“Hueeeeeeee, Bundaaaaaa!!!!!!”
Beberapa hari ini kediaman keluarga Byun amat sangat meresahkan. Bagaimana tidak, anak bungsunya itu setelah dikabarkan sedang mengandung itu suka sekali bertingkah absurd dan meminta hal-hal yang diluar nalar dalam masa mengidamnya. Bahkan saat ini sebenarnya bukan fasenya untuk mengidam, seharusnya.
Kandungannya berusia 3 minggu, masih sangat-sangat muda dan seharusnya belum ada tanda-tanda mengidam. Entah mungkin memang bawaan bayinya yang sangat ingin menyusahkan kedua kakek-nenek juga kedua pamannya, atau mungkin Baekhyun memang sengaja saja.
Yang manapun itu, mereka tetap harus mengabulkan semua keinginannya walaupun sungguh Wen Liu atau yang lebih disapa akrab dengan nama Key itu sangat ingin melempar adik kesayangannya ke rumah keluarga Park. Heol, Park Chanyeol yang membuatnya hamil, kenapa ia yang harus bersusah payah memancing gurita kecil di laut lepas hanya untuk dimana oleh Baekhyun bersama ramen?!
Berbeda dengan Key, Minho malah lebih senang jika adiknya meminta sesuatu darinya. Walaupun harus bersusah dulu, ia akan dengan senang hati melakukannya. Memang contoh paman yang sayang keponakan, ya?
“Kenapa, Bian? Ada yang sakit, hm?” tanya Yun Er pada anak bungsunya itu.
“Bundaa —hiks— Bian mau Yeollie! Hiks...” kata Baekhyun sambil menangis tersedu-sedu. Jangan lupa juga dengan ingus yang sudah bergelantungan dengan tidak estetika dari kedua lubang hidungnya yang terus menerus disedotnya masuk itu.
“Lho, kan Bian sendiri yang minta Chanyeol gak kesini. Mau Bunda telepon Chanyeolnya biar kesini, hm?” kata Yun Er sambil mengelap hingus yang sudah sangat mengganggu pemandangannya itu.
“Suruh Chanyeol ke-kesini, hiks! Pengen dipeluk Chanyeol —huuweeeeeeeeek!” sebelum Baekhyun semakin berbuat hal yang mengganggu pendengaran semua orang di mansion, akhirnya Minho langsung menelpon Chanyeol dan menyuruhnya datang. Benar-benar membuat semua orang pusing kepala!
Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya Chanyeol sampai ke kediaman keluarga Byun. Bisa Minho lihat kalau calon iparnya itu tergesa-gesa datang kemari, dilihat dari penampilannya yang kacau juga peluh yang menghiasi jidat seksinya itu. Entah karena rindu dengan kekasih hatinya ataukah takut dengan amukan si kecil jika terlalu lama sampai.
“Baby...” sapa Chanyeol sebelum mengambil alih tubuh Baekhyun dan membawanya mendekap di pelukannya.
“Yeollie...”
“Hei, baby. Ada apa, hm?” tanya Chanyeol sambil mengusap punggung Baekhyun agar si mungil itu lebih tenang. “Jangan nangis lagi, Yeollie ada disini sekarang.” Sambungnya lagi.
“Yeollie —hiks, Yeollie kemana aja sih? Hiks, udah gak sayang lagi sama Baekkie.” Tanya Baekhyun masih dengan tersedu-sedu walaupun tidak sekeras tadi sambil memeluk erat calon suaminya itu.
“Kan Baekkie yang gak mau ketemu dulu sama Yeollie. Kita kan mau nikah seminggu lagi, babe. Jadi jangan ketemu dulu katanya.” Terang Chanyeol dengan perlahan agar calon suami mungilnya itu mengerti.
Ya, dalam seminggu lagi mereka berdua akan resmi menjadi sepasang suami-suami. Walaupun yang membuat mereka mempercepat pernikahan karena Baekhyun sedang mengandung anaknya, tetapi tidak mengurangi rasa cinta yang dirasakan keduanya. Keluarga Byun pun juga menyetujui lamaran yang diajukan oleh keluarga Park 2 hari setelah insiden penembakan di Pelabuhan itu.
“Tapi kan Baekkie maunya sama Chanyeol, huuweeeeeee!” dan itu berhasil membuat bayi besar yang mengandung bayi juga di perutnya menangis dengan histeris.
Key yang sudah tidak kuat melihat drama yang diperankan oleh adiknya itu langsung melangkah keluar dari kamar Baekhyun. “Kalau gini ceritanya mah, gue gak mau punya istri deh. Mending ngejomblo seumur hidup, deh!” gumamnya trauma melihat kelakuan adiknya itu.
“Yaudah, Chanyeol biar tidur disini sama Bian ya.” Kata Yun Er yang tidak kuat juga melihat Baekhyun yang sedari tadi menangis. Bukannya apa-apa sih, tetapi selain takut bayi yang dikandungannya kenapa-kenapa juga tidak tahan mendengarkan suara cempreng anaknya itu dari tadi menangis. Anak kesayangannya menangis kan dia juga tidak tahan.
“Gitu atuh dari kemarin, Mih. Kan Bian gak perlu nangis terus.” Kata Bian yang langsung menghapus air matanya cepat.
Lah si bontot.
Sebenarnya Baekhyun awalnya hanya berpura-pura agar keluarganya memperbolehkan dirinya bertemu dengan Chanyeol. Tidak tahan juga ternyata kalau terus-terusan jauh dari Alphanya, tetapi keluarganya tetap keukeuh supaya mereka berdua tidak bertemu sebelum naik di atas altar. Maka dari itu ia berpura-pura menangis tetap ternyata terlalu menghayati hingga ia benar-benar merasa sedih dan mengeluarkan air mata.
“Kata gue juga apaan! Dia mah bohongan doang!” teriak Key dari luar kamar Baekhyun.
Benar-benar ya si bontot itu membuat semua keluarganya kelimpungan akibat kelakuaannya. Sedangkan Chanyeol sedari tadi saat Baekhyun mengakhiri dramanya hanya terdiam melihat calon suaminya itu. Kaget dia ternyata Baekhyun bisa berakting seperti itu padahal sedari tadi dirinya sudah khawatir, takut calon suami dan anaknya kenapa-kenapa.
“Jadi ini tuh cuma pura-pura aja kamu nangis, Bee?” tanyanya.
“Ya nangisnya sih pura-pura, tapi kangennya beneran tauk!” kata Baekhyun langsung memeluk tubuh raksasa Chanyeol. Sedangkan keluarga Baekhyun yang lain langsung keluar kamarnya tanpa mengatakan apa-apa.
“Bee, jangan gitu lagi ya. Khawatir tau kita semua, apalagi kamu nangis gini takutnya dedek bayi kenapa-kenapa.” Kata Chanyeol masih dalam posisi bersimpuh dengan kedua kakinya di bawah ranjang sedangkan Baekhyun diatasnya.
“Ya habisnya Bunda sama Ayah gak ngebolehin kita ketemu, padahal kan dedek bayi pengen dipeluk sama Daddy Yeollie.” Kata Baekhyun dengan wajah yang sendu dengan air mata yang masih terlihat di pelupuk matanya dan bibir yang menekuk ke bawah. Manis sekali.
“Iya, tapi lain kali jangan ya. Kalau kamu stress nanti dedek bayinya juga ikutan sakit. Yeollie gak mau kalian kenapa-kenapa, hm.” Kata Chanyeol yang memeluk tubuh Baekhyun. “Sekarang Bee tidur ya, Yeollie temenin deh disini.” Sambungnya lgi sambil membantu Baekhyun berbaring dan menarik selimutnya.
“Janji ya pas Baekkie bangun, Yeollie masih ada disini.” Kata Baekhyun memastikan Chanyeol tidak pergi lagi.
“Iya, Yeollie janji. Tapi habis Baekhyun tidur, Yeollie mau kebawah dulu ya.” Kata Chanyeol sambil mengelus surai milik Baekhyun.
“Ngapain?” tanya Baekhyun waswas jika calon suaminya itu pergi lagi.
“Yeollie mau mandi dulu habis itu mau kebawah buat makan. Kan Yeollie belum makan tadi, gak apa-apa ya?” jelas Chanyeol masih mengelus kepala Baekhyun. Dan akhirnya dijawab dengan anggukan kepala oleh si kecil itu, tidak berapa lama ia pun tertidur karena usapan sayang dan juga gumaman pengantar tidur yang disenandungkan oleh Chanyeol.
Benar-benar ini bukan cerminan seorang Park Chanyeol yang terkenal sebagai pria dingin, tidak peduli dengan sekitar atau orang lain dan bertingkah seenaknya. Hanya pada Baekhyun saja ia lemah lembut dan mengalah seperti ini, tidak ada yang bisa menyentuh jauh di lubuk hati Chanyeol paling terdalam. Tidak ada, selain Byun Baekhyun.
ns 15.158.61.6da2