Hari berganti menjadi minggu. Minggu berganti menjadi bulan. Bulan berganti menjadi tahun. Waktu memang berjalan dengan cepat. Begitu juga grup band bernama Melody Night. Yang awalnya di buat oleh Ezra untuk mengisi acara di festival musik di kampusnya. 5 tahun kemudian, menjadi guru band yang terkenal di seluruh Indonesia.
Jumat, 8 Januari 2021. Jam 12:05 di Stasiun Televisi, Jakarta.
"Baiklah para penonton, mari kita sambut grup band yang sedang naik daun dan baru-baru saja mengeluarkan single terbarunya yang berhasil meraih peringkat pertama dalam "The Most popular Indonesia song in 2021”. Mari kita sambut Melody Night!" kata Riska sang pembawa acara “J News” diiikuti dengan sorakkan meriah para penonton.
Melody Night masuk ke panggung dan duduk di kursi yang sudah di sediakan, di dekat Riska.
“Haiiii, semua.” sapa semua anggota Melody Night.
“Baiklah, memang tidak terlalu dibutuhkan. Tapi sebaiknya kalian perkenalkan diri kalian dulu ke pera penonton yang ada di sini dan dirumah. ”saran Riska.
“Baikalah aku duluan yah," Kata Farel bersemangat. "Hai semua, aku Gunadhya Farel dari Melody Night. Salam kenal." tambahnya, memperkenalkan diri.
“Gitaris Melody Night, Pradipa Mirza salam kenal.“ sapa Mirza lalu melambaikan tangan ke seluruh penonton.
“Hai semuaaaaa! Aku Mahadirka Ezra, Leaders dan pemain keyboard Melody Night." sapa Ezra yang juga melambaikan tangannya keseluruh penonton.
“Oi, oi, oi selamat malam semua. Gua Radhitya Zidan pemain bass di Melody Night. Salam kenal." sapa Zidan tidak kalah semangat dengan yang lain. “Saya Syahreza Reika, vokalis dan desainer baju Melody Night.“ kata Reika lalu mengeluarkan senyuman manisnya, yang bisa membuat para fans kegirangan. Ditambah dengan lambaian tangannya. Acara podcastnya pun dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan dan kuis untuk masing-masing anggota Melody Night.
Setelah 1 jam syuting, akhirnya mereka selesai. Di belakang panggung.
“Wah kerja yang bagus semua. Ini saya bawakan kalian semua minum.” kata Bu Yura sang manajer Melody Night, sambil memberikan lima botol berisi air kepada semua anggota Melody Night.
Rananti Syakira Yura perempuan berusia 34 tahun yang bekerja sebagai manajer Melody Night. Bu Yura sudah bekerja untuk mereka, sejak 2 tahun yang lalu.
“Terima kasih banyak Bu.” kata Ezra sambil mengambil botol air tersebut dan memberikannya kepada yang lain.
“Setelah ini apa yang akan kita lakukan?” kata Reika penasaran.
"Oh yah, setelah ini gua masih ada meeting." kata Ezra yang baru ingin.
"Baiklah, Ezra ada pekerjaan. Kalau kita bagaimana?" tanya Farel kepada Bu Yura.
"Sebentar. Coba saya lihat dulu," kata Bu Yura lalu mengambil tabletnya dari dalam tas.
"Sepertinya, selain Ezra, jadwal kalian setelah ini kosong." jawab Bu Yura.
"Berarti setelah ini kita bisa pulang dong." kata Zidan senang.
"Emm, enak amet." gumam Ezra, iri.
Tiba-tiba terdengar suara bunyi perut Farel, yang menandakan ia lapar.
“Hehehe, maaf. Gua tadi pagi belum makan." Kata Farel malu.
"Kenapa gak setelah ini, kita makan bareng aja. Udah lama kayaknya kita gak makan bereng-bareng." usul Reika.
"Boleh. Tapi makan di mana?" tanya Zidan.
“Okta Sushi.” usul Mirza.
”Okta Sushi lagi? Kemarin kita baru makan itu dan kemarinnya lagi juga.” keluh Zidan yang sudah bosan dengan Okta Sushi.
Okta Sushi adalah adalah salah satu restoran sushi yang terkenal di Jakarta. Yang Mirza sangat sukai.
“Gua tau," kata Farel, membuat semua pandangan menuju ke dirinya.
"Bagaimana dengan Pizza," usul Farel. "Gua tahu restoran pizza yang enak disekitar sini.”
“Heeemmm?”gumam Zidan.
“Jadi…bagaimana menurut kalian?”
“Pizza yah, sepertinya enak. Bagaimana dengan yang lain?” tanya Reika setuju.
“Boleh juga. Oke Farel, dimana restoran pizza yang lu bilang itu?” tanya Zidan juga setuju.
“Tidak jauh kok dari sini. Kita tinggal belok kanan di perempatan tadi, lurus, dah nyampe deh.” jelas Farel.
“Baiklah, karena sudah di tentukan. Saya akan menyewa beberapa mejanya dulu supaya nanti tidak ada gangguan.“ kata Bu Yura lalu membooking restoran pizza yang dimaksud oleh Farel itu. Beberapa menit kemudian.
“Baiklah saya sudah menyewa beberapa meja disana. Sekarang mari kita segera pergi ke sana. Karena kita tidak ingin membuang-buang waktu lagi.”
"Untuk Ezra, supir yang menjemputmu untuk meeting, sudah datang. Saya juga akan menemani." kata Bu Yura.
"Yah… berarti gua gak bisa nyobain pizzanya dong." keluh Ezra.
"Di take away aja. Jadi kakak juga bisa makan." usul Reika.
"Yah… padahal gua juga pengen makan bareng." ujar Ezra.
"Salah sendiri. Kenapa banyak amet kerjaannya." ejek Zidan.
"Ayo, udah. Supir kalian sudah siap. Ayo cepet sana," kata Bu Yura. "Nanti kalian akan temani oleh Rizki saja yah."
Sekarang Rizki adalah asisten Bu Yura. Yang senantiasa membantunya.
"Nanti gara-gara kalian Ezra bisa telat." tambahnya.
Tanpa berkompromi, mereka pun segera menuju ke restoran pizza tersebut. Setelah sampai mereka menempatkan salah satu meja, yang sudah di booking oleh Bu Yura.
"Wah bagus juga tempatnya." kata Zidan kagum sambil melihat sekelilingnya.
Tiba-tiba, salah satu pelayan datang untuk menerima pesanan mereka.
"Permisi, selamat datang. Anda semua ingin pesan apa?" tanya sang pelayan dengan ramah.
"Ezra, ayo cepat pilih pesanan mu. Lalu segera bersiap-siap untuk meeting." kata Bu Yura.
"Baik." jawab Ezra.
"2 slice pizza, rasa cheese burger." pinta Ezra.
"Oh yah, tolong pesanan ini di take away." pinta Bu Yura.
"Baik. Ada yang lain?" tanya sang pelayan.
"Sementara itu dulu. Nant kita akan panggil, jika sudah menentukan rasanya." kata Zidan. Sang pelayan pun mengangguk dan pergi.
"Eh, pada mau pesen apa? Yang gede atau yang slice?" tanya Zidan pada Farel, Mirza, dan Reika.
"Mending satu slice, satu slice aja. Biar kita bisa ngerasain semua rasa." usul Farel.
"Kalau begitu, kita pesen semua rasa aja." usul Reika.
"Buset! Kebanyakan kali." ketus Zidan.
"Sini, biar gua aja yang pesen. Gua tau rasa pizza yang enak di sini. Dan gua yakin kalian semua pada suka." kata Farel percaya diri.
"Yaudah gih, sana. Tapi awas loh gak enak." ancam Zidan.
Farel kembali memanggil pelayanan yang tadi dan menyebutkan beberapa pesanan.
Tak lama kemudian, pizza yang mereka pesan datang.
"Permisi, ini semua pesanan yang kalian pesan." kata sang pelayan sambil meletakkan beberapa pizza di meja mereka.
"Ini yang untuk di take away," ucap pelayanan yang lain lalu memberikan pizza yang sudah di bungkus rapih, ke Bu Yura.
"Terima kasih banyak," ucap Bu Yura sambil menerima pizza tersebut.
"Baiklah, karena sudah dapat. Mari kita segera berangkat. Kau bisa memakannya di mobil." kata Bu Yura kepada Ezra, lalu berdiri dari kursinya.
"Oke," kata Ezra sambil mencoba berdiri dari kursinya lalu beranjak pergi meninggalkan anggota Melody Night yang lain. "Gua duluan."
Tak lama kemudian, Ezra dan Bu Yura sudah hilang dari pendangan mata. Sedangkan anggota Melody Night yang lain, asik memakan pizza mereka bersama asisten manajer mereka, Rizki.
"Hebat banget yah sih Ezra. Dia bener-bener bertanggung jawab dengan posisinya sebagai leader." puji Rizki, kagum.
"Iyah, emang, gua juga sampe bingung. Padahal dulu dia kagak kayak gini dah." ejek Zidan.
"Tapi berkat sifatnya yang pantang menyerah, kita bisa menjadi grup band yang terkenal." kata Reika.
"Padahal gua kira, setelah Setelah Melody Night secara resmi di keluar dari festival musik 5 tahun yang lalu, dia akan menyerah. Tapi ternyata tidak. Orang yang benar-benar hebat." puji Farel.
"Kalau begitu, kenapa kita tidak mengadakan sebuah pesta kejutan saja untuknya." usul Mirza.
"Bukannya ulang tahunnya masih beberapa bulan lagi?" tanya Zidan.
"Yah, gak apa-apa. Ini sebagai tanda terima kasih kita saja, karena tidak pernah menyerah." jawab Mirza.
"Terus kita bisa ngundang temen-temen lama Ezra." usul Farel, tidak mau kalah.
"Kapan? Dimana?" tanya Zidan.
"Selesainya kita aja, merancang pestanya. Nanti kita akan mengadakannya di rooftop rumah aja." jawab Mirza.
Karena kepentingan band, para anggota Melody Night tinggal di satu rumah mewah bersama.
"Nanti kita bagi-bagi tugas, sesuai kemampuan kita." tambah Mirza.
"Yaudah kalo gitu, gua yang akan masak makanan dan kue." kata Zidan.
"Yah iyah lah. Itu doang yang lu bisa." ejek Farel.
"Dasar lo!" seru Zidan.
"Nanti Farel dan Reika yang bagian dekorasi." usul Mirza.
"Lu ngapain?" tanya Zidan.
"Gua akan buat lagu." jawab Mirza.
"Lagu? Buat apaan?" tanya Reika.
"Lagu terima kasih gitu. Nanti kamu yang nyayiin Reika." jawab Mirza.
"Berarti lama dong? Kalau harus buat lagu segala." tanya Zidan.
"Enggak lama. Nadanya udah ada. Liriknya juga udah jadi setengah." jawab Mirza.
"Berarti kamu udah ngerencanain pesta ini udah lama?" tanya Farel.
"Gak sih, sebenarnya. Itu lagu ceritanya, buat single terbaru kita. Tapi gak papa lah, kalau kita juga yang denger." jelas Mirza.
"Oh.." kata Farel mengerti.
"Kalau begitu, sebaiknya kita mulai merencanakan sekarang." usul Reika.
Malam hari nya, di rumah para anggota Melody Night. Ezra baru saja pulang dari meeting.
“Hah, capeknya." kata Ezra.
Tiba-tiba Reika datang dan menyambut kedatangan Ezra. Di lihatnya Ezra yang tampak lelah. Reika segera menawarkan Ezra makan malam.
“Kak Ezra, selamat datang. Bagaimana meetingnya?" tanya Reika yang baru datang.
"Yah… begitu lah." jawab Ezra."Kok lu belum tidur?" tambahnya sambil mengelus kepala Reika, seperti adiknya sendiri.
"Belum." jawab Reika singkat sambil menghentikan tangan Ezra, yang mengelus-ngeluh kepalanya.
"Kakak mau makan?" tanya Reika mengalihkan pembicaraan.
"Makan apa emang?" tanya Ezra.
"Kepiting saus padang, kikil, dan lain-lain." jawab Reika yang malas untuk mengigat-ngigat makanan yang tadi ia makan.
"Boleh deh." kata Ezra.
"Yaudah, nanti gua siapin." kata Reika sambil menuju ruang makan.
Ezra masuk dan segera mencari kursi untuk ia duduki. Sementara Reika sibuk menyiapkan makan malam untuk Ezra. Tak lama kemudian, Reika datang membawa nampan berisi makanan.
"Ini, silakan." kata Reika sambil meletakkan nampan di meja.
"Makasih." kata Ezra.
"Silakan di makan. Gua akan balik ke kamar" kata Reika mencoba untuk meninggalkan Ezra.
"Lah, lu kagak nemenin gua?" tanya Ezra.
"Gua ngantuk, mau tidur." jawab Reika.
"Yaudah sana," usir Ezra. "Selamat malam." lanjutnya.
Reika segera pergi meninggalkan Ezra dan kemudian kembali ke kamarnya. 339Please respect copyright.PENANABfLoM0BgGX