“Menurut informasi yang sudah aku gali, transaksi itu akan dilakukan minggu depan tepatnya di pelabuhan selatan.” ucap seorang pemuda pada orang di hadapannya yang merupakan atasan juga sahabat masa kecilnya itu. “Apa kita perlu meminta bantuan untuk ini?” sambungnya lagi.
‘Bantuan’ disini sudah bisa ia artikan dengan meminta tolong kepada kelompok lainnya yang juga mendapatkan tugas yang sama dengannya. Ia hanya sedang mengulur waktu agar targetnya saat ini bisa tertangkap sedang melakukan transaksi itu, tetapi sepertinya kelompok lain tidak akan setuju dengan rencana itu karena mereka ingin menangkap target itu dengan atau tanpa bukti transaksi.
“Informasikan kepada tuan Park untuk mengurus kelompok lain, kita perlu mengerahkan 3 tim untuk beberapa titik.” putusnya sebelum akhirnya ia melanjutkan atensinya di depan layar televisi yang menayangkan acara favoritnya.
“Ck. Sialan kau, Byun! Kenapa tidak kau saja sih, kan kau itu kekasihnya?” ucap Kyungsoo dengan kesal dengan ikut duduk di samping Baekhyun sambil menikmati potongan buah yang sengaja mereka siapkan sebelum menonton drama itu.
“Aku lagi malas bertemu dengan Yoda itu! Aku kesal!” teriaknya kesal saat mengingat kelakuan Chanyeol yang menurutnya menjengkelkan itu.
Hubungan keduanya resmi sebagai sepasang kekasih terhitung 4 bulan lalu dan saat ini Chanyeol sedang melakukan perjalanan bisnis. Baekhyun hanya ingin ikut saja, tetapi Yoda itu ternyata melarangnya dengan alasan takut Baekhyun kelelahan. Heol, ia kan tidak akan ikut Chanyeol bekerja lalu dari mana dia bisa kelelahan?! Itu yang membuat Baekhyun sangat kesal apalagi beberapa orang yang ikut dalam perjalanan bisnis itu ada juga Irene! Perempuan ular itu, Baekhyun membencinya!
“Ck, kau ini seperti anak kecil saja! Atau jangan-jangan kau sudah ha—” ucapan Kyungsoo terpotong saat bel pintu apartemen mereka berbunyi. Tanpa menunggu waktu lama ia akhirnya beranjak dari tempat duduknya dan membuka pintu untuk tamu yang sedari tadi mereka tunggu.
“Lama sekali sih?!” sungut Luhan yang terlihat kesusahan karena membawa banyak kantong belanjaan di kedua tangannya.
“Belum ada 1 menit aku membuka pintu dan kau bilang lama? Lebih baik kau kembali ke sekolah dan belajar berhitung!” umpat Kyungsoo tetapi tetap membuka lebar pintu untuk memudahkan Luhan masuk.
“Yak, Byun Baek. Kapan pak tua itu pulang dari luar kota? Aku benar-benar sudah muak dengan tugas-tugas titipan itu!” adu Luhan sesaat ia duduk di sofa yang sama dengan Baekhyun.
“Entah, aku tidak peduli dia mau pulang atau tidak!” Baekhyun menanggapinya dengan santai tanpa memutuskan pandangannya pada layar televisi sedangkan Kyungsoo sudah duduk di single sofa yang berada di sisi Baekhyun.
“Benar-benar anak kecil ini, kau masih saja marah pada Chanyeol? Ini sudah 3 hari.” kata Luhan sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan sifat Baekhyun yang terbilang baru ia lihat. Selama ia berteman dengannya, Baekhyun manja itu sudah biasa tetapi tukang ngambek? Ini hal baru yang dia lihat, sepertinya berhubungan dengan Chanyeol menjadikannya mengeluarkan sifat yang baru.
“Mungkin besok mereka pulang.” Jawab Baekhyun sekenanya.
“Baguslah, para manusia kurang ajar itu bisa pulang. Aku benar-benar muak dengan semua tugas yang mereka berikan, mengurus dokumen lah, mengunjungi anak perusahaan ataupun laporan bulanan! Memangnya aku apa, seenaknya saja mereka memintaku melakukan itu?! Padahal hanya pergi tidak sampai seminggu tetapi berlagak tidak akan pulang sama sekali!”rentetan aduan dari mulut Luhan terus saja membahana bertabrakan dengan volume televisi yang sengaja dibesarkan lagi oleh Baekhyun. Memang sungguh kurang ajar!
“Tapi kan tidak kau kerjakan, jadi buat apa marah?” kata Baekhyun sambil memakan popcorn yang baru saja dibuat oleh Kyungsoo.
“Iya, memang sih. Ah tapi aku sangat kesal!”
Bukan hanya Baekhyun, Kyungsoo pun menghembuskan napas melihat kelakukan sahabatnya itu.
★★★
Sedangkan di belahan dunia lain lebih tepatnya di Tokyo, Chanyeol tidak henti-hentinya melihat kearah smartphone-nya. Sudah hampir 2 hari kekasih mungilnya itu marah padanya karena tidak diizinkan untuk ikut dengannya. Bagaimana tidak, beberapa hari sebelum keberangkatannya Baekhyun sudah terlihat sakit dan lemas, sering merasa mual ataupun muntah di pagi hari. Ia tidak mau jika nanti kondisi kesehatannya semakin menurun jika kelelahan ikut dengannya. Tetapi sepertinya si kecil itu ingin membuat Chanyeol lebih merasa resah saat berjauhan dengannya.
“Park sajangnim, meeting akan dilanjutkan lagi setelah makan siang. Apakah sajangnim ingin saya pesankan makanan atau kita bisa makan siang diluar saja?” tanya Irene yang membuat beberapa orang timnya yang ikut dalam perjalanan itu menatap jengah gadis itu.
Tidak perlu menjadi genius untuk tau apa niat dari gadis bermarga Bae itu. Siapapun pasti akan langsung tau jika ia menyukai bos mereka dan berniat menggodanya selama perjalanan ini. Walaupun tau Chanyeol sudah menjalin hubungan dengan Byun Baekhyun —Office Boy yang beruntung seperti pot berisikan harta di ujung pelangi (beruntung .read), Irene tetap saja memaksakan dirinya untuk mendekati Chanyeol.
“Maaf, saya akan makan siang bersama sahabat saya. Kalian duluan saja, besok pagi kita akan kembali ke Korea jadi malam ini silahkan bersenang-senang.” ucap Chanyeol langsung melangkah pergi tanpa menunggu jawaban dari bawahannya.
Mendengar jawaban Chanyeol, Irene menghentakkan kakinya kesal sedangkan teman-teman lainnya menertawakannya.
160Please respect copyright.PENANACV7sCNFY1M