"Beneran gak apa-apa?" tanya Luhan sekali lagi pada Baekhyun, raut khawatir menghiasi wajah Luhan saat ia tidak bisa menemani Baekhyun pulang karena ia diminta orang tuanya cepat pulang.
"Issh, gapapa hyung, aku bisa ke kafe sendiri." Jawab Baekhyun dengan rengekan karena sahabatnya itu bersikap berlebihan.
"Tapi Baek, gimana kalau nanti dijalan kamu digodain sama om-om?" goda Luhan pada sahabat mungilnya itu,
"YAK! Aku gak akan mungkin digodain Lulu.. kamu tuh nanti digodain sama kakek-kakek grandong!" jawab Baekhyun kesal.
"hahaha,, yasudah, tapi nanti kabari aku kalau sudah sampai kafe ya." Luhan berpamitan pada Baekhyun karena supir keluarganya sudah menunggunya.
"Pay pay Lulu.."
Sepeninggalan Luhan, Baekhyun akhirnya berjalan menyusuri jalanan utama menuju halte bus. Hari ini jadwal Baekhyun untuk bekerja di kafe dari sore hari sampai malam hari, jadi dia harus cepat sampai sebelum bosnya memberikan ceramah panjang lebar seperti kereta tayo.
"Suitt..suittt.. hi cantikk"
Baru aja Baekhyun jalan sebentar, eh udah ada aja yang ngegodain. Bangsul memang. Suka herman deh, Baekhyun itu cowok, punya tytyd ya walaupun dia Omega. Tapi kan tetep aja risih kalau di godain.
"Duuuh sombong amat neng? Sini maen sama abang." Dih abang pala lo peyang, beraninya main keroyokan nih orang mana ngikutin Baekhyun lagi.
Tanpa menanggapi godaan dari tiga orang yang mengikutinya itu, Baekhyun terus berjalan cepat menuju halte bus yang akan di naikinya tetapi apesnya bis itu belum juga datang dan sudah pasti Baekhyun harus menunggu walaupun terus didekati dan digoda oleh mereka. Baekhyun duduk di pinggir sambil meremas tas punggungnya itu, menghindari dari tangan-tangan nakal mereka yang berusaha untuk memegang Baekhyun.
Baekhyun sudah sangat ketakutan dan tanpa sadar ia memejamkan matanya menahan tangisan ketakutannya. Yang ia inginkan hanya cepat-cepat sampai dan bekerja di kafe, bukannya malah gini. Dia memang terlahir dengan darah Omeganya tetapi bukan berarti dia bersyukur. Yang ia inginkan hanyalah hidup tenang dan keluarga yang hangat, tetapi sepertinya dewi kehidupan tidak mengabulkan itu.
Saat ia rasakan beberapa sentuhan dari tangan-tangan itu yang membuatnya merasa ketakutan, akhirnya ada satu tangan hangat yang mencengkram erat tangannya. Tetapi anehnya buka rasa takut yang ia rasakan. Rasa hangat menjalar di permukaan kulitnya, rasa tenang yang aneh juga menjalar hingga jiwanya. Baekhyun memberanikan diri untuk membuka matanya dan melihat sosok yang memegang tangannya itu.
Tak khayal ia terkejut saat melihat seseorang yang berdiri di depannya itu. Seseorang yang mengeluarkan aura Alpha pada ketiga pengganggunya itu. Aura yang juga membuat perasaan Baekhyun menjadi tidak menentu. Panas. Gelisah.
"Jangan pernah sekali lagi aku melihat kalian mengganggunya atau hidup kalian akan berakhir." Ucap Chanyeol, bosnya mengancam para pengganggu itu.
Setelah ketiga orang itu pergi, Chanyeol meredam auranya dan berbalik menghadap Baekhyun. Tatapan matanya yang menyiratkan kekhawatiran terlihat jelas oleh Baekhyun dan itu membuatnya bertanya-tanya.
"Kau tak apa?" tanya Chanyeol.
"A-aku tid-tidak apa-apa tuan. Te-terimakasih." Ucap Baekhyun pelan dan terbata-bata. Aura dominan Chanyeol masih bisa Baekhyun rasakan dan itu mengganggunya.
"Aku akan mengantarkanmu pulang." Chanyeol menarik pelan tubuh Baekhyun dan menyuruhnya masuk ke dalam mobilnya.
"Ta-tapi tuan, a-aku harus be-bekerja di tempat lain." Tolak Baekhyun halus. Ia tidak berani memandang wajah atasannya itu karena takut akan kontrol tubuhnya sendiri. Ia tau jika atasannya itu adalah seorang Alpha dan ia hanya tidak ingin terlalu dekat dengannya.
"Bekerja? Bukankah kau sudah bekerja di perusahaanku?" tanya Chanyeol kebingungan.
"I-itu kar-ena aku mengambil du-dua pekerjaan tuan." Jawab Baekhyun ketakutan.
Chanyeol menghela nafasnya dan berkata, "Baiklah, aku akan mengantarkanmu ke tempat kerjamu selanjutnya. Masuklah."
Di perjalanan menuju kafe tempat Baekhyun bekerja tidak ada percakapan apapun yang terdengar. Baik Baekhyun dan Chanyeol larut dalam pikirannya masing-masing. Hingga akhirnya sampailah di kafe XOXO tempat Baekhyun kerja paruh waktu.
Sebelum pergi, Baekhyun masih mengingat tata krama yang mengharuskannya untuk mengucapkan terimakasih pada atasannya itu karena sudah menyelamatkannya dari para pengganggu itu dan juga karena sudah mengantarkannya. "Te-terimakasih sekali lagi tuan. Saya pamit."
Chanyeol hanya memandang lurus ke depan kaca mobilnya dan setelah Baekhyun pergi masuk ke dalam kafe itu, ia mengeluarkan handphonenya dan menghubungi seseorang.
"Berikan aku semua informasi tentang Byun Baekhyun. Besok pagi pastikan sudah ada di atas mejaku." Tanpa menunggu respon dari orang di seberang telpon itu ia langsung menutup sambungannya dan langsung menjalankan mobilnya kembali ke mansionnya
ns 15.158.61.41da2