“Biadab, sungguh biadab! Berani – beraninya pembunuh tolol itu!”
Suara nyaring penuh dengan kemarahan bersama tangannya yang menggebrak meja. Seperti senior ospek dalam pengenalan masa kuliah yang kesetanan. Ekspresinya yang menggambarkan kekecewaan itu bahkan kami tidak bisa menatap wajahnya yang merah padam.
Bibi Edelweiss membawakan segelas es teh yang langsung ditenggak sekali hingga separuhnya. Cara minumnya hampir mirip seperti seseorang di sebuah bar yang langsung meneguk segelas whiski hingga tetes terakhir.
Entah kenapa, kami bisa bertemu dengan Caulburn di tempat ini yang dalam kondisi susah ditenangkan. Bila itu acara tantangan, maka aku kontestan yang keluar di awal pertarungan.
“Selama aku bekerja, ini adalah insiden yang paling menjijikan! Biadab dan tidak bermoral!” kemudian ia meneguk lagi. Ia bahkan tidak mempedulikan kehadiran kami.
Seketika gelas itu habis, diturunkannya pelan – pelan.
“Well, itu sedikit mengingatkanku kejadian yang lalu?” Katanya dengan heran, nadanya turun melembut.
“20 tahun lalu, soal insiden bunuh diri.” Kataku dengan santai.
Semua mata mereka tertuju ke arahku, tak terkecuali Caulburn. Ini memang rencananya. Bila aku butuh jawaban, menyulut api dengan bensin pun kulakukan dengan senang hati.
“Berani – beraninya kau ucapkan itu di hadapanku!” tatapnya dengan tajam.
“Katanya anda pencetak siswa baik? Apakah itu termasuk?” kataku menantangnya.
“Mark!” bisik Pebble sambil menarik – narik bajuku.
Wajahnya yang menyeramkan mendekat dan memelototiku dalam – dalam.
“Itu adalah faktanya,” nadanya kemudian naik dengan frontal. “Aku tidak pernah mengalami penghinaan dan rasa malu yang paling dalam sejak insiden itu! Padahal sudah kubela, kucari biang keroknya, kubawa di depannya, kupermalukan mereka di depan orang tuanya, Tapi masih saja pengecut! Pada akhirnya yang paling tidak kuharapkan malah bunuh diri!”
Ditenggaknya isi separuh itu sampai habis. Lalu dilemparnya gelas kosong itu.
Nafasnya terengah – engah. Semua orang mematung. Namun setidaknya ini sedikit memperjelas dari apa yang kubutuhkan. Aku masihlah diriku, tidak ada yang bisa mengintimidasiku.
“Well, saya harap anda pulih dari itu.”
“Ya… ya…. Setelah itu aku baru sadar, bahwa sebelum insiden itulah saat terakhir aku merasakan tidur nyenyak,” Caulburn menaruh uang di mejanya. “Ini untuk gelas yang kupecahkan. Maaf.”
Ia lalu berdiri tapi agak sempoyongan.
“Anda tak apa Madame Caulburn?” tanya Bibi Edelweiss yang sigap memegang pundaknya.
“Terima kasih, Ros.”
Bibi Edelweiss mengantarnya ke ruangan guru.
Verdamant dan Pebble setidaknya bisa menghirup udara lega. Beckey dan Roddy agak terlihat mengantuk tapi tidak seburuk kantung mata Roddy. Sementara aku melarikan pandanganku pada gadis yang dari tadi menunduk ke bawah, duduk di sebelah James. Aku memintanya untuk menjawab pertanyaanku dengan jujur.
“Apa yang ingin kau ketahui?” nadanya agak serak.
“Dua hari yang lalu, kau dan James, denganku dan Foscow, melihat Roddy dari jauh terkena marah Caulburn, benar?”
“Tidak. Seperti yang kau lihat, aku ini sakit.”
“Kalau begitu, kemarin, apakah kau ikut menonton bola?”
“Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan.” Sanggahnya.
Aku bisa merasakan aura kefrustasian yang temanku rasakan. Hingga menunggu saat satu orang meledak dengan ucapaannya.
“Bila orang bersalah harusnya mengaku, kan?” Isabeau angkat bicara.
“Ini tidak seperti kami menuduhmu, loh! Masalahnya kami benar – benar melihatmu!” Kata Verdamant dengan tegas.
Roddy menambahkan bahwa kata – kata ‘satu untuk semua’ itu sangat munafik. Semua orang kehilangan kontrol untuk menghakiminya. Masalahnya adalah aku tidak menemukan titik yang bisa diperbaiki. Lagipula tidak ada yang salah. Mereka punya bukti dan saksi, sementara gadis ini juga tidak terlihat tanda – tanda berbohong.
Sonia kelepasan, ia menggebrak meja itu.
“Kalian ingin aku mengakui dengan hal yang tidak kulakukan?! Apa kalian gila?!” nadanya keras.
Semua orang diam.
“Ta-tapi Sonia… Masalahnya… kau di situ dan kami melihatnya…” jelas Pebble dengan agak takut.
“Terserah!”
Sonia pun meninggalkan kami tanpa kata – kata. Aku tidak menyangkal pada wajahnya yang terlihat frustasi itu.
Saat itu aku mencium bau keanehan. Isi kepalaku mulai memberikan cahaya. Aku hanya berpikir apakah itu mungkin?
“Hey, Isa, jam berapa kematian Foscow? Dimana tepatnya racun itu menempel pada botolmu?” tanyaku.
Gadis berkulit sawo matang itu hanya diam. Namun karena Verdamant menasehatinya, ia sedikit berani membagikan keterangan pada kami.
“Katanya antara jam 7 hingga 9 pagi. Racun itu ada di sekitar botol dan tutup botol.”
“Lalu saat kau mengantarkan kemarin, apakah Beagle ada di sana?”
Isabeau mengangguk yakin.
“Dia sedang sarapan mie instan. Wajahnya penuh dengan keringat dan ia terlihat menderita.”
Mendengar kesaksian Isabeau, isi kepalaku mulai memberikanku kesempatan untuk menciptakan sedikit kesimpulan. Mulai agak rasional. Masalahnya adalah secara teknis, bagaimana bisa si pelaku memasukkan racun?
Aku langsung lari menuju tempat Beagle. Seperti biasa, TKP atau tempat Beagle menjaga unit pelayanan kesehatan sekaligus Foscow sebagai pasiennya. Banyak garis polisi, namun tidak kupedulikan. Masalahnya adalah dua orang yang berjaga di luarnya menghentikanku. Setidaknya suara gaduh itu membuat orang di dalamnya membukakan pintu.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
“A-anu, Miss Beagle!”
Wajahnya yang terlihat muak itu membuatku kehilangan harapan. Meskipun setidaknya aku salah menilai.
“Biarkan dia masuk, tuan – tuan.” Katanya lalu kembali ke dalam.
Aku kurang mengerti kenapa kedua orang ini menuruti saja. Mungkin mereka hanya sepertiku, suka pada Beagle.
“Jadi, apa yang kau lakukan di sini, nak?”
Aku tidak menyangka kalau ada pria kaku itu, baik wajah dan nadanya. Rambutnya yang sudah putih semua tidak mengurangi kegarangan ekspresi wajahnya.
“Superintendant Mcpherson, maaf pak saya ingin tanya pada Miss Beagle.”
Mata Beagle melirik dan bertemu dengan milik pak tua itu. Aku sedikit lega pak tua itu mengangguk lalu melanjutkan urusannya.
“Ada apa? Aku tidak dalam keadaan bercanda!”
“Begitupun saya, Miss Beagle. Apakah anda kemarin sarapan mie itu?”
“Mie? Ah gadis keriting itu, dua hari kemarin, memberikan hal yang tak bisa kuberi toleransi. Si gendut itu punya penyakit perut, jadi itu wajar, kan?”
“Saya kira anda cukup menikmatinya?”
Ia diam sesaat, lalu mengambil tisu basah dari tasnya dan membersihkan tangannya dengan itu.
“Well, aku suka makanan pedas.” Ia mengangguk.
“Lalu karena itu anda tidak mencicipi seperti biasanya anda lakukan?”
“Yeah, toilet, panggilan alam kurasa? Sarapan makanan pedas adalah hal yang paling bodoh harus kuakui. Aku tidak keberatan bila kau menyalahkanku.” Katanya dengan nada menyesal.
“Oh tidak, tidak, tidak, setiap orang bisa melakukan kesalahan, Miss Beagle. Masalahnya, saat itu, hari dimana Foscow muntah dan aku tidak sadar, apakah anda bisa menjelaskan?”
“Apakah itu pernah terjadi, Pam?” sahut Mcpherson tiba – tiba.
Aku bingung. Sementara mereka saling memandang sesaat.
“Ma-maksud saya, Miss Beagle?”
Wanita itu menghela nafas.
“Yeah, seperti yang anak ini katakan,” tambahnya. “Tapi menurutku, Foscow, tidak seperti yang kau pikirkan. Setidaknya aku bisa tahu karena ia diam – diam ke tempatku, minta obat lambung. Mungkin kau pernah melihat ia mual tanpa sebab?”
Kalau dipikir – pikir aku juga sedikit aneh. Tahun lalu, pelajaran memasak, ia benar – benar mual dari masakan Isabeau. Kupikir rasanya sangat tajam, terutama pada asin dan asam. Lalu aku melihat ia minta maaf pada Isabeau di belakang. Aku mengintipnya tapi waktu itu terpaksa kulupakan. Aku rasa hal itu agak masuk akal.
“Masalahmu cukup berbeda. Pupilmu agak mengecil, nafasmu juga sedikit sesak dan kadang terlalu cepat. Tidak mengira secara spesifik, tapi itu tanda – tanda umum keracunan.”
Mendengar penjelasannya, aku kaget.
“Ta-tapi, saya tidak terlalu ingat! Terakhir kali adalah minum jus jeruk satu liter, makan burger, dan tiba – tiba rasanya kepalaku ringan.”
“Well¸ setidaknya aku benar,” Tambahnya sambil menyalakan rokok.
“Bagaimana anda mengatasi orang yang keracunan?”
“Kau? Tidak ada. Bila itu parah, aku bisa pakai itu…” ia mengambilkanku sebuah botol bewarna hitam.
ns 15.158.61.54da2