHkcnrLJzt
25568Please respect copyright.PENANA7R4pvUEdhU
Sembari berpelukan mereka menuntaskan hasrat syahwat mereka secara bersamaan.25568Please respect copyright.PENANA01BaECTcn1
25568Please respect copyright.PENANAiXdh4RY5WO
*****25568Please respect copyright.PENANAo6d3hBLQKQ
25568Please respect copyright.PENANA1DBrIZCL3x
25568Please respect copyright.PENANA4Cd4WQSTze
25568Please respect copyright.PENANAKtpQSEal6v
25568Please respect copyright.PENANAkFihlqOhqB
25568Please respect copyright.PENANATGJSX9x0BC
25568Please respect copyright.PENANA2jRPlC52Mc
25568Please respect copyright.PENANA5VcrW7Mwce
"Astaghfirullah Azril."25568Please respect copyright.PENANA3MH7Ffuka8
25568Please respect copyright.PENANASiDzcjQkBv
"Eh, Umi." Azril nyengir kuda sembari menggaruk-garuk kepalanya.25568Please respect copyright.PENANA6zsIfHIwgG
25568Please respect copyright.PENANARs2EQEJgQb
Ustadza Laras mendesah pelan sembari menghampiri putranya yang pulang dalam keadaan berantakan. "Duduk sini." Suruhnya, meminta Azril duduk di sofa, di samping dirinya. Dengan patuh Azril duduk di samping Ibunya.25568Please respect copyright.PENANAFrfRoIMXNt
25568Please respect copyright.PENANAYPuw09h7iI
Ia memegangi wajah putranya yang tampak memerah, dan mata kiri Azril sedikit bengkak. Terakhir kali ia melihat Azril bonyok seperti saat ini ialah dua bulan yang lalu, dan kali ini kembali terulang lagi. Sebagai seorang Ibu tentu saja ia merasa sangat khawatir.25568Please respect copyright.PENANAywkq327HRb
25568Please respect copyright.PENANA4tcaDcsFYz
Setelah memeriksa luka di wajah Azril, Laras berlalu ke kamarnya untuk mengambil kotak p3k, dan air hangat untuk mengompres luka Azril.25568Please respect copyright.PENANAP7D5EbQDWJ
25568Please respect copyright.PENANAmB3muHcsAv
"Kamu berantem lagi." Tanya Laras.25568Please respect copyright.PENANAQGkS9ky8oB
25568Please respect copyright.PENANAX5ZVgwlynD
Azril memilih diam, ia tidak tau harus mengatakan apa kepada Ibu tirinya. Ia tidak mungkin berbohong, tapi ia juga tidak berani untuk berkata jujur.25568Please respect copyright.PENANAyJCZ9MFoJ8
25568Please respect copyright.PENANA3enTYihThY
Dengan menggunakan kain kasa, Laras mengompres wajah memar Azril membuat pemuda itu meringis kesakitan menahan pedih di wajahnya. "Aduh sakit Mi." Rintih Azril meringis menahan pedih.25568Please respect copyright.PENANAYyCQmc4bAW
25568Please respect copyright.PENANAA6ve3ZWZN6
"Tahan ya sayang! Sini peluk Umi." Ujar Laras.25568Please respect copyright.PENANAuIRIRjEiWG
25568Please respect copyright.PENANA4zAnyTr8an
Azril memeluk pinggang Laras, sembari membenamkan wajahnya diatas payudara Ibu tirinya yang terasa empuk. "Maafin Azril ya Mi." Lirih Azril, ia merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Laras, apa lagi ia bisa merasakan tekstur empuk payudara Laras.25568Please respect copyright.PENANAEWH5YZj76A
25568Please respect copyright.PENANAlu9ka6LQcX
"Sudah umi katakan berulang kali, jangan berkelahi." Ujar Laras, sembari membersihkan luka di wajah Azril.25568Please respect copyright.PENANAtcsQNoIuoo
25568Please respect copyright.PENANAXXIhfQpej0
"Iya Umi."25568Please respect copyright.PENANARzd0OpWfoK
25568Please respect copyright.PENANASXXc4F9Hdf
"Kali ini Umi akan adukan kamu sama Abi." Ancam Laras. Membuat wajah Azril mendadak pucat pasi.25568Please respect copyright.PENANAoCvDUe2GSH
25568Please respect copyright.PENANASx4gJjyv4G
Dia menatap Ibunya sembari menggelengkan kepalanya. "Ja-jangan Umi. Nanti Abi marah sama Azril." Mohon Azril kepada Ibunya yang baru saja selesai mengompres luka di wajahnya yang memar.25568Please respect copyright.PENANAiYe8vO6ff6
25568Please respect copyright.PENANA5QB2OMPQ2Z
"Biar kamu jera." Cetus Laras.25568Please respect copyright.PENANAZ1kMM2IDiG
25568Please respect copyright.PENANAvXWqCUYYH7
Wajah Azril berubah memelas di hadapan Laras. "Umi tega lihat Azril di pukul Abi?" Melas Azril, dengan tatapan sedih. Bukannya merasa kasihan, Laras malah terlihat gemas melihat tingkah putranya yang begitu inoncent.25568Please respect copyright.PENANAZsQwgTBVZ4
25568Please respect copyright.PENANAyvN6KhVKXz
"Siapa suruh kamu bandel."25568Please respect copyright.PENANAUHCXDd7Qnr
25568Please respect copyright.PENANADwLocSaXw6
"Azril janji tidak akan mengulanginya lagi." Azril membentuk huruf V dengan kedua jarinya.25568Please respect copyright.PENANA6K5QIgaWIM
25568Please respect copyright.PENANAZuUdrUkW8E
Laras menggelengkan kepalanya. "Kemarin kamu juga bilang begitu! Sudah-sudah sana kamu mandi dulu, habis itu makan bareng Umi." Titah Laras, Azril hanya pasrah menuruti perintah Ibunya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya dengan raut wajah yang tidak bersemangat.25568Please respect copyright.PENANARvkS3XaVWI
25568Please respect copyright.PENANA0Czzp07BYW
Setelah Azril kembali ke kamarnya, Laras merubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.25568Please respect copyright.PENANAV3JLxZdA4N
25568Please respect copyright.PENANA93AWT7PByB
Sebenarnya ia juga tidak ingin mengadukan kelakuanku Azril kepada Suaminya. Tapi Azril memang harus di kasih hukuman agar ia jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Laras menyenderkan punggungnya di sofa sembari terus berfikir mencari solusi yang lebih baik dari pada harus mengadukan perbuatan Azril hari ini kepada suaminya.25568Please respect copyright.PENANANHqwpZaVK4
25568Please respect copyright.PENANAv9ZjU9VstM
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Laras menemukan solusi yang tepat untuk membuat Azril jera tanpa harus memberi tau kan Suaminya.25568Please respect copyright.PENANAB8Aoku3mwa
25568Please respect copyright.PENANAo5yFGr8Qdz
Ia segera menyusul Azril ke kamarnya, tanpa mengetuk pintu Laras membuka kamar Azril. Pemuda berwajah inoncent tersebut tampak kaget melihat Ibunya masuk ke dalam kamarnya.25568Please respect copyright.PENANAs2F3tJKQdV
25568Please respect copyright.PENANA1FfEQOwJim
"Sini kamu Nak." Panggil Laras.25568Please respect copyright.PENANAaJVGjGRwLp
25568Please respect copyright.PENANA3Tp4iIBzlV
Azril yang mengenakan handuk menghampiri Laras yang tengah duduk di tepian tempat tidurnya. "Ada apa Umi?" Tanya Azril keheranan.25568Please respect copyright.PENANAbbqRyi2kcS
25568Please respect copyright.PENANAOoJnZUvU68
"Telungkup di pangkuan Umi." Suruh Laras.25568Please respect copyright.PENANAlEWV7kQ2EA
25568Please respect copyright.PENANAWoofuUg3TV
Walaupun ia tidak mengerti tapi Azril tetap menuruti perintah Laras. Ia tidur terlungkup diatas paha Laras.25568Please respect copyright.PENANAjUM5WIHXAa
25568Please respect copyright.PENANAQaojSNFGDr
Laras menarik nafas dalam, ia merasa tak tega untuk melakukannya. Tapi demi kebaikan putranya, ia harus melakukannya. Bukankah lebih baik dirinya yang menghukum Azril dari pada Abinya.25568Please respect copyright.PENANAFZ5M1stauU
25568Please respect copyright.PENANAHBGqlT93vr
Plaaakk...25568Please respect copyright.PENANAjtd5U3rZ54
25568Please respect copyright.PENANAR50RNCQdoG
"Aaauuww..." Jerit Azril.25568Please respect copyright.PENANAUW9hmU3CoY
25568Please respect copyright.PENANA1PJBasd6ij
Sebuah pukulan keras mendarat di pantat Azril, hingga terasa pedih di pantat Azril. Dalam keadaan bingung, berulang kali Laras memukul pantat Azril hingga handuk Azril terlepas dari pinggangnya.25568Please respect copyright.PENANA03yyQEgqtk
25568Please respect copyright.PENANAvpeADHea5W
Laras dapat melihat bekas merah di pantat putranya, tapi itu tidak mengendurkan pukulannya dari pantat putranya.25568Please respect copyright.PENANA5yY0kdRDQ7
25568Please respect copyright.PENANAO0MOm4TtYX
"Aduh Umi... Sakit!" Mohon Azril.25568Please respect copyright.PENANAIQTjfzDjVk
25568Please respect copyright.PENANA3bXmVXKcbv
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...25568Please respect copyright.PENANA5sdXGAIApo
25568Please respect copyright.PENANAKg7lGiGles
"Ini hukuman buat anak Umi yang gak mau nurut apa kata Umi." Ujar Laras.25568Please respect copyright.PENANASntkTdWPbs
25568Please respect copyright.PENANA4Rs8K1Hs0u
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...25568Please respect copyright.PENANAHoNd28Ig8W
25568Please respect copyright.PENANASLTSJ2eXyy
"Auww... Uhkk... Ampun Umi." Mohon Azril.25568Please respect copyright.PENANAf9u95bv2kF
25568Please respect copyright.PENANA1jaa4VvUqe
Jeritan manja Azril malah membuat Laras semakin gemas terhadap putranya. Yang awalnya tidak begitu keras, kini ia melakukannya sekuat tenaga seakan ia lupa kalau yang ia pukul saat ini adalah anak kesayangannya.25568Please respect copyright.PENANAhbQESMd55O
25568Please respect copyright.PENANAV6Yjk1nWKm
Hal yang sama juga di rasakan Azril. Rasa sakit dari pukulan Laras, malah membuat pemuda itu terangsang. Sadar atau tidak kontol Azril kini telah tegang maksimal.25568Please respect copyright.PENANADyv762oFUR
25568Please respect copyright.PENANAoKdjgjy0Bl
Puluhan pukulan di layangkan Laras ke pantat putranya, sampai ia merasa capek sendiri, barulah Laras berhenti memukuli pantat putranya yang kini memar memerah akibat kerasnya pukulan Laras. Tapi anehnya Laras malah tersenyum melihat pantat putih putranya kini berwarna merah.25568Please respect copyright.PENANAqW1LmRvdtb
25568Please respect copyright.PENANAJwF4TMhPLH
"Ayo duduk!" Perintah Laras. Ketika Azril hendak kembali memakai handuknya, Laras mencegahnya. "Tidak usah di pakai, toh Umi juga sudah lihat." Ujar Laras sembari memandangi kontol Azril yang tidak berbulu, karena Azril sangat rajin mencukur habis rambut kemaluannya.25568Please respect copyright.PENANA8FP5tLMP9a
25568Please respect copyright.PENANA3XNRuKRswQ
Laras tersenyum geli melihat selangkangan putranya. Sudah botak ukuran kontol Azril juga sangat kecil, seukuran jari kelingkingnya, padahal saat ini Azril sudah tegang maksimal.25568Please respect copyright.PENANANxx6QTYcyW
25568Please respect copyright.PENANAZ4e6vNZt9Z
"Sakit Mi." Rengek manja Azril.25568Please respect copyright.PENANA3pwV0xsNFu
25568Please respect copyright.PENANAtbqcdKFY1a
Sanking gemasnya dengan Azril, Laras memeluk putranya yang tengah merengek. "Habis kamu bandel si Dek, makanya Umi pukul." Ujar Laras enteng.25568Please respect copyright.PENANAhnCJjtqrqh
25568Please respect copyright.PENANAhQECX4jmYK
"Iya Umi!" Lirih Azril. "Azril sayang Umi." Sambungnya.25568Please respect copyright.PENANA6DzPwoR9Up
25568Please respect copyright.PENANANQMPThrXvd
"Umi juga sayang Azril."25568Please respect copyright.PENANAXuEtoVwZU0
25568Please respect copyright.PENANAe2jnORSNGY
*****25568Please respect copyright.PENANAYh0YRJMHrJ