406Please respect copyright.PENANASXGu09jrHb
Lia cemberut saat keluar dari ruang BK yang berada di sekolah putrinya. Kecemberutan itu bukan disebabkan masalah yang dialami putrinya di sekolah melainkan karena Richard, suaminya, yang sejak tadi sibuk bertelepon dan berbalas pesan singkat. Lia memaksakan seulas senyum saat orang tua siswa lain, yang juga dipanggil bersamanya, berpamitan. Mereka berbicara sedikit basa-basi, bersalaman, lalu orang itu pun pergi. Sementara, Lia masih memandangi punggung suaminya yang terlihat masih sibuk bertelepon. Dua tahun terakhir, Richard menduduki jabatan yang cukup tinggi di kantornya sehingga Richard menjadi sangat sibuk. Dua tahun terakhir pula, Lia mulai merasakan kebencian terhadap kantor suaminya.
Kemarin, Lia mendapatkan kabar bahwa dia diharuskan untuk datang ke sekolah putrinya, Salma. Rupanya, Salma terlibat sedikit pertengkaran dengan siswa lain yang berakhir dengan adu fisik. Untungnya, permasalahan ini dapat diselesaikan dengan baik bersama pihak sekolah dan orang tua siswa lain yang terlibat pertengkaran dengan Salma.
Lia meminta Richard menemaninya untuk datang ke sekolah Salma. Namun, kenyataannya, Lia tetap harus menghadapi dan menyelesaikan masalah Salma sendirian. Richard seolah-olah hanya mengantar Lia. Sejak dalam perjalanan, suara notifikasi dari gadget Richard seakan-akan merongrongnya tanpa henti karena Richard terlambat ke kantor. Alhasil, ketika sudah sampai di sekolah Salma, Richard kembali mengurusi pekerjaannya sedangkan Lia menghadap ke ruang BK. Lia merasa amat kesal. Saat Richard selesai bertelepon, Lia menghampirinya, mengambil gadgetnya, membukanya dengan sidik jarinya, lalu merekam pesan suara untuk atasan Richard. Pak, saya tahu ini sudah jam kerja. Akan tetapi, saya mohon untuk meminjam suami saya selama satu jam saja karena ada urusan pribadi yang harus kami selesaikan. Kiranya, Bapak berkenan mengizinkannya dan untuk itu saya mengucapkan terima kasih. ***