Mereka saling menanyakan satu sama lain. Aku pun berusaha memikirkan apakah ada sesuatu di mantel kuning itu? Atau bisa saja yang dilihat Tn. Cake dengan wanita Gutierrez ini?
Aku memberanikan diri berpendapat.
“Mungkinkah apa yang Tn. Cake lihat berbeda dengan yang Nona Gutierrez lihat?”
“Tidak pada awalnya,” ia mengangkat telunjuknya.
“Jangan – jangan, itu bukan mantel kuning?”
Balas Tn. Cake sambil menggelengkan kepala tidak setuju, “Non, non. Itu memang Mantel kuning, Herald. Saya dan Sonia memang benar – benar melihat hal yang sama. Kemudian, saat mantel kuning itu dilepas, saya yakin kalian juga melihat yang kami lihat, benar?”
Beberapa dari mereka mengangguk setuju.
Tn. Cake menolak.
“Tidak. Kalian tidak benar – benar melihatnya. Karena sebelum diserahkan polisi, benda itu diserahkan dengan posisi tidak beraturan, sehingga ada sesuatu yang tidak terlihat,” tambahnya sambil berjalan kecil di sekitar. “Hanya saya yang tahu, sementara itu belum terucapkan sama sekali dan orang ini telah mengucapkannya. Bodohnya adalah saya menyadari itu setelah agak lama dan itu karena saya mengucapkan tidak lengkap. Bagaimanapun juga hal itu pada akhirnya menjadi lebih mudah mencari pelakunya.”
Senyum kecilnya menjadi agak lebar, tapi wajahnya sangat serius.
“Tidak pada Sonia, bahkan siapapun yang melihat, kecuali saya sendiri. Tulisan cina warna merah.”
Mereka saling memandang satu sama lain. Itu sudah cukup membuktikan bahwa hal itu persis seperti yang dijelaskan Tn. Cake.
"Kenapa tidak?" tanya wanita rambut bor itu.
“Tulisan cina? Berarti dia ini China girl?” Miss Pussett nadanya meninggi.
“Ah, Beckey! Aku lupa menjelaskan itu. Tidak ada satu gadis cina yang terlibat. Tapi bila kalimatnya diganti ‘orang itu membawa china girl’ itu tidak ada masalah. China girl adalah kata lain dari Fentanyl. Mereka punya banyak. Contoh lainnya yang seperti permen adalah Apache,” Tn. Cake menoleh ke wanita bor itu. "Itu karena orang yang memakainya tidak menunjukannya, baik sengaja ataupun tidak. Hal yang lain yang mendukung adalah karena hujan yang amat deras dan malam hari. Itu wajar bagi mata kita menangkap sesuatu yang mencolok, seperti warna kuning.”
“Jadi siapa orang ini?” nada wanita yang dipanggil Mcpherson itu tidak sabar.
“Satu – satunya yang paling tidak terpikirkan. Sosok paling manipulatif, baik secara fisik maupun psikis. Pembunuh berantai dengan definisi pembunuh tanpa muka, bau, dan senjata. Orang ini bertanggung jawab sangat besar, atas Foscow, Gertrude, Rita, dua orang di rumah sakit dan mungkin lebih banyak lagi. Salah satu komplotan organisasi tak dikenal? Mungkin.”
Tn. Cake diam sesaat. Kemudian ia berjalan mengarah padaku. Setidaknya itu bukanlah diriku yang dituju, tapi wanita berambut coklat emas itu.
“Memfitnah Nona Sonia Gutierrez. Penampilannya pun juga sangat mirip. Kecuali dengan kaca mata itu.
Ia berhenti sejenak.
“Orang itu, Pebble.”
Mereka tediam, namun wajahnya mengekspresikan keheranan. Meskipun Tn. Cake menceritakan kisahnya dengan singkat padaku terlebih dahulu, ia hanya menyebut nama itu sangat sedikit.
“Huh? Itu malah semakin tidak masuk akal. Kau tidak sedang main tebak – tebakan, bukan?” nada Miss Pusscat penuh ejekan.
“Dan hal yang semakin tidak masuk akal adalah tempat mutlak pelaku itu bersembunyi. Bagaimanapun ada beberapa hal yang paling mencurigakan tentangnya, termasuk yang saya katakan tadi soal tulisan merah cina.”
Ia kemudian meletakan sebuah wadah yang kupikir itu bentuknya seperti wadah kaca mata tepat di meja para tamunya itu.
“Pertama, tidak ada satupun murid namanya Pebble. Saya sudah mengecek itu pada data absensi yang sempat dihilangkan Miss Mchperson saat sebagai Beagle dulu. Data itu adalah dimana ada satu kelas dikeluarkan karena ada nama siswa yang tidak adil. Setidaknya ada dua nama. Anehnya Pebble sama sekali tidak ada.”
Wanita berambut bor itu mengangkat tangannya.
“Ya, Verd?”
“Bagaimana kau bisa yakin, Mark?”
“Aku yakin seyakin – yakinnya. Baiklah, pernahkah kau melihat Pebble dipanggil Caulburn mengerjakan soal susah? Atau siapapun gurunya.”
Wanita berambut bor itu saling menoleh pada Nona Pusscat dan Nona Pussett,
“Eh? Pantas saja kukira ia sangat amat beruntung.” Sahut Nona Pussett.
Tn. Cake berhenti tepat di hadapan mereka.
“Lalu dari mana nama Pebble itu? Anda semua masih ingat dengan Erica Hutchins yang mengaku membunuh gadis sebelumnya? Gadis itu secara fisik cocok dengannya. Tidak aneh saat itu ada seseorang yang mengaku kakak perempuannya dengan membawa koper besar. Lagipula Rumah Sakit tersebut juga mengalami krisis pendanaan.”
“Hey, tunggu dulu,” tambah Miss Pusscat. “Ia menyuap dengan uang yang cukup besar, menyerahkan bukti palsu identitas, lalu…”
“Petrina Blewett. Bila diambil inisialnya…” sahut wanita di sebelah Nona Ephey.
“Peble. Atau kita mungkin memanggilnya Pebble,” tambah Tn. Cake. “Lalu kenapa ia harus sepenting itu mengganti identitasnya, mengapa harus wanita yang terpilih?
Tn. Cake kembali menuju ke arahku. Tunjuknya rambut warna emas coklat milik wanita yang tadi menyamar sebagai nenek.
“Karena rambut coklat emas ini. Milik Nona Gutierrez. Itulah kenapa seminggu yang lalu kubilang padamu untuk mencari informasi soal Gutierrez, Gwen. Well, meski aku sudah tahu jauh sebelumnya.”
Nona Pusscat menjelaskan pada mereka semua bahwa dulu ia dan Tn. Cake menyelidiki hal itu hingga soal Gutierrez yang disebutkan barusan.
“Saudara kembar yang saling bertolak belakang membawa warisan Gutierrez di masa depan.” Tambah Miss Pusscat.
Tn. Cake membuka kotak kacamata tersebut.
“Karena itulah, anda bisa memastikan sendiri.”
Semua orang mencoba kacamata itu. Bukan untuk dipakai, tapi hanya untuk melihat dibalik kacanya kukira.
“Dalam melancarkan aksinya, gadis ini harus membangun reputasi untuk seseorang yang cocok dikambinghitamkan yang itu harus dilakukan bertahap. Seperti yang kau tahu, Gwen, saat di Taman Alnwick, mengenai rubarb. Itu sengaja dimasukkan yang saat Sonia atau siapapun mencegahnya, ia langsung menuduh, membuat peristiwa tampak seperti tertangkap basah. Cara ini juga sama saat membunuh Foscow .”
“Maksudmu ia memanfaatkan wajah kembar dengannya?” tunjuk Miss Pusscat pada wanita bernama Sonia itu.
Tn. Cake mengangguk.
“Ia menciptakan situasi yang sangat memberatkannya bahkan memutar balikkan fakta di hadapan kita. Untungnya mereka ini tidak sama – sama kidal. Namun soal Getrude dan Rita, rencananya jatuh lebih cepat karena Sonia telah mengintainya. Karena itu terpaksa ia membuatnya pingsan. Nah, untuk masalah yang terakhir…”
“Yang terakhir?”
“Ia mengoleskan racun pada bagian garpu yang sejatinya adalah tugas Sonia saat itu. Karena tempat itu sering dilewati banyak orang, ia gugup lalu mengenai semua orang. Akhirnya ia juga terkena ulahnya sendiri. Cerita selesai.”
“Hanya begitu saja?” tanya Miss Pusscat agak kecewa.
“Setelah mengetahui triknya, maka sulap apapun akan terlihat membosankan. Itu seperti menguliti landak hingga telanjang bulat.” Tn. Cake tersenyum tipis.
“Paling tidak misteri itu tidak menggangu kita lagi.” Sahut wanita berambut bor itu.
Suasana menjadi hening sesaat daripada tegang. Beberapa orang mengangguk setuju dan puas dengan penjelasan Tn. Cake. Waktu telah menunjukkan hampir tengah malam. Mereka akhirnya berpamitan. Aku bisa mengerti mengapa Tn. Cake tidak mempercayakan Sonia yang tadi sempat ditodongi pistol untuk mengantarnya pulang.
“Anda ingin menginap?” tanyaku padanya.
“Oh? Tidak, tidak. Seseorang akan menjemput saya.”
Kalau boleh jujur, aku sebenarnya agak kurang puas dengan bagian akhir tadi. Terlihat seperti dipaksakan.
“Hey, Cake, itu tidak buruk di bagian endingnya. Well, tapi aku tahu pasti Pusscat juga curiga.”
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan Gwendoline. Dia orang yang sensasional dan cerdik,” tambahnya, “Katakan padaku, itu tidak benar – benar di garpu, kan?”
“Eh? Tidak itu benar kok. Setidaknya aku merubah keadaannya, lalu dia ceroboh itu akan berhasil. Well, tapi aku tidak menyangka akan menjadi malapetaka.”
Tn. Cake menuju ke belakang dapur untuk membersihkan semua peralatan aku juga membantunya. Wanita itu berjalan mendekati kami
Wajah Tn. Cake tidak terlalu senang.
“Kau tidak pulang, Sonia?”
Wanita itu melihat – lihat sebentar, wajahnya agak sedih walau hanya sesaat.
“Baiklah, satu pertanyaan dan aku tidak akan menganggumu.”
“Lanjutkan,” Tn.Cake mencuci gelas dan dispenser itu, sementara aku piringnya.
“Itu masih belum terjawab soal data absensi yang aneh itu. Dua data absensi, satu telah terjawab. Yang satu lagi?”
Aku bisa mengerti kalau Tn. Cake keberatan.
“Siapa lagi kalau bukan gadis dengan tawanya yang khas, seperti rat- tidak lagi. Karena memang yang asli.”
Wanita itu melihat arlojinya.
“Well, bukan itu yang kutanyakan sepertinya.”
“Groeneweg.” Sahut Tn. Cake.
Kemudian wanita itu berterima kasih dan lalu melangkah jauh dari kami.
“Jadi siapa Gutierrez yang ada di absensi itu? tanya balik Tn. Cake
Langkahnya terhenti sesaat meraih gagang pintu. Ia berbalik dengan senyuman lebar.
“Tentu saja, Sophia.”
Ia pun pergi.
Setelah semua selesai dibersihkan, baik peralatan dapur maupun meja – meja itu, Tn Cake bilang padaku kalau besok toko akan dibuka agak siang.
“Tn. Cake, akhir cerita tadi agak-“
Ia menyela.
“Aneh, yeah memang. Saat itu ia yang menemukan sebotol arang sebagai penangkal racun, lalu untungnya satu – satunya dari yang sempat makan selamat, Nona Verdamant.”
“Syukurlah sangat beruntung itu ada di sana.” Kataku agak lega.
“Kau percaya begitu saja botol arang itu ada di sana?” ia mengerutkan alisnya.
“Eh? Memangnya tidak?”
“Sejak kapan dapur menyimpan obat – obatan?”
Lalu kemudian Tn. Cake membisikan sesuatu padaku.
“Bila seseorang membawa kartu as yang menjadi penjamin keselamatan hidupnya lalu diketahui orang lain, berarti ia tahu kalau negosiasi diperlukan, atau ia tidak selamat.”
Wajahku tidak berubah yang Tn. Cake paham dengan wajahku yang mengekspresikan ketidakpahaman.
“Contoh kecil. Bila kau ingin memusnahkan kawanan lebah, paling tidak kau butuh pelindung. Bila kau ingin meracuni banyak orang, maka…”
“Benarkah?” kataku agak terkejut.
Tn. Cake mengambil kancing yang diselipkan di antara kancing ketiga dan empat.
“Kau tadi dengar, Gwen?” kata Tn. Cake pada kancing hitam itu.
Suaranya seperti ada gangguan ala – ala radio.
“Woofwoof? Well, rekaman yang langka.” suara yang berasal dari kancing hitam itu.
“Woofwoof?” tanyaku padanya dengan bingung.
Tn. Cake menoleh padaku dengan prihatin sambil menghela nafas.
“Ah! Orang – orang selalu menambahkan julukan binatang padaku, seperti chien renifleur. Benar – benar menyebalkan.” Katanya dengan kecewa.
Sebenarnya bukan itu yang kutanyakan, meskipun akan kutanyakan nanti. Tapi soal kancing itu dan untuk apa? Suara dari kancing itu terus berbunyi.
Tampaknya, aku perlu menanyakannya di lain kesempatan. Karena hari ini aku baru saja dikejutkan karena nenek tadi, bukanlah orang biasa. Setelah dipikir – pikir, entah kenapa aku merasa merinding.
***END CASE***
ns 15.158.61.12da2