Kucegat Ardi, kakakku yang dikenal paling pintar sekampung Sukasari. Kuberikan dia satu pertanyaan yang kurasa tak bisa dia jawab. Mengapa rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri? Aku akui dia memang tahu segala macam hal. Dia suka membaca. Orang sekampung mengaguminya karena dia selalu punya jawaban atas segala macam pertanyaan mereka. Akan tetapi, bisakah dia menjawab pertanyaan yang kuberikan?
Kulihat wajahnya terkejut sejenak. Kemudian, dia menarik nafas dan menatapku dengan bijak. Dia pun memintaku duduk di sampingnya.
Dia mengatakan bahwa pertanyaanku adalah bukti kalau aku memiliki kecerdasan. Meskipun aku tahu bahwa dia menyadari pertanyaanku adalah suatu bentuk tes. Dia mulai menjawab bahwa sampai kapan pun rumput tetangga akan selalu terlihat lebih hijau dari rumput sendiri. Penyebabnya adalah pemikiran kita yang selalu terpaku pada hasil. Kita tak pernah merasakan proses panjang tetangga kita memelihara rumputnya. Dia berpesan supaya aku selalu mensyukuri proses yang kualami ketika memelihara rumputku. Niscaya, katanya, aku akan merasa rumputku lebih hijau daripada rumput tetangga. Aku salut. Ternyata, Ardi, kakakku adalah orang yang pintar dan bijaksana.