Suasana pagi ini terlihat lebih cerah setelah semalaman di guyur hujan lebat yang di iringi dengan suara petir yang memekakkan telinga. Tetapi keceriaan pagi ini ternodai oleh kejadian tadi malam, di mana pesantren Altauhid menjadi gempar setelah seorang santri di kabarkan telah mengalami pemerkosaan.52624Please respect copyright.PENANADPM6ldgp7W
52624Please respect copyright.PENANAzKQhMylbWZ
Semalam di tengah hujan lebat, pesantren tauhid yang biasanya tenang, berubah menjadi sangat sibuk. Beberapa santri, Satpam dan Ustadz mencari sang pelaku, bahkan pihak berwajib pun sudah di terjunkan, tapi hingga pagi ini belum juga ada kabar.52624Please respect copyright.PENANAQhVthmSSiL
52624Please respect copyright.PENANA0EpxXH9JMj
Zaskia mendesah, tampak payudaranya sedikit naik, mengikuti alunan nafasnya. Ia menyeka keringat yang sedikit membasahi dahinya.52624Please respect copyright.PENANACPtiyeNZYE
52624Please respect copyright.PENANAoySumvRqDz
"Assalamualaikum!" Sapa seseorang dari luar.52624Please respect copyright.PENANAHdr4nq8nnX
52624Please respect copyright.PENANAKsfmVqKrxJ
Zaskia buru-buru kearah pintu rumahnya. "Waalaikumsalam! Gimana Ray? Pelakunya dapat? Siapa pelakunya?" Zaskia memberondong beberapa pertanyaan sekaligus.52624Please respect copyright.PENANAAYi01z5dDY
52624Please respect copyright.PENANAk75zjGRkok
Rayhan menggelengkan kepalanya sembari masuk kedalam rumah. Ia menggeser kursi makan dan duduk dengan perlahan. "Gak dapat Kak, sepertinya ia sudah keburu kabur jauh." Jelas Rayhan, ia mengambil segelas air mineral untuk melegakan tenggorokannya.52624Please respect copyright.PENANAUwi5rJhXMX
52624Please respect copyright.PENANAuJXRrDuJGp
"Astaghfirullah!" Desah Zaskia.52624Please respect copyright.PENANAZIfGEyz2Gh
52624Please respect copyright.PENANAm1fi1Wst25
Wanita itu duduk di samping Rayhan, raut wajahnya memancarkan kesedihan. Sebagai seorang wanita tentu saja Zaskia paham apa yang di rasakan santri tersebut. Selain itu Zaskia juga takut kalau peristiwa semalam kembali terulang, dan dia bisa saja menjadi korban selanjutnya, kalau si pelaku tidak berhasil di tangkap.52624Please respect copyright.PENANAtMKqF92aku
52624Please respect copyright.PENANA9zRyg5DbVg
Rayhan kembali meletakan gelas minumannya, dia menatap dalam wajah cantik Kakaknya yang tidak bersemangat seperti biasanya.52624Please respect copyright.PENANA2UpLoTuO1e
52624Please respect copyright.PENANAsXAGJE0O7D
"Kakak jangan takut! Pelakunya pasti akan segera di tangkap." Rayhan meraih tangan Zaskia, ia menggenggam erat tangan Zaskia, seakan ia tidak akan pernah melepaskan tangan Kakaknya.52624Please respect copyright.PENANAxsO7U081Go
52624Please respect copyright.PENANAE2ny9eaIEP
Zaskia tersenyum tipis. "Terimakasih ya Dek! Jagain Kakak ya Dek?" Ujar Zaskia terdengar lembut.52624Please respect copyright.PENANARziFNT6Aoa
52624Please respect copyright.PENANAcfbdbDO4Bo
Rayhan mengangguk mantab. "Pasti Kak!" Jawab Rayhan, walaupun tanpa di minta, tentu saja Rayhan akan tetap menjaga Kakaknya apapun yang terjadi.52624Please respect copyright.PENANA4u9D3VxUeN
52624Please respect copyright.PENANAwTVMkfAPkS
"Ayo makan dulu, kamu pasti laparkan?" Zaskia melirik Rayhan, sembari menuangkan nasi kedalam piring.52624Please respect copyright.PENANArI1MEDnObh
52624Please respect copyright.PENANA1M9IHYsdPZ
Pagi ini mereka menyantap sarapan dengan suasana yang berbeda. Zaskia terlihat begitu bahagia, walaupun sebelumnya ia terlihat sangat khawatir. Ucapan Rayhan berhasil memenangkan hatinya. Berbeda dengan Rayhan, ia tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya di wajahnya tentang sosok pemerkosa yang kini terasa sangat misterius.52624Please respect copyright.PENANAOk7b2xSOgP
52624Please respect copyright.PENANAbtY68lsJMh
*****52624Please respect copyright.PENANAgCViwwGbJF
52624Please respect copyright.PENANA2IiY423kNR
Laras52624Please respect copyright.PENANA8nROiyVyfl
52624Please respect copyright.PENANAklbyCpleo6
Di bawah pancuran shower, tampak seorang wanita cantik yang tengah menikmati mandi paginya. Ia menggosok perlahan tubuh indahnya dengan kedua telapak tangannya yang di penuhi sabun. Dia membelai payudaranya yang besar, bermain dengan kedua putingnya yang telah mengeras.52624Please respect copyright.PENANALEIX6qYHDT
52624Please respect copyright.PENANAQBhV6XzQ8X
Perlahan telapak tangannya turun kebawah menuju perut ratanya. Dia membelai lembut perutnya, dan terus turun menuju sebuah tebing lendir yang menjanjikan sejuta kenikmatan.52624Please respect copyright.PENANAkEVEB8hMr9
52624Please respect copyright.PENANA8XatNgGyxl
Kedua jarinya membelai tonjolan kecil yang terdapat di antara bibir kemaluan. "Eehmm..." Ia mendesis pelan, dengan mata terpejam ia bersandar di dinding kamar mandi.52624Please respect copyright.PENANAP1f32DMwbe
52624Please respect copyright.PENANAjZYxxgr4Uv
Sementara itu clitorisnya terasa semakin membengkak karena terus-terusan ia gosok dengan kasar. Semakin keras ia menggosok clitorisnya, maka terasa semakin nikmat yang ia rasakan.52624Please respect copyright.PENANA55yaKJRwDc
52624Please respect copyright.PENANATbFPAyxvk1
Semakin lama ia makin hanyut akan kenikmatan semu yang ia ciptakan sendiri. Tanpa perduli dosa yang tengah membayangi dirinya.52624Please respect copyright.PENANAiJ6BxoIyrZ
52624Please respect copyright.PENANAVxfm39uPSQ
"Aahkk... Aahkk... Aahkk..." Erangannya semakin tidak terkendali, seiring dengan lendir kewanitaannya yang keluar semakin banyak.52624Please respect copyright.PENANAXW7Ymr9QSm
52624Please respect copyright.PENANAlxCThHdjCw
Ia memasukan kedua jarinya ke dalam lobang kemaluannya yang merekah indah seperti bunga mawar. Dengan perlahan ia mendorong dan menarik jarinya. Ia melakukan gerakan tersebut berulang kali, membuat vaginanya memproduksi lendir kewanitaannya semakin banyak.52624Please respect copyright.PENANAmFbWKFpX2z
52624Please respect copyright.PENANACsHETIntiF
Tubuhnya bergetar tatkalah rasa nikmat itu menggores kesadarannya. Dengan mata terpejam, dan nafas menderuh ia menyambut datangnya orgasme.52624Please respect copyright.PENANAnIHWUUFu5L
52624Please respect copyright.PENANA649n8b34ve
"Oughkk..."52624Please respect copyright.PENANALm3nQHHxLh
52624Please respect copyright.PENANASItBGzUyZR
Pinggul indahnya tersentak-sentak seiring dengan lendir kewanitaannya menyembur keluar.52624Please respect copyright.PENANAFrUSUzwXZb
52624Please respect copyright.PENANAK0fqcwJ4YC
Setelah hasrat birahinya tertuntaskan, barulah Laras membasuh tubuhnya dengan benar, dengan perasaan yang sulit untuk di gambarkan. Selesai mandi, Laras segera keluar dari dalam kamar mandi. Tapi baru beberapa langkah ia keluar kamar, ia melihat sosok pemuda yang berada di tidak jauh darinya.52624Please respect copyright.PENANAExBwnx8WoH
52624Please respect copyright.PENANApgAaaFIRhO
"Astaghfirullah!" Lirih Laras.52624Please respect copyright.PENANAYkFXW4mDWT
52624Please respect copyright.PENANANIXyBETgcB
Saat ini Laras hanya mengenakan handuk yang tidak sepenuhnya bisa menutupi kemolekan tubuhnya. Sebagian payudaranya memyembul keluar, begitu juga dengan sebagian paha mulusnya yang terpampang bebas. Siapapun yang melihatnya, pasti akan merasa sangat beruntung dapat melihat kemolekan tubuhnya yang selama ini dibungkus pakaian syar'i.52624Please respect copyright.PENANABYCzg7VFV6
52624Please respect copyright.PENANAzsNIy163mR
Sebagai seorang muslimah, Laras merasa memiliki kewajiban untuk menyembunyikan kemolekan tubuhnya dari pria lain yang bukan suaminya.52624Please respect copyright.PENANAxfuSpJgott
52624Please respect copyright.PENANAeKPsCdLu0S
Sejenak Laras berfikir keras agar bisa menghindari Daniel. Tapi bagaimana caranya? Diam-diam ia mengutuk kebodohannya sendiri, karena lupa membawa pakaian ganti untuk ia kenakan.52624Please respect copyright.PENANAqv9x5GNpkH
52624Please respect copyright.PENANAdNKgecx0Ex
"Lari..." Gumam Laras.52624Please respect copyright.PENANA6PYMdVuJ1a
52624Please respect copyright.PENANAAYiAcVCM5f
Dia mengepal kedua tangannya, sembari menggigit bibir bawahnya. Adrenalin nya terpacu dengan nafas yang mulai terdengar memburu.52624Please respect copyright.PENANAxaDHfCnlLB
52624Please respect copyright.PENANAGGdMJOEKV8
Tanpa aba-aba, Ustadza Laras dengan secepat kilat melangkah keluar dari dalam kamarnya. Ia berlari secepat yang ia bisa, dan tidak perduli kalaupun nanti Daniel melihat dirinya yang tengah berlari. Setidaknya ia telah berusaha untuk menghindar dari Daniel.52624Please respect copyright.PENANAaJxYbQ00Sj
52624Please respect copyright.PENANALieKXcrE9h
Tapi tiba-tiba ia terpeleset, dan terjatuh di lantai. Kakinya yang basah, membuat lantai rumahnya menjadi licin.52624Please respect copyright.PENANAlOe1dw0Btp
52624Please respect copyright.PENANAaVJEzyYWGU
"Aduuuuh!" Laras meringis kesakitan.52624Please respect copyright.PENANAyqH5tIjMrg
52624Please respect copyright.PENANAV6hAmQt1De
Dan pada saat bersamaan, Daniel melihat kearah Laras yang tengah mengadu sakit, sembari memegangi pantatnya yang terbentur cukup keras.52624Please respect copyright.PENANApzCIzzhDdK
52624Please respect copyright.PENANANb7K5UQXoi
Mata Daniel terbelalak melihat tubuh telanjang Laras, yang kebetulan handuk yang ia kenakan terlepas akibat terjatuh barusan. Tentu saja sebagai seorang pria normal, ia terangsang melihat tubuh telanjang Laras, tapi ia buru-buru menyingkirkan perasaan itu untuk sementara waktu dan segera menolong Ustadza Laras.52624Please respect copyright.PENANArOsV3Vghdg
52624Please respect copyright.PENANAjP7CIgzzDI
Ia menghampiri Ustadza Laras yang kesakitan, dan membantunya untuk berdiri.52624Please respect copyright.PENANAiIw3L27qEF
52624Please respect copyright.PENANA6QEUx1ERrm
"Aduh... Aduh... Sakit." Lirih Laras.52624Please respect copyright.PENANA3ORx9mvRpy
52624Please respect copyright.PENANAZewPJzfGSZ
Ternyata tidak hanya pantatnya yang sakit, pergelangan kaki Laras juga terasa sakit. Dengan hati-hati Daniel memapah tubuh sintal Laras.52624Please respect copyright.PENANAuCaZDBkSBJ
52624Please respect copyright.PENANApIJrAWlGNx
"Ustadza gak apa-apa?" Tanya Daniel ia tampak khawatir.52624Please respect copyright.PENANAOYsHFc1eSU
52624Please respect copyright.PENANA5m8kfcW7y6
Laras menggelengkan kepalanya. "I-iya gak apa-apa!" Jawab Laras terbata-bata menahan sakit ditubuhnya.52624Please respect copyright.PENANAQ53WF2LR0C
52624Please respect copyright.PENANAq4x40pf3sl
Dan pada saat bersamaan Azril keluar dari dalam kamarnya, setelah mendengar teriakan Ibunya. Ia kaget melihat Ibu Tirinya dalam keadaan telanjang bulat di rangkul oleh Daniel saudara sepupunya.52624Please respect copyright.PENANAoJFKfsYMyL
52624Please respect copyright.PENANAg5LAR5l2Gw
Bukannya buru-buru menolong Ibunya, Azril malah terdiam membisu, menatap tubuh telanjang Ibu Tirinya yang memang sangat menggoda. Sepasang payudara berbentuk pepaya matang menggantung indah, dengan kedua puting yang berwarna kecoklatan.52624Please respect copyright.PENANAwLJti32G3C
52624Please respect copyright.PENANAu2uY0fcULQ
Ketika matanya turun kebawah, ia mendapatkan bukit kecil yang di tumbuhi rambut lebat yang terlihat begitu indah. Berulang kali, pemuda berusia belasan tahun itu menelan air liurnya yang terasa hambar.52624Please respect copyright.PENANAtWDfsSktsb
52624Please respect copyright.PENANAesaDPNWeIh
"Biar saya bantu!" Ujar Daniel.52624Please respect copyright.PENANAlSQBZwqGfi
52624Please respect copyright.PENANARHv2t2QnrN
Pemuda itu membantu Umi Laras berjalan menuju kamarnya. Sebagai seorang wanita Umi Laras merasa risih, dan ia sempat berharap kepada Azril anak tirinya. Tapi sayang Azril malah bengong melihat tubuh telanjangnya, membuat Laras sedikit kesal dengan tingkah Anak Tirinya. Walaupun harus ia akui, tubuhnya memang sangat menarik bagi kaum Adam.52624Please respect copyright.PENANAutUzYiqq5e
52624Please respect copyright.PENANAxW8YD3qsya
Karena tidak ada pilihan Laras diam saja dan menerima bantuan Daniel untuk membawanya ke kamar.52624Please respect copyright.PENANAbwmEL5Pvro
52624Please respect copyright.PENANA0Ki38OhUlZ
Saat mereka melewati Azril, barulah pemuda itu tersadar dari lamunannya. Ia bergegas menyusul mereka berdua, tapi matanya tidak berkedip memandangi bongkahan pantat Ibu tirinya yang terlihat begitu empuk. Sementara handuk yang tadi di kenakan Laras di biarkan saja tergeletak tak berdaya di lantai rumah mereka.52624Please respect copyright.PENANARugOQYEPiQ
52624Please respect copyright.PENANAN5iOVNP8ut
Setibanya di dalam kamar Laras berbaring di atas tempat tidurnya masih dalam keadaan telanjang bulat, di hadapan kedua pemuda berbeda generasi.52624Please respect copyright.PENANAL6xjMx2x5C
52624Please respect copyright.PENANAp6ZrhFeGC2
"Sepertinya kaki Ustadza keseleo." Ujar Daniel datar.52624Please respect copyright.PENANAvnuKkhGFym
52624Please respect copyright.PENANAeehsHWJr3m
Pemuda itu berusaha mati-matian menahan gejolak birahinya di hadapan Laras. Membuat Laras merasa salut dengan Daniel yang terlihat datar-datar saja, walaupun saat ini dirinya dalam keadaan telanjang bulat, berbeda dengan anaknya yang begitu ketara kalau terangsang melihatnya telanjang.52624Please respect copyright.PENANAezZpJKK8Pw
52624Please respect copyright.PENANAx7Iq7mZHZU
Tapi sikap santai Daniel, malah membuat Laras menjadi salah tingkah. Ia dapat mendengar suara detak jantungnya yang tak beraturan, sanking tegangnya.52624Please respect copyright.PENANAaYx9ZAr23b
52624Please respect copyright.PENANAb3KW9rQ7Z6
Sebagai seorang wanita muslimah, sangat tabu baginya di lihat orang lain dalam keadaan telanjang bulat.52624Please respect copyright.PENANAB7NfTBGqsf
52624Please respect copyright.PENANA75ZlRr9aP4
"Aduh!" Rintih Laras, ketika Daniel menyentuh pergelangan kakinya. "Pelan-pelan Dan!" Pinta Laras sembari meringis menahan sakit di kakinya.52624Please respect copyright.PENANANVniiKGlFY
52624Please respect copyright.PENANA3cWYqkvyP1
Dani menganggukkan kepalanya. "Tahan ya Tan! Ini hanya sebentar." Ujar Daniel.52624Please respect copyright.PENANAWaWBOFqms3
52624Please respect copyright.PENANAhIW8HJhRN3
Kedua tangannya mengusap-usap kaki kanan Laras. Di saat Laras terlihat mulai nyaman, tiba-tiba Daniel menarik kaki Laras, memperbaiki posisi urat Laras dengan gerakan yang sangat cepat, tapi menyakitkan.52624Please respect copyright.PENANACcGq2n9H3E
52624Please respect copyright.PENANAWB774T0X25
"Auuww... Sakiiiit!" Jerit Laras.52624Please respect copyright.PENANAW3bgvgMcOK
52624Please respect copyright.PENANAZ3r1LsMwdh
Daniel kembali mengurut pelan kaki Laras. "Gak apa-apa Tante! Ini sudah selesai kok." Kata Daniel menenangkan Laras, sembari melakukan pijitan ringan di betis Laras yang terasa begitu halus.52624Please respect copyright.PENANAXgmMs4PbGL
52624Please respect copyright.PENANAWhjaZ7BZ7c
"Aduh... Sakit sekali Dan!" Lirih Laras.52624Please respect copyright.PENANALLvbHNER0P
52624Please respect copyright.PENANAbazbACnYvg
Telapak tangan Daniel naik keatas, ke bagian belakang lutut Laras. Rasa geli yang dirasakan Laras sedikit mengurangi rasa sakit di kakinya. Dan perasaan geli itu perlahan mulai menimbulkan perasaan erotis didalam diri Laras, apa lagi ketika telapak tangan Daniel naik menuju paha mulus.52624Please respect copyright.PENANAzSNNZLamMN
52624Please respect copyright.PENANAWRbQneb7zr
Dia memijit pelan kaki Laras menyentuh bagian-bagian sensitif seorang wanita yang ia dapatkan dari teman lamanya. Dan ternyata cara itu berhasil membangkitkan birahi Laras yang memang sudah lama tidak tersalurkan dengan benar.52624Please respect copyright.PENANAU2INNKJBr4
52624Please respect copyright.PENANAtpG4SSF4TD
"Azril, tolong ambilkan lotion." Suruh Daniel.52624Please respect copyright.PENANA6srln5SwOa
52624Please respect copyright.PENANATObeeRyKrK
Dengan patuhnya Azril mengambil lotion milik Ibunya yang berada di atas meja rias. "I-ini Mas." Ujar Azril tergagap, sanking tegangnya.52624Please respect copyright.PENANAs4pGlgj70x
52624Please respect copyright.PENANA1MujNtStYY
Mata indahnya menatap nanar kearah sepasang payudara Laras yang naik turun mengikuti irama nafasnya. Putingnya yang kecoklatan terlihat mengeras hingga mancung ke depan. Betapa nikmatnya, kalau dirinya bisa meremas dan menghisap puting Laras.52624Please respect copyright.PENANAZ0wtlelNN0
52624Please respect copyright.PENANAT9l3LPyuJt
Sadar akan tatapan Azril terhadap payudaranya, malah membuat Laras salah tingkah. Laras merasakan memeknya berdenyut-denyut.52624Please respect copyright.PENANAgKg5y0653a
52624Please respect copyright.PENANAM9fwFBqGM2
Seandainya saja ia sendirian di kamar ini, tentu ia sudah sedari tadi melakukan masturbasi.52624Please respect copyright.PENANAA2TTuOyj6v
52624Please respect copyright.PENANAWJy6yCr4Lx
"Maaf ya Tante." Ujar Daniel sopan, sebelum tangannya masuk lebih dalam. Ia menyentuh bagian bawah paha Laras, dengan sedikit mengangkat kaki Laras.52624Please respect copyright.PENANAn5FjThz10r
52624Please respect copyright.PENANAuGfzs64tHA
"Oughkk..." Desah Laras tanpa sadar.52624Please respect copyright.PENANAWksopiQghy
52624Please respect copyright.PENANAlTrqDOesSZ
Daniel tersenyum tipis, ia tau kalau wanita dewasa yang ada di hadapannya saat ini tengah di landa birahi. "Sakit ya Tante?" Tanya Daniel, jemarinya memijit lembut paha belakang Laras.52624Please respect copyright.PENANAeB1fKzZIgE
52624Please respect copyright.PENANA4s7aMcopXI
"Eng-eng-enggak terlalu." Jawab Laras terbata, wajahnya bersemu merah karena menahan birahi syahwatnya.52624Please respect copyright.PENANAEfnt5pjDn0
52624Please respect copyright.PENANAYJAdGil39z
Daniel kembali melanjutkan pijatannya di kedua kaki Laras. Ia memijatnya secara bergantian kiri dan kanan. Dan selama itu juga Laras sangat tersiksa. Bukan karena rasa sakit, melainkan karena syahwatnya yang menggebu-gebu, menuntut untuk di lampiaskan.52624Please respect copyright.PENANAlJvjbO3OAa
52624Please respect copyright.PENANAeJ9Lo0Mjfu
Sementara Azril masih diam membisu, sembari menatap nanar kearah gundukan kecil yang di tumbuhi rambut hitam yang cukup lebat.52624Please respect copyright.PENANAsGaNyJCkkJ
52624Please respect copyright.PENANAXov8aNydVU
*****52624Please respect copyright.PENANANaIJChUUUj
52624Please respect copyright.PENANAZKWcSoSQt2
52624Please respect copyright.PENANA2ABha3YylL
52624Please respect copyright.PENANA9wDsSScygl
52624Please respect copyright.PENANAZboauRGiY1
52624Please respect copyright.PENANAG4K4bhFAHf
52624Please respect copyright.PENANAlYY0x1wXlp
52624Please respect copyright.PENANAfURiNUcRb3
Ustadza Dwi52624Please respect copyright.PENANAzMPOyzz0r8
52624Please respect copyright.PENANA6XpWqKjx72
Teng... Teng... Teng...52624Please respect copyright.PENANAoHAIWg7faS
52624Please respect copyright.PENANAFbtPbKFQWH
Ketika lonceng di bunyikan, para santri berhamburan masuk kedalam kelas mereka masing-masing. Rayhan, Azril duduk di bangku paling depan, tepat di depan meja guru. Sementara di belakang mereka ada Doni dan Rico. Suasana kelas masih terlihat ramai, ada yang sibuk menghafal, ada juga yang tengah mengobrol sesama mereka.52624Please respect copyright.PENANA94oazDNT2a
52624Please respect copyright.PENANASKWT4ENfDh
Suasana yang tadinya ramai seperti pasar, mendadak menjadi hening ketika seorang wanita berparas cantik dengan gamis berwarna hitam di padu dengan jilbab lebar yang melambai-lambai berwarna cream memasuki kelas mereka.52624Please respect copyright.PENANAImbUpr1oz0
52624Please respect copyright.PENANAujtSNoUmBg
Wajah cantiknya ternyata tidak mampu membuat para santri menjadi lebih rileks.52624Please respect copyright.PENANAUaKak4SKQz
52624Please respect copyright.PENANAn9cBPVxJvM
"Assalamualaikum!" Sapa Ustadza Dwi.52624Please respect copyright.PENANAraEewJaNKZ
52624Please respect copyright.PENANArSTQRcxgRx
"Waalaikumsalam salam Ustdza!" Jawab mereka serempak.52624Please respect copyright.PENANAHvRSScCyUg
52624Please respect copyright.PENANAScsN6bL9Cv
Ustadza Dwi duduk di kursinya yang berukuran lebih tinggi di bandingkan murid-muridnya. Ia meletakan tas dan buku absensi diatas meja.52624Please respect copyright.PENANAbAn7TOILDl
52624Please respect copyright.PENANAs8pq9AYuPo
Satu persatu nama mereka di sibut. Dan ada beberapa yang tidak hadir.52624Please respect copyright.PENANA4ZCOlVLUAE
52624Please respect copyright.PENANAIkLJhdd0co
"Hari ini kita akan membahas tentang Ilmu fiqih! Pengertian Ilmu fiqih dan pembagian ilmu fiqih." Ujar Ustadza Dwi.52624Please respect copyright.PENANAdtXQaI0Wxn
52624Please respect copyright.PENANAjyp2CdZYAb
Ia berdiri di depan kelas, menghadap kearah white board membelakangi murid-muridnya. Jemarinya dengan lincah menari-nari diatas papan tulis. Selagi ia sibuk menulis materi di papan tulis. Rayhan, Azril, Doni dan Rico mulai saling berbisik.52624Please respect copyright.PENANANlwf7UVxwe
52624Please respect copyright.PENANAv6kaJ4XexL
Mereka sibuk mengamati bongkahan pantat Ustadza Dwi yang tampak bergetar ketika ia tengah sibuk menulis materi di papan tulis.52624Please respect copyright.PENANAXS2xvmJxx2
52624Please respect copyright.PENANAv7EGSJQVeR
"Apa pendapat kalian?" Celetuk Rico.52624Please respect copyright.PENANA6dtyM1mzWf
52624Please respect copyright.PENANALpIFWLaoLz
"Aku yes..." Kata Doni cepat.52624Please respect copyright.PENANAqwVOIFkD5b
52624Please respect copyright.PENANAPS0rpKttj4
"Aku juga!" Timpal Azril.52624Please respect copyright.PENANAiQEWbW2eo0
52624Please respect copyright.PENANAmZo9fuSmFt
Rayhan mengetuk dagunya. "Ehmm... Aku yes!" Ujar Rayhan bersemangat sembari menjelajahi bongkahan pantat Ustadza Dwi. Tampak garis celana dalam Ustadza Dwi yang ngejiplak di gamisnya.52624Please respect copyright.PENANAKCNLjvQmIW
52624Please respect copyright.PENANAH1mFIagiAa
"Aku kasih nilai 9" Komentar Rico.52624Please respect copyright.PENANAWD7r8piQGn
52624Please respect copyright.PENANAXPmfQLdk4m
"Dari dulu selalu 9, kapan 8 dan 7 nya?" Sungut Azril. Selama ini Rico selalu memberi angka sembilan setiap Ustadza yang mereka anggap layak untuk di beri nilai.52624Please respect copyright.PENANAuYx0VpQJOU
52624Please respect copyright.PENANAIA0e0N5Yrv
"Suka-suka akulah." Geram Rico.52624Please respect copyright.PENANAPGDAzQIKTz
52624Please respect copyright.PENANA6GkdlSGbk3
"Menurut aku Ustadza Dwi 8,5." Rayhan melihat kearah Azril.52624Please respect copyright.PENANA2WFepHXAgu
52624Please respect copyright.PENANAu36EEOZlHw
"Yang layak mendapat nilai 10 hanya ada satu Ustadza." Ujar Rico.52624Please respect copyright.PENANAfAZCMpdOvg
52624Please respect copyright.PENANASSVFT1tllp
Mereka bertiga kompak melihat kearah Rico. "Siapa?" Tanya Doni penasaran, mewakili rasa penasaran teman-temannya yang lain.52624Please respect copyright.PENANATnZZJ5dapM
52624Please respect copyright.PENANAFDn7DzGSUq
"Ustadza Laras."52624Please respect copyright.PENANAdxeitEUO4F
52624Please respect copyright.PENANA8ZW0RophWI
Bletaaak...52624Please respect copyright.PENANAORuBTFRpk5
52624Please respect copyright.PENANAuE0cSQB2Kl
"Anjing sakit ******." Protes Rico ketika Azril tiba-tiba memukul kepalanya. Tetapi diam-diam Azril membenarkan apa yang di katakan Rico, karena dirinya sudah melihat tubuh telanjang Ibu Tirinya, yang layak di beri nilai sepuluh.52624Please respect copyright.PENANAQACvOXbApg
52624Please respect copyright.PENANAC61Ebk8U2R
Ustadza Dwi yang tengah sibuk menulis di papan tulis, mulai merasa terganggu oleh suara yang ada di belakangnya. Ia mendesah pelan, lalu berbalik melihat kearah mereka berempat yang mendadak diam.52624Please respect copyright.PENANA1Waoc3JcVd
52624Please respect copyright.PENANAssNkyjqDrr
"Apa yang kalian ributkan?" Tanya Ustadza Dwi.52624Please respect copyright.PENANA7rdJ83fqN4
52624Please respect copyright.PENANAphvlOLAcap
Mereka berempat tertunduk tidak berani menjawab. Tetapi diam-diam mereka saling menatap satu sama lain.52624Please respect copyright.PENANA6QLXtfknn3
52624Please respect copyright.PENANA39L8YCwcrU
"Kalian berempat berdiri di depan!"52624Please respect copyright.PENANAV0599PjRCk
52624Please respect copyright.PENANAnLvCQYpEzi
Dengan langkah gontai mereka beranjak dari tempat duduk mereka. Lalu berbaris berdiri di depan kelas. Sementara Ustadza Dwi kembali melanjutkan pekerjaannya. Ia menjelaskan tentang istilah fiqih dan bagian-bagian dalam ilmu Fiqih.52624Please respect copyright.PENANAvvXuAf2x0Y
52624Please respect copyright.PENANA8CEGUhPZKL
"Fiqih dalam bahasa Arab artinya pengertian, dan dalam istilah ulama artinya ilmu yang membahas hukum-hukum agama Islam diambil dari dalil-dalil tafsili atau dalil dalil yang terperinci." Jelas Ustadza Dwi, ia berjalan maju beberapa langkah, hingga tepat berada di depan Rayhan.52624Please respect copyright.PENANA6tXy3RRBGx
52624Please respect copyright.PENANAIh52FiXoVg
Tiba-tiba spidol yang ada di tangannya mendadak terlepas dan jatuh kelantai.52624Please respect copyright.PENANA2uz5F3TYEW
52624Please respect copyright.PENANAhztbUWIFXA
Ustadza Dwi membungkuk untuk mengambil spidol tersebut, dan tanpa di sengaja pantat bulatnya malah menubruk selangkangan Rayhan. Ustadza Dwi terperanjat saat merasakan benda keras yang ada di belakang pantatnya. Rayhan tidak kalah terkejutnya.52624Please respect copyright.PENANAxm7lVqIjVa
52624Please respect copyright.PENANAQJpt0NFvgm
"Astaghfirullah! Maaf." Ujar Ustadza Dwi malu.52624Please respect copyright.PENANAwI1oscXgWJ
52624Please respect copyright.PENANA9KA5mP4WAZ
Ketiga sahabatnya serempak melihat kearah Rayhan. Dari raut wajah mereka menggambarkan ketidak sukaan atas keberuntungan Rayhan.52624Please respect copyright.PENANAaMISeMmxv1
52624Please respect copyright.PENANAFGq2RKPIuW
Anak remaja berusia belasan tahun itu menyeringai tidak perduli dengan tatapan ketiga sahabatnya.52624Please respect copyright.PENANAI6lxewUoI0
52624Please respect copyright.PENANAx2PwjYny55
Kecelakaan tersebut membuat Ustadza Dwi sempat kehilangan fokus. Apa lagi ia dapat merasakan dengan nyata betapa keras dan besarnya kemaluan muridnya, membuatnya sepintas berfikiran yang tidak-tidak. Tetapi Ustadza Dwi dengan cepat berhasil mengendalikan dirinya, yang sempat di landa birahi.52624Please respect copyright.PENANAlR5qzwqk8i
52624Please respect copyright.PENANATRS05iAKjH
"Hukum Agama dibagi menjadi lima bagian. Yang pertama wajib, yang ke dua Sunnah, ke tiga haram, ke empat makruh dan yang kelima mubah." Jelas Ustadza Dwi, suaranya terdengar gemetar karena ia harus menekan birahinya.52624Please respect copyright.PENANAvsEHrW1m7X
52624Please respect copyright.PENANAMSDSGo5pfs
Tidak terasa 45 menit berlalu, dan itu artinya, penderitaan mereka berempat akan segera berakhir. Bukan hanya mereka, Ustadza Dwi juga merasa lega.52624Please respect copyright.PENANABTD28jJgc2
52624Please respect copyright.PENANAA4ITY06cVs
"Besok kalian cari tau tentang penjelasan ke lima hukum Agama, kalau ada yang tidak bisa menjawab, kalian akan di hukum seperti mereka berempat." Ujar Ustadza Dwi sembari melihat kearah mereka. "Dan untuk kalian berempat, jangan di ulangi lagi. Sekarang kalian berempat boleh duduk." Suruh Ustadza Dwi.52624Please respect copyright.PENANAgb3f4fLtMY
52624Please respect copyright.PENANAYoMfCJsYMm
Wanita berusia 39 tahun itu menutup pelajaran hari ini dengan memberi sedikit nasehat kepada murid-muridnya tentang perlunya keseriusan dalam menuntut ilmu. Rayhan, Doni, Asril dan Rico hanya tertunduk mendengar nasehat Ustadza Dwi.52624Please respect copyright.PENANAKzVFiy7TKJ
52624Please respect copyright.PENANAsZdX2oKs28
******52624Please respect copyright.PENANA5mt6DWdW7T
52624Please respect copyright.PENANAj1dAoSq9I5
52624Please respect copyright.PENANAXf6i8V9mRb
52624Please respect copyright.PENANAhmyKm80S3e
52624Please respect copyright.PENANA1fK8j2iT7v
52624Please respect copyright.PENANAftV8dJCeq4
52624Please respect copyright.PENANAH6FyHeCQIq
52624Please respect copyright.PENANAIi8iYuD6YS
52624Please respect copyright.PENANAeKix4oUkKx
Julia52624Please respect copyright.PENANAifgBLa87ru
"Ray!"52624Please respect copyright.PENANACxWXWggUPZ
52624Please respect copyright.PENANA73fdTaJZ5k
Rayhan celingak-celinguk mencari sumber suara yang baru saja memanggilnya. Tidak jauh dari kantor sekolah, seorang wanita cantik mengenakan gamis berwarna biru muda melambaikan tangannya.52624Please respect copyright.PENANAUdGbcEQUyk
52624Please respect copyright.PENANAXdiBYGMDqF
"Duluan ya." Ujar Rayhan.52624Please respect copyright.PENANA5SRdLWqMVk
52624Please respect copyright.PENANANoyyg5dDZI
"Ketemu di tempat biasa Ray!" Teriak Rico ketika Rayhan mulai menjauh.52624Please respect copyright.PENANAcZXz7k7VDg
52624Please respect copyright.PENANADZPpOxnjI3
"Ok." Pekik Rayhan sembari membentuk jarinya berbentuk huruf 'O'52624Please respect copyright.PENANAFBVGRabJtZ
52624Please respect copyright.PENANAJEyMUpsDKB
Dia segera menghampiri Zaskia yang tengah bersama sahabatnya. Bagi Rayhan mereka berdua sama cantiknya, tapi di hatinya tetap Kak Zaskia yang paling cantik. Sayangnya, Rayhan tidak bisa memiliki Zaskia, karena wanita itu adalah Kakak Kandungnya. Tetapi walaupun begitu Rayhan merasa masih berhak untuk mengaguminya.52624Please respect copyright.PENANAOCnNEy9ttH
52624Please respect copyright.PENANALFQvBlIWaw
"Ada apa Kak?" Tanya Rayhan.52624Please respect copyright.PENANAu7pUe1xlLF
52624Please respect copyright.PENANAkClyvlUTjg
Zaskia memasukan tangannya ke dalam saku gamisnya. "Ini uang jajan kamu, kakak lupa ngasi tadi." Ujar Zaskia. Rasa takut atas kejadian tadi malam membuatnya lupa memberikan uang jajan Rayhan.52624Please respect copyright.PENANA3TkJd6Gt0r
52624Please respect copyright.PENANA8FUiryvJOQ
"Terimakasih Kak!" Rayhan tampak senang saat mengambil uang tersebut dari tangan Kakak kandungnya. "Aku ke sana dulu ya Kak." Pamit Rayhan.52624Please respect copyright.PENANA1JKCfIiiRE
52624Please respect copyright.PENANAPev5Qcr50V
Zaskia menganggukkan kepalanya. Mata indah Zaskia tidak melepaskan bayangan Rayhan yang semakin menjauh. Entah kenapa Zaskia merasa sangat nyaman setiap kali berada didekat Adiknya. Dan sebaliknya, ketika Rayhan tidak ada di sampingnya, ia merasa kosong.52624Please respect copyright.PENANARDWvizot9h
52624Please respect copyright.PENANA3ORJ0WNzpM
Sikap Zaskia tidak luput dari perhatian Julia, ia merasa tatapan Zaskia bukan seperti seorang Kakak melihat Adiknya, melainkan seperti seorang kekasih yang melepas kepergian pacarnya.52624Please respect copyright.PENANADAN44ewQLz
52624Please respect copyright.PENANA5FrWlbtaBm
"Rayhan terlihat semakin ganteng ya." Bisik Julia.52624Please respect copyright.PENANAMre4hCkCXm
52624Please respect copyright.PENANAXuWJxbxHBw
Muka Zaskia mendadak merona merah. "Iya dong, gak kalah sama Kakaknya yang cantik." Canda Zaskia, sembari memuji dirinya sendiri.52624Please respect copyright.PENANA9mnTNm1R8O
52624Please respect copyright.PENANAxW1TMcI0PO
"Pantes kamu betah jomblo."52624Please respect copyright.PENANAG9p7XuSEk9
52624Please respect copyright.PENANAztI2aKLBFf
"Maksudnya?" Zaskia merenyitkan dahinya.52624Please respect copyright.PENANAYLraH8ujaS
52624Please respect copyright.PENANAn5O6HKV90V
"Punya adik setampan itu, siapapun pasti betah menjomblo." Goda Julia, membuat Zaskia semakin salah tingkah.52624Please respect copyright.PENANAM1cyy4p2Uj
52624Please respect copyright.PENANABiuxU9Z2yM
"Astaghfirullah!! Dia adikku Mbak."52624Please respect copyright.PENANA0GEIIIu7mD
52624Please respect copyright.PENANAzxCUYbl8CM
"Ya tetap saja kan, Rayhan cowok dan kamu cewek, tinggal satu rumah berdua lagi." Ujar Julia. "Wajar kalau benih-benih cinta itu mulai tumbuh. Mungkin sekarang kamu tidak mau mengakuinya, tapi cepat atau lambat kamu pasti akan mengakuinya." Tambah Julia membuat Zaskia sempat terdiam.52624Please respect copyright.PENANAxO02By38oL
52624Please respect copyright.PENANAEFaUb1LDQn
"Astaghfirullah! Mbak ngelantur." Rajuk Zaskia.52624Please respect copyright.PENANA3SOTCoHa2q
52624Please respect copyright.PENANAStU3cufMUE
Tapi diam-diam ia membenarkan apa yang di katakan sahabat yang sudah ia anggap seperti saudara sendiri. Akhir-akhir ini ia merasakan ada yang berbeda dari cara ia melihat Rayhan, dan semakin hari, perasaan itu terasa semakin kuat, walaupun ia berusaha menepisnya.52624Please respect copyright.PENANAauIgR4fdBn
52624Please respect copyright.PENANA1WGFBO4uzS
"Kita lihat aja nanti." Tantang Julia.52624Please respect copyright.PENANAeUx2MY9IKG
52624Please respect copyright.PENANA1FZgsLIlxg
Zaskia menggelengkan kepalanya, lalu melangkah pergi menuju kantin, yang di susul oleh Ustadza Julia.52624Please respect copyright.PENANAophSW8gXAW
52624Please respect copyright.PENANAtwcNbYKptV
*****52624Please respect copyright.PENANAZicI1xCqKn
52624Please respect copyright.PENANAhxbREsq6Wn
Jam baru menunjukan pukul 9 pagi. Ustadza Dwi memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Ia bergegas menuju rumahnya. Di jalan ia bertemu beberapa Ustadza dan santri yang menyapanya. Karena ia terburu-buru Dwi hanya membalas alakadarnya saja.52624Please respect copyright.PENANAlWZKwRNTJA
52624Please respect copyright.PENANAJrXZUQkjpt
Ustadza Dwi baru menghentikan langkahnya ketika salah seorang petugas kebersihan menegurnya.52624Please respect copyright.PENANAZgeHVroZHr
52624Please respect copyright.PENANA6fJovQw8ZF
"Mau kemana Ustadza? Kok buru-buru sekali!" Tegur Imbron. Pria berusia 47 tahun itu menyeringai, memamerkan gigi kuningnya yang tidak rata.52624Please respect copyright.PENANAS31uQpCMSC
52624Please respect copyright.PENANAYP45fZVD4W
Ustadza Dwi berusaha tersenyum. "Mau pulang, ada urusan mendadak." Jawab Dwi. "Oh iya Pak, di belakang rumah ada bekas karton yang sudah tidak terpakai, tolong di ambil ya Pak." Pinta Ustadza Dwi.52624Please respect copyright.PENANAJMPkxEAqj4
52624Please respect copyright.PENANAvZPPwbY1lh
"Beres Ustadza."52624Please respect copyright.PENANAPEp7eOKEC0
52624Please respect copyright.PENANA8Yb1EnaYD7
"Kalau begitu saya permisi dulu ya Pak." Pamit Ustadza Dwi.52624Please respect copyright.PENANAQPl17kpKHt
52624Please respect copyright.PENANAptlPzKBWVg
Ia kembali melanjutkan perjalannya ke rumah. Rumahnya yang bercat putih itu terlihat sepi. Harap maklum saja, karena putrinya Aziza masih di kelas, sementara Suaminya sibuk membantu pengembangan pesantren baru cabang Al Tauhid.52624Please respect copyright.PENANAl0Z2BM6Ar2
52624Please respect copyright.PENANAkEWNu3OOcj
Setibanya di rumah, Ustadza Dwi langsung menuju kamar mandi miliknya. Setelah memastikan pintu kamar mandinya tertutup rapat. Ustadza Dwi berdiri di depan cermin yang menempel di dinding kamarnya. Cukup lama ia memandangi wajah cantiknya yang bersemu merah.52624Please respect copyright.PENANAkqVZ15S8pB
52624Please respect copyright.PENANAsY8euXPcN5
"Hmmmpss..." Dwi menggigit bibirnya.52624Please respect copyright.PENANAXF0GYydE2N
52624Please respect copyright.PENANAmYtk3SpE2O
Tangannya naik keatas payudaranya, meremas kasar payudara miliknya yang berada di balik gamis hitam yang ia kenakan. Mata indahnya terpejam menikmati remasan di payudaranya yang berukuran 34D. Insiden di kelas tadi, sukses membangkitkan birahinya.52624Please respect copyright.PENANA7r0YFc0cBJ
52624Please respect copyright.PENANAUrjXqxrhh3
Ustadza Dwi tau betul apa yang ia lakukan saat ini sebuah perbuatan yang salah, dan di haramkan oleh Agama. Tetapi ketika gejolak birahi datang, Dwi selalu tidak mampu mengontrol dirinya agar bisa menekan birahinya.52624Please respect copyright.PENANA5BmfRmIotB
52624Please respect copyright.PENANA7r522VQXTV
Seperti saat ini. Ketika birahinya datang, yang di inginkan Dwi hanyalah mencari kepuasan tanpa perduli dosa yang akan ia pertanggung jawabkan di akhirat nanti.52624Please respect copyright.PENANAj54GNaTf7b
52624Please respect copyright.PENANAaxUwL5F0tI
Jemari indahnya pergi kearah kancing gamisnya, lalu dengan perlahan ia membuka kancing gamis miliknya. Menurunkan gamis bagian atasnya, hingga tampak payudaranya yang di balut bra berwarna cream. Ustadza Dwi menyingkap branya keatas, lalu kembali meremas payudaranya dengan kasar.52624Please respect copyright.PENANArvWHzYBq6V
52624Please respect copyright.PENANAVaBvED3XCy
"Aahkk... Enak! Remas lebih keras." Desah Ustadza Dwi.52624Please respect copyright.PENANAaXPiFbRYGs
52624Please respect copyright.PENANAvzxoNImP6I
Ia mengerang nikmat merasakan sensasi sakit di payudaranya. Kedua jarinya tidak tinggal diam, mereka bertugas menstimulasi putingnya yang kemerah-merahan.52624Please respect copyright.PENANAQ9ytZmnoJb
52624Please respect copyright.PENANAoJxRsD857L
Tangan kanan Dwi turun kebawah, menyingkap keatas bagian ujung gamisnya. Dia membelai paha bagian dalamnya. Terus naik keatas menuju selangkangannya yang masih mengenakan legging ketat berwarna coklat. Tangannya menyusup masuk kedalam celana legging dan dalamannya. Ia mendapatkan bibir kemaluannya telah basah.52624Please respect copyright.PENANAaBZeZGH1xo
52624Please respect copyright.PENANAzbPG2N5Gey
"Oughkk... Jangaaaaan... Aaahkk... Aahkk..."52624Please respect copyright.PENANAHZ02Dlrwns
52624Please respect copyright.PENANAjPxiMI5vBo
Ustadza Dwi memejamkan matanya, ia membayangkan seseorang tengah menjamah vaginanya.52624Please respect copyright.PENANAMQ5njgyeH3
52624Please respect copyright.PENANAr5CBBUexXS
Kepalanya mendongak keatas, ketika jemarinya bermain diatas clitorisnya yang semakin membengkak. Pantat Ustadza Dwi gemetar, merasakan sensasi yang luar biasa. Yang tidak akan pernah ia dapatkan ketika ia bercinta dengan Suaminya.52624Please respect copyright.PENANAkoEPVL4Vpf
52624Please respect copyright.PENANAI2MdZp63FK
Tidak butuh waktu lama bagi dirinya untuk segera mencapai puncaknya. Ia mendapatkan orgasme kecil dari sentuhan jemari halusnya.52624Please respect copyright.PENANAgJ8ELSRKrO
52624Please respect copyright.PENANAmMwMNSkZi9
Wajah cantik Dwi merah pandam, dan nafasnya tersengal-sengal mengikuti irama dadanya yang naik turun. "Astaghfirullah! Maafkan aku Tuhan." Lirih Dwi menyesal. Rasa penyesalan yang selalu ia dapatkan setiap kali habis melakukan masturbasi. Tapi anehnya, ia malah selalu mengulanginya lagi dan lagi.52624Please respect copyright.PENANAzap4Xf6Dtc
52624Please respect copyright.PENANAmz7CrAn5F9
Setelah merasa puas, Ustadza Dwi kembali merapikan pakaiannya yang berantakan.52624Please respect copyright.PENANAFWAhdkXtQp
52624Please respect copyright.PENANANzOSFfFd32
Tanpa ia sadari seseorang melihat apa yang barusan ia lakukan. Pria tersebut menyeringai, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Seorang Ustadza melakukan Masturbasi.52624Please respect copyright.PENANASiXLgZLSRP
52624Please respect copyright.PENANAV2AgaSaVSX
*****52624Please respect copyright.PENANAyJnkl4WtDl
52624Please respect copyright.PENANAhM5TYKvsVN
52624Please respect copyright.PENANANNik0lVbRn
52624Please respect copyright.PENANAptHp34DLRl
52624Please respect copyright.PENANA5FaaHAnApl
52624Please respect copyright.PENANAHEIUaQUByE
52624Please respect copyright.PENANALyadAeuGJs
52624Please respect copyright.PENANAxehnQLppSM
52624Please respect copyright.PENANAT2rz9Cw1ce
52624Please respect copyright.PENANAL6yFHFbqWa
52624Please respect copyright.PENANAWahDdIkQdA
52624Please respect copyright.PENANALKLPc96KzM
52624Please respect copyright.PENANAJuKkVmCq29
52624Please respect copyright.PENANAmsEsqhnWIO
52624Please respect copyright.PENANAgmt0vgWon7
52624Please respect copyright.PENANAyai4WskrFn
52624Please respect copyright.PENANABvoyYwGrbl
Asyifa52624Please respect copyright.PENANA7uxRxD8TWj
Aurel52624Please respect copyright.PENANAOFPYGkuEG8
Adinda52624Please respect copyright.PENANAthZr8Enj0S
Aziza52624Please respect copyright.PENANAqKVqBDG5YW
52624Please respect copyright.PENANA1DYCZAS6Ay
Dedaunan dan ranting dari pohon cemara itu berguguran tertiup angin hingga jatuh ke tanah, dan sebagian lagi tertiup hingga ke jalan trotoar. Beberapa burung kecil turun dari pohon, mengambil daun dan ranting kecil yang jatuh untuk di jadikan sangkar. Tak jauh dari situ, tampak beberapa anak remaja perempuan tengah duduk santai di teras perpustakaan.52624Please respect copyright.PENANArLzAbxVnul
52624Please respect copyright.PENANAnLfLW5c0YX
Kedua tangan mereka sibuk memegang buku, hanya saja tidak satupun dari mereka yang sedang membaca buku. Mereka malah sibuk mengobrol, menceritakan kejadian naas yang di alami salah satu santriwati tadi malam.52624Please respect copyright.PENANA57eNFT6XZC
52624Please respect copyright.PENANA7mIx8NCxdN
"Jadi gimana kabar Amanda?" Tanya Aurel.52624Please respect copyright.PENANAJq4oMQEBDp
52624Please respect copyright.PENANAaMyQK3wgoA
Asyifa menggelengkan kepalanya. "Gak tau, katanya sekarang ia lagi di rawat di rumah sakit." Jawab Asyifa. Ia sangat marah atas kejadian tadi malam.52624Please respect copyright.PENANA2mVNlxuBDD
52624Please respect copyright.PENANAkZlnxr4b0N
"Kasihan Amanda!" Lirih Aziza.52624Please respect copyright.PENANAJhrRiVbwy7
52624Please respect copyright.PENANAmkO4IpcR8X
"Semoga saja pelakunya cepat di temukan dan di hukum seberat-berat." Lirih Asyifa, ia memandang jauh kearah segerombolan Santri yang tengah tidur-tiduran di bawah pohon besar.52624Please respect copyright.PENANAnFDCiST7MJ
52624Please respect copyright.PENANAotWZZJycgx
Aurel mendesah pelan. "Dengar-dengar katanya itu mahluk halus yang memperkosa Amanda." Ucap Aurel, membuat suasana menjadi semakin mencekam.52624Please respect copyright.PENANAggfY8O4Uav
52624Please respect copyright.PENANA6n10kDNHce
"Astaghfirullah! Kalian ngomong apa?" Tegur Adinda. Ia terlihat sibuk memperbaiki ujung jilbabnya karena tertiup angin yang cukup kencang.52624Please respect copyright.PENANA0WhJYbY8Zm
52624Please respect copyright.PENANA8VWUyRohxT
"Menurut kabar burung memang seperti itu kok." Jelas Aurel tidak mau dianggap berbohong. Tadi pagi ia tidak sengaja mendengar obrolan teman kelas Amanda, tentang kejadian yang menimpa Amanda.52624Please respect copyright.PENANAeb6tnqPRup
52624Please respect copyright.PENANAdxqI8mZG1y
"Aku dengar juga seperti itu." Bela Aziza.52624Please respect copyright.PENANArPOfsvW9Ki
52624Please respect copyright.PENANA1gManhn2Py
Adinda menghela nafas pelan. "Tetap saja kita tidak boleh begitu saja mengambil kesimpulan seperti itu. Apa lagi itu baru kabar burung, belum jelas kebenarannya seperti apa." Nasehat Adinda.52624Please respect copyright.PENANAt9ZiKFKSqD
52624Please respect copyright.PENANAxPHvmTUPpV
"Benar apa kata Adinda, lebih baik kita tunggu hingga pelakunya di tangkap." Ujar Asyifa menambahkan. Mereka bertiga kompak menganggukan kepala.52624Please respect copyright.PENANAAuzaxuqI06
52624Please respect copyright.PENANA8txgglzeoJ
"Sudah-sudah, kok jadi membahas kejadian semalam! Ingat habis ini kita ada hafalan." Ujar Aziza mengingatkan.52624Please respect copyright.PENANAge0zRbM3MU
52624Please respect copyright.PENANAuu7QBTKSjw
Suasana pun kembali hening, yang terdengar hanyalah suara gumaman mereka yang tengah menghafal. Tepatnya, mengulangi hafalan, agar nanti mereka tidak merasa gugup ketika menyetor hafalan.52624Please respect copyright.PENANA6l9t26CD8L
52624Please respect copyright.PENANAgNGZEMr69f
Berbeda dengan santri, bagi Santriwati sangat memalukan bagi mereka kalau harus menerima hukuman karena tidak hafal.52624Please respect copyright.PENANAm0Odo2mCwN
52624Please respect copyright.PENANA0uFcGppbJm
******52624Please respect copyright.PENANA9EL9VdgQag
52624Please respect copyright.PENANAiqBnZ9e5YA
Tepat berakhirnya jam pelajaran hari ini, anak-anak pesantren berhamburan keluar kelas. Seakan mereka baru saja keluar dari penjara. Wajah-wajah yang tadinya tidak bersemangat, kini terlihat begitu cerah, pancaran kebahagian terlihat jelas di wajah mereka.52624Please respect copyright.PENANA0tQEFnGqEF
52624Please respect copyright.PENANA6QqUoJ3zxX
Asyifa tampak membawa setumpuk buku di tangannya, yang harus ia serahkan kepada Ustadza Anita. Tadi sebelum keluar kelas, Ustadza Anita sempat memberi amanah Asyifa untuk mengumpulkan tugas teman-temannya. Walaupun ia merasa enggan, tapi Asyifa tidak bisa menolak perintah dari gurunya.52624Please respect copyright.PENANA8angD0Pdow
52624Please respect copyright.PENANACwRCKUQoN7
Setelah mengenakan sepatu, Asyifa bergegas menuju kantor Aliya yang berada di wilayah santri. Ia tidak ingin terlambat mengantri makanan. Bisa-bisa ia kehabisan lauk kalau terlambat sedikit saja.52624Please respect copyright.PENANATTvLHx5SJL
52624Please respect copyright.PENANA9sQWD4fdcu
"Mau kemana?" Tegur Aziza, sembari mengusap matanya yang kemasukan debu.52624Please respect copyright.PENANAO2bYjujdpU
52624Please respect copyright.PENANAXadGklSifS
Asyifa menunjukan tumpukan buku di tangannya. "Mau ke kantor Aliyah. Mau ikut?" Ajak Asyifa penuh harap. Ia selalu merasa tidak nyaman setiap berada dilingkungan santri. Mengingat para Santri yang suka sekali menggoda para santriwati ketika mereka memasuki wilayah santri.52624Please respect copyright.PENANAdu0e5asoyO
52624Please respect copyright.PENANAPv8ibLkEWJ
Aziza menggelengkan kepalanya. "Sendiri aja, aku mau cepat pulang bantu Umi masak." Tolak Aziza. Asyifa menghempaskan nafasnya kecewa.52624Please respect copyright.PENANAVbmVXQdPH2
52624Please respect copyright.PENANAqNlX8XHMuM
Tidak semua santri tinggal di asrama, ada beberapa dari mereka yang pulang kerumah, seperti Aziza. Ia memang tidak mondok, tapi rumahnya berada di lingkungan pesantren. Maklum saja, orang tua Aziza salah satu staf mengajar di pesantren Al-tauhid. Sehingga keluarga mereka berhak menempati salah satu rumah di pondok pesantren Al-tauhid.52624Please respect copyright.PENANAB19IzM95pj
52624Please respect copyright.PENANABlwo1pNbjh
Selepas kepergian Aziza. Asyifa bergegas menuju kantor Aliya. Dan benar saja, sepanjang jalan menuju kantor beberapa santri menggoda dirinya. Ada yang bersiul, mengajak kenalan dan ada juga yang mengatainya sombong karena tidak mengubris panggilannya mereka.52624Please respect copyright.PENANAXhb3M790Ea
52624Please respect copyright.PENANA7GqUF8tx4r
Godaan itu barulah berhenti ketika ia memasuki kantor Aliya. Kaki mungilnya melangkah cepat menaiki anak tangga kantor Aliya. Tapi tiba-tiba dari atas muncul anak remaja yang tengah menuruni anak tangga dengan cepat.52624Please respect copyright.PENANAIgm2zcgmIh
52624Please respect copyright.PENANAiJLLLg6leG
"Eh..." Kaget Asyifa. Tapi ia tidak sempat untuk menghindari tabrakan.52624Please respect copyright.PENANAU3u150iCTK
52624Please respect copyright.PENANAyPdQCl2CGq
Bruaaak...52624Please respect copyright.PENANAQcOJDS5ibv
52624Please respect copyright.PENANA2LqHXjt1jn
Buku tulis yang ada di tangan Asyifa berhamburan jatuh. Sebagian masih di anak tangga tapi sebagian besar jatuh kelantai satu. Beruntung Asyifa tidak sampai terjatuh, karena dengan sigap pemuda itu memegangi tubuh Asyifa sehingga ia terhindar dari jatuh.52624Please respect copyright.PENANA33f2TP6QzP
52624Please respect copyright.PENANAKI5Sg5unzy
Tapi sialnya tangan pemuda itu berada di tempat yang salah. Asyifa yang menyadarinya sempat terdiam selama beberapa detik.52624Please respect copyright.PENANAWDr2I79RWi
52624Please respect copyright.PENANApxJi1qiA5m
"Astaghfirullah!" Dia menepis tangan Rayhan dari atas payudaranya.52624Please respect copyright.PENANAhSgrxkKB6p
52624Please respect copyright.PENANAF01X95SbIO
Buru-buru Rayhan menarik dirinya agar sedikit menjauh dari Asyifa. "Maaf gak sengaja!" Bela Rayhan, sebelum dirinya di sembur.52624Please respect copyright.PENANARDNYPcHhnp
52624Please respect copyright.PENANAbYHBE9t54B
"Kurang ajar kamu!" Kesal Asyifa.52624Please respect copyright.PENANA1AD7SrqFhl
52624Please respect copyright.PENANAKhzsZJzzSG
Ia merasa sudah di lecehkan oleh Rayhan, walaupun sebenarnya ia baru saja di tolong Rayhan.52624Please respect copyright.PENANAeKrO6Slb60
52624Please respect copyright.PENANALKgD1QUPWp
Kekesalan Asyifa semakin memuncak ketika melihat Rayhan yang acuh tak acuh setelah menyentuh bagian sensitifnya. Bahkan tanpa berkata-kata, Rayhan bergegas menuruni anak tangga.52624Please respect copyright.PENANAXR3J7T6vee
52624Please respect copyright.PENANAHpFbOpfXrR
Wajah putih Asyifa mendadak merah padam. Ingin ia berteriak memanggil pemuda sombong tersebut. Tapi ia takut malah membuat kegaduhan, bagaimanapun juga saat ini ia sedang berada di kantor Aliyah. Sembari mendumel kesal, Asyifa memungut kembali buku yang berserakan.52624Please respect copyright.PENANAh58XeFPOlc
52624Please respect copyright.PENANAuPxZdmaAkH
Dari kejauhan, pemuda itu diam-diam memperhatikan Asyifa. Bibirnya sedikit membentuk sebuah senyuman.52624Please respect copyright.PENANApRGVRlITxA
52624Please respect copyright.PENANAQBVH5FeR07
*****52624Please respect copyright.PENANAnjfPSZxxYU
52624Please respect copyright.PENANAidAk3XsfgM
"Kamu kok pulangnya sore banget Ray!" Omel Zaskia ketika Rayhan baru saja pulang.52624Please respect copyright.PENANA0LMC1pVHSy
52624Please respect copyright.PENANABGEyULMa7p
Pemuda itu duduk di kursi sembari memperhatikan Kakak Iparnya yang tengah membuat kue kering. Aroma kue yang menyengat sedikit menggunggah selera.52624Please respect copyright.PENANARmaUDperRm
52624Please respect copyright.PENANAzh6gLg7ua7
Zaskia menghampiri Rayhan sembari membawa cetakan kue yang baru saja ia ambil dari dalam oven. Ia letakan di atas meja, lalu membuka sarung tangan khusus agar kulit tangannya tidak sampai terbakar ketika memegang cetakan kue yang masih sangat panas.52624Please respect copyright.PENANAhsN5Y3PQay
52624Please respect copyright.PENANATW6Vm2pkhW
Dengan menggunakan penjepit, Zaskia mengeluarkan kue kering dari dalam cetakan untuk di masukan ke dalam toples kue yang ada diatas meja.52624Please respect copyright.PENANAWni477Q0ys
52624Please respect copyright.PENANAqGBOsPhJAG
"Sore ini kamu jangan main dulu!" Perintah Zaskia.52624Please respect copyright.PENANAwR1rZJrz3C
52624Please respect copyright.PENANADidMy1umuj
"Yaaaa... Kakak, padahal hari ini kelas aku tanding bola." Protes Rayhan.52624Please respect copyright.PENANAojKOk2uYSC
52624Please respect copyright.PENANASk8kciUaNi
Zaskia meliriknya dengan tatapan tajam, seakan ia tidak ingin di bantah. "Bantu kakak kasiin kue ini ke Ustadza Dewi ya." Suruh Zaskia. Tanpa perduli dengan penolakan adiknya yang ia ingin ikut bertanding bola.52624Please respect copyright.PENANAIaTCdLhZLY
52624Please respect copyright.PENANAvstJ4BlmP7
"Emang Ustadza Dewi minta bikinin kue buat apa Kak?" Tanya Rayhan hendak mencomot satu kue, tapi keburu di tepis oleh Zaskia. Rayhan tersenyum nyengir dengan tatapan memelas.52624Please respect copyright.PENANAAbaPOxUquQ
52624Please respect copyright.PENANAg6U6A2hTQv
"Jangan banyak tanya, kamu kasikan saja."52624Please respect copyright.PENANA065liaxx1F
52624Please respect copyright.PENANAZWV8vliNhN
Rayhan beranjak dari tempat duduknya. "Iya deh Kak! Tapi aku mandi dulu ya Kak." Ujar Rayhan. Tanpa di sadari Zaskia, ada perubahan ekspresi di wajah Rayhan yang tadinya kecewa kini terlihat girang.52624Please respect copyright.PENANAM6g9t9EuqB
52624Please respect copyright.PENANA84mvLiBPxp
Zaskia yang tidak melihat perubahan raut wajah Rayhan hanya bisa menghela nafas perlahan, ia benar-benar tidak mengerti dengan sikap adiknya itu, yang taunya cuman main aja.52624Please respect copyright.PENANAyxL9ORmJAK
52624Please respect copyright.PENANAH1T5rT7Fde
*****52624Please respect copyright.PENANAeaZgdu0P1X
52624Please respect copyright.PENANAWrozIuVtse
52624Please respect copyright.PENANAULt4fWEaYe
52624Please respect copyright.PENANAs779Z3K9q8
52624Please respect copyright.PENANAu5niJ8bPSr
52624Please respect copyright.PENANAVT4QLK9zWi
52624Please respect copyright.PENANAQShBA9uuaA
52624Please respect copyright.PENANAaXdAnxXKOA
52624Please respect copyright.PENANAyx4CxgprI0
52624Please respect copyright.PENANAHGYoJHGhmv
Ust Dewi52624Please respect copyright.PENANALqRrmFy8ul
Nikita52624Please respect copyright.PENANAmRTypP33XM
52624Please respect copyright.PENANAA95WWGVka2
Sembari bersiul ringan, Rayhan berjalan melewati jalan setapak menuju rumah Ustadza Dewi. Baru kali ini Rayhan terlihat begitu bersemangat ketika di suruh Kakaknya. Bahkan Zaskia sempat bingung melihat tingkah Rayhan yang tidak protes sama sekali ketika di minta mengantarkan kue ke rumah Ustadza Dewi.52624Please respect copyright.PENANAvI1vs6x85n
52624Please respect copyright.PENANARQzFQQjDCf
Bayangan kecantikan dan keseksian tubuh Ustadza Dewi membayangi setiap langkahnya, membuat Rayhan semakin bersemangat.52624Please respect copyright.PENANAwFwQGXuNeR
52624Please respect copyright.PENANAeDJ5wwNNnv
Setiba di rumah Ustadza Dewi, ia di sambut cukup hangat oleh sang Ustadza, bahkan Rayhan di persilahkan masuk terlebih dahulu. Tapi ketika ia hendak duduk di sebuah sofa empuk berwarna coklat tua, tanpa di sengaja mata Rayhan melihat sesosok gadis remaja yang tengah tertidur di dalam kamar yang pintunya terbuka lebar, tepat menghadap kearahnya.52624Please respect copyright.PENANAnikez7QNHm
52624Please respect copyright.PENANAk0ADxpelhP
Mata pemuda itu terbelalak karena pakaian yang di kenakan Nikita begitu menggoda. Gadis cantik itu hanya mengenakan tanktop tanpa lengan dan celana dalam berwarna merah muda bergaris garis putih.52624Please respect copyright.PENANAPXyOoj2uHU
52624Please respect copyright.PENANAB0kitdEMZs
"Mau minum apa Ray?" Tanya Ustadza Dewi.52624Please respect copyright.PENANAbc7omgLsig
52624Please respect copyright.PENANAfiquxR1sJA
Rayhan sedikit tergagap. "Anu Ustadza! Apa aja." Ia buru-buru memalingkan wajahnya menghadap Ustadza Dewi.52624Please respect copyright.PENANAhjiA8lWJQF
52624Please respect copyright.PENANAQcTbZzhXlb
"Ustadza ambilkan dulu ya."52624Please respect copyright.PENANAfFNvU5FxKQ
52624Please respect copyright.PENANA3xYVFgb7ta
Selepas kepergian Ustadza Dewi, Rayhan kembali melihat ke dalam kamar Nikita yang bernuansa hello Kitty. Tampak gadis remaja itu tertidur lelap tanpa menyadari kalau seseorang tengah menatap nanar kearahnya.52624Please respect copyright.PENANAyizSi2ljpc
52624Please respect copyright.PENANAv1uspDQUAr
Glek... Glek... Glek...52624Please respect copyright.PENANAgerAqB8BqW
52624Please respect copyright.PENANAVO6V3efSGj
Berulang kali jakun Rayhan naik turun, wajahnya yang tegang terlihat bersemu merah. Dan nafasnya mulai terdengar sedikit memburu. Sementara celana kain berwarna hitam yang ia kenakan saat ini tampak membentuk sebuah tenda yang cukup besar.52624Please respect copyright.PENANAQZiKyrUnk9
52624Please respect copyright.PENANAOT3yFCnWFg
Tangan Rayhan turun kebawah, memperbaiki posisi kemaluannya yang terasa mengganjal.52624Please respect copyright.PENANApggwW8WZZM
52624Please respect copyright.PENANAKBesr43I2e
Harus di akui, gadis remaja berusia belasan tahun itu mewarisi bentuk tubuh Ibunya yang berisi. Kulitnya yang sawo matang terlihat eksotis. Sanking asyiknya melihat tubuh indah Nikita, Rayhan sampai tidak menyadari kehadiran Ustadza Dewi yang tengah membawa nampan.52624Please respect copyright.PENANADgpa5P1xGI
52624Please respect copyright.PENANAivZgMB4EAO
"Hei!"52624Please respect copyright.PENANA2VaXpeYeag
52624Please respect copyright.PENANApo1bzqGADS
Untuk kedua kalinya Rayhan terperanjat oleh teguran Ustadza Dewi yang tampak heran dengan keterkejutan Rayhan. "U-ustadza! Bikin kaget aja." Protes Rayhan, sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.52624Please respect copyright.PENANAfMgiBVGEhA
52624Please respect copyright.PENANANO78tZCgj6
Jemari halus Ustadza meletakan segelas teh di atas meja. "Kamu kenapa Rayhan? Kok ngeliat Ustadza kayak ngeliat hantu." Ujar Ustadza Dewi heran.52624Please respect copyright.PENANAlghgSZe1Rv
52624Please respect copyright.PENANA35Iy9HJmVN
"Eng-enggak apa-apa Ustadza."52624Please respect copyright.PENANAM6ZnBJ0R4J
52624Please respect copyright.PENANA6YRPV4w09g
"Dasar aneh kamu Ray!" Celetuk Ustadza Dewi seraya tersenyum manis. Ia duduk di sofa yang ada di depan Rayhan sembari menyilangkan kakinya. Alhasil gamis berwarna merah muda bermotif bunga yang di kenakannya sedikit tersingkap.52624Please respect copyright.PENANAcXOBc3ThRM
52624Please respect copyright.PENANAUaFGhHyd2E
Kembali pemuda berusia belasan tahun itu menggaruk kepalanya. "Aneh gimana Ustadza? Hehehe..."52624Please respect copyright.PENANA7M5xOfq3I3
52624Please respect copyright.PENANAWCu7RGbYHd
"Udahlah gak usah di bahas! Tapi terimakasih ya. Sudah mau capek-capek nganterin kue ke rumah Ustadza."52624Please respect copyright.PENANARbd6V4Tjab
52624Please respect copyright.PENANASscIFSsfA4
"Biasa aja Ustadza, Ana malah merasa senang bisa membantu Ustadza." Ujar Rayhan kalem. Walaupun kali ini ia tidak bisa melihat ketelanjangan anak Ustadza Dewi, tapi Rayhan cukup senang bisa melihat senyuman Ustadza Dewi yang menggoda.52624Please respect copyright.PENANAVbOATWy8YK
52624Please respect copyright.PENANAhS9dVkX1A0
"Yang bener?" Goda Ustadza Dewi sembari sedikit mencondongkan tubuhnya.52624Please respect copyright.PENANAbPaRdgaSAA
52624Please respect copyright.PENANAD9hm7wqjvo
"Bener dong Ustadza! Kapan lagi bisa ngebantu wanita secantik Ustadza Dewi. Hehehe..." Balas Rayhan, entah kenapa Rayhan sedikit memiliki keberanian menggoda balik Ustadza Dewi. Mungkin karena kedekatan mereka akhir-akhir ini.52624Please respect copyright.PENANAmOMFQOLgAb
52624Please respect copyright.PENANAJuEMxVd3aj
Mendengar ucapan Rayhan, Ustadza Dewi tertawa sembari menutup mulutnya dengan telapak tangannya yang halus, layaknya adab seorang muslimah yang sedang tertawa. Sungguh tawa Ustadza Dewi terdengar renyah di telinga Rayhan. Apa lagi kedua gunung Ustadza Dewi ikut terguncang ketika ia sedang tertawa, membuat Rayhan semakin bergairah.52624Please respect copyright.PENANAaMNn8Xg9f0
52624Please respect copyright.PENANAmR1XG4oN5M
Tetapi obrolan mereka sedikit terputus ketika seseorang memanggil putrinya Nikita.52624Please respect copyright.PENANAiISZPCDS46
52624Please respect copyright.PENANABZs8rbChIe
"Bentar ya!" Ujar Ustadza Dewi hendak memanggil putrinya.52624Please respect copyright.PENANAEPpfx0tuZH
52624Please respect copyright.PENANAKpWUpejZ3k
Ia beranjak dari sofa, tapi saat berbalik, barulah Ustadza Dewi mengerti kenapa Rayhan tadi sempat salah tingkah. Ternyata pelakunya adalah putrinya sendiri yang tengah tertidur lelap dengan hanya memakai tanktop dan celana dalam. Ustadza Dewi tersenyum tipis menyadari betapa nakalnya Rayhan.52624Please respect copyright.PENANAZrXha2BecY
52624Please respect copyright.PENANA7TqoIgTgsE
Sejenak Ustadza Dewi sempat melirik Rayhan, membuat pemuda tanggung itu kembali salah tingkah. "Nakal sekali kamu Ray!" Bisik hati Ustadza Dewi.52624Please respect copyright.PENANA448TtWHqvV
52624Please respect copyright.PENANAl8vLls0L6N
Dia menghampiri kamar putrinya, sembari menutup pintu kamar putrinya, membuat Rayhan merasa tidak enak hati.52624Please respect copyright.PENANABR538CO5eA
52624Please respect copyright.PENANAT09BrAQnD7
Tidak lama kemudian Ustadza Dewi kembali keluar. Tapi kali ini Rayhan memilih diam, ia tertunduk tanpa berani menatap mata Ustadza Dewi yang sedang memandangnya. Hingga akhirnya Nikita pamit keluar bersama temannya.52624Please respect copyright.PENANAQ5jjUayJ9z
52624Please respect copyright.PENANAE4NoC9Smxz
"Pantesan tadi ada yang tegang!" Ledek Ustadza Dewi.52624Please respect copyright.PENANAQtQMsTXAji
52624Please respect copyright.PENANAFAG2aceTgq
Rayhan yang sudah ketahuan mengintip Nikita tidur berusaha memberikan jawaban yang tepat. "Maaf Ustadza! Tadi itu gak sengaja." Jujur Rayhan, yang awalnya ia memang tidak sengaja melihat putri Ustadza Dewi yang tengah tertidur.52624Please respect copyright.PENANAo2fWPmknx7
52624Please respect copyright.PENANASLAI0Bibd3
"Gak sengaja tapi keterusan." Singgungnya.52624Please respect copyright.PENANAe3tXQKNSM2
52624Please respect copyright.PENANA3WibcYhKNR
"Habis anak Ustadza cantik sekali sama seperti Ustadza." Ujar Rayhan, entah kenapa ia merasa Ustadza Dewi tidak benar-benar marah kepadanya, walaupun ia sendiri tidak mengerti.52624Please respect copyright.PENANARexYGGRjva
52624Please respect copyright.PENANA7dKwzUdOwQ
"Gombal!"52624Please respect copyright.PENANAJcGPbCKBbb
52624Please respect copyright.PENANAIzt6PLEUwv
Rayhan tidak mau kehabisan akal. Ia menghampiri Ustadza Dewi dan berdiri di samping Ustadza Dewi. "Ana mana berani gombalin Ustadza!" Rayhan meletakan kedua tangannya di pundak Ustadza Dewi. "Ana tidak bohong, Ustadza memang sangat cantik." Ujar Rayhan dengan suara perlahan.52624Please respect copyright.PENANAi2S8gu3WEl
52624Please respect copyright.PENANAjvKdxtJ47j
Sebagai wanita yang sudah mendekati kepala empat, Ustadza Dewi merasa tersanjung atas pujian Rayhan. Mata indahnya terlihat berbinar dan kedua pipinya merona merah seperti bunga yang baru saja bermekaran.52624Please respect copyright.PENANASM5rgvgYBM
52624Please respect copyright.PENANAD1qasUXmKf
Rayhan jongkok di samping Ustadza Dewi, ia menatap wajah cantik Ustadza Dewi dengan tatapan layaknya seorang pejantan terhadap betinanya, membuat tubuh Ustadza Dewi merinding di buatnya. Ia tidak menyangkah kalau Rayhan bisa memiliki kharisma yang kuat.52624Please respect copyright.PENANANqtTvvBf1b
52624Please respect copyright.PENANANKNcrDTHtn
"Astaghfirullah! Antum berani sekali menggoda Ustadza! Emang kamu pikir saya ini pacar kamu apa?" Kata Ustadza Dewi, seakan-akan ia sedang marah, tapi nada dan gestur tubuhnya tidak bisa bohong kalau saat ini ia sangat gembira karena mendapat pujian dari anak remaja berusia 18 tahun.52624Please respect copyright.PENANAqeeSrPH3bl
52624Please respect copyright.PENANAapKCwEkBuu
Telapak tangan Rayhan meraih tangan Ustadza Dewi, membuat jantung Ustadza Dewi berdetak tak karuan.52624Please respect copyright.PENANAVw31HVQKNd
52624Please respect copyright.PENANA3aGg5QU0IW
"Loh, bukannya kita sedang pacaran Ustadza!" Goda Rayhan.52624Please respect copyright.PENANA2fLHzMV5Og
52624Please respect copyright.PENANAZDPUdWTQLK
Wajah cantik Ustadza Dewi bersemu merah. Sembari mengulum senyum wanita berusia 39 tahun itu memalingkan wajahnya. Rayhan kembali berdiri dan duduk di sandaran tangan sofa. Tangan kanan Rayhan kembali merangkul pundak Ustadza Dewi, yang lagi-lagi hanya diam saja.52624Please respect copyright.PENANAnCHgk7cLcv
52624Please respect copyright.PENANAG5y8mddw9W
Saat Ustadza Dewi melihat kearah Rayhan, pemuda tanggung itu memberanikan diri menyentuh wajahnya. Mata mereka bertemu, membuat getaran-getaran syahwat yang perlahan semakin memabukkan kedua insan berlainan generasi itu.52624Please respect copyright.PENANAsSD1u1xhks
52624Please respect copyright.PENANA3NpcDfgkts
Rayhan mendekatkan wajahnya, dan memberi kecupan lembut di bibir Ustadza Dewi.52624Please respect copyright.PENANAYVqPERB2l8
52624Please respect copyright.PENANAyhayLAitTz
Deg... Deg... Deg...52624Please respect copyright.PENANAGE8dHplX92
52624Please respect copyright.PENANAnmHuje6kHf
Jantung mereka berpacu semakin cepat, memompa darah mereka hingga tubuh mereka seakan terbakar. Bagi Rayhan, bukanlah hal baru ia mencium bibir seorang wanita, hanya saja baru kali ini ia mencium bibir wanita yang usianya jauh diatas dirinya, apa lagi wanita tersebut adalah seorang Ustadza. Hingga menimbulkan sensasi yang berbeda.52624Please respect copyright.PENANArDgOwybEO3
52624Please respect copyright.PENANAvgPW77twxI
Begitu juga dengan Ustadza Dewi. Setidaknya ada tiga pria yang pernah mengecup bibirnya sebelum Rayhan. Dari pacar pertamanya, mendiang suami, hingga pacar terakhirnya yang sekarang entah di mana keberadaannya.52624Please respect copyright.PENANAcqo1Eq7pfd
52624Please respect copyright.PENANAuAu7QPktQc
Hanya saja berciuman dengan seorang pemuda berusia belasan tahun membuatnya merasa kembali muda.52624Please respect copyright.PENANAajBLoS2Mqp
52624Please respect copyright.PENANAxznYTIR1PI
Mereka berciuman layaknya sepasang kekasih. Saling mengulum bibir masing-masing. Lidah Rayhan masuk kedalam rongga mulut Ustadza Dewi, dia membelit liar lidah Ustadza Dewi, membuat Ustadza Dewi merinding. Hampir satu menit mereka berciuman, Rayhan akhirnya menarik diri sebelum ia kehabisan nafas.52624Please respect copyright.PENANAuarLJ3lwHR
52624Please respect copyright.PENANAMaIOlruSJX
Jari jempol Rayhan mengusap bibir merah Ustadza Dewi yang tampak basah karena lelehan air liur mereka.52624Please respect copyright.PENANA4w4PVnuBMt
52624Please respect copyright.PENANAXn4BDBmjzA
"Berani sekali kamu mencium bibir Ustadza?" Geram Ustadza Dewi.52624Please respect copyright.PENANAvdHCK6F2rE
52624Please respect copyright.PENANACDjwLXFeoW
Rayhan tersenyum tipis. "Tapi Ustadza sukakan?" Bisik Rayhan, telapak tangan kirinya menyentuh payudara Ustadza Dewi yang berukuran 36E itu.52624Please respect copyright.PENANAJJMHQ938oZ
52624Please respect copyright.PENANAQz7PBG7yea
Ustadza Dewi membalasnya dengan senyuman, dan membiarkan telapak tangan Rayhan meremas payudaranya. Toh tidak ada gunanya lagi ia bersikap jaim di hadapan Rayhan, karena pada dasarnya ia juga menginginkan Rayhan menyentuh tubuhnya. Sebagai wanita yang sudah lama hidup sendirian ia merindukan sentuhan seorang pria.52624Please respect copyright.PENANABVABWRCXPy
52624Please respect copyright.PENANAYP8287NmLT
Untuk kedua kalinya mereka kembali berciuman, tapi kali ini mereka melakukannya dengan lebih santai, di iringi dengan remasan kecil telapak tangan Rayhan diatas payudaranya.52624Please respect copyright.PENANAiCbsotnvCp
52624Please respect copyright.PENANA357ZHQ5rMU
Tapi tiba-tiba....52624Please respect copyright.PENANAuWPDnFqID3
52624Please respect copyright.PENANA69JsC8BCfe
"Assalamualaikum!"52624Please respect copyright.PENANAgc64GfInW5
52624Please respect copyright.PENANA715txgQGQb
Tanpa di beri komando, kedua insan yang tengah di mabuk birahi itu buru-buru memisahkan diri dan kembali ke posisi masing-masing. Nikita yang ternyata pulang lebih cepat, terheran-heran melihat kedua insan tersebut yang tampak tegang. Terutama wajah Ibu kandungnya yang bermandikan keringat.52624Please respect copyright.PENANA8Azyk8jiLk
52624Please respect copyright.PENANA3DVDFjyCP8
Selepas Nikita masuk ke dalam kamarnya, kedua insan berbeda generasi itu saling pandang. Lalu tertawa pelan sembari saling menggoda satu sama lainnya.52624Please respect copyright.PENANAo4mNP9tJXN
52624Please respect copyright.PENANAcPIeZIkirz
******52624Please respect copyright.PENANAHkRNLfldw5
52624Please respect copyright.PENANAtzGVLJJfWo
Malam harinya...52624Please respect copyright.PENANAw3dDrUn4vY
52624Please respect copyright.PENANAnSIwcAqLXw
Bersama Azril, Laras tampak santai sembari menonton sinetron ke sukaannya, sembari sesekali memijit kakinya yang masih terasa sakit akibat terjatuh tadi pagi. Azril yang duduk di samping Laras tidak bisa fokus, sesekali ia memperhatikan Laras yang malam ini mengenakan daster motif batik Pekalongan.52624Please respect copyright.PENANAkE2msfubsK
52624Please respect copyright.PENANAFLImkg5UgZ
Bayangan tubuh telanjang Laras, seakan tidak mau lari dari dalam benaknya, membelenggu dirinya. Walaupun sejujurnya, ada rasa bersalah di dalam hati Azril karena saat Laras terjatuh Azril hanya diam saja tanpa membantu Ibu Tirinya.52624Please respect copyright.PENANAj5BhUXzVFi
52624Please respect copyright.PENANAGyVuivMNiP
Azril mendesah pelan, berulang kali ia beristighfar berusaha melupakan kejadian tadi pagi.52624Please respect copyright.PENANAGiIq8J5f5f
52624Please respect copyright.PENANAb9b38VxNfo
"Boleh ikut gabung!"52624Please respect copyright.PENANASccjn7Y5Wl
52624Please respect copyright.PENANAqYKQUE6mAp
Laras tersenyum menyambut Daniel. "Boleh dong Dan! Sini duduk Dan..." Ajak Laras. Pemuda tersebut duduk di samping Laras.52624Please respect copyright.PENANAXZO61ilgh6
52624Please respect copyright.PENANAEIt1YpU7Jk
"Gimana kakinya Tan?" Tanya Daniel sopan.52624Please respect copyright.PENANAMWuh09V7GR
52624Please respect copyright.PENANAx5WubvdcSh
"Udah agak mendingan tapi masih sedikit sakit." Aku Laras sambil sedikit mengurut kakinya. "Oh iya Dan, terimakasih ya kalau gak ada kamu gak tau deh jadinya gimana." Ujar Laras, mengingat bagaimana Daniel begitu cepat membantu dirinya ketika ia terjatuh tadi pagi.52624Please respect copyright.PENANARHZx0vxuSs
52624Please respect copyright.PENANAZanH7NLRz4
"Sama-sama Tante!" Saya juga berterimakasih karena bisa melihat tubuh telanjang Tante. Bisik hati Daniel. "Boleh saya liat kaki Tante." Izin Daniel.52624Please respect copyright.PENANAQ1o8MQNX4h
52624Please respect copyright.PENANAExqAGd0owi
Sejujurnya Laras sedikit ragu, mengingat kejadian tadi pagi, bagaimana Daniel berhasil membangkitkan birahinya hanya dengan pijitan ringan di kakinya. Tapi di sisi lain, Laras mengakui kalau pijitan Daniel memang membuat rasa sakit dikakinya lebih mendingan dan sentuhan Daniel membuat tubuhnya terasa lebih rileks dari biasanya.52624Please respect copyright.PENANABJtQqpoifl
52624Please respect copyright.PENANAT2ZK5SZdwO
Setelah berpikir sejenak, Laras akhirnya mengizinkan Daniel melihat kakinya yang terkilir.52624Please respect copyright.PENANAQX7fhccKiz
52624Please respect copyright.PENANAe67ih7oIv4
Setelah mendapat izin, Daniel berjongkok di depan Laras. Dia sedikit mengangkat kaki Laras sembari melihat pergelangan kaki Laras yang sedikit bengkak. Wajah Daniel terlihat serius ketika memeriksa pergelangan kaki Laras.52624Please respect copyright.PENANAjjrpbh7nV9
52624Please respect copyright.PENANAorjj3Dm9dC
"Bagaimana Dan?" Tanya Laras.52624Please respect copyright.PENANA2FezyeNw72
52624Please respect copyright.PENANAUOZp2px2mQ
Daniel mendesah pelan. "Bengkaknya sudah mulai kempes. Tapi sepertinya harus di urut lagi." Ujar Daniel, ia menatap Laras meminta izin untuk memijit kakinya.52624Please respect copyright.PENANAY3vlCORqo8
52624Please respect copyright.PENANA05q2E4wqk0
Karena sudah kepalang tanggung, Laras menganggukkan kepalanya, memberi izin Daniel kembali menyentuh kakinya. Dengan perlahan Daniel mengurut kaki Ustadza Laras. Sementara Azril hanya diam sembari memperhatikan Daniel memijit kaki Ibu tirinya yang masih sedikit bengkak.52624Please respect copyright.PENANAmJMUbgHrn3
52624Please respect copyright.PENANApDwbG2NnZ6
Sedikit rasa nyeri di kakinya membuat Laras memejamkan matanya. Daniel yang melihat hal tersebut sedikit merasa kasihan. Sabar ya Tan, ini hanya sebentar. Bisik hati Daniel.52624Please respect copyright.PENANAtdDgqloDIV
52624Please respect copyright.PENANAboCTiGIC7u
Setelah merasa cukup, jemari Daniel naik sedikit keatas menyingkap ujung daster Ustadza Laras.52624Please respect copyright.PENANAZMejfgfLT1
52624Please respect copyright.PENANAf4cxvqaR6O
"Tahan sedikit ya Tan!"52624Please respect copyright.PENANAkfBFLbRT8c
52624Please respect copyright.PENANA4vOTK6OwbR
Laras menganggukan kepalanya. Ia mengepal kedua tangannya hendak menahan rasa sakit. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, ketika Daniel memijit bagian belakang betisnya, Laras malah merasa nyaman dan sedikit geli.52624Please respect copyright.PENANARL7bDiRFpP
52624Please respect copyright.PENANAKFPjkcAzKM
Geli-geli nyaman yang di rasakan Laras, perlahan membuat birahi Laras naik ke ubun-ubun kepalanya. Nafasnya mulai tersengal-sengal, dan ia mulai tidak bisa fokus. Ya Tuhan... Kenapa aku kembali terangsang! Padahal saat ini Daniel hanya memijit kakiku. Lirih Laras di dalam hati.52624Please respect copyright.PENANA7NgybJ6cgk
52624Please respect copyright.PENANArCn8uUDDee
Telapak tangan Daniel naik keatas, memijit bagian belakang lutut Laras. "Aduh, aahkk..." Desah Laras tanpa bisa menahannya lagi.52624Please respect copyright.PENANAkUc3dsoCWF
52624Please respect copyright.PENANAwXM2QYcolu
"Sakit ya Tan?" Wajah Daniel tampak khawatir.52624Please respect copyright.PENANA9xcx1y8h2D
52624Please respect copyright.PENANAC44btwgpF2
Laras mengangguk lemah. Syukurlah Daniel tidak tau. Ucap Laras di dalam hati. Ia merasa sangat malu kalau sampai Daniel tau kalau dirinya saat ini tengah di landa birahi. Sentuhan Daniel semakin naik keatas, menyingkap lebih banyak daster yang ia kenakan hingga sebatas lututnya.52624Please respect copyright.PENANAGNjv7FG8Ww
52624Please respect copyright.PENANAcxbPV4B1rg
Hati Laras mulai merasa bimbang. Sentuhan Daniel memang enak sekali, bahkan bisa membuatnya terbuai. Tetapi sebagai seorang wanita ia merasa malu, karena auratnya yang terbuka.52624Please respect copyright.PENANAcqCIH0mW36
52624Please respect copyright.PENANAMcocQCZvk5
Oh Tuhan... Apa yang harus kulakukan sekarang? Laras melihat kearah Azril. Astaga, Azril... Pekik Laras di dalam hati. Raut wajah Azril terlihat begitu tegang. Matanya melotot menatap nanar kearah lututnya yang terbuka, seakan berharap bisa melihat lebih jauh auratnya. Entah kenapa bukannya marah Laras malah semakin terangsang.52624Please respect copyright.PENANAJ9zZ8UnFlR
52624Please respect copyright.PENANACWY8cv9hAk
"Maaf Tan, uratnya gak dapet! Boleh saya urut lebih keatas." Lagi Daniel meminta izin.52624Please respect copyright.PENANAqWD1CEH2Fi
52624Please respect copyright.PENANAGSXof0rFMp
Kali ini Laras benar-benar bingung. Di sisi lain ia merasa berdosa kalau terus membiarkan pria lain yang bukan mahramnya melihat auratnya. Tapi di sisi lainnya, Laras merasa tanggung dan diam-diam ia berharap bisa terpuaskan.52624Please respect copyright.PENANAFcOU5B1pay
52624Please respect copyright.PENANAcSJ2vRbz2i
"Gimana sayang?" Tanya Laras kepada Azril.52624Please respect copyright.PENANAXYdFfrlEin
52624Please respect copyright.PENANAj1ydQpHUMX
Azril terlihat gugup. "Gak apa-apa Ma, yang penting Mama sembuh." Jawab Azril. Ia mengutuk ucapannya barusan, karena tanpa sadar membiarkan pria lain melihat aurat Ibu Tirinya.52624Please respect copyright.PENANAagskuqzmQO
52624Please respect copyright.PENANAu9JVO7vkIe
"Boleh Dan! Tapi pelan-pelan." Pinta Laras.52624Please respect copyright.PENANAxpPq9czsrx
52624Please respect copyright.PENANAhLnlqdLPgD
Daniel menganggukkan kepalanya. Lengannya menyibak daster yang di kenakan Laras hingga berada diatas lutut. Sementara tangannya berada dibalik daster yang di pakai Laras. Jemari kasar Daniel memijit dan membelai paha bagian dalam Laras, hingga tubuh Laras sedikit gemetar.52624Please respect copyright.PENANAyI51i8WD0t
52624Please respect copyright.PENANAsKEU7Cn7oA
Sedikit senyuman terukir di bibir Daniel, setelah menyadari kalau Ustadza Laras sudah benar-benar di kuasai oleh birahinya, sehingga ia semakin berani berbuat lebih jauh.52624Please respect copyright.PENANAu1x6nOH7CV
52624Please respect copyright.PENANAnjjXEn0Voj
Dengan satu tarikan, tangan Daniel masuk jauh lebih dalam mendekati selangkangan Laras, hingga daster yang di kenakan Laras tertarik makin keatas bahkan sedikit memperlihatkan celana dalam Laras yang berwarna ungu.52624Please respect copyright.PENANAgfTcE7WGJv
52624Please respect copyright.PENANACtFmqdtyWh
Azril yang berada tepat di samping Ibunya tampak tegang, ia tidak menyangkah bisa kembali melihat gundukan gemuk milik Ibunya, walaupun kali ini masih tertutup kain segitiga.52624Please respect copyright.PENANAn4kwU46HWS
52624Please respect copyright.PENANAgZusHt0z7F
"Sakit?" Tanya Daniel.52624Please respect copyright.PENANAjxAG3MUZlv
52624Please respect copyright.PENANA9xVvrQaKYm
Laras mengangguk pelan. Ia terpaksa berbohong agar tidak sampai ketahuan kalau dirinya saat ini dalam keadaan sangat terangsang. Bahkan celana dalamnya sudah sangat basah karena lendir cintanya yang keluar cukup banyak. Daniel yang tengah berjongkok di depannya jelas dapat melihat bercak basah di celana dalamnya.52624Please respect copyright.PENANAqW7YrMZGtq
52624Please respect copyright.PENANALd5cMAQwmM
Kedua jempol Daniel menekan pinggiran selangkangan Laras, membuat wanita berkerudung putih itu sampai menggeliat. Dia membenamkan wajahnya di lengan Azriel.52624Please respect copyright.PENANAStO7R8Zlz7
52624Please respect copyright.PENANAiFJhCMhIfe
"Ughk... Hmmm... Eenggkkk..." Desah Laras.52624Please respect copyright.PENANASe8xS4eIZN
52624Please respect copyright.PENANAs8DkycjSEz
Tidak... Aku tidak boleh mendesah. Jerit hati Laras, yang di buat frustasi oleh Daniel.52624Please respect copyright.PENANA9Q2fSM8Kgc
52624Please respect copyright.PENANAxfkZ48rMVD
Rasa nikmat itu perlahan pulai memudar ketika kedua jari Daniel tidak lagi menekan pinggiran selangkangannya. Perlahan nafas Laras mulai kembali teratur. Ia sedikit membuka matanya. Ya Tuhan, memekku. Laras sangat gugup saat tau kalau celana dalamnya telah basah seutuhnya. Dan posisi duduknya kini lebih condong ke depan, kearah Daniel.52624Please respect copyright.PENANApEJDip7Utl
52624Please respect copyright.PENANAHiz6MOG0lO
Dia mengangkat wajahnya melihat kearah putranya Azril yang tidak berkedip melihat selangkangannya. Bahkan ia dapat mendengar suara Azril yang tengah menelan air liurnya.52624Please respect copyright.PENANAsU0W07rkPL
52624Please respect copyright.PENANAF8QV5lSMN0
Dengan sedikit kesadaran Laras menarik kebawah ujung dasternya untuk menutupi selangkangannya dari tatapan Azril yang seakan ingin menelannya bulat-bulat. Tapi ia tidak menyingkirkan ataupun menghalangi tangan Daniel yang berada di dalam dasternya.52624Please respect copyright.PENANAbp1RZHn0AL
52624Please respect copyright.PENANAnJJddNs6Gs
"Tahan sedikit ya Tan!" Bisik Daniel.52624Please respect copyright.PENANAogX2FNmCCc
52624Please respect copyright.PENANAAu6ADqSTUk
Laras mengangguk sembari kembali membenamkan wajahnya di pundak Azril. Ia dapat merasakan pijitan lembut Daniel yang kembali naik mendekati pinggiran celana dalamnya.52624Please respect copyright.PENANAZC2wUse3AB
52624Please respect copyright.PENANAXLhJ47kHR5
Nakal kamu Dan.... Gumam Laras.52624Please respect copyright.PENANAK3t6Ie0sdt
52624Please respect copyright.PENANA5tez32dboC
Dengan sengaja Daniel menyentuh bibir kemaluan Laras dari luar celana dalam yang dikenakan Laras. Menggelitik libido Laras hingga ke batas akhir. Setengah mati Laras berusaha bertahan, tapi tetap saja ia tidak bisa menghentikan orgasme kecilnya, hingga celana dalamnya menjadi semakin basah.52624Please respect copyright.PENANACkJQ2h0U0M
52624Please respect copyright.PENANA85eRCpTBEG
Tidak sampai di situ saja. Aksi Daniel semakin berani, tatkalah Laras merasakan jari Daniel menyelinap masuk ke dalam celana dalamnya melalu cela samping kain segitiga tersebut.52624Please respect copyright.PENANAPMwOfGGR0q
52624Please respect copyright.PENANAiaGknedEEo
Mata Laras membeliak menatap Daniel tak percaya. Tapi dengan tenang Daniel malah tersenyum tipis.52624Please respect copyright.PENANAF4KNvfza8G
52624Please respect copyright.PENANAQ3Q1rp3YG5
Azril yang berada diantara mereka seakan hanya menjadi pelengkap saja. Ia terlihat bingung sekaligus penasaran dengan apa yang di lakukan Daniel terhadap Ibu Tirinya. Tapi sayangnya, ia tidak bisa melihat tangan Daniel yang berada di balik daster yang dikenakan Laras.52624Please respect copyright.PENANAyZJglj0oDk
52624Please respect copyright.PENANANcnmGBw20Y
"Oughkk..." Laras melenguh panjang ketika jari tengah Daniel menusuk lobang memeknya.52624Please respect copyright.PENANAqlAzdKBohO
52624Please respect copyright.PENANA2ucdGSzEjt
"Tahan Mi." Bisik Azril pelan.52624Please respect copyright.PENANAXS5w61dUtg
52624Please respect copyright.PENANAAgdv6fBBTJ
Laras meremas lengan putranya dengan sangat kuat, seakan kuku-kukunya menancap di lengan Azril. Sementara kedua pahanya tampak gemetaran, dan tangannya yang tengah menahan ujung dasternya terlihat menegang.52624Please respect copyright.PENANA6Zzoc8gVTL
52624Please respect copyright.PENANAE3kfjWM8za
Dengan satu jari, Daniel mengorek-ngorek lobang memek Laras. Ia dapat merasakan jepitan memek Laras di jari tengahnya. Hari ini Tante akan saya buat lemas. Bisik hati Daniel.52624Please respect copyright.PENANAnoz8aXmr5x
52624Please respect copyright.PENANAwtMFw30fJn
Setelah hampir sepuluh menit jari Daniel berada didalam memek Laras. Akhirnya, Istri dari ustad KH Umar tidak mampu lagi membendung badai orgasme yang di dapatkan dari seorang pemuda yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Dan parahnya, ia mendapatkan klimaksnya tepat di samping Putranya.52624Please respect copyright.PENANA9pkCNu73pJ
52624Please respect copyright.PENANAOk09JJaXiS
Ploppps...52624Please respect copyright.PENANAzt5yDACOfD
52624Please respect copyright.PENANAMyH8KGN9AQ
Daniel menarik jemarinya dari dalam memek Laras, ia tersenyum tipis melihat jarinya yang bermandikan lendir kewanitaan Laras. Wanita Soleha, Istri dari pemimpin pondok pesantren Al-tauhid.52624Please respect copyright.PENANASR4IlZmo1U
52624Please respect copyright.PENANAsihuqdrUpW
"Sudah selesai Tan!" Ujar Daniel tenang.52624Please respect copyright.PENANAn98Xb3dkgj
52624Please respect copyright.PENANAtLYCb8UjeM
Laras melepas dekapannya di lengan Azril, sembari memperbaiki posisi dasternya. "Alhamdulillah! Terimakasih ya Dan." Lirih Laras.52624Please respect copyright.PENANAIoSFYzdpPR
52624Please respect copyright.PENANAupz3mR4w33
"Sama-sama Tante." Daniel kembali berdiri. "Kalau begitu saya kembali ke kamar ya Tan." Pamit Daniel, Laras hanya menganggukkan kepalanya.52624Please respect copyright.PENANAj0izcyUbRk
52624Please respect copyright.PENANAdFnxNiyva7
Selepas kepergian Daniel, tanpa mengatakan apapun ke pada putranya, Laras beranjak kembali ke kamarnya. Dari belakang Azril dapat melihat jelas bagian bawah daster Laras yang basah kuyup akibat orgasme nya barusan. Azril berfikir kalau Ibunya, baru saja di buat ngompol oleh sepupunya.52624Please respect copyright.PENANAgGWwPF3Nuz
52624Please respect copyright.PENANAuuO0Y6exh3
*****52624Please respect copyright.PENANAQZtlkndtkl