Setelah jam mata pelajaran Raka, dikampus nya, sudah selesai. Ia segera pergi ke kampus Zidan dan mencoba untuk bertanya kepada salah satu orang di kampus tersebut, dimana anak yang bernama Ezra itu. Tapi Raka tidak boleh berlama-lama disana, karena ia masih punya jam malam yang harus ia ikuti. Saat Raka sampai di kampus Zidan, seperti biasa, ia selalu menjadi pusat perhatian.
Raka mencoba bertanya kepada orang-orang disekitar nya.
"Emmm, permisi,” sapa Raka kepada sekelompok mahasiswa yang tengah berada di depan gerbang. “Kalian tau anak yang bernama Mahadirka Ezra gak?" tanyanya.
"Mahadirka Ezra? Maaf kami gak kenal." jawab salah satu dari mereka, dengan sopan.
"Ohhh, yaudah terima kasih." kata Raka sambil berjalan pergi, dan mencoba mencari Ezra lagi.
Raka sudah mencoba bertanya kepada beberapa mahasiswa lainnya. Tapi hasilnya tetap sama.
"Aduhhh, dimana sih itu anak. Masa satu kampus gak ada yang tau sih." keluh Raka.
Raka terus mencarinya di sepanjang halaman kampus tersebut. Saat ia sedang bertanya kepada mahasiswa lainnya. Raka melihat ada seorang laki-laki, yang sedang kesusahan membawa setumpukan buku. Karena tidak tega melihatnya. Raka dengan suka rela membantu remaja itu.
"Permisi, sini saya bantu." sapanya sambil menawarkan bantuan kepada remaja laki-laki tersebut. Yang ternyata, remaja laki-laki tersebut adalah Ezra.
"Oh yah, ini, terima kasih banyak ya." kata Ezra yang merasa sangat terbantu oleh kebaikan Raka.
Raka pun mengambil beberapa buku yang ada di tumpukan tersebut.
"Ini buku punya kamu semua?" tanya Raka sambil mencoba menyeimbankan buku-buku yang ia bawa.
"Enggak. Saya meminjamnya dari perpus." jawab Ezra dengan sopan.
Raka dan Ezra melanjutkan pembicaraan mereka sambil berjalan menuju ke kamar asrama Ezra. Sebenarnya Raka tidak tahu buku-buku ini harus dibawa kemana. Jadi ia hanya mengikuti Ezra dari belakang saja.
"Waw. Aku membaca 1 buku saja, susah nya minta ampun. Kamu pasti anak yang pintar yah." katanya kagum dengan Ezra.
"Enggak kok, saya gak pintar-pintar amet. Itu makanya saya harus meminjam dan membaca semua buku-buku ini. Biar nilai saya tidak dibawa KKM,” jelas Ezra. “Kalau saya udah pintar kaya kamu mah, saya gak akan membaca buku sebanyak ini." lanjutnya.
"Kok kamu percaya diri amet, kalau aku anak pintar?" tanya Raka.
"Yah iyah lah. Kamu pasti dari UI kan?" tebak Ezra.
"Iyahhh. Kok kamu bisa tau?"
"Tau lah. Itu almet UI kan?“ tebak Ezra sambil menunjuk almet yang digunakan oleh Raka dengan pandangan matanya.
"Kok bisa tau ini almet UI? Kan banyak universitas lain dengan warna begini."
"Orang logonya UI kok. Jadi pasti anak pinter lah."
"Oh iyah yah. Tapi kan bukan berarti masuk UI, jadi anak pintar kan?"
"Yah terserah lah." Kata Ezra mengalah.
"OH iyah, ngomong-ngomong, ini buku mau di letakkan dimana?" tanya Raka yang baru sadar kalau sebenarnya ia tidak tahu dimana harus meletakkan buku-buku ini.
"Ohhh, ini mau aku bawa pulang ke asrama ku. Kalau kamu keberatan, gak usah, gak papa kok. Aku bisa membawanya sendiri. Tempatnya juga gak terlalu jauh lagi kok."
Ezra merasa bersalah karena telah merepotkan orang yang bahkan ia belum kenal.
"Ahhh, gak papa kok. Santai aja." kata Raka.
Karena Raka memiliki hati yang lembut, ia tidak berani meninggalkan seseorang yang kesusahan. Tak lama kemudian, mereka sampai di depan kamar asrama Ezra.
"Udah sampai. Kau bisa taruh disitu saja, " kata Ezra sambil meletakkan buku-buku tersebut di bawah lantai dan mengambil kunci kamar nya didalam sakunya. Raka pun juga meletakkan buku-buku tersebut di bawah lantai, sama seperti Ezra.
"Terima kasih banyak ya. Maukah kamu masuk dulu ke kamar ku?“ tanya Ezra sambil membuka pintu asramanya. “Kamar ku memang tidak terlalu besar. Tapi jika cuma satu orang, aku kira masih cukup."
"Aaaaa, tidak, terima kasih. Aku masih ada urusan lainnya." jawab Raka dengan sopan, supaya tidak melukai perasaan Ezra.
"Ohhh, yaudah deh, gak papa. Tapi tolong tunggu sebentar yah!" pinta Ezra lalu bergesas masuk ke dalam, dan mengambil sebuah paper bag berisi biskuit yang ia sempat beli kemarin.
"Ini untukmu, “ kata Ezra sambil memberikan paper bag tersebut kepada Raka. “Terima kasih yah, sudah menolong ku tadi."
"Wahh, terima kasih banyak," jawab Raka sambil mengambil paper bag tersebut dari Ezra.
"Oh ya, ngomong-ngomong, nama mu siapa? Dari tadi kita mengobrol, tapi aku belum tau namamu."
ns 15.158.61.7da2