Sudah tiga hari belakangan, Gina sangat rewel karena ingin dibelikan es krim. Maya, ibu Gina, benar-benar tak menyangka anaknya bisa rewel selama itu. Padahal, Gina sudah berusia sembilan tahun dan sudah duduk di kelas tiga SD. Pada pagi hari, Gina akan bersikap biasa saja sambil bersiap-siap ke sekolah. Kerewelannya mulai muncul setelah pulang sekolah. Dia akan merengek kepada Maya kapan pun dia punya kesempatan. Suara itu hanya terhenti saat Gina sedang tidur atau sedang menonton kartun favoritnya.
Maya bukannya tak mau membelikan es krim untuk Gina. Namun, keadaan yang serba sulit membuat Maya tak mampu menyisihkan uang yang sebenarnya nominalnya tak seberapa. Setahun belakangan, omset penjualan kue menurun drastis sehingga pendapatan Maya sangat berkurang.
Sore itu, Gina tidak kunjung pulang seusai bersekolah. Maya menghubungi orang tua teman-teman Gina. Namun, tidak ada satu pun yang mengetahui keberadaan Gina. Maya juga meminta bantuan dari kerabat dan tetangga untuk mencari Gina. Dalam keadaan sangat cemas, Maya hanya bisa menangis. Maya memasuki kamar Gina lalu terduduk di kursi belajar milik putrinya itu. Ternyata, ada secarik kertas berisi pesan dari Gina untuk Maya. Tangisan Maya semakin pecah setelah membacanya. Pesan itu berbunyi: mulai hari ini Gina mau ikut papa aja. ***