"Giant! Cepat keluar, mereka semua udah nungguin kita!" Teriak Baekhyun di depan pintu kamar mandi.
Sudah 4 hari ini tepatnya di pagi hari entah kenapa sepertinya Chanyeol sedang betah berlama-lama dikamar mandi hanya untuk berendam. Benar-benar bukan seperti Chanyeol!
"Giant! Aku bersumpah kalau kamu gak keluar dalam 10 detik, aku akan bakar kamar ini!" Teriaknya lagi dan tidak berapa lama terdengar suara keras dari dalam kamar mandi.
"1.."
"Sebentar, baby…" teriak Chanyeol tergesa-gesa keluar dari bathtub dan bergegas melilitkan handuknya di pinggang.
"Finally! Berapa lama lagi sih kamu mau berendam disana?!”
“Hehe, maaf." Jawab Chanyeol sambil memamerkan cengirannya. “Gak tau kenapa nih, aku sekarang suka banget berendam. Liat bathtub dikit bawaannya mau mandi mulu.” sambungnya dengan menampilkan wajah sok imut yang membuat Baekhyun mengerutkan dahinya kebingungan.
‘Ini orang beneran Park Chanyeol apa siluman Anoa?’
“Ih, cepetan pakai bajunya. Mereka udah nunggu di bawah!” kata Baekhyun yang kesal langsung mengambil baju yang sudah disiapkan untuk kekasihnya itu di atas kasur.
★★★
“So, Kyungsoo dan Chen yang bakal memandu kita buat penyerangan di Pelabuhan. Xiumin, Baekhyun dan aku yang bakal eksekusi. Sedangkan Jongin, Sehun, Suho dan Lay bakal nyerang di mansion Kang.” ucap Chanyeol menutup briefing mereka kali ini.
“Yang lainnya bakal nunggu di titik pertemuan dan akan ngebantu untuk mengamankan mereka yang kabur dari pengawasan kita. Apa dari sini jelas?” sambungnya lagi.
“Jelas, Paketu!” teriak mereka serempak.
Yeah, dalam hal serius pun mereka tidak akan meninggalkan humor yang seperti ini.
Dan disinilah sekarang mereka berada, masing-masing sibuk memeriksa mainan mereka. Walaupun mereka selalu membawa pistol semi otomatis di saku dalam jaket, itu hanya sebagai simpanan cadangan karena setiap anggota mempunyai gaya bertarung sendiri. Contohnya Chanyeol, ia lebih menyukai pertarungan jarak dekat jadi mainan andalan dia adalah belati kecil dan juga kepalan tangannya. Jongin lebih suka bermain dengan samurainya, walaupun pada akhirnya setelah misi berakhir sudah dipastikan ia tidak akan membawa pulang samurainya, entah itu patah saat berkelahi atau dia melupakan dimana terakhir kali samurainya berada jadi ia selalu membawa 2 samurai dalam saku di belakang jaketnya yang sengaja didesain untuk mainannya. Tenang saja, di markas banyak sekali koleksi samurai jadi tidak perlu takut kehabisan mainan. Seperti Chanyeol, Sehun lebih suka memakai belati ataupun pisau untuk dijadikan mainan, ia lebih suka merasakan darah mengalir dengan cepat saat menikam lawannya. Xiumin dan Suho yang merupakan member sniper jelas lebih menyukai senapan laras panjang dengan desain yang rumit.
Ah, walaupun Baekhyun itu Omega, ia juga sudah terbiasa dengan hal semacam ini. Apalagi di tumbuh dan dibesarkan oleh keluarga dari klan Lotus, klan besar dari kelompok mafia yang berpengaruh. Tetapi meski pandai berkelahi, kali ini Baekhyun ingin menghindari pertarungan jarak dekat dan tidak melukai dirinya sendiri, maka dari itu ia membawa beberapa pistol, magasin dan persenjataan lainnya.
"Baby, ingat apa yang aku katakan?" Kata Chanyeol yang saat ini berdiri di samping Baekhyun, melihat pria mungil itu memasang rompi peluru dan memasukkan beberapa pistol semi otomatisnya ke dalam sana.
"Don't get hurt. Aku tau, Yoda." Jawab Baekhyun yang sekarang beralih memandang wajah Chanyeol.
"Kamu juga harus jaga diri ya, aku gak mau kamu kenapa-kenapa. Karena habis ini aku mau ngasih tau kamu sesuatu." kata Baekhyun sambil mengelus pipi Chanyeol.
"Ngasih tau apa?" Tanya Chanyeol bingung. "Kenapa gak sekarang aja?"
"Karena itu kejutan, lagipula itu bakal bikin kamu tetep hati-hati dan ingat buat gak terluka karena aku mau ngasih tau kamu sesuatu." Jawab Baekhyun.
"Baiklah, kamu menang. Aku bakal hati-hati dan gak akan terluka sedikitpun, karena aku juga akan ngelindungin kamu." kata Chanyeol yang membuat teman-temannya yang lain langsung memasang mimik mual karena mendengar perkataannya.
Mereka berdua lupa jika di ruangan senjata bukan hanya ada mereka.
★★★
"Arrgh!" Teriakan bergema di dalam mansion milik Kang. Bukan hanya satu tetapi beberapa teriakan bersautan kala Sehun dan Jongin menghajar pada penjaga disana. Suho? Lawannya bahkan belum sempat berteriak sebelum akhirnya merenggang nyawa.
"Mereka seperti rumput liar!" Adu Jongin sambil mencabut samurainya yang menancap pada leher musuhnya. "Rumput liar harus dicabut sampai ke akar biar gak tumbuh lagi." Lanjutnya.
Ia dan Sehun saat ini membabat habis lawannya di lantai satu sedangkan Suho berada di lantai lain menjaga Lay agar bisa leluasa meretas komputer di ruang kerja Kang. Tugas mereka sederhana, menghabisi anak buah Kang dan menahan keluarganya yang berada di mansion itu sebelum mendapatkan instruksi selanjutnya dari tim yang berada di pelabuhan.
Ngomong-ngomong soal tim di pelabuhan, bagaimana jika kita intip kesibukan mereka?
“Baby, berikan aku magasin tambahan.” teriak Chanyeol pada Baekhyun yang tidak jauh darinya.
Mereka sedikit kewalahan dengan mengimbangi musuhnya saat ini, sedangkan bantuan yang berada di luar Pelabuhan juga terhambat karena disana terjadi baku hantam. Maka dari itu mereka bertiga harus bertahan sampai akhir. Xi Denail atau sekarang bernama Kang Daniel itu dan juga Wu Lien juga turun tangan menembaki mereka.
“Soo, bagaimana kondisinya?” tanya Baekhyun pada Kyungsoo melalui earpiece.
“Bertahanlah, 15 menit lagi mereka semua datang.” jawabnya sementara tangannya tidak berhenti untuk beralih pada keyboard di laptopnya untuk memanipulasi lalu lintas agar memudahkan pada bala bantuan untuk sampai dengan cepat. Ia juga sudah menginstruksikan tim Jongin untuk segera kemari membantu.
DOR! DOR!
Tembakan terus dilepaskan oleh Chanyeol kearah Kang Daniel yang dijaga ketat oleh para pengawalnya, tetapi itu tidak terlalu dihiraukan olehnya. Buktinya beberapa diantara penjaga itu jatuh tertembak dan ia berhasil menargetkan bahu Kang Daniel sehingga dirinya tidak bisa lagi mengangkat senjatanya. Berbeda dengannya, Wu Lien sudah hampir sekarat sejak tadi. Baekhyun melumpuhkannya dengan menembak paha bagian dalamnya dan juga kedua lengannya, saat ini ia hanya bisa terbaring lemah dan merasakan tubuhnya sedikit demi sedikit yang mati rasa.
“Well, bagaimana rasanya diburu, tuan-tuan?” ucap Chanyeol dengan seringai di wajahnya.
Posisi Kang Daniel sudah terdesak dan semua penjaganya terkapar tidak sadarkan diri atau bahkan tidak bernyawa di sekelilingnya.
“Menyerahlah, Pak Tua. Kau tidak akan pernah berhasil membuat kami hancur, bahkan kami bisa dengan mudah memanipulasi transaksi itu dan memancing kalian kemari.” ejeknya pada Kang Daniel yang menatapnya dengan wajah memerah karena kesal.
Ya, transaksi yang harusnya ia lakukan bersama Klan Kim ternyata hanyalah jebakan agar mereka keluar dari persembunyiannya dan meninggalkan mansion Kang untuk mempermudah pencarian bukti untuk tim Jongin.
“Brengsek, kau Park!” cerca Kang Daniel. Ia sama sekali tidak menyangka jika klan Park membantu keluarga Lotus. Ia pikir, dengan kepindahannya ke Korea dan membangun kembali kekuasaannya disini akan menutupi jejak kelicikannya yang dilakukan di China, lebih tepatnya pada keluarga Lotus.
“Untuk apa kau berada di pihak mereka, huh?” kata Daniel kembali sambil menekan bahunya yang tertembak itu agar menghentikan pendarahannya. “Aku yakin jika mereka tidak mempunyai apapun untuk membayar keluarga besar seperti keluarga Park.”
“Oh, apa jangan-jangan pelacur kecil itu membayar kalian dengan tubuhnya? Dengan cara digilir? Hahaha—UHUKK…! Perkataannya terputus dengan sangat cepat saat dirinya ditendang oleh Chanyeol.
“KAU!!” tanpa banyak berkata Chanyeol langsung menghajar tubuh tua itu hingga beberapa kali Daniel harus terbatuk dan mengeluarkan darah segar dari setiap tubuhnya.
“Bian!” sontak Baekhyun mengalihkan pandangannya yang semula pada Chanyeol langsung melihat ke sosok yang memanggil nama aslinya.
“Ayah!” teriak Baekhyun saat melihat Shiyuan datang menghampiri, begitu juga dengan orang tua Chanyeol yang datang bersamanya.
“Kau baik-baik saja ‘kan? Tidak ada yang terluka?” tanya ayahnya itu dengan khawatir. Bagaimana tidak, anak satu-satunya yang mempunyai darah Omega itu jelas menjadi kekhawatirannya. Itulah kenapa itu tidak mengizinkan Baekhyun mengambil misi ini walaupun ia memaksa, ia tidak ingin anaknya kenapa-napa.
“Aku tidak apa-apa, Ayah.” jawab Baekhyun. “Chanyeol menja—” belum sempat ia menuntaskan perkataannya, terdengar teriakan dari Chanyeol dan tubuhnya langsung didorong dari belakang.
Kejadian itu sangat cepat. Tidak ada satupun dari mereka yang mempersiapkan diri untuk itu.
“Baek, kau baik-baik aja, sayang?” kata Chanyeol dengan pelan masih memeluk tubuhnya dengan erat.
“C-Chan…?” mata Baekhyun melotot setelah sadar apa yang terjadi.
Chanyeol sengaja mendorongnya dan menerima tembakan dari Kang Daniel!
Melihat itu, Shiyuan langsung mengambil pistol dari tangan Baekhyun dan menembaknya tepat di dahi Daniel. Tetapi tubuh Chanyeol langsung merosot jatuh di dekapan Baekhyun.
“C-Chanyeol! Hei…!164Please respect copyright.PENANAAVoQs8hmbL